Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

REMAJA, PEMUDA DALAM PERMASALAHAN GENERASI


NASIONAL

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6
PAI 1 B
1. YOGI ADRIAN
2. WIWIEK AMIR
3. BESSE SULFIANA

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM AS’ADIYAH SENGKANG
2021
KATA PENGANTAR

Atas berkat dan rahmat Allah SWT, Kami telah diberikan kemudahan untuk penyelesaian
makalah yang kami kerjakan. Sholawat serta salam tidak lupa kami kirimkan kepada Baginda
Nabi Besar Muhammad Saw, yang memberikan arahan dan panutan bagi semua umat yang ada
di muka bumi ini, serta dosen yang kami hormati dan semua teman-teman yang kami cintai.

Kami sendiri menyadari bahwa makalah kami ini masih sangat jauh dari sempurna, baik
dari segi isi, cara penyampaian ataupun bahasa. Kiranya tegur dan sapa para pembaca atau
teman-teman sekalian sangat kami harapkan, karena dapat meningkatkan dan penyempurnaan
makalah yang kami buat ini. Demikian kira-kira makalah yang kami buat, Mudah-mudahan
dapat berguna bagi para pembaca.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………. 2

Daftar Isi………………………………………………………………………… 3

Bab I Pendahuluan……………………………………………………………… 4

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………. 4

B. Tujuan Penulisan…………………………………………………………. 4

C. Manfaat Penulisan……………………………………………………….. 4

Bab II Pembahasan……………………………………………………………... 5

Bab III Penutup………………………………………………………………… 11

A. Kesimpulan………………………………………………………………. 11

B. Saran……………………………………………………………………... 11

Daftar Pustaka………………………………………………………………….. 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah pemuda merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap
generasi yang lebih tua. Masalah-masalah pemuda disebabkan karena sebagai akibat dari
proses pendewasaan seseorang,penyesuaian diri dari seituasi yang baru dan timbullah
harapan setiap pemuda karena akan mempunyai masa depan yang baik daripada
orangtuanya, proses perubahan terjadi secara lambat dan teratur(Evolusi) sebagian besar
pemuda mengalami pendidikan yang lebih baik dari orangtuanya. Orangtua yang
memberikan bimbingan, pengarahan, karena merupakan norma-norma masyarakat,
sehingga dapat dipergunakan dalam hidupnya. Banyak sekali masalah yang tidak
terpecahkan karena kejadian yang menimpa mereka belum pernah dialami dan
diungkapkannya.

Dewasa ini umum dikemukakan bahwa secara biologis dan politis serta fisik
seorang pemuda sudah dewasa akan tetapi secara ekonomis, psikologis masih kurang
dewasa. Contohnya seperti pemuda-pemuda yang sudah menikah, mempunyai keluarga,
menikmati hak politiknya sebagai warga Negara tapi dalam segi ekonominya masih
tergantung kepada orangtuanya.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui tentang Pengertian Remaja, Pemuda, dan Sosialisasi
2. Untuk mengetahui tentang Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
3. Untuk mengetahui tentang Peran Pemuda dalam Pergerakan Nasional
4. Untuk mengetahui tentang Masalah dan Potensi Generasi Muda
5. Untuk mengetahui Peranan Pemuda dalam Masyarakat
6. Untuk mengetahui Potensi-potensi Generasi Muda Pemuda

C. Manfaat Penulisan
Mahasiswa dapat mengenali masalah-masalah sosial yang ada di sekitarnya
sehingga mampu merefleksikan sikap dan berpikir ilmiah tentang kemungkinan solusi
kreatif dan inovatif dari masalah yang di hadapinya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Remaja, Pemuda, dan Sosialisasi


Remaja adalah generasi yang berumur 15 tahun sampai 20 tahun. Apabila mereka
bersekolah, batasannya adalah mereka yang belajar di tingkat SLTP, SLTA, dan tahun-
tahun awal memasuki perguruan tinggi. Sedangkan Pemuda mereka yang berumur 10-35
tahun atau lebih, dengan catatan mereka yang lebih dari umur 35 tahun secara psikologis
mempunyai jiwa kepemudaan. Adapun makna sosialisasi adalah suatu proses social yang
dilakukan oleh seseorang dalam menghayati (mendarahdagingkan) norma-norma
kelompok tempat ia hidup sehinga menjadi bagian dari kelompoknya.

