Anda di halaman 1dari 17

BAB 1 EVOLUSI & REFORMASI BANK SENTRAL

EVALUASI PERAN BANK SENTRAL


 Awal kemunculan bank sentral terjadi pada abad 17 dengan berdirinya Swedish Riksbank
pada 1668 sebagai bank swasta yang berfungsi untuk memberi pinjaman kepada
pemerintah dan sebagai Lembaga kliring untuk transaksi keuangan.
 Tahun 1694 berdiri Bank of England yang berfungsi untuk membeli utang pemerintah,
pinjaman rediskonto melalui bank-bank atas commercial paper yg diterbitkan perusahaan
untuk perdagangan serta pinjaman likuiditas jangka pendek kepada bank (lender of the last
resort)
 Tahun 1800 didirikan Banque de France oleh Napoleon untuk menstabilkan mata uang
setelah inflasi tinggi akibat pencetakan uang selama revolusi Prancis. ◦ Ditahun yg sama
(1800) didirikan Wisselbank Amsterdam yg berfungsi mencetak dan mengedarkan uang
(bank giro).
 Tahun 1913 didirikan Federal Reserve System (The FED) Amerika yg bertujuan untuk
mengonsolidasikan berbagai alat pembayaran menjadi satu alat pembayaran yg sah secara
nasional untuk mewujudkan stabilitas keuangan. Fungsi tersebut tercermin pada mandate
untuk menyediakan uang yg seragam dan elastis, berperan sebagai LOLR untuk stabilitas
sisten keuangan.
 Bank Indonesia berasal dari nasionalisasi De Javasche Bank yg mengambil alih fungsi
Bank sirkulasi dari BNI Unit IV dan ditetapkan sebagai bank sentral Indonesia tgl 1 Juli
1953 (sesuai UU No 11 Tahun 1953).
 Evolusi peran bank sentral dari bank sirkulasi menjadi :
1. Mencetak dan mengedarkan uang
2. Menjadi banknya bank dalam system pembayaran
3. Menjadi LOLR saat bank mengalami kesulitas likuiditas
4. Pembiayaan fiskal bagi pemerintah
5. Melaksanakan kegiatan operasi moneter
 Fungsi bank sentral saat ini adalah :
1. Mencapai stabilitas harga atau nilai mata uang sesuai dengan kebijakan moneter yang
dianut (standar emas, nilai tukar tetap/mengambang atau penargetan inflasi)
2. Mengatur dan mengawasi system pembayaran yg mencakup fungsi mencetak dan
mengedarkan uang, mengatur kliring dan penyelesaian transaksi antar bank ataupun
pengaturan instrument pembayaran
3. Menjaga stabilitas system keuangan terkait dengan LOLR yg mencakup pengaturan
dan pengawasan makroprudensial (sementara untuk mikroprudensial diserahkan
kepada otoritas jasa keuangan)
4. Stabilitas ekonomi riil berhubungan dengan penciptaan lapangan pekerjaan dan
pertumbuhan ekonomi

EVOLUSI FOKUS DAN TUJUAN BANK SENTRAL

1. Era Standar Emas dan Real Billa Doctrine (1840 – 1930)

 Dampak positifnya adalah terjaganya stabilitas harga dan nilai tukar bahkan stabilitas
system keuangan. Sistem ini merupakan bentuk pengelolaan standar emas yg menjadi
system moneter internasional yg dianut pada waktu itu hingga tahun 1914. Dimana setiap
mata uang dinilai sesuai dengan satuan bobot tertentu atas cadangan emas yang dimiliki.
 Konvertabilitas emas berperan sebagai jangkar stabilitas dalam perekonomian dan
kredibilitas bank sentral, dimana jumlah uang yang diciptakan dibatasi dengan nilai dari
cadangan emas yang dimiliki
 Dalam standar emas, focus bank sentral hanya pada tujuan stabilitas harga dan stabilitas
system keuangan tanpa mempertimbangkan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi
secara kesleuruhan.
 Konsep standar emas pada akhirnya mulai luntur dan digantikan oleh system real bills
doctrine, dimana bank sentral hanya membeli commercial paper dari perusahaan yg benar
benar terkait dengan perdagangan sehingga kebijakan moneter mampu menghasilkan
stabilitas harga.
 Karena uang beredar terkait langsung dengan volume kredit dan perdagangan, maka siklus
keuangan dan siklus bisnis berjalan beriringan danpa terjadi ekspansi kredit secara
berlebihan dan penggelembungan harga asset.
 Permasalahn akan muncul ketika bank sentral tidak mau membeli surat berharga jenis
speculative atau finance bills, karena akan bias menimbulkan gejolak penggelembungan
harga asset.
 Kondisi ini merupakan awal terjadinya great depreciation tahun 1930 di amerika.
Dimana bank sentral melakukan kebijakan pengetatan moneter ketika saham wall street
mengalami booming.

