Anda di halaman 1dari 7

DENGAN SEMANGAT PEMUDA DAN PENDIDIKAN MERATA

INDONESIA JAYA
Karya Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Esai
“ Membangun Karya Nyata Teruntuk Indonesia”

Disusun oleh:
( Mifta Khuroji )

UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
DENGAN SEMANGAT PEMUDA DAN PENDIDIKAN MERATA
INDONESIA JAYA

The presence of youth is the answer to all our problems, it is summed up in one word
(George orwell).

Kita memilih bergerak atau diam, dunia akan terus berubah ketika dunia berubah anda
diam, maka anda cepat atau lambat akan punah, jika anda tidak ingin berubah, maka
perubahan itu yang akan memaksa anda untuk berubah (Syafii Efendi).

Bimo adalah mahasiswa semester 4 jurusan agroteknologi fakultas pertanian Universitas


Lampung, Lampung. Setiap hari ia harus membawa gorengan dagangan miliknya untuk
dijajakan dikelasnya, tanpa rasa lelah ataupun malu sedikitpun Bimo menjalankan
hidupnya hari demi hari dengan penuh semangat dan kegigihan. Ia lakukan hal tersebut
sebab ia sadar, orang tuanya hanyalah seorang petani yang memiliki penghasilan pas
pasan, penghasilanya mungkin hanya cukup untuk makan dan membayar biaya
semesternya, oleh sebeb itu Bimo harus berjuang. Berjuang melawan rasa lelah dalam
kuliah, berjuang melawan rasa malu atas cibiran yang ia dengar, dan berjuang untuk
masa depannya yang akan datang. Itu semua ia lakukan sebab ia tak ingin terlalu
membebani orang tuanya yang telah memberikan banyak sumbangsih terhadap dirinya
sejak SD sampai Kuliah.

Semangat Bimo seolah terus menggelora dan tak pernah padam layaknya api
yang membara yang melahap semua kayu bakar yang ada, begitulah perumpamaan
yang cocok bagi dirinya. Ya, semangatnyalah yang telah melahap semua kesusahan dan
tantangan dalam hidupnya hingga ia sampai pada saat ini. Iya pernah mengatakan
kepada saya “jika kita memulai langkah dengan rasa takut, maka sebenernya kita tidak
pernah melangkah” dialog saya dengan Bimo seolah menyadarkan saya bahwa kita
harus berani mencoba dan melangkah, sebab rasa takutmu untuk melangkah itulah
sebab tidak pernah adanya perubahan dalam dirimu. Hal inilah yang terjadi pada
kebanyakan pemuda saat ini, pemuda yang cenderung menunggu dari pada mengambil
kesempatan, pemuda yang takut untuk melangkah dengan segudang alasan dan keluh
kesah, pemuda yang sukanya hura hura ketimbang susah payah untuk menggapai cita
citanya.

Pemuda merupakan bagian dari penduduk usia produktif, selain itu, pemuda
menjadi salah satu sumber potensial dalam proses pembanguanan bangsa yang
memegang peranan penting sebagai sumber kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen
perubahan. Sejarah telah membuktikan bahwa pemuda adalah salah satu pilar yang
memiliki peran besar dalam perjuangan kehidupan bangsa dan bernegara sehingga maju
mundurnya suatu negara sedikit banyak ditentukan oleh pemikiran dan kontribusi aktif
dari pemuda di negara tersebut (Wahyu Ishardino Satries). Menurut data badan pusat
statistik 2014 menyebutkan bahwa jumlah pemuda di indonesia pada tahun 2014
sebanyak 61,83 juta jiwa atau setara 24,53 persen dari 252,04 juta jiwa penduduk
indonesia (BPS, 2014). Dengan demikian pemuda merupakan cerminan dari masa
depan suatu bangsa dan merupan aspek penting suatu negara.

Pemuda adalah generasi emas harapan bangsa, dikatakan sebagai generasi emas
jika pemudanya berjiwa besar, berkarakter dan penuh kegigihan dalam hidupnya, bukan
pemuda yang loyo, juga bukan pemuda yang penakut untuk melangkah dan berubah.
Namun fakta tentang kondisi pemuda saat ini sangatlah jauh dari kata memuaskan,
banyak catatan catatan buruk tentang pemuda yang terjadi saat ini, mulai dari rendahnya
moral, etika dan karakter pemuda atau krisis keteladanan, narkoba, sex bebas, bulliying,
pembunuhan dan tindakan buruk lainnya.