Di pundak pemuda terdapat bermacam-macam harapan, terutama dari generasi


lainnya. Hal ini karena mereka diharapkan dapat menjadi generasi penerus, yang akan
melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, dan generasi yang harus melangsungkan
estafet pembangunan secara terus-menerus. Pemuda akan kehilangan fungsinya sebagai
penerus fungsinya, karena pemuda akan menghadapi berbagai permasalahan, pemuda
memiliki potensi yang melekat pada dirinya dan sangat penting artinya sebagai sumber
daya manusia. Oleh karena itu, berbagai potensi positif yang dimiliki generasi muda ini
harus digarap, dalam arti, di kembangkan dan di bina sehingga sesuai dengan asas, arah,
dan tujuan pengembangan dan pembinaan generasi muda di dalam jalur-jalur pembinaan
yang tepat serta senantiasa bertumpu pada strategi pencapaian tujuan nasional,
sebagaimana terkandung didalam Pembukaan Undana-Undang Dasar 1945 alinia IV.

Proses sosialisasi biasanya disertai dengan proses pembudayaan, yakni


mempelajari kebudayaan yang dimiliki oleh kelompok, seperti mempelajari adat istiadat,
bahasa, kesenian, kepercayaan, sistem, kemasyarakatan dan sebagainya. Proses
sosialisasi dan enkulturasi ini dilakukan secara turun temurun dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui tahapan-tahapan tertentu, yang semakin hari semakin meluas
sifatnya, berawal dari keluarga, kemudian meluas ke teman sepermainan, sekolah,
lingkungan kerja, dan  seterusnya.

B. Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda


Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan :
1. Landasan Idiil : Pancasila
2. Landasan Konstitusional : Undang-Undang Dasar
3. Landasan Strategi : Garis-garis Besar Haluan Negara
4. Landasan Historis : Sumpah Pemuda tahun 1928 dan Proklamasi
5. Landasan Normatif : Etika,Tata nilai, dan Tradisi luhur yang hidup dalam
masyarakat
Atas dasar kenyataan ini, diperlukan penataan kehidupan pemuda sehingga mereka
mampu memainkan peranan yang penting dalam masa depan sekalipun didasari bahwa
masa depan tersebut tidak berdiri sendiri. Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan
generasi muda haruslah menanamkan motivasi kehidupan terhadap masa datang sebagai
bagian mutlak masa kini. Kepekaan terhadap masa datang membutuhkan kepekaan
terhadap situasi-situasi ligkungan untuk merelevansikan partisipannya dalam setiap
kegiatan bangsa dan Negara. Untuk itu, kualitas kesejahteraan yang membawa nilai-nilai
dasar bangsa merupakan faktor penentu yang mewarnai pembinaan generasi muda dan
bangsa.

Tanpa ikut serta generasi muda, tujuan pembangunan ini sulit tercapai. Hal ini
bukan saja karena pemuda merupakan lapisan masyarakat yang cukup besar, tetapi tanpa
kegairahan dan kreativitas mereka, pembangunan jangka panjang dapat kehilangan
keseimbangannya.

Apabila pemuda masa sekarang terpisah dari persoalan masyarakatnya, sulit


terwujud pemimpin masa datang yang dapat memimpin bangsanya sendiri. Dalam hal ini,
pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu:

1. Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang
telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan keterlibatannya
pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapi bangsa.
2.  Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang
masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kea rah pertumbuhan potensi dan
kemampuan ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan
secara fungsional.

C. Peran Pemuda Dalam Pergerakan Nasional


Angkatan 1908 lebih banyak melakukan perintisan rasa dan semangat nasionalisme
yang kemudian semakin dimatangkan pada momentum Sumpah Pemuda tahun 1928,
sementara angkatan 1945 lebih berorientasi pada semangat dan api revolusi. Angkatan
1966 terlibat pada pergulatan politik menentang PKI.