2. Era Bank Sentral di bawah Kendali Pemerintah (1940-1970)

 Selama perang dunia II, standar emas terlalu banyak dibebani dengan kebutuhan
pembiayaan pemerintah, dimana bank senyral kembali kefungsi awalnya membeli utang
pemerintah. Ditambah kegagalan real bill doctrine yg menyebabkan resesi besar-besaran
di amreka pada tahun 1930.
 Kondisi ini yang menyebabkan bank sentral menjadi pihak yang disalahkan dan semua
fungsi moneter diambil alih oleh pemerintah untuk menstabilkan perekonomian.
 Bank sentral kembali mendapatkan hak-hak moneternya di tahun 1950 an setelah adanya
kebijakan Bretton Woods tahun 1944 dengan nilai tukar tetap yg dapat disesuaikan.
Amerika kembali menjadi negara penopang system ini dikarenakan memiliki cadangan
emas terbesar di dunia.
 Seiring penemuan teori kurva Philips, amerika mulai beralih dari system Bretton
Wood, sehingga menyebabkan banyak negara lain menjadi marah, terutama Jerman. Pada
tahun 1971 system Bretton Woods berakhir dimasa pemerintahan Nixon.

3. Era Bank Sentral Independen dengan Inflation Targetting (1980-2007)


 Tingginya inflasi dunia pada tahun 1970 (akibat kenaikan harga minyak dunia)
menyebabkan banyak bank sentral yang menekankan pada stabilitas harga melalui
kebijakan moneter dengan pendekatan target uang beredar (monetary targeting). Kondisi
ini belum mampu mendorong pertumbuhan, walaupun inflasi terkendali.
 Kerangka kerja kebijakan moenetr baru yang dikenal dengan inflation targeting framewoek
(ITF) diperkenalkan olej New Zealand tahun 1988. system ini mulai diterapkan oleh bank
sentral lainnya dengan berbagai variasi pendekatan inflasi yg berbeda-beda terhantung
kepada trade off dengan pertumbuhan ekonomi.
 Persamaan system ini dengan system standar emas dan real bills doctrine :
1. Komitmen pencapaian kepada target inflasi
2. Konsistensi kebijakan moneter
3. Independensi bank sentral
4. Transparansi dan komunikasi antar bank sentral
BAB 2 INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER

Secara garis besar, penggolongan instrument moneter adalah :

1. Menurut cara instrument tersebut mempengaruhi secara operasional (langsung dan


tidak langsung)
2. Menurut orientasi di pasar keuangan (berorientasi pasar dan tidak berorientasi pasar)
3. Menurut diskresinya (berada di bank sentral atau di peserta pasar)

 INSTRUMEN LANGSUNG

1. Penetapan suku bunga (Interest Rate Controls)

Cara Kerja

 Bank sentral dengan wewenangnya menetapkan tingkat suku bunga baik untuk pinjaman
maupun simpanan di dalam sistem perbankan.

Keuntungan

 Efektif untuk mengendalikan suku bunga kredit, terutama di masa kritis (sementara)
 Biasanya dicadangkan pada saat pemerintah tidak dapat mencapai sasaran suku bunga
melalui pasar atau ketika suku bunga jangka panjang merupakan tujuan kebijakan.
 Mengandung pengaruh-pengaruh “noncompetitive pricing” ketika pembukaan bank terbatas.
 Membatasi masalah-masalah “adverse selection”, terutama ketika informasi peminjam langka
atau pengawasan bank lemah.

Kerugian

 Menghambat kompetisi di pasar-pasar keuangan.


