Anda di halaman 1dari 5

BAB VI

REMAJA DAN PEMUDA DALAM PERMASALAHAN GENERASI NASIONAL

A .REMAJA DAN IDENTITAS


Telah kita ketahui bahwa “pemuda atau generasi muda” merupakan konsep-konsep yang selalu
dikaitkan dengan masalah “nilai”, hal mi sering lebih merupakan pengertian ideologis dan kaltural
danipada pengertian irniah. Misalnya “pemuda harapan bangsa”, “pemuda pemilik masa depan” dan lain
Sebagainya yang kesemuanya merupakan beban moral bagi pemuda. Tetapi di lain pihak pemuda
rnenghadapi persoalanpersoalan seperti kenakalan remaja, ketidakpatuhan kepada orang tua/guru,
kecanduan narkotika, frustasi, masa depan suram, keterbatasan lapangan kerja dan masalah lainnya,
kesemuanya akibat adanya jurang antara keinginan dan harapan dengan kenyataan yang mereka
hadapi. Di atas telah dikemukakan bahwa pemuda sening disebut “generasi muda”, merupakan istilah
demografis dan sosiologis dalam konteks tertentu. Dalam pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan
Generasi Muda bahwa yang dimaksud pemuda adalah:
Dilihat dan segi biologis, terdapat istilah :
Bayi : 0-1 tahun
Anak : 1 – 12 tahun
Remaja : 12 – 15 tahun
Pemuda : 15 – 30 tahun
Dewasa : 30 tahun keatas.
Dilihat dan segi budaya atau fungsional dikenal istilah:
Anak : 12 – 15 tahun
Remaja : 13 – 18 tahun – 21 tahun
Dewasa : 18 – 21 tahun ke atas.
Di muka pengadilan manusia berumur 18 tahun sudah dianggap dewasa. Untuk tugas-tugas negara
18 tahun sening diambil sebagai batas dewasa tetapi dalam menuntut hak seperti hak pilih, ada yang
mengambil 18 tahun dan ada yang mengambil 21 tahun sebagai permulaan dewasa. Dilihat dan segi
psikologis dan budaya, maka pematangan pribadi ditentukan pada usia 21 tahun. Diihat dan angkatan
kerja, ada istilah t.enaga muda dan tenaga tua. Tenaga muda adalah calon-calon yang dapat ditenima
sebagai tenaga kerja yang diambil antara 18-22 tahun.Dilihat dan perencanaan modern, digunakan istilah
sumber-sumber daya manusia muda (young human resources) sebagal salah satu dan 3 sumber-sumber
pembangunan yaitu:
1.)Sumber-sumber alam (natural resources)
2.)Sumber-sumber dana (financial resources)
3.)Sumber-sumber daya manusia (human resources).
Yang dimaksud dengan sumber-sumber daya manusia muda adalah dan 0-18 tahun.Dilihat dan
ideologis-politis,maka generasi muda adalah calon pengganti generasi terdahulu, dalam hal mi berumur
antara 18 sampai 30 tahun, dan kadang-kadang sampai umur 40 tahun.Dilihat dan umur, lembaga dan
ruang lingkup tempat, diperoleh 3 kategori.Siswa, usia antara 6-18 tahun, masih dibangku sekolah
Mahasiswa, usia antara 18- 25 tahun, masih ada di Universitas atau perguruan tinggi.Pemuda, di luar
lingkungan sekolah ataupun perguruan tinggi, usia antara 25-30 tahun.
Dalarn setiap masyanakat, golongan pemuda mempunyai tempat tersendini. Kaum muda dalam setiap
masyarakat dianggap sedang mengalami apa yang dinamakan “moratorium”. Moratorium merupakan
masa persiapan yang diadakan masyarakat untuk memungkinkan pemuda-pemuda yang bersangkutan
dalam jangka waktu tertentu mengalami perubahan, dengan sekalian kesalahan yang mereka buat dalam
mengalarni perubahan itu (Hansja W. Bachtiar, 1982 11).Hanya dengan melalui perjuangan identitas
dalam upaya meningkatkan kualitas generasi muda, dapat diperjelas ide serta pikiran mereka, sehingga
ide dan pikiran itu menjadi suatu konsep yang berguna.