Mencermati catatan historis tersebut, tampak bahwa sejarah kepemudaan itu di


bangun diatas idealisme dan komitmen sosial kaum muda. Peran kaum muda sebetulnya
merupakan terjemahan dari dinamika antara idealisme dan realitas sosial yang dihadapi.

Generasi muda adalah penentu perjalanan bangsa dimasa berikutnya. Mahasiswa


sebagai inti dari generasi muda, mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain
semangat mudanya, sifat kritisnya, kematangan logikanya, dan kebersiahannya dari noda
orde masanya. Mahasiswa adalah motor penggerak utama perubahan. Mahasiswa diakui
perannya sebagai kekuatan pendobrak kebekuan dan kemujudan masyarakat.

Namun secara empiris, nasionalisme tidak sesederhana defenisi itu. Nasionalisme


tidak seperti bangunan statis, tetapi selalu alektis dan interpretatif sebab nasionalisme
bukan pembawaan manusia sejak lahir, melainkan sebagai hasil peradaban manusia
dalam menjawab tantangan hidupnya. Terbukti dalam sejarah Indonesia, kebangkitan
arsa nasionalisme di daur ulang lagi oleh para mahasiswa dan pemuda karena mereka
merasa ada yang menyimpang dari perjalanan nasionalisme bangsanya.

D. Masalah dan Potensi Generasi Muda


Permasalahan Generasi Muda
Berbagai permasalahan generasi yang muncul pada saat ini antara lain sebagai
berikut :
a. Menurunnya jiwa idealisme, patriotism, dan nasioanlisme di kalangan masyarakat,
termasuk jiwa pemuda.
b. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c. Belum seimbang antara jumlah generasi pendidikan yang tersedia, baik yang
formal maupun nonformal. Tingginya jumlah putus sekolah karena berbagai sebab
bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh
bangsa.
d. Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran dan
setengah pengangguran di kalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya
prokdutivitas oleh nilai-nilai (kekuasaan, rakyat, dan sebagainya), makin besar
kemungkinan timbulnya pengaburan arti. Karena itu, masalah arti menjadi sangat penting.

Pemuda atau generasi muda adalah konsep yang sering di artikan sebagai nilai-
nilai sebab bukanlah semata-mata istilah atau kurtural. Kita mengenal kata-kata
seperti “Pemuda harapan bangsa”, “pemuda milik masa depan bangsa”. Kalau
ditinjau dari segi objektif, perumusan yang riil berdasarkan patokan yang dapat di
perhitungkan, seperti kesamaan umur, atau segi kependudukan, pembagian umur
antara 15 sampai 25 tahun, sering dihitung sebagai pemuda, sedangakn dari segi
sosiologis dan historis, di sini lebih menekankan kepada nilai subjektif, atas dasar
tanggapan masyarakat dan kesamaan pengalaman historis.

Perubahan sosial, memang di tandai oleh terjadinya kepentingan hubungan antar generasi
yang dapat mengganggu sistem komunikasi yang efektif antar generasi. Perbedaan
pengalaman historis yang pokok adalah penting. Dalam hal ini proses perubahan tersebut di
tandai adanya konflik generasi. Generasi muda sedikit mempunyai rasa kepentingan terhadap
struktur sosial lama, dan karena makin lebarnya sistem sosialisai yang berupa lembaga
pendidikan atu sekolah. Dengan demikian, rasa kesesuaian dan kesamaan makin meluas. Kita
tahu bahwa masalah generasi muda dan pemuda adalah universal. Artinya, intensitas yang
berbeda-beda dapat terjadi di mana-mana dan pada setiap saat. Namun, berkembangnya
teknologi akan meningkatkan proses. Dalam suasana seperti ini, kepentingan generasi makin
menonjol sehingga terjadinya peralihan, terlalu cepat untuk dapat di kejar oleh kemampuan
sosial.

Dalam hal mendewasakan mahasiswa, pemerintah telah merintis beberapa kegiatan yang
memberikan kemungkinan bagi para mahasisa untuk mendewasakan diri dengan pendekatan
inter disiplinerdan berhubungan langsung dengan masyarakat, tetapi bermanfaat bagi
masyarakat. Di samping itu, banyak dijumpai kegiatan-kegiatan yang membentuk
kepribadian dan keterampilan pemuda, seperti di pesantren-pesantren.