 Alokasi sumber-sumber keuangan tidak berdasarkan mekanisme pasar.
 Pagu suku bunga mudah dihindari dengan mengubah simpanan bank menjadi aset yang
menghasilkan bunga pasar (seperti valuta asing) atau menjadi barang.
 Mendorong disintermediasi atau intermediasi nonbank.
 Murah untuk meminjam kredit sehingga mendorong penggunaan kapital yang berlebihan.
2. Pagu kredit (Credit Ceilings)

Cara Kerja

 Bank sentral menetapkan jumlah atau kuantitas maksimum kredit yang dapat disalurkan
oleh perbankan.

Keuntungan

 Efektif untuk mengendalikan kuantitas kredit perbankan, terutama di masa krisis


(sementara).
 Dapat meminimalkan kehilangan kendali moneter selama masa transisi ke instrumen tidak
langsung ketika mekanisme transmisi tidak tentu.

Kerugian

 Menghambat alokasi sumberdaya perbankan.


 Dapat menyebabkan disintermediasi dan hilangnya keefektifan.
 Sulit diterapkan jika terdapat banyak bank dan “capital inflows”

3. Rasio likuiditas (Statury Liquidity Ratio)

Cara Kerja

 Bank sentral mewajibkan bank-bank untuk setiap saat memelihara surat-surat berharga
tertentu atau mata uang tertentu dengan persentase tertentu (biasanya utang pemerintah)
di luar CWM.

Keuntungan

 Dengan adanya “captive demand” untuk aset yang masuk kualifikasi (biasanya utang
pemerintah), rasio likuiditas dapat mengurangi biaya peminjaman untuk penerbit
instrument ini.

Kerugian

 Mengganggu kompetisi dengan menerapkan batasan-batasan pada manajemen aset bank.


 Mengganggu tingkat harga sekuritas dan menghambat perdagangan di pasar sekunder.
 Dapat menyebabkan disintermediasi dan menurunkan disiplin fiskal pemerintah yang pada
akhirnya akan menyebabkan hilangnya keefektifan sebagai alat untuk mengendalikan uang.

4. Kredit langsung (Directed Credits)

Cara Kerja

 Bank sentral menyalurkan kredit secara langsung (atau melalui agen pemerintah) kepada
sektor, program, proyek, dan/atau kegiatan tertentu yang sedang diprioritaskan.

Keuntungan

 Pengendalian langsung terhadap agregat kredit bank sentral ke perbankan.

Kerugian

 Ada kemungkinan misalokasi sumber daya.


 Dapat digunakan untuk menyalurkan kredit langsung ke BUMN sehingga mengurangi
pengaruh langsung anggaran pemerintah.
5. Kuota Rediskonto (Bank-by-bank Rediscount Quota)

Cara Kerja

 Bank sentral menetapkan jumlah kuota surat-surat berharga sektor tertentu yang dapat di
rediskonto kan dengan suku bunga di bawah harga pasar.

Keuntungan

 Menetapkan batas bawah suku bunga antarbank sehingga memperbaiki transmisi


perubahan suku bunga.
 Digunakan untuk rediskonto surat berharga sektor tertentu dan menyalurkan likuiditas
bank tertentu.

Kerugian

 Suku bunga diskonto di bawah pasar dapat menghambat perkembangan PUAB jika
penggunaannya tidak dibatasi.

6. Instrumen Lain
a. Pengguntingan Uang

Cara Kerja

 Bank sentral dan/atau pemerintah menetapkan bahwa nilai pecahan mata uang tertentu
berkurang sejumlah persentase tertentu (misalnya tinggal 50%) sedangkan sisanya diganti
dengan surat berharga pemerintah jangka panjang. Caranya uang kertas digunting menjadi
dua bagian. Satu bagian sebagai alat pembayaran, bagian lain ditukar dengan surat berharga
pemerintah.

Keuntungan

 Merupakan sumber dana pemerintah dalam keadaan tidak terdapat sumber lain.
 Pilihan mudah bagi pemerintah yang baru dan kredibel.

Kerugian

 Masyarakat merasa dirugikan karena dipaksa menukarkan sebagian uangnya dengan surat
berharga pemerintah.
 Kredibilitas pemerintah akan dipertanyakan apabila penggunaannya tidak sesuai dengan
tujuan semula. Pemerintah harus merencanakan dengan baik pada saat surat berharga jatuh
waktu.

b. Pembersihan Uang (Monetary Purge)

Cara Kerja

 Bank sentral dan/atau pemerintah menetapkan bahwa nilai uang diturunkan dengan
persentase teretntu tanpa ada penggantian untuk jumlah yang diturunkan tersebut.