Hal tersebut membuat kita bertanya apakah kita ingin menjadi bangsa yang
besar? Jika kita sebagai pemuda masih tetap seperti ini, nasib bangsa ini hanyalah
tinggal menghitung umur padi. Sepanjang sejarah dunia, hampir disetiap kemajuan
suatu bangsa dilatarbelakangi dengan perkembanga, kemajuan dan peran aktif
pemudanya. Pemuda memiliki peran aktif dalam memajukan suatu bangsa sebagai
contoh kegigihan dan keberanian pemuda Malaysia yang terinspirasi dari peristiwa
sumpah pemuda 1928 di indonesia untuk melakukan perlawanan terhadap kolonialisme,
Muhammad Al fatih saat usia 21 tahun telah dapat menaklukan konstantinopel, selain
itu peran pemuda indonesia yang tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa indonesia
yang diawali dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928,
Proklamasi Kemerdekaan tahun1945, pergerakan pemuda, pelajar dan mahasiswa tahun
1966, sampai dengan pergerakan mahasiswa tahun 1998 yang meruntuhkan kekuasaan
Orde Baru selama 32 tahun sekaligus membawa bangsa indonesia memasuki masa
reformasi. Fakta historis ini menjadi salah satu bukti bahwa pemuda selama ini mampu
menorehkan berbagai prestasi dan berperan aktif sebagai pionir dalam proses
perjuangan, pembaruan dan pembangunan bangsa.

Ny Augusta de wit menulis “ ketidak adilan sudah berjalan terlalu lama, akal
budi orang sudah tumbuh sesuia dengan itu, tambah kerut merut. Akal fikiran sudah
menjadi bengkok dan kerdil, kemauan lemah berkulai” sedangkan menurut Prof Veth
beliau mengatakan bahwa “semangat harimaunya sudah dijinkan sampai kutu kutunya”
hal inilah yang mungkin sedang terjadi pada pemuda hari ini, semangat jiwa pemuda
yang sudah mulai menghilang, mudah menyerah, loyo sehingga hal ini perlu kembali
dihidupkan, selain itu lemahnya kemauan pemuda untuk maju perlu kita basmi.

Sudah saatnya pemuda hari ini untuk mendasyatkan pribadi biasa menjadi luar
biasa, pribadi yang biasa mencontek menjadi luar biasa ketika tidak mencontek, pribadi
yang biasa tidak bermoral dan berkarekter menjadi luar biasa ketika menjunjung tinggi
moral dan karakter mulia, pribadi yang biasa narkoba menjadi luar biasa ketika
menjauhi narkoba dan seterusnya. Kemampuan kita terbatas? Itu bukan masalah! Sebab
bila ditengah keterbatasan itu kita mampu mendasyatkan diri untuk meraih prestasi
tinggi itulah kepahlawanan sejati. Perubahan tidak harus selalu dengan hal hal besar
namun perubahan bisa kita mulai dari hal hal kecil yang nantinya akan mejadi hal besar.

Pendidikan Adalah Pembebasan


Dalam membangun generasi emas produktif bagi indonesia tentu tidaklah
semudah membalikan telapak tangan, tidak semudah mengedipkan mata. Namun semua
itu membutuhkan peran aktif dari para pemudanya itu sendiri, lingkungan dan orang
sekitar. Selain itu salah satu faktor yang sangat menentukan perkembangan dan
kemajuan pemuda suatu bangsa adalah melalui pendidikan. Pendidikan merupakan
salah satu bentuk ataupun cara yang cukup baik dalam menciptakan generasi emas
produktif bangsa , kemajuan suatu negara dipengaruhi pula oleh kemajuan pendidikan
yang didapatkan oleh para pemuda bangsa tersebut, dengan demikian menjadi sangat
penting bagi pemuda saat ini untuk dapat terus menempuh pendidikan setinggi
tingginnya guna mendapatkan berbagai pengalaman dan pegetahuan luas untuk
mendorong kemajuan bangsa.

Hal ini sesuai dengan amanat yang terkandung dalam pembukaan Undang
Undang Dasar 1945 “mencerdaskan kehidupan bangsa” selain itu juga diamanatkan
dalam UUD 1945 Pasal 28C Ayat (1) bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasar, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan
kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Tokoh nasional Indonesia
Ir. Soekarno dan KI Hajar Dewantara mengatakan “Bahwa satu satunya yang dapat
mengubah nasib suatu bangsa hanyalah pendidikan”. Pendidikan adalah pembebasan,
pembebasan dari ketidak tahuan menjadi tahu, pembebasan dari kebodohan menjadi
pintar dan seterusnya. Namun kenyataan yang terjadi saat ini tidaklah demikian, masih
banyak pemuda yang putus sekolah hanya karena biaya, atapun mengharuskannya untuk
memilih bekerja ketimbang sekolah demi menyambung hidupnya.

