Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH

KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAHAN SBY

Di Susun
O
L
E
H

Nama : Toni Ardi


Kelas : XII IPA 1
Tugas : Sejarah

Dra. Hj.Ida Sipayung

SMAN 1 Mandau

TP 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
saya dapat menyelesaikan makalah Sejarah tentang kebijakan-kebijakan pemerintahan SBY ini tepat pada
waktunya. Makalah ini di selesaikan tepat pada waktunya untuk memenuhi tugas Praktik Sejarah Semester
Gasal.

Tidak lupa saya sampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada guru pembimbing mata pelajaran
Kimia Dra.Hj.Ida Sipayung atas petunjuk dan bantuannya dalam menyelesaikan makalah ini. Selain itu,
terima kasih juga saya ucapkan kepada segenap pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini baik yang
secara langsung maupun tidak langsung.
Demikian yang dapat saya sampaikan sebagai pengantar. Saya memohon maaf apabila masih terdapat
kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Besar harapan saya untuk bisa memperoleh masukan, saran, dan
kritik yang sifatnya membangun dari siapapun yang membaca makalah ini demi kesempurnaan pembuatan
makalah berikutnya.

Penyusun

.......................

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................................2

1.3 TUJUAN.......................................................................................................................................................2

1.4 METODELOGI PENYUSUNAN................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................................3

2.1 PROFIL SBY................................................................................................................................................3

2.2 MASA PEMERINTAHAN SBY.................................................................................................................4

2.3 KEBIJAKAN-KEBIJAKAN SBY...............................................................................................................5

BAB II PENUTUP.............................................................................................................................................8

3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................................................8

3.2 SARAN.........................................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Susilo Bambang Yudhoyono yang biasa disebut SBY, dilantik sebagai presiden keenam Republik
Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2004. SBY juga merupakan presiden Indonesia yang pertama kali
berhasil melaksanakan masa pemerintahannya secara penuh di masa reformasi ini. Pada masa
pemerintahan SBY ini terdapat beberapa kondisi dan kebijakan yang ditempuh baik dalam bidang
politik, hukum, ekonomi, pendidikan, maupun sosial.
Terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyo telah membuat babak baru dalam perjalanan sejarah
Indonesia. Beliau dilantik sebagai presiden keenam Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2004
bersama wapresnya Jusuf Kalla yang kemudian kembali terpilih di Pemilu 2009 bersama wapresnya
Boediono. Bersama dengan pasangannya, SBY memiliki komitmen untuk tetap melaksanakan agenda
reformasi. Program pertama pemerintahan SBY-JK dikenal dengan program 100 hari. Program ini
bertujuan memperbaiki sitem ekonomi yang sangat memberatkan rakyat Indonesia, memperbaiki kinerja
pemerintahan dari unsur KKN, serta mewujudkan keadilan dan demokratisasi melalui kepolisian dan
kejaksaan agung.
Namun demikian, masih banyak hal yang harus dievaluasi. Munculnya kebijakan pembelian
minyak dengan patokan harga dunia membuat masyarakat semakin menderita. Fluktuasi harga minyak
yang berubah-ubah membawa ketidakpastian harga minyak bumi. Dampaknya masyarakat diombang-
ambingkan dengan harga minyak yang tidak pasti. Patokan harga luar negeri yang relatif tinggi bagi
masyarakat Indonesia membuat beberapa sektor perekonomian mengalami kenaikan harga. Pidato
kenegaraan yang dibacakan di depan parlemen banyak menerima kritik. Belum lagi kasus bencana alam
yang terjadi mulai dari Aceh, Yogyakarta, Pangandaran, Timika dan masih banyak lagi yang membuat
pemerintahan semakin kesulitan untuk merapatkan barisan dalam memperkuat perekonomian negara.
Kebijakan parsial dan spontan sering datang dan hasilnya mengecewakan masyarakat. Misalnya
kedatangan Presiden AS George W. Bush pada tanggal 20 November 2006 yang dipersiapkan secara
besar-besaran dan menghasilkan dana besar telah mengundang banyak kecaman. Masyarakat yang anti
AS menuduh Indonesia tidak memiliki agenda pemerintahan yang pasti. Belum lagi masalah Lumpur PT.
Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Masalah lumpur ini telah menenggelamkan empat
desa yang dihuni oleh ribuan warga. Selain itu banyak perusahaan yang terendam lumpur, artinya negara
dan masyarakat dirugikan dengan adanya masalah ini. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah
mengupayakan segala macam cara untuk menanganinya termasuk mendatangkan tim dari luar negeri dan
pembentuk tim nasional penanggulangan bencana lumpur.
Sisi lain dari pemerintahan SBY adalah penegakan supremasi hukum. Penegakan supremasi hukum
dilakukan agar Indonesia memiliki kepastian hukum. Berbagai upaya penegakan hukum ini dapat kita
jumpai pada pengusutan kasus korupsi yang melibatkan pejabat negara, anggota DPR, dan berbagai
kasus lain. Perang terhadap narkoba juga gencar dilakukan oleh aparat penegak hukum. Pemerintah
lewat kebijakan penegakan hukum telah dapat mengembalikan kepercayaan rakyat untuk menyerahkan
mandat pemerintahan kepada eksekutif, sehingga dalam periode kepemimpinan SBY ini masyarakat
lebih memandang bahwa pemerintah serius dalam menangani masalah perekonomian yang berdampak
pada peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat. Sektor pendidikan juga digagas dengan baik oleh
SBY. Berbagai kunjungan ke daerah dilakukan untuk menengok fasilitas pendidikan agar tidak
mengganggu jalannya proses pembelajaran. Hal ini semakin mengukuhkan masyarakat jika SBY
mencoba untuk membuat Indonesia yang lebih baik dari sisi pelaksanaan pemerintahan hukum dan
ekonomi.
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimanakah Profil SBY ?