Keuntungan

 Merupakan sumber dana pemerintah dalam keadaan tidak terdapat sumber lain.
 Pilihan mudah bagi pemerintah yang baru dan belum kredibel
 Pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat berharga pemerintah.
Kerugian

 Masyarakat dirugikan dengan penurunan nilai uangnya


 Kredibilitas pemerintah akan dipertanyakan apabila penggunaanya tidak sesuai dengan
tujuan semula.

c. Penetapan Uang Muka Impor

Cara Kerja

 Dengan ketetapan ini para importir diwajibkan untk membayar sejumlah persentase
teretntu sebagai uang muka untuk pembelian valuta asing yang mereka perlukan untuk
mengimpor barang yang mereka perlukan.dari luar negeri.

Keuntungan

 Uang beredar yang bersumber dari sisi impor dapat dikontrol.


 Sebagai alat kontrol devisa negara.

Kerugian

 Memberatkan importir yang bermodal minim.


 Dapat menyuburkan pasar gelap valuta asing.

 INSTRUMEN TIDAK LANGSUNG

1. Cadangan Wajib Minimum


a. Cadangan Primer (Primary Reserve) / Cadangan Wajib Minimum (Reserve
Requirements) BI: Giro Wajib Minimum (GWM)

Cara Kerja

 Bank sentral mewajibkan bank-bank memelihara sejumlah alat likuid teretntu seperti kas
sebesar persentase tertentu dari kewajiban lancarnya kepada bank sentral.

Keuntungan

 Meningkatkan kemampuan memperkirakan kebutuhan (predictability) cadangan.


 Peningkatan cadangan primer bermanfaat untuk sterilisasi akses likuiditas atau untuk
mengakomodasi perubahan struktural dalam permintaan akan cadangan.
 Meningkatkan kefektifan kebijakan moneter.
 Averaging memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada bank dalam manajemen
portofolionya.

Kerugian

 Cadangan primer tinggi merupakan pajak pada intermediasi perbankan. Hal ini dapat
dinetralkan dengan pemberian kompensasi sesuai dgn suku bunga pasar.
 Pajak ini dapat menyebabkan melebarnya “spreads”antara suku bunga kredit dan suku
bunga deposito, yang akan mengarah pada disintermediasi.
 Tidak cocok jika digunakan untuk manajemen likuiditas jangka pendek karena seringnya
perubahan cadangan primer mengganggu manajemen portofolio bank.
b. Cadangan Sekunder (Secondary Reserves) BI:-

Cara Kerja

 Bank sentral mewajibkan bank-bank di luar cadangan primer (tetapi masih dalam
kerangka CWM) untuk memelihara alat-alat likuid tertentu dengan rincian/persentase
tertentu

Keuntungan

 Memberikan keleluasan bank sentral dalam menentukan alat likuid yang harus dipelihara.
 Dapat dipakai untuk memasyarakatkan surat berharga tertentu.

Kerugian

 Kurang memberikan ruang fleksibilitas bagi bank


 Mengganggu kompetisi perbankan dengan penerapan pembatasan ini.
 Mengganggu harga pasar sekuritas yang lain di pasar sekunder.

2. Fasilitas Diskonto (Standing Facilities) BI : SBI repo

Cara Kerja

 Bank sentral memberikan fasilitas pinjaman/dan/atau simpanan dan menetapkan tingkat


diskonto surat berharga bank sentral (SBBS) atau pinjamannya.

Keuntungan

 Berguna sebagai mekanisme katup pengalaman


 Berguna sebagai sinyal kebijakan bank sentral
 Fasilitas untuk bank-bank lemah yang sulit mendapatkan kebutuhan dana di PUAB.
 Memberikan informasi patokan suku bunga

Kerugian

 Tidak bergitu cocok untuk penargetan “base money” secara tepat, karena akses ke pintu ini
atas inisiatif bank.
 Kriteria surat berharga yang dapat digunakan dan akses ke pintu ini sering dimanfaatkan
sebagai kebijakan kredit selektif.

