Puripikasi
Dinamisasi
Menurut istilah ahli ushul fiqh adalah usaha yang
dilakukan oleh mujtahid untuk mengemukakan satu
TARJIH antara dua jalan (dua dalil) yang saling bertentangan,
karena mempunyai kelebihan yang lebih kuat dari yang
lainnya
Tarjih dalam istilah persyarikatan sebagaimana terdapat
uraian singkat mengenai “Matan Keyakinan dan Cita-cita
hidup Muhammadiyah” adalah membanding-bandingkan
pendapat dalam musyawarah dan kemudian mengambil
mana yang mempunyai alasan yang lebih kuat
MODEL
Model gerakan Tajdid dan Tarjih :
GERAKAN
Bidang Keagamaan
TAJDID Bidang Pendidikan
TARJIH
Muhammadiyah adalah gerakan keagamaan yang bertujuan
menegakkan agama Islam ditengah-tengah masyarakat, sehingga
terwujud masyarakat Islam sebenar-benarnya. Islam sebagai agama
MODEL terakhir, tidaklah memisahkan masalah rohani dan persoalan dunia,
GERAKAN tetapi mencakup kedua segi ini. Sehingga Islam yang memancar ke
GERAKAN Kodifikasi dan konsensus tajdid yang terpadu atau eklektik antara
purifikasi dan dinamisasi dapat menjadi titik tolak bagi transformasi
TAJDID PADA paradigma tajdid Muhammadiyah. Selain tidak akan terjebak pada
ekstrimitas yang radikal baik ke arah “radikal kiri” maupun “radikal kanan”
100 TAHUN dalam pemikiran Islam, transformasi tajdid yang bercorak purifikasi dan
KEDUA dinamisasi sekaligus memberikan jalan keluar atau solusi untuk melakukan
rancang bangun tajdid jilid kedua bagi Muhammadiyah saat ini dan ke
depan dalam usianya yang memasuki satu abad menuju era baru abad
berikutnya.
Mengagendakan tajdid di bidang dakwah, organisasi, amal usaha,
pengembangan kader dan anggota, dan berbagai model aksi gerakan
agar Muhammadiyah tampil menjadi gerakan Islam yang unggul dan
bergerak di garis depan dalam dinamika kehidupan umat, bangsa, dan
perkembangan global. Modsel modernis-reformis perlu
dikembangkan menjadi model transformatif yang lebih dinamis, kaya
pemikiran, dan langsung ke jantung persoalan-persoalan struktural
dan kultural dalam mencari solusi atas masalah-masalah yang terjadi
dalam masyarakat
Muhammadiyah dengan seluruh komponen dan lini organisasinya
tidak cukup memadai hanya bertahan dengan strategi dan model
gerakan seperti sekarang ini, yang cenderung formalistik, rutin, dan
bertahan dengan status-quo yang dimiliki. Muhammadiyah sebagai
organisasi dituntut untuk tampil lebih reformis, produktif,
emansipatoris, dan partisipatoris di tengah lalulintas dinamika
gerakan-gerakan keagamaan dan gerakan-gerakan sosial-
kemasyarakatan yang semakin kompetitif saat ini
Muhammadiyah bahkan perlu memiliki militansi yang lebih kuat
agar kebesaran dirinya tidak kalah lincah dan dinamis dari gerakan-
gerakan lain di negeri ini, yang dalam bahasa Pak AR Fakhruddin
(Allahu yarham) tidak menjadi gajah bengkak yang besar tetapi
lambat bergerak
HASIL WAWANCARA
Tajdid adalah pembaharuan. Dilihat dari sasarannya :
Gerakan Budaya