Lahirnya Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) di tengah-tengah kemelut masyarakat yang
sedang dilanda kekalutan sebagai akibat goncangan-goncangan sosial dan tragedi nasional yang
diintroduksikan oleh PM dengan G 30 S-nya, telah menjawab suatu tantangan yang tengah mengancam
mar tabat manusia dan kemanusiaan di tnah air mi (Abdul Gafur 1972-1982).
Lahirnya KAMI di tengah-tengah kemelut masyarakat sebagai akibat tragedi nasional itu, merupakan
identitas dan pola pikiran dan sumbangsih generasi muda, khususnya para mahasiswa dalam mengisi
kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Generasi muda tidak tinggal diam melihat bangsanya
mengalami depresi mental sebagai akibat teror kaum revisionis, kaurn ekstrimis PM yang
dimanifestasikan dalam bentuk teror G30S nya. Demonstrasi dan aksi-aksi KAMI, mendorong
mempercepat berhasilnya Tnitura, dan dua bulan kemudian lahirlah Surat Perintah 11 Maret
(Supersemar) yang amat bersejarah itu. Tritura dan Supersemar tidak lain dan suatu kemenangan
pertama. Orde Baru, Supersemar itu sendiri lahir bukanlah karena kemurahan hati atau hadiah dan rezim
Orde Lama kepada pimpinan Orde Baru, Ta lahir melalui proses perjuangan.
Bahwa dalam perjuangan itu andil dan peran generasi muda/mahasiswa sebagai “pressure group”
yang meyakinkan sebagai suatu fakta sejarah, memang benar. Tetapi tidak benar kalau ada anggapan
seolah-olah hanya mahasiswa (generasi muda) yang benjuang. Generasi mudaJmahasiswatanpa
bantuan ABRI dan dukungan seluruh rakyat, tidak akan berhasil dalam waktu yang begitu singkat
mematangkan situasi dan mempercepat tangan Bung Karno untuk menandatangani Supersemar dengan
hati yang enggan, tetapi tetap ditongkrongi oleh tiga perwira tinggi ABRI: Amir Machmud, Basuki
Rachmad (almarhum) dan M. Yusuf (Abdul Gafur : 1982).Marilah kita merenung sejenak, untuk
introspeksi dan retrospeksi, agar kita tidak bersikap seperti orang mabuk kemenangan. Hadapilah
kenyataan-kenyataan yang ada dengan tabah dan sikap dewasa. Pembangunan, eksistensi generasi
muda penerus bangsa dan masa depan adalah sebagai satu kesatuan, dan harus direalisasi agar
menjadi kenyataan. Pembangunan dan pembaruan adalah tekad seluruh bangsa, tekad nasional, dami
kesejahteraan seluruh rakyat indonesia. Pelaksanaan pembangunan dan pembaruan harus merupakan
suatu proses aktivitas dan kreativitas yang berkesinamhungar terus-menerus.
Memang tidak dapat dipungkiti, fakta-fakta menunjukkan di sana-sini rnasih terdapat kelemahan dan
kekurangan. Namun, sebagal eksponen generasi muda penerus bangsa, tentu kita semua belum puas
dengan kondisi seperti itu Bahkan kadang-kadang rnerasa kecewa. Tetapi, haruskah mandeg sampai di
situ saja? Secara ideal realita, generasi muda harus terus turut berperan aktif dalam derap langkah
pembangurian. Bukankah generasi muda penerus bangsa yang paling berkepentingan untuk meraih
sukses masa depan?
Justru harus disadari penuh oleh generasi muda, bahwa generasi muda tidak boleh berpangku tangan,
menjadi penonton derap langkah dan deru deramnya motor pembangunan. Anda semua harus menjadi
perencana dan pelaku pembangunan mi. Angkatan muda harus turut dalani ants utania (mainstream)
pembangunan. Bukan berdiri dan berada pada bingkai luar pembangunan. Hal-hal itu semua jelas
menjadi tant.angan generasi muda dan menjadi tantangan seluruh rakyat Indonesia.