3. Fasilitas Rediskonto (Rediscount Window) BI: Pembelian SBPU

Cara Kerja

 bank sentral memberikan fasilitas pinjaman melalui rediskonto surat-surat berharga psar
yuang (SPBU) menetapkan tingkat rediskontonya dan menetapkan SPBU yang dapat
digunakan.

Keuntungan

 suku bunga diskonto sering dapat meningkatkan transmisi dari arah kebijakan melalui
pengaruh pengumumannya sebagai patokan suku bunga (Prancis, Jerman, dan Amerika
Serikat)
 pengaruh awalnya lebih meluas daripada OPT yang hanya terbatas pada counterpartnya di
satu arah atau sedikit pasar-pasar finansial.
 Mengembangkan pasar surat berharga yang dapat di rediskontokan
 Dapat pula bermanfaat saat OPT terbatas karena kurangnya surat berharga
Kerugian

 Tidak bergitu cocok untuk penargetan “base money” secara tepat, karena akses ke pintu ini
atas inisiatif bank.
 Kriteria surat berharga yang dapat digunakan dan akses ke pintu ini sering dimanfaatkan
sebagai kebijakan kredit selektif.
4. Operasi Pasar Terbuka
a. Lelang SB Bank Sentral sebagai Instrumen OPT BI: Penjualan SBI

Cara Kerja

 Bank sentral melakukan lelang untuk menjual/membeli SB bank sentral kepada perbankan
dan/atau peserta lain di pasar primer

Keuntungan

 Instrument yang fleksibel untuk manajemen likuiditas jangka pendek karena bank sentral
yang menerbitkan dari berbagai format lelang/tender dapat digunakan untuk mengarahkan
suku bunga.
 Bermanfaat khususnya pada saat bank sentral tidak punya cukup SB pemerintah untuk
melaksanakan OPT.

Kerugian

 Bank sentral dapat menanggung kerugian apabila terjadi penerbitan/penjualan yang cukup
besar
 Jika SB bank sentral digunakan bersama dengan SB pemerintah (t bills) permasalahan akan
muncul jika tidak ada koordinasi yang kuat antarpenerbit SB

b. Lelang SB Pemerintah sebagai instrumen OPT BI:-

Cara Kerja

 Pemerintah melakukan lelang untuk menjual SB pemerintah kepada peserta pasar di pasar
primer. Selanjutnya bank sentral dapat melakukan jual beli SB pemerintah ini dalam OPTnya

Keuntungan

 Manajemennya sama dengan SB bank sentral jika koordinasi dengan departermen keuangan
karena penerbitan SB pemerintah dapat melebihi kebutuhan fiskal.
 Mendorong disiplin fiskal bagi pemerintah jika pembiayaan langsung dari bank sentral
dihentikan.

Kerugian

 Tujuan manajemen utang dapat bentrokan dengan manajemen moneter jika departermen
keuangan memanipulasi lelanguntuk menjaga biaya dana di bawah pasar
 Ketika manajemen moneter bergantung pada penerbitan perdana, lelang sering dapat
menghambat perkembangan pasar sekunder.

c. Operasi Pasar Sekunder (Secondary Market Operations) BI:-

Cara Kerja

 Bank sentral melakukan jual beli surat berharga secara outright atau repo (repurchase
agreement) dalam rangka OPT.
Keuntungan

 Dapat dilaksanakan secara terus menerus sehingga memberikan fleksibilitas yang tinggi.
 Transparan
 Meningkatkan perkembangan pasar sekunder
 Respons yang segera dari pasar uang

Kerugian

 Memerlukan pasar sekunder yang matang dan likuid dan bank sentral harus memiliki
cadangan aset yang dapat dipasarkan (marketable assets) yang cukup.

5. Fasilitas Simpanan Bank Sentral (dapat digunakan sebagai instrumen OPT) Deposito
Facility ; BI: Intervensi Rupiah

Cara Kerja

 Bank sentral memberikan fasilitas berbentuk simpanan bank-bank sentral yang berjangka
sangat pendek yang digunakan oleh bank-bank apabila mereka mengalami kelebihan
likuiditas pada akhir hari namun tidak dapat menempatkan dana kelebihannya itu di tempat
lain.

