Anda di halaman 1dari 3

Essay Peran Muslim Negarawan di Era Reformasi dan Kekinian

Dalam Manhaj Kaderisasi KAMMI 1427 H, Muslim Negarawan adalah


kader KAMMI yang memiliki basis ideologi Islam yang mengakar, basis
pengetahuan dan pemikiran yang mapan, idealis dan konsisten, berkontribusi pada
pemecahan problematika umat dan bangsa, serta mampu menjadi perekat
komponen bangsa pada upaya perbaikan.

Kata negarawan jika di tinjau dari segi makna harfiahnya bisa berarti
seorang pemimpin negara, berjasa pada negara, dan seorang yang nasionalis
dengan tanpa mementingkan kelompok atau golongannya. Namun jika ditinjau
dari segi kemahasiswaannya, maka istilah negarawan ini bukan suatu struktural
formal pada umumnya, melainkan suatu struktural mentalitas yang akan
menjadikan peran mahasiswa sebagai sebuah balancing power
(kekuatan penyeimbang) terhadap kekuatan politik dalam konteks kekinian. Kata
muslim menjadi kata gandengan untuk dasar gerakan yang membawa nilai-nilai
islam dan menjadi ciri kenegarawan KAMMI.

Reformasi yang menjadi buah kerja kader KAMMI seharusnya dapat


dianalogikan dengan kemerdekaan yang telah diperoleh oleh Indonesia. Banyak
buku pendidikan pacasila di SMP atau di SMA yang menyatakan bahwa
kemerdekaan haruslah disyukuri dengan baik dengan cara membangun negara dan
bangsa. Begitu juga dengan era reformasi ini haruslah disyukuri dengan tetap
memperjuangkan hak-hak rakyat seutuhnya dan pemikiran serta produk yang bisa
diaplikasikan dalam masyarakat dan dapat berdampak nyata bagi masyarakat.

Sebelum berangkat ke masyarakat, ada baiknya muslim negarawan


memperkuat basisnya sebagai pemuda pelopor bangsa. Dalam artian, dalam
konteks kemahasiswaan peran muslim negarawan mampu menghasilkan pemuda-
pemuda yang baik dari segi fikriyah, jasadiyah dan ruhiyahnya serta jiwa
negarawan yang kuat. Pada intinya adalah mempersiapkan atau menambah
generasi pemuda yang sama kepribadiannya dengan muslim negarawan itu
sendiri. Muslim negarawan hendaknya mau mengkonsep pemuda-pemuda menuju
sebagaimana firman Allah, “Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda
yang beriman kepada Tuhan mereka (Sang Pencipta), dan Kami tambahkan
kepada mereka petunjuk” (QS. Al-Kahfi:13). Pemuda-pemuda yang
menginterelasikan spirit keintelektualan, keimanan, dan kenegarawanan.Dengan
dasar bahwa memperbaiki bangsa itu tidak bisa dilakukan hanya dengan seorang
diri.

Memperkuat basis masa pemuda yang berjiwa sama ini sama halnya
seperti yang dulu dilakukan oleh rasulullah pada tahap awal menyebarkan agama
islam. Penguatan basis masa ini berjalan seiring dengan pemikiran dan kontribsi
nyata untuk masysrakat. Tidak menunggu basis masa kuat terelebih dahulu baru
bergerak.
Peran muslim negarawan tidak hanya untuk sesama pemuda saja. Memang
pemuda menjadi tombak pertumbuhan dan perkembangan bangsa. Tapi semua
lapis masyarakat yang menjadi bangsa atau hidup di negara yang sama tentu
memiliki peran sedikit banyaknya dalam pertumuhan dan perkembangan bangsa
dan negara.

Muslim negarawan tidak hanya menanamkan kepada sesame pemuda rasa


kepedulian dan jiwa keorganisasian yang terwujud dalam kepekaan social,
gerakan sosial, tetapi juga kepada elemen masyarakat. Edukasi kepada masarakat
tentang pentingnya memikirkan bangsa dan negara, pentingnya kontribusi nyata
walau sekecil apa pun. Karena kebanyakan masyarakat di era reformasi ini hanya
mementingkan diri sendiri saja yang berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan negara. Mengapa muslim negarawan yang memiliki peran penting
untuk memberikan edukasi tersebut? Oleh karena mereka adalah pemuda.

Ibnu Jauzi pun mengungkapkan, “Wahai para pemuda, kerahkan potensi


dirimu selagi masih muda karena belum pernah aku lihat karya yang paling
berharga selain yang dilakukan oleh para generasi muda”. Karena masa muda
menjadi masa strategis untuk belajar dan mulai berkontribusi. Ketika otak masih
lebih fresh dan idealisme masih tinggi inilah sejatinya pemuda bisa mengawali
pembentukan masa depannya. Dengan potensi terebut pemuda akan lebih baik
untuk mendesain strategi atau mendesain model edukasi yang disampaikan kepada
masyarakat.

Dalam berbagai profesi atau spesifikasi pendidikan yang ditekuni muslim


negarawan hendaknya sejak dini mempersiapkan produk yang akan dibawa
nantinya dalam kancah perpolitikan atau pemerintahan. Produk yang memiliki
nilai tawar yang baik bagi kebijakan di Indonesia yang berdampak terhadap
masyarakat luas.
Namun demikian, hal itu tidak selalu dikaitkan dengan jabatan atau
sekadar legitimasi. Kalaupun kita mendapatkannya, jadikan ia sebagai sarana
mencapai tujuan. Kontribusi pada masyarakat, agama, dan negara adalah kerangka
utama peran di masa depan.

Yang paling penting adalah, muslim negarawan harusnya mampu


menyatukan potensi dan kekuatan pemuda dari mana pun itu, kemudian
meledakannya pada momentum sejarahnya, menjadi pohon peradaban yang teduh,
yang menaungi kemanusiaan. Sebagaimana ungkapan Hasan Al-Banna, “Setiap
masa ada pemudanya, setiap pemuda ada masanya dan yang terbaik adalah
mereka yang mengetahui masanya”. Salam Hari Sumpah Pemuda, Salam Muslim
Negarawan.

Anda mungkin juga menyukai