Dengan demikian kiranya sudah jelas, bahwa generasi muda harus sungguh-sungguh
mempersiapkan din. Sekolahsekolah, Akademi dan Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan
formal, di samping pendidikan informal tempat menempa din bagi generasi muda. Dengan begitu,
generasi muda diharapkan dalam turut aktif mengisi kemerdekaan dan sebagai pelaku peinbangunan
bana, dapat tampil dengan kesiapan yang mantap. Dapat bertindak dan berpikir rasional, demokratis dan
pragmatis. Selalu taqwa terhadap Tuhan Yang Mahaesa, cinta bangsa, cinta tanah air serta cinta
kesatuan dan persatuan dalam kebersaniaan menyonong han esok yang lebih cerah. Menurut pola dasar
pembinaan dan pengembangan generasi muda bahwa penmasalahan generasi muda dapat dilihat dan
beberapa aspek sosial, yakni :
1) Sosial Pcihologi
Proses pertumbuhan dan perkembangan keprihadian sera penyesuaian din secara jasmaniah dan
rohaniah selak dan masa kanak-kanak sarnpai usia dewasa dapat (hpengaruh oleh beberapa faktor,
seperti keterbelakangan jasmali i dan merit al, salah asuh oleh orang tua/keluarga maupun guru-guru di
lingkungan sekolah, pengaruh negatif dan lingkungari pergaulan sehari-hani oleh ternan sebayanya.
Hambatan-hambatan tersebut di atas memungkinkan tirnbulnya kenakalan remaja, ketidakpatuhan
kepada orang tua dan guru, kecanduan pada narkotika dan lain-lain yang kesemuanya itu merupakan
gejalagejala yang perlu rnemperoleh perhatian dan semua pihak.
2) Sosial budaya
Kaum muda perkernbangannya ada dalam proses pembangunan dan modernisasi dengan segala
akibat sampingnya yang bisa mempengaruhi proses pendewasaannya, sehingga apabila tidak
memperoleh arah yang jelas, maka corak dan warna masa depan negara dan bangsa akan menjadi lain
danpada yang dicita-citakan. Benturan antara nilai-nilai budaya tradisional dengan nilai-nilai baru yang
cenderung menimbulkan pertentangan antara sesama generasi muda dan generasi sebelumnya yang
pada gilirannya akan menimbulkan perbedaan sistem riilai dan pandangan antara generasi tua dan
generasi muda.
Hal tersebut dapat menyebabkan terputusrrya kesinambungan nilai-nilai perjuangan Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pola hidup yang berdasarkan kekeluargaan, kegotongroyongan sebagai
salah satu ciri kehidupan masyarakat Indonesia, makin bergeser ke arah kehidupan individualistis.
Keadaan seperti itu bila berlangsung terus akan mempengaruhi perkembangan generasi muda. Akan
timbul rasa tidak aman, penolakan, keterasingan di kalangan mereka. Hal seperti mi memungkinkan
mereka lalu menjauhkan din dan masyarakat, mengelornpokkan din dalam gang-gang dengan sikap dan
cara berpikir yang lepas dan norma-norma dan system nilai yang berlaku. Meremehkan ajaran-ajaran
agama dan memudarkan kesadaran berbangsa dan berpribadian nasional, pada akhirnya akan
mempunyai pengaruh dalam rangka pendidikan moral Pancasila, Sebabnya, barangkali dapat dicari dan
pengaruh-pengaruh daya pamer budaya asing yang lebih bersifat pemuasan kenikmatan duniawi
semata-mata seperti kiub malam, mandi uap, pola-pola konsumsi mewah, majalah dan film yang lebih
menampilkan adegan-adegan porno daripada cerita-cerita yang bermutu yang mengandung unsurunsur
pendidikan. Keadaan mi akan menimbulkan idealisme dan patriotisme serta kesetiakawanan di kalangan
kaum muda.
3) Sosial Ekonomi
Pertambahan jumlah penduduk yang cepat dan belum meratanya pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan mengakibatkan makin bertambahnva pen gangguran di kalangan pemuda, karena
kurangnya lapangan kerja.Kurangnya lapangan kerja mi menimbulkan herbagai problema sosial serta
frustasi di kalangan kaum iiuda. Ketidakseimbangan antara kebutuhan bagi pendidikan dan penyediaan
saranasarana pendidikan, makin bertambahnya jumlah pemudapemuda putus sekolah, sementara di
pihak lain anggaran pemerintah yang terbatas mengakibatkan kekurangan fasilitas bagi latihan-latihan
ketrampilan. Demikian juga sistem pendidikan tidak mampu menjawab tantangan kebutuhan
pembangunan.