E. Peranan Pemuda dalam Masyarakat


Masa depan suatu bangsa terletak ditangan pemuda atau generasi mudanya sebab
merekalah yang akan menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa. Oleh
karena itu,generasi muda perlu diberi bekal berupa ilmu pengetahuan yang sesuai dengan
tuntutan zaman.
Salah satu cara untuk memperoleh bekal pengetahuan tersebut dapat melalui
pendidikan,baik formal maupun non formal,baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan
tinggi. Meskipun kesempatan mendapatkan pendidikan di perguruan tinggi belum
memadai bila di banding jumlah pemuda atau penduduk Indonesia. Mereka yang
berkesempatan mendapat penduduk di perguruan tinggi berkewajiban untuk
menyumbang tenaganya kepada masyarakat kearah kehidupan yang lebih baik. Mereka
hendaknya mampu menemukan cara atau teknik baru bagi perubahan dan kemajuan
masyarakat.
Di samping itu ,perlu dipikirkan keikut sertaan masyarakat dalam pembaruan
tersebut. Dengan demikian, hasilnya akan seperti yang diharapkan.
a. Pemuda dan Perkembangan Pendidikan
Di Indonesia, kehidupan kaum muda cukup beragam. Hampir di seluruh bidang
pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi, di
bidang pekerjaan mulai dikantor, pabrik, sawah dan sebagainya, bertujuan untuk
meningkatkan kecakapan dan keterampilan mereka dalam mempersiapkan diri
menjadi generasi pembangunan  yang lebih baik. Dengan demikian lenyaplah
anggapan sebagian masyarakat terhadap anggapan kaum muda yang negatif.
b. Pengalaman Pribadi Membentuk Mental
Sebagai gejala yang universal, masa muda di bedakan atas gejala biologis dengan
keanekaragaman sruktur yang menjerumus gejala kultur, yang menjadikan perbedaan
dari segi kehidupan diatas dan proses hubungan antar kelompok pemuda ialah umur
yang memegang peranan penting. Setiap perkembangan umur, maka manusia selalu
memperoleh berbagai kemampuan dan pengalaman, baik biologis maupun intelektual.
Di samping itu,perbedaan tugas dan peran didalam masyarakat di tentukan pula oleh
umur.

Seperti kita ketahui ,mulai dari anak- anak sampai menjadi orang tua,dan mulai
dari di didik sampai pendidik, yang berjalan secara wajar, dan ini tak dapat di hindari
didalam masyarakat, umur merupakan dasar untuk menentukan corak atau hubungan
sosial budaya , artinya hubungan antar generasi,kegiatan sosial dan sebagainya.
c. Pengaruh Pemuda Sosial Ekonomi
Perubahan sosial akan dialami setiap masyarakat di mana saja,terutam pada masa
pembangunan ini,seperti di Indonesia, yang merupakam dinamika perubahan sosial
budaya pada masa pembangunan. Khususnya yang menyangkut pemuda, perubahan
sosial adalah terjadi perubahan yang mencolok dalam susunan umur, yang akan
mempengaruhi sikap dan sifatnya. Oleh karena itu , perlu adanya pemikiran untuk
mengendalikan sifat dan sikap pemuda sehingga tidak menjerumus pada perbuatan
tercela. Perlu dipikirkan adanya pendirian tempat latihan kerja (pendidikan
nonformal) bagi anak muda yang tidak dapat meneruskan sekolah dan mereka
diarahkan untuk berproduksi.
d. Penyesuaian diri dengan lingkungan
Kurangnya gizi yang menghambat perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan
badan di kalangan genersi muda. Hal tersebut disebabkan rendahnya daya beli dan
kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang dikalangan
masyarakat yang berpengahsilan rendah.

Masih banyak perkawinan di bawah umur , terutama di kalangan masyarakat


daerah perdesaan. Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan
kehidupan keluarga. Meningkatkan kenakalan remaja termasuk penyalah gunaan
narkotika dan belum adanya peraturan tentang perundangan yang menyangkut
generasi muda.

