Anda di halaman 1dari 2

PEMUDA & BONUS DEMOGRAFI

Oleh : Miqdar Qur'any

Apakah semua Pemuda menjadi pelopor kemajuan bangsa.


Pemuda dalam kamus bahasa indonesia adalah orang yang masih muda. Pemuda berdasarkan usia
menurut WHO adalah sekitar usia 15-60 tahun.
Jika kita ingin melihat apakah semua pemuda akan menjadi pelopor kemajuan bangsa, maka kita
harus melihatnya dari dua sisi terminologi ; dari segi biologis berdasarkan usianya maupun segi
ideologis yaitu etos kerja dan semangat untuk membuat sebuah perubahan.
Dalam pergolakan sejarah sebagian besar pemuda, mereka yang mengawali kontribusi untuk
masyarakat, bangsa dan negara adalah ketika dia mampu menggabungkan antara dua faktor
tersebut, akan tetapi sebagian dari mereka juga ada yang menjadi beban bangsa dikarenakan dari
segi biologisnya memang disebut sebagai pemuda akan tetapi dari segi ideologisnya dia bukan
pemuda, seperti orang tua yang sudah rentan, tidak memiliki semangat pemuda dan tidak mau
berpikir untuk memajukan bangsanya sendiri, maka yang dikahawatirkan hingga saat ini adalah
jika persentase pemuda yang seperti inilah yang lebih banyak dibanding pemuda yang dari segi
idologisnya sudah matang. Disamping itu ada juga pemuda yang dari segi usia mungkin sudah
bukan usia pemuda akan tetapi semangatnya seperti semangat pemuda. Dan bagi kita sebagai
seorang muslim sudah sepatutnya untuk meningkatkan kontribusi kepada masyarakat seriring
dengan bertambahnya usia. Sebagaimana disebutkan dalam pepatah “salah satu manusia akan
sangat rugi apabila pada hari ini lebih buruk dari hari sebelumnya, dan pada hari setelahnya tidak
lebih baik dari hari ini”.

Seperti ketahui dalam sejarah Rosulullah SAW, sejak masih kontribusi terhadap ummat semakin
meningkat, juga kita melihat bahwa Rosulullah SAW dikelilingi oleh banyaknya sahabat yang masih
muda seperti halnya Sa’ad Bin Abi Waqqash yang masuk Islam di usia 7 tahun, Mush’ab Bin Umair
yang menjadi duta pertama diusianya yang masih sangat muda untuk mendakwahkan Islam di
Yatsrib, begitu halnya salah satu sahabat Rosul yaitu Usamah Bin Zaid yang memimpin peperangan
melawan pasukan Romawi di usianya 18 tahun.
Selain dari pada itu, dalam sejarah kemerdekaan Indonesia para pejuang yang memiliki karya-
karya besar, mereka adalah orang orang yang sudah memulainya dari usia muda. Seperti halnya
Muhammad Natsir, beliau adalah murid yang memiliki prestasi tinggi sehingga pernah ditawarkan
oleh pemerintah Hindia agar kuliah fakultas hukum di unversitas Leiden, atau menjadi pegawai
disalah satu kantor yang ada di Hindia Belanda dengan gaji yang besar. Akan tetapi beliau
meninggalkan tawaran tersebut dan kemudian mendirikan sebuah lembaga pendidikan Islam yang
mengintegrasikan antara pelajaran umum dan pelajaran agama, dan usianya saat itu adalah 19
tahun. Begitu juga dengan Rahmah Elyunusia, tokoh wanita yang memberikan kontribusinya di
bidang pendidikan dengan mendirikan lembaga pendidikan berupa pondok pesantren yang
dikhususkan untuk wanita.
Dari uraian tersebut bisa dikatakan bahwa pemuda yang menjadi pelopor bangsa adalah dia yang
memiliki semangat kontribusi sebagai orang muda dari segi biologis dan ideologisnya.

Problematika Pemuda Generasi Milenial Saat Ini.


Salah satu dari banyaknya problematika pemuda saat ini adalah krisis eksistensialisme, dimana
dalam suatu keadaan seseorang itu mudah untuk tidak percaya diri (insekyur) terhadap
pencapaian yang telah ditorehkannya, maka sebab itulah yang akan menghambat potensi potensi
besar yang berserakan dari setiap individu, bahkan sampai dengan pilihan untuk menjalankan
sesuatu tidak sesuai dengan passion yang sudah dibentuk dan pada akhirnya dia akan terombang
ambing atas cita cita yang ingin dicapainya.

Apa itu Bonus Demografi?


Bonus demografi adalah suatu keadaan dimana pada suatu negara jumlah penduduk dengan usia
produktif lebih tinggi daripada usia dewasa maupun anak anak, dimana persebaran usia dari 15-
45 tahun mencapai kurang lebih 70%, dan dalam berbagai riset yang telah disampaikan, perkiraan
Bonus Demografi tersebut akan terjadi pada tahun 2045.
Bonus Demografi, Anugrah / Musibah?
Jika sejak sekarang sebuah negara itu memiliki sebuah visi yang menjadi sistem yang terstruktur
untuk memberdayakan potensi potensi dari para pemuda dengan lebih baik, maka 2045 itu
menjadi sebuah anugrah, namun jika tidak ada usaha yang maksimal untuk membentuk generasi
yang siap menjadikan negara tersebut sebagi subjek atau pemain utama dalam segala aspek
kehidupan seperti dari segi ekonomi, sosial, wisata, pendidikan dan sebagainya, maka akan
menjadi musibah. Terlebih dari sudut pandang organisasi islam mengenai bonus demografi ini,
maka momentum ini akan dijadikan kesempatan untuk mempersiapkan generasi generasi muda
yang kelak mampu mensyiarkan nilai nilai Islam diberbagai aspek kehidupan.

Lalu, bagaimana agar anak anak muda Indonesia dapat turut berkontribusi dalam
membangun negeri saat memasuki era bonus demografi mendatang?
Seseorang yang bisa berkontribusi untuk negerinya adalah mereka yang memiliki visi yang jelas
dalam kehidupannya, sebagaimana visi tersebut dibuat, ditulis, kemudian dipraktikkan dalam
kehidupan sehari-harinya. Selanjutnya, mereka adalah yang siap membekali dirinya dengan
ketaqwaan dan adab islami, apabila terjadi berbagai keadaan apapun nantinya maka nilai-nilai
agama dan moral tersebut harus tetap tersematkan pada tiap-tiap pribadi mereka, karena
sesungguhnya nilai-nilai agama yang telah Allah tetapkan (tsawabit) tidak boleh tergerus oleh
zaman. Seringkali hal itu terlupakan oleh pemuda, disaat dia ingin mengembangkan potensinya
akan tetapi dia meninggalkan nilai-nilai agama dan moral yang padahal dua nilai itu harus tetap
ada pada dirinya. Hal terpenting selain dari dua hal diatas, sebagai pemuda jangan pernah merasa
eksklusif dan menutup diri, maka dianjurkan bagi pemuda untuk mampu berkolaborasi dengan
seluruh elemen masyarakat untuk kemajuan agama, bangsa dan negara.

Anda mungkin juga menyukai