4) Sosial Politik
Dalam kehidupan sosial politik aspirasi pemuda berkembang dan cenderung mengikuti pola infra
struktur politik yang hidup dan berkembang pada suatu periode tertentu. Akibatnya makin dirasakan
bahwa di kalangan pemuda masih ada hamhatan-hambatan untuk menumbuhkan satu orientasi baru
yakni pemikiran untuk menjangkau kepentingan nasional dan bangsa di atas segala kepentingan lainnya.
Dirasakan belum terarahnya pendidikan politik di kalangan pemuda dan belum dihayatinya mekanisme
demokrasi Pancasila maupun lembaga-lembaga konstitusional, tertib hukum dan disiplin nasional, hal
mana merupakan hambatan bagi penyaluran aspirasi generasi muda secara institusional dan
konstitusional.Dan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masalah-masalah yang menyangkut
generasi muda dewasa mi adalah:
*Dirasakan menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk
generasi muda.
*Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
*Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal
maupun nonformal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan
hanya merugikan generasi muda sendiri, tapi juga merugikan seluruh bangsa.
*Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran/setengah
pengangguran di kalangan generasi muda dapat mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan
memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai
problema sosial lainnya.
*Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan
badan cli kalangan generasi muda disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya pengertian
tentang gizi dan menu seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
*Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
Adanya generasi muda yang menderita fisik, mental dan sosial yang memerlukan usaha-üsha yang lebih
sungguhsungguh, agar mereka dapat berkembang menjadi warga negara yang produktif biarpun ada
ketunaan. Pergaulan behas yang membayakan sendi-sendj perkawin an dan kehidupan kehidupan
keuarga.
*Meningkatnya kenakalan rernaja penyalahgunaan narkotika.
*Belum adanya peraturan perundang-undangan yang menvangkut generasi rnuda,
*Penanggulangan rnasalah-niasajalj tersebut di atas memerlukan usaha-usaha secara terpadu, terarah
dan terencana dan seluruh potensi nasional dengan rnelibatkan generasi muda sebagai subvek
pengembangan. Belum dilihatnya secara menye!uruh potensi yang ada mi meniyebahkan penyelesaian
masaiah te ebut helum berjalan secepat yang dbnginkan, Organisasi oyganjsasj generasi muda/pemuda
yang tclah berjalan balk adalah merupakan potensi yang slap uuk dilibatkan dalarn kegiatan
pembangunan.

B.PERANAN PEMUDA DALAM MASYARAKAT


Peranan pemuda di dalam masyarakat dapat kita bedakan atas dua hal, yaitu;
a.Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungan
Berdasarkan peran yang pertama dibedakan atas:
1) Peranan pemuda sebagai individu-individu yang meneruskan tradisi mendukung tradisi dan yang oleh
sebab itu dengan sendininya berusaha mentaati tradisi yang berlaku, kebudayaan yang berlaku dalam
tingkah laku perbuatan masing-masing. Dalam hubungannya dengan persoalan mi menjadi kewajiban
bagi pemuda untuk melestarikan kebudayaan bangsa.
2) Peranan pemuda sebagai individu-individu yang berusaha menyesuaikan din, baik dengan orang-
orang atau golongan yang berusaha mengubah tradisi, dengan demikian akan teijadi perubahan dalam
tradisi dalam masyarakat.
Kedua jenis peranan pemuda di atas bisa mengakibatkan sumbangan pada usaha pembangunan
maupun merupakan hambatan terhadap usaha pembangunar. Pemuda yang berusaha untuk menjadi
pendukung tradisi, pendukung kebudayaan bisa merupakan bantuan dalam usaha-usaha pembangunan,
tapi juga bisa menjadi penghambat penentang pembangunan. Begitu juga pemuda yang berusaha
mengubah tradisi belum tentu menguntungkan pembangunan.
b. Peranan pemuda yang menolak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya
Berdasarkan peran pemuda yang kedua dibedakan atas;
1) Jenis pemuda urakan
Yaitu jenis pemuda yang tidak bermaksud untuk mengadakan-perubahan d.alam masyarakat, tidak
ingin untuk mengadakan-perubahan dalam kebudayaan, akan tetapi ingin kebebasan bagi dirinya sendiri,
kebebasan untuk menentukan kehendak diri sendiri.Kebudayaan seniman dan sastrawan tergolong
dalam jenis mi Misalnya Chairil Anwar dan sebagainya.