Keuntungan

 Membantu pencapaian sasaran operasional


 Fleksibel dalam jumlah maupun suku bunga
 Suku bunga sebagai acuan pasar uang
 Dapat untuk keperluan kontraksi dan ekspansi
 Membantu bank yang kelebihan likuiditas

Kerugian

 Apabila dilakukan terus menerus menyebabkan ketergantungan dan manajemen keuangan


kurang berkembang

6. Operasi valuta asing (dapat digunakan sebagai instrument OPT) atau foreign
exchange operation

Cara Kerja

 Bank sentral melakukan jual beli valuta asing untuk mempengaruhi jumlah uang beredar
dan nilai tukar

Keuntungan

 Jika pasar valas berkembang sedangkan pasar SB pemerintah tidak aktif, swap dapat
menggantikan operasi repo SB pemerintah.
 Penjualan dan pembelian valas secara spot (“outright”) dapat bermanfaat ketika pasar valas
lebih berkembang daripada pasar uangnya.

Kerugian

 Bank sentral dapat mengalami kerugian jika operasi valas digunakan dengan maksud untuk
menjaga nilai tukar yang tidak “sustainable”
7. Fasilitas overdraft (overdraft window) BI:-

Cara Kerja

 Bank sentral memberikan fasilitas pinjaman (dengan atau tanpa jaminan) yang berjangka
sangat pendek kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas jangka sangat pendek
(kalah kliring).

Keuntungan

 Menyediakan fasilitas pinjaman jangka sangat pendek yang suku bunganya lebih tinggi
daripada sumber lain.
 Dapat menjadi bagian kunci pengaturan sistem pembayaran.

Kerugian

 Lihat pintu rediskonto di atas.


 Kerugian suku bunga yang sudah diumumkan sebelumnya sedangkan akses ke pintu ini atas
inisiatif bank.
8. Simpanan sektor Pemerintah (public sector deposits) BI Simpanan Pemerintah/BUMN

Cara Kerja

 Bank sentral memindahkan/realokasi simpanan pemerintah yang berada di bank sentral


dan/atau di bank2 pelaksana/umum.

Keuntungan:

 Karena besarnya arus dana keluar/masuk sistem perbankan dari pemerintah antara bank
sentral dan bank pelaksana dapat menjadi instrumen kunci untuk meredam pengaruh arus
tersebut pada likuiditas jangka pendek.

Kerugian

 Kurang transparan
 Berlawanan dengan usaha pengembangan pasar sekunder untuk sekuritas pemerintah.

9. Lelang kredit (Icredit auction) BI-

Cara Kerja

 Bank sentral melakukan lelang kredit perbankan.

Keuntungan

 Menawarkan alat untuk mengetahui harga/suku bunga kredit bank sentral.


 Dapat digunakan ketika pasar masih belum berkembang dan referensi suku bunga
antarbank belum ada.
 Menetapkan patokan suku bunga
 Mengalokasikan kredit sesuai dengan ketentuan pasar.

Kerugian

 Bank sentral menghadapi risiko kredit yang sulit dinilai


 Mungkin tidak cocok untuk manajemen harian jika “settlement” lelang melebihi target
harian.
 Rawan terhadap masalah “adverse selection”
10. Imbauan (moral suasion) BI: Imbauan

Cara kerja

 Bank sentral mengimbau bank2 untuk melakukan hal-hal tertentu, seperti menurunkan
suku bunga pinjaman/simpanannya.

Keuntungan

 Fleksibel penggunaanya
 Tidak mengikat
 Efektif kalau BS kredibel

Kerugian

 Tidak mengikat sehingga hasilnya tidak pasti


 Tidak boleh digunakan terus menerus
 Kalau BS tidak kredibel, kurang efektif

11. Penjualan SB Wadia Bank Sentral sebagai instrument OPT, BI: Penjualan SWBI

Cara Kerja

 Bank sentral membuka window seperti fasulitas simpanan bank sentral namun
menggunakan sistem mudharabah khusus untuk penempatan bagi bank-bank syariah.

Keuntungan

 Instrumen yang dapat dijadikan sebagai komplemen SB bank sentral di sektor perbankan
syariah.
 Bermanfaat khususnya pada saat bank sentral tidak punya cukup SB pemerintah untuk
melaksanakan OPT.
 Memiliki keuntungan seperti fasilitas simpanan bank sentral
 Memberikan kesempatan yang sama bagi bank syariah.
 Menambah pilihan instrumen bagi bank sentral.
 Akan efektif apabila volume penjualan sudah cukup banyak.