Pemerataan Pendidikan Adalah Hak Setiap Pemuda


Menurut Data Pusat Statistik tahun 2014 sebanyak 75,43 persen pemuda
indonesia tidak lagi bersekolah, dan sebesar 1,05 persen pemuda indonesia belum
mengakses pendidikan (tidak pernah bersekolah) salain itu pemuda indonesia yang tidak
bisa membaca dan menulis atau buta huruf sebesar 0,64 persen, terutama pemuda
pedesaan yang lebih mendominasi sebesar 1,26 persen lebih tinggi dibandingkan di
perkotaan yang hanya sebesar 0,10 persen. Selain itu pada pasal 31 UUD 1945 dengan
tegas menyebutkan, bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”
dengan demikian, pemerataan,dan peningkatan akses pendidikan hendaknya menjadi
fokus utama pemerintah, selain fokus pada pemudanya itu sendiri. Hal ini agar pemuda
memiliki pandangan kedepan (maju) dan berwawasan yang luas dengan pengetahuan
yang mereka miliki sebab karakter dan pribadi pemuda itu akan terbentuk seperti apa
nantinya, semua itu dipengaruhi juga dengan seberapa banyak pengalaman dan
pengetahuan yang mereka dapatkan dengan demikian secara tidak langsung pendidikan
merupakan salah satu bentuk pembebasan dari ketidak tahuan menjadi tahu dan dari
yang.biasa saja menjadi luar biasa.
Tak Hanya Berpendidikan Namun Kegigihan dan Semangat Pemuda Sangat
Dibutuhkan.
Sebagai contoh bagaimana seorang kartini muda ingin agar dirinya memperoleh
pendidikan sebab ia tahu bahwa pendidikan sangatlah penting bagi dirinya ia sadar
bahwa untuk menjadi seorang yang memiliki fikiran yang maju hendaknya
berpendidikan tak peduli laki maupun perempuan, sebab baginya pendidikan adalah
segalanya. Kegigihan dan kerendahan hati seorang kartini dalam menempuh pendidikan
perlu kita teladani, bagaimana tidak kartini yang ketika itu masih dalam usia remaja
telah giat untuk mencari guru untuk mengajarkan suatu ilmu pada dirinya, KH. Sholeh
Darat merupakan salah satu guru kartini dan juga 2 pemuda yang melegenda yaitu KH.
Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim As’ari ketika itu. Namun tak lama kemudian gurunnya
meninggal dunia, kemudian setelah itu kartini tak tinggal diam ditempat beliau mencari
seorang pengganti gurunya untuk meraup ilmu yang lebih banyak dengan cara
mengajukan proposal ke belanda, 3 hari setelah kartini menerima lamaran bupati
Rembang, proposal beasiswanya ke belanda dikabulkan. Namun kemudian beasiswa
tersebut diberikan kepada salim, kelak kita mengenal orang nomer 2 di serikat islam
setelah H,O,S Cokroaminoto ini dengan sebutan KH. Agus Salim.

Pemuda yang hebat tentu lahir dari guru yang hebat, bermartabat juga sebagai
teladan umat, hal ini dapat kita peroleh melalui pendidikan tentunya, pendidikan yang
dapat membuka wawasan pemuda kedepan dan dapat terus memberikan motivasi dan
memunculkan kemauan yang tinggi bagi para pemuda itu sendiri, tidak hanya
pendidikan formal namun pendidikan non formal juga menjadi sangat penting sebab
tidak semua orang dapat menguasai ataupun ahli dalam satu bidang saja namun tentu
ada juga orang yang ahli dalam bidang lainnya seperti sosial, lingkungan, seni, budaya
maupun olahraga.

Selain kegigihan dalam menempuh pendidikan kegigihan dalam menambah


wawasan juga sangat dibutuhkan terutama melalui membaca buku, sebab buku adalah
jendela dunia, buku adalah pelita dalam kegelapan juga sebagai gudang dari setiap
pengetahuan. Menurut hasil survei UNESCO pada 2011 menunjukan, indeks tingkat
membaca masyarakat indonesia hanya 0,001 persen. Artinya hanya ada satu orang dari
1.000 penduduk yang masih “mau” membaca buku secara serius. Bahkan, Most Literate
Nations in the World pada Maret 2016 merilis pemeringkatan literasi internasional yang
menempatkan Indonesia berada di urutan ke-60 di antara total 61 negara. Sedangkan
pada World Education Forum yang berada di bawah naungan PBB, Indonesia
menempati posisi ke-69 dari 76 negara. Dengan demikian sebagai pemuda harapan
bangsa sudah saatnya untuk bangun, mari tingkatkan pengetahuan dan potensi diri sejak
saat ini juga melalui membaca buku.

Sebagai penutup, model pembangunan generasi emas produktif ini tidak dapat
tercipta dengan satu kata ajaib, “Bangkitlah Pemuda” juga tidak dapat tercipta dalam
tempo yang sesingkat singkatnya, model pembangunan ini adalah model pembangunan
yang sulit dihadirkan, tapi dicari lewat dialog di tengah pemuda juga pemerataan dan
peningkatan pendidikan sangat dibutuhkan, sebab pendidikan adalah salah satu cara
untuk membangun peradapan suatu bangsa dan meraih apa yang tak dapaat diraih.
Kegigihan dan kerendahan hati seorang Kartini dan Bimo dalam cerita diatas tentunya
dapat menjadi pendorong bagi kita sebagai pemuda untuk menjadi pemuda yang berani
melangkah dan pantang menyerah, walau hidup payah dan susah tantu akan ada buah
keindahan yang wah nantinya, pemuda yang penuh karya, penuh inspirasi juga penuh
kratif, inovatif dan produktif itulah yang dinanti.

Anda mungkin juga menyukai