2) Jenis pemuda nakal
Pemuda-pemuda inipun tidak ingin, tidak berniat dan tidak bermaksud untuk mengadakan perubahan
dalam masyarakat ataupun kebudayaan, melainkan berusaha memperoleh manfaat dan masyarakat
dengan melakukan tindakan yang meeka anggap menguntungkan dirinya tetapi merugikan masyarakat.
3) Jenis pemuda radikal
Pemuda-pemuda radikal berkeinginan untuk mengadakan perubahan revolusioner. Mereka tidak
puas, tak bisa menenima kenyataan-kenyataan yang mereka hadapi dan oleh sebab itu mereka berusaha
baik secara lisan maupun dalam tindakan rencana jangka panjang asal saja keadaan berubah sekarang
juga.
a. Asas pembinaan dan pengembangan generasi muda: Asas edukatip
(a) Pembinaan dan pengembangan oleh unsur di luargenerasi muda, didasarkan pada asas Ing ngarso
sung tulodo Ing madya mangun karso Tut wuri handayani
(b) Pembinaan dan pengembangan oleh sesama generasi muda, didasarkan pada asas Silih asih Silih
asah Silih asuh
b. Asas swakrasa
Berdasarkan atas asas ini pembinaan dan pengembangan generasi muda harus dapat menumbuhkan,
membantu dan mengembangkan kemauan dan kemampuan generasi muda untuk membina dan
mengembangkan dirinya sendiri dan lingkungannya.
b. Asas keselarasan dan terpadu
Pembinaan dan pengembangan secara swakarsa itu dilaksanakan selaras dan terpadu dengan
berbagai aspek kmampuan manusia yang seutuhnya dan sekaligus dengan berbagai bidang
pembangunafl lainnya.
c. Asas pendayagunaan dan fungsionalisasi
Mengingat banyaknya dan beranekaragafllnya organisasi pemuda yang ada dewasa ini, maka perlu
diadakan penataan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna bagi pelaksanaan program-program
generasi muda dalam prinsipnya dalam pembangunan nasional.
1.Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda Arah pembinaan dan pengembangan generasi
muda ditujukan pada pembangunan yang memiliki kesek’rasan dan keutuhan antara ketiga sumbu
orientasi hidupnya, yakni;
(1) Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Maha Esa, nilai-nilai kerohanian yang luhur dan falsafali hidup
Pancasila.Pembinaan dan pengembangan generasi muda menu- rut sumbu orientasi ke atas ialah
pengembangan insan ber-Ke Tuhanan Yang Maha Esa, yang bertakwa kepada-Nya dalam segala aspek
kehidupannya, berbudi pekerti luhur dan hermoral Pancasila.
(2) Orientasi ke dalam terhadap dirinya sendiri
Pembinaan dan pengembangan generasi muda menu- rut sumbu orientasi ke dalam ialah
pengembangan sebagai insan biologis, insan intelek serta insan kerja guna mengembangkan bakat-bakat
dan kern ampuan jasmaniah dan rohaniah agar dapat memberikan prestasi yang semaksimal mungkin
dengan rnengembangkan faktorfaktor kemainpuan dalam dirinya.
Faktor-faktor yang dimaksud ialah
(a) Dorongan untuk mempertahankan dan memelihara dirinya
(b) Dorongan untuk mempertahankan jenis/generasinya
(c) Dorongan untuk menyatakan dirinya
Dalam usaha ini mungkin saja individu akan bertentangan dengan lingkungannya (keadaan maupun
dorongan- dorongan) sehingga diperlukan kekuatanlkem ampuan untuk mempertahankan kepribadian
dirinya (agama, adat dan moral).
(3) Orientasi ke luar terhadap lingkungan (budaya, soaial, dan moral) dan masa depannya.Pembinaan
dan pengembangan generasi muda sumbu orientasi ke luar dibagi atas
*Pengembangan sebagai insan sosial budaya.
*Pengembangan sebagai insan sosial politik dan Sebagai insan patriot.
*Pengembangan sebagai insan sosial ekonomi, termasuk di sini adalah sebagai insan keija dan insan
profesi yang memiliki kemampuan untuk menggali,memanfaatkan, dan mendayagunakan sumber alam
serta menjaga kelestanannya.
*Pengembangan pemuda terhadap masa depannya. Kepekaan terhadap masa depannya akan
menumbuhkan kemampuan untuk mawas diri, kreatif, kritis serta menumbuhkan kesadaran bagi
kesinambungan nilai-nilai luhur bangsa dan negara.

Anda mungkin juga menyukai