1.2.2 Bagaimana Pemerintahan SBY ?
1.2.3 Bagaimana Kebijakan-kebijakan Pemerintahan SBY dalam bidang :
1.2.3.1 Politik
1.2.3.2 Hukum
1.2.3.3 Ekonomi
1.2.3.4 Pendidikan
1.2.3.5 Sosial

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui sejarah Susilo Bambang Yudhoyono


1.3.2 Mengetahui bagaimana pemerintahan SBY
1.3.3 Mengetahui Kebijakan-kebijakan SBY dalam bidang :
1.3.3.1 Politik
1.3.3.2 Hukum
1.3.3.3 Ekonomi
1.3.3.4 Pendidikan
1.3.3.5 Sosial

1.4 Metodelogi Penyusunan

Makalah sejarah ini disusun dengan cara metode dari pengumpulan data-data yang bersumber dari internet

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil SBY

Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI ke-6. Berbeda dengan presiden sebelumnya, beliau
merupakan presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran
II 20 September 2004. Lulusan terbaik AKABRI (1973) yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa
Timur 9 September 1949. Istrinya bernama Kristiani Herawati, merupakan putri ketiga almarhum Jenderal
(Purn) Sarwo Edhi Wibowo.

Pensiunan jenderal berbintang empat ini adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti
Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti
Habibah, putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas. Beliau dikaruniai dua orang putra yakni Agus
Harimurti Yudhoyono (mengikuti dan menyamai jejak dan prestasi SBY, lulus dari Akmil tahun 2000
dengan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lulusan terbaik SMA
Taruna Nusantara, Magelang yang kemudian menekuni ilmu ekonomi).

Pendidikan SR adalah pijakan masa depan paling menentukan dalam diri SBY. Ketika duduk di bangku
kelas lima, beliau untuk pertamakali kenal dan akrab dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN),
Magelang, Jawa Tengah. Di kemudian hari AMN berubah nama menjadi Akabri. SBY masuk SMP Negeri
Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini adalah sekolah idola bagi anak-anak Kota Pacitan. Mewarisi sikap
ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara
dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun
1968. Namun, lantaran terlambat mendaftar, SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka SBY pun sempat
menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).

Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di
Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itu, beliau mempersiapkan diri untuk masuk
Akabri. Tahun 1970, akhirnya masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan
akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo
Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti, belaiu
meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan menerima penghargaan lencana Adhi Makasaya.

Pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976),
Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan meraih honor
graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman
(1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command
and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh dari Webster
University AS. Perjalanan karier militernya, dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif
Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri
Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit.

Batalyon Linud 330 merupakan salah satu dari tiga batalyon di Brigade Infantri Lintas Udara 17 Kujang
I/Kostrad, yang memiliki nama harum dalam berbagai operasi militer. Ketiga batalyon itu ialah Batalyon
Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Batalyon Infantri Lintas Udara 328/Dirgahayu, dan Batalyon Infantri
Lintas Udara 305/Tengkorak. Kefasihan berbahasa Inggris, membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas
udara (airborne) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika
Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975. Kemudian sekembali ke tanah air, SBY memangku jabatan
Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun
1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur.

3
Sepulang dari Timor Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad
(1977). Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-
1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982). Ketika
bertugas di Mabes TNI-AD, itu SBY kembali mendapat kesempatan sekolah ke Amerika Serikat. Dari tahun
1982 hingga 1983, beliau mengikuti Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983
sekaligus praktek kerja-On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983. Kemudian
mengikuti Jungle Warfare School, Panama, 1983 dan Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984,
serta Kursus Komando Batalyon, 1985. Pada saat bersamaan SBY menjabat Komandan Sekolah Pelatih
Infanteri (1983-1985)

Lalu beliau dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) dan Paban Madyalat Sops
Dam IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad)
di Bandung dan keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad 1989. SBY pun sempat menjadi Dosen Seskoad
(1989-1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugas antara lain membuat
naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat. Lalu ketika Edi Sudradjat menjabat Panglima ABRI, beliau
ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat
(1993).

Lalu, beliau kembali bertugas di satuan tempur, diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas Udara
(Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bersama dengan Letkol Riyamizard Ryacudu.
Kemudian menjabat
Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995). Tak lama
kemudian, SBY dipercaya bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995). Beliau
menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force)
yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS
antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat menjadi
Kepala Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua
Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) sebelum menjabat Kepala Staf
Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).

Sementara, langkah karir politiknya dimulai tanggal 27 Januari 2000, saat memutuskan untuk pensiun lebih
dini dari militer ketika dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada pemerintahan
Presiden KH Abdurrahman Wahid. Tak lama kemudian, SBY pun terpaksa meninggalkan posisinya sebagai
Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus 2001,
Presiden Megawati mempercayai dan melantiknya menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong-Royong. Tetapi
pada 11 Maret 2004, beliau memilih mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam. Langkah pengunduran
diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik yang akan mengantarkannya ke kursi puncak
kepemimpinan nasional. Dan akhirnya, pada pemilu Presiden langsung putaran kedua 20 September 2004,
SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia dengan
perolehan suara di attas 60 persen. Dan pada tanggal 20 Oktober 2004 beliau dilantik menjadi Presiden RI
ke-6.

2.2 Masa Pemerintahan SBY

Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dapat dibagi menjadi dua masa, yaitu masa
pemerintahan SBY-JK dan SBY-Boediono.
Pemerintahan SBY-JK berlangsung pada tahun 2004-2009. Dalam pemerintahan ini, Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono bersama wakilnya, Jusuf Kalla mencetuskan visi dan misi sebagai berikut :
Visi :
1) Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang aman, bersatu, rukun dan damai.
2) Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan hak-
hak asasi manusia.
4
3) Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan yang
layak serta memberikan pondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan.
Misi :
1) Mewujudkan Indonesia yang aman damai
2) Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis
3) Mewujudkan Indonesia yang sejahtera
Pemerintahan SBY-Boediono berlangsung dari tahun 2009 sampai sekarang. Dalam pemerintahan
ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama wakilnya, Boediono mencetuskan visi dan misi
sebagai berikut :
Visi :
TERWUJUDNYA INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL, DAN MAKMUR
1. Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera
2. Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi
3. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang
Misi :
MEWUJUDKAN INDONESIA YANG LEBIH SEJAHTERA, AMAN DAN DAMAI DAN MELETAKKAN
FONDASI YANG LEBIH KUAT BAGI INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS.
1. Melanjutkan Pembangunan Ekonomi Indonesia untuk mencapai Kesejahteraan bagi seluruh Rakyat
Indonesia.
2. Melanjutkan upaya menciptakan Good Government dan Good Corporate Governance.
3. Demokratisasi Pembangunan dengan memberikan ruang yang cukup untuk partisipasi dan kreativitas
segenap komponen Bangsa.
4. Melanjutkan penegakan hukum tanpa pandang bulu dan memberantas korupsi.
5. Belajar dari pengalaman yang lalu dan dari negara-negara lain, maka Pembangunan Masyarakat
Indonesia adalah pembangunan yang inklusif bagi segenap komponen bangsa

