Anda di halaman 1dari 3

Salam sejahtera bagi kita semua !

Yang saya hormati Ibu Guru dan teman-teman sekalian yang saya cintai.
Selamat pagi bagi kita semua!
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa karena hanya dengan rahmat-Nya lah kita dapat berada ditempat ini
dalam keadaan sehat walafiat. Selanjutnya saya ingin berterimakasih karena telah
diberi kesempatan untuk berdiri di tempat ini menyampaikan pidato saya yang
bertema perbaikan mental generasi muda masa kini. Sebelum saya menyampaikan
isi pidato saya ada baiknya terlebih dahulu saya memperkenalkan diri saya. Nama
saya Dicko Nababan.
Saudara-saudara sekalian, bila kita mengartikan kata Generasi Muda,
generasi muda adalah terjemahan dari young generation lawan dari old age. Para
ahli mendefenisikan generasi muda merupakan sifat atau keadaan individu itu
masih berusia muda dalam kelompok, golongan, angkatan yg hidup dalam jangka
waktu tertentu usia yang diwarisi cita-cita dan dibebani hak dan kewajiban
melanjutkan pembangunan bangsanya sebagaimana tugas-tugas para angkatan
yang hidup sebelum mereka.
Dapat diartikan pula generasi muda merupakan tumpuan harapan bangsa
merealisasikan ideology dan tujuan bangsa.
Bila kita melihat sejenak generasi muda Indonesia pada masa perjuangan
kemerdekaan Indonesia, mereka menjadi pelopor persatuan tanah air, kebangsaan,
dan Bahasa persatuan melalui Sumpah Pemuda. Generasi muda pada saat itu
memiliki semangat dan tekad yang besar demi kemerdekaan negara tercinta ini.
Segala sesuatu rela mereka korbankan termasuk nyawa mereka sendiri. Semua itu
merupakan wujud cinta dan tanggung jawab akan negara Indonesia. Indonesia
merupakan bangsa yang berkarakter santun, berbudi pekerti, ramah, dan bergotong
royong. Karakter tersebut merupakan modal yang seharusnya dapat membuat
rakyat sejahtera.
Namun, di masa sekarang dunia seakan terbalik. Generasi muda sudah sangat jauh
dari apa yang diharapkan dan dicita-citakan. Sepertinya bangsa ini sudah
kehilangan karakter aslinya. Perubahan karakter bangsa tersebut merupakan akar
dari munculnya korupsi, kolusi, nepotisme, etos kerja tidak baik, bobroknya
birokrasi, hingga ketidaksiplinan. Kondisi itu dibiarkan selama bertahun-tahun dan
pada akhirnya hadir di setiap sendi bangsa. Untuk itu perlu adanya revolusi mental.
Revolusi mental yang dimaksud adalah kembali pada karakter asli bangsa
Indonesia. Jadi, tujuan utama dari revolusi mental itu adalah untuk Indonesia
menjadi sejahtera, untuk Indonesia yang lebih jaya dari pada saat ini. Kita harus
berubah demi Indonesia. Korupsi harus diberantas, etos kerja harus ditingkatkan,
birokrasi harus diperbaiki, kedisiplinan harus tetap ditegakkan, dan yang terpenting
adalah kejujuran harus tetap menjadi karakter kita.
Revolusi tidak selalu berarti perang melawan penjajah. Kata revolusi
merupakan refleksi tajam bahwa karakter bangsa harus dikembalikan pada aslinya.
Kalau ada kerusakan di nilai kedisiplinan, ya mesti ada serangan nilai-nilai ke arah
itu. Bisa mengubah pola pikir, mindset. Titik itulah yang kita serang. Satu-satunya
jalan untuk revolusi sebagaimana yang dia maksudkan itu adalah lewat pendidikan
yang berkualitas dan merata, serta penegakan hukum yang tanpa pandang bulu.