Kerugian

 Bank sentral hanya dapat mengendalikan kuantitas dan tidak dapat mengendalikan suku
bunga karena ketentuan syariahnya.
 Memiliki kekurangan seperti fasilitas simpanan bank sentral.
 Akan tidak terlalu efektif kalau volume penjualan kecil.

INSTRUMEN PENGENDALIAN MONETER YANG UMUM DIGUNAKAN

Pada akhir 1970-an, negara maju mulai meninggalkan isntrumen langsung dalam
pengendalian moneternya. Dimana kecenderungan ini diikuti oleh negara berkembang dan
transisi, disebabkan semakin terbuka dan berkembangnya pasar keuangan yg menyebabkan
instrument langsung menjadi kurang efektif karena dapat menyebabkan inefisiensi dan
disintermediasi.
Instrumen langsung yg sering digunakan adalah : (1) Pagu kredit (2) Pengendalian suku
bunga (3) Kredit langsung (4) Rasio likuiditas (5) Kuota rediskonto.
Instrumen tidak langsung yang sering digunakan adalah : (1) Cadangan primer (2) Fasilitas
diskonto (3) Operasi pasar terbuka.
N Negara Cadangan Wajib Fasilitas Diskonto Operasi Pasar Instrumen Lain
o Minimum Terbuka
1 Negara Maju
Amerika Serikat 3% - 10% Kebutuhan jangka SB pemerintah, Tidak ada
pendek bonds, notes
Inggris 0,35% Overnight, LOLR SB pemerintah, Tidak ada
SB swasta
Jepang Ya Diatur perbank SB pemerintah, Imbauan
bonds, CDs
Perancis 0,5% - 1% 5-10 hari repo SB pemerintah, Tidak ada
SB swasta
Jerman 1% - 20% rata- 3 bulan, sedang, SB pemerintah Fasilitas kredit
rata panjang perpanjangan
New Zealand Tidak ada < 28 hari,otomatis SB pemerintah, Tidak ada
SB Bank sentral
2 Negara
Berkembang
a. Amerika Latin
Argentina 3% - 43%, rata- ≤ 30 hari, LOLR Bonds Tidak ada
rata pemerintah
Cili 3,6% - 30% I hari/bulan LOLR SB pemerintah, Tidak ada
SB bank sentral
Brazil 3% - 8,3% Ya SB pemerintah, Fasilitas overdraft,
SB bank sentral fasilitas kredit
jangka pendek,
fasilitas kredit
perpanjangan,
lelang kredit
Meksiko ≥0 Darurat CETES, BONOS CDs, fasilitas
pinjaman darurat
b Asia Tenggara
Korea Ya Ya Bonds Lelang kredit
pemerintah,
MSBs
Thailand 7%, rata-rata 7 hari, LOLR SB pemerintah, SLR, FXW
SB bank sentral
Filifina 17% Ya SB pemerintah,
SB bank sentral
Malaysia 11,5%, rata-rata ≥ 3 bulan SB pemerintah, Kredit jangka
SB bank sentral pendek, SLR, Inst.
langsung
Indonesia 3% - 5%, rata- Ya SB bank sentral, Tab.pemerintah,
rata SB pasar uang Kredit Liq, FXO
c Negara
berkembang lain
Ghana 5 %, rata-rata Ya, sb, penalti SB pemerintah, Pinjaman
SB bank sentral overnight
Mesir 10% -15% rata- Ya, 2% di atas SB pemerintah SLR
rata
Tunisia 2% 7 hari, sb penalti SB pemerintah Lelang kredit
Cina 13% Ya Tidak ada Inst. langsung
India 15% rata-rata Ya SB pemerintah Penetapan sb, SLR,
fasilitas switching
N Negara Cadangan Wajib Fasilitas Diskonto Operasi Pasar Instrumen Lain
o Minimum Terbuka
d Negara Transisi
Republik Czeech 8,5%, rata-rata Ya SB pemerintah, Kredit jangka
SB bank sentral pendek
Rusia 1,5% - 20% Tidak ada SB pemerintah Tidak ada

PERKEMBANGAN INSTRUMEN PENGENDALIAN MONETER INDONESIA


PERIODE 1965-1983
PERIODE 1983-1997

Anda mungkin juga menyukai