Dalam rangka memecahkan permasalahan generasi muda ersebut diatas,


diperlukan usaha-usaha terpadu, terarah, dan berncana dari seluruh potensi nasional
dengan melibatkan genersi muda sebagai subjek pembangunan. Organisasi-organisasi
pemuda yang telah berjalan baik merupakan potensi yang siap untuk dilibatkan dalam
kegiatan pembangunan nasional.

F. Potensi-potensi Generasi Pemuda


a. Idealisme dan daya kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tantangan yang ada,
sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tantangan secara wajar mampu mencari
gagasan baru.
b. Dinamika dan Kreatifitas
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi
kedinamisan dan kreatifitas,yakni kemampuan dan kesediaan untuk mengadakan
perubahan, pembaharuan, dan penyempurnaan kekurangan yang ada atau pun
mengemukakan gagasan yang baru.
c. Keberanian mengambil resiko
Perubahan dan pembaruan termasuk pembangunan,mengandung resiko dapat
meleset, terhambat atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin
memperoleh kemajuan. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang
mengandung resiko. Untuk itu diperlukan kesiapan pangetahuan, perhitungan dan
keterampilan dari generasi muda sehingga mampu memberi kualitas yang baik untuk
berani mengambil resiko.
d. Optimis dan kegairahan semangat
Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan
kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk
mencoba maju lagi.
e. Sikap kemandirian dan disiplin murni
Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan
tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran disiplin murni
pada dirinya agar mereka padat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki
tenggang rasa
f. Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah secara menyeluruh baik
dalam arti kuantitatif maupun dalam arti kualitatif, garasi muda secara relative lebih
terpelajar karna lebih terbukanya kesempatan belajar dari ganerasi pendahulunya.
g. Keaneka ragaman dalam persatuan dan kesatuan
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman dari
masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati
secara sempit dan eksklusif.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial
khususnya bagi para remaja dan pemuda yang berpikir di bekali rasa ingin tahu. Rasa
ingin tahu inilah yang mendorong kita untuk mengenal, memahami, dan menjelaskan hal
yang bersifat alamiah, sosial, dan budaya serta manusia berusaha untuk memecahkan
masalah yang di hadapi. Dari dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami
masalah menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.

Pengetahuan yang di peroleh remaja dan pemuda mula-mula terbatas pada hasil
pengamatan terhadap gejala alam, masyarakat, dan budaya, kemudian semakin bertambah
dengan pengetahuan yang di peroleh dari hasil pemikirannya.

Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya pikirnya para remaja dan pemuda,
mereka mampu melakukan segala hal untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari
sesuatu hal baik yang bersifat alamiah, sosial, dan budaya yang keseluruhan itu
membutuhkan mental yang kuat.

B. Saran
Menurut pendapat kami, yang dapat diterapkan dalam mengatasi permasalahan
remaja adalah dengan penerapan ajaran islam dalam keluarga. Pendidikan islam
diberikan kepada anak oleh orangtuanya dalam keluarga. Kemudian masa remajanya
harus mendapat perhatian khusus dari orangtuanya. Anak yang berada dalam kondisi
puber rentan terhadap permasalahan-permasalahan bahkan cenderung melakukan
perbuatan-perbuatan yang melanggar ajaran agama.
DAFTAR PUSTAKA

Mawardi, Drs. Hidayati Nur, Ir. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu budaya Dasar,
CV. Pustaka Setia, Bandung: 2009
Wahyu Ramdani, Ilmu Sosial Dasar, CV. Pustaka Setia, Bandung: 2007
Toenggoel P.Siagian,”Pendekatan Pokok Dalam Mempertimbangkan Remaja Masa Kini” dalam
Prisma, (Nomor 9 tahun XIV 1985). Hlm. 19
Anas Urbaningrum, Menuju masyarakat madani pilar dan Agenda perubahan. (jakatra: Yarsif
Watampone. 1997). Hlm.6
Drs. Mawardi- Ir. Nur Hidayati “ Remaja dan Pemuda dalam Permasalahan Generasi Nasional” (
Tahun 2009). Hlm. 236

Anda mungkin juga menyukai