2.3 Kebijakan-kebijakan Pemerintahan SBY :

2.3.1 Bidang Politik

2.3.1.1 Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I


Kabinet Indonesia Bersatu dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan masa baktinya berakhir pada tahun
2009. Pada 5 Desember 2005, Presiden Yudhoyono melakukan perombakan kabinet untuk pertama kalinya,
dan setelah melakukan evaluasi lebih lanjut atas kinerja para menterinya, Presiden melakukan perombakan
kedua pada 7 Mei 2007.

2.3.1.2 Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II


Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II diumumkan oleh Presiden SBY pada 21 Oktober 2009 dan
dilantik sehari setelahnya. Pada 19 Mei 2010, Presiden SBY mengumumkan pergantian Menteri Keuangan.
Pada tanggal 18 Oktober 2011, Presiden SBY mengumumkan perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II,
beberapa wajah baru masuk ke dalam kabinet dan beberapa menteri lainnya bergeser jabatan di dalam
kabinet.

2.3.1.3 Sistem Politik Berdasarkan kedaulatan Rakyat


Rakyat bisa memilih secara langsung calon wakil rakyat melalui Pemilu untuk memilih anggota
dewan legislaif, dan Pilpres untuk pemilihan elit eksekutif, sekalipun untuk elit yudikatif, pemilihanya masih
dilakukan oleh DPR dengan pertimbangan presiden.
5
2.3.1.4 Politik Pencitraan
Presiden SBY melakukanya dengan beberapa hal, yang terbagi dalam konteks internal(kapabilitas
retorika atau kemampuan berbicara di depan umum) dan konteks eksternal (kampanye, dan introduksi
prestasi positif SBY selama memerintah Indonesia).

2.3.2 Bidang Hukum

2.3.2.1 Instrumen hukum Penanggulangan bencana alam melalui Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007.
2.3.2.1 Pembentukan pasukan khusus anti terorisme atau Detasemen khusus 88 Anti Terorisme (Densus 88)
Pemberantasan terorisme yang sampai saat ini berlangsung bisa jadi merupakan salah satu kelebihan
pemerintahan SBY yang seolah tidak kenal kompromi terhadap para pelaku terorisme, hal ini juga didukung
oleh latar belakang SBY dari jajaran militer

2.3.2.3 Pemebentukan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang dibentuk berdasarkan Undang-undang
Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

2.3.3 Bidang Ekonomi

2.3.3.1 Mengurangi subsidi BBM atau dengan kata lain menaikkan harga BBM.

Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke sector
pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung kesejahteraan masyarakat

2.3.3.2 Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin

Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial

2.3.3.3 Mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta
mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi

Salah satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu, yang
mempertemukan para investor dengan kepala-kepaladaerah. Investasi merupakan faktor utama untuk
menentukan kesempatan kerja. Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang selalu ditujukan untuk
memberi kemudahan bagi investor, terutama investor asing, yang salah satunya adalah revisi undang-undang
ketenagakerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja
juga akan bertambah

2.3.3.4 Kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana pendidikan yang ada di Negara Indonesia.

2.3.3.5 Program konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas dikarenakan persediaan bahan bakar
minyak semakin menipis dan harga di pasaran tinggi.

2.3.3.6 Kebijakan impor beras, tetapi kebijakan ini membuat para petani menjerit karena harga gabah
menjadi anjlok atau turun drastis.

2.3.3.7 Kebijakan BI rate


2.3.3.8 Kebijakan Nilai tukar
2.3.3.9 Kebijakan Operasi moneter
6
2.3.3.10 Kebijakan makroprudensial untuk pengelolaan likuiditas dan makroprudensial lalu lintas modal.

2.3.4 Bidang Pendidikan

2.3.4.1 Meningkatkan anggaran pendidikan menjadi 20% dari keseluruhan APBN.

Pemanfaatan alokasi anggaran minimal 20 persen dari APBN untuk memastikan pemantapan
pendidikan gratis dan terjangkau untuk pendidikan dasar 9 tahun dan dilanjutkan secara bertahap pada
tingkatan pendidikan lanjutan di tingkat SMA.
2.3.4.2 Meneruskan dan mengefektifkan program rehabilitasi gedung sekolah yang sudah dimulai pada
periode 2004-2009
2.3.4.3 Penggunaan teknologi informatika dalam proses pengajaran yang akan menunjang proses belajar dan
mengajar agar lebih efektif dan berkualitas.
2.3.4.4 Perbaikan secara fundamental kualitas kurikulum dan penyediaan buku-buku yang berkualitas agar
makin mencerdaskan siswa dan membentuk karakter siswa yang beriman, berilmu, kreatif, inovatif, jujur,
dedikatif, bertanggung jawab, dan suka bekerja keras
2.3.4.5 Memperbaiki remunerasi guru dan melanjutkan upaya perbaikan penghasilan kepada guru, dosen,
dan para peneliti
2.3.4.6 Mendorong partisipasi masyarakat (terutama orang tua murid) dalam menciptakan kebijakan dan
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan aspirasi dan tantangan jaman saat ini dan
kedepan
2.3.4.7 Mengurangi kesenjangan dalam akses pendidikan dan kualitas pendidikan, baik pada keluarga
berpenghasilan rendah maupun daerah yang tertinggal
2.3.4.8 Sertifikasi Guru

2.3.4.9 Kurikulum 2013

2.3.4.10 Wajib belajar 12 tahun

2.3.5 Bidang Sosial

2.3.5.1 Undang-undang mengenai pornografi dan pornoaksi.


2.3.5.2 Peredaman Berbagai Konflik
Presiden SBY berhasil meredam berbagai konflik di Ambon, Sampit dan juga di Aceh.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terjadi banyak kemajuan di
berbagai bidang. Hal ini dikarenakan kemajuan teknologi dan kebebasan berpendapat. Namun, terdapat
beberapa kemunduran juga. Kita tidak dapat melihat kesuksesan suatu pemerintahan hanya dengan satu
pandangan. Kita harus memandang dari berbagai sisi. Jika dibandingkan dengan pemerintahan pada
masa Orde Baru, memang dalam beberapa bidang terlihat kemunduran. Tetapi bisa saja hal ini
dikarenakan pada masa Orde Baru kebebasan pers dikekang sehingga bagian buruk pada Orde Baru
tidak terlihat. Di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, musyawarah mufakat diutamakan.
Sehingga pengambilan kebijakan terkesan lambat. Meski begitu, musyawarah mufakat ini dilakukan
untuk kepentingan bersama. Sehingga dapat dikatakan, pada masa pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono telah cukup berkembang dibandingkan masa-masa sebelumnya dalam hal demokrasi.

3.2 Saran
Saya menyarankan agar pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan rakyat kecil. Karena dari
pengamatan Saya, rakyat kecil kurang diperhatikan pemerintah. Meski laju perekonomian Indonesia
berkembang pesat, namun perkembangan itu hanya menguntungkan golongan menengah keatas dan
merugikan rakyat kecil sehingga kesenjangan sosial semakin membentang lebar.
Saya juga menyarankan bagi segenap masyarakat Indonesia untuk turut berpartisipasi dalam
pemerintahan dengan memberikan masukan, kritikan, dan dukungan.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://hinokaji.wordpress.com/2010/04/17/catatan-ekonomi-pada-masa-pemerintahan-presiden-susilo-
bambang-yudhoyono-periode-2004-2009/

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081130042156AAp1iAa

http://makassar.tribunnews.com/2011/10/25/reshuffle-selebrasi-politik-pencitraan-sby

http://nasional.kompas.com/read/2011/09/09/00131338/Masa.Sulit.Pemerintahan.SBY

http://www.detik.com/

http://www.presidenri.go.id/

http://www.viva.co.id/

Anda mungkin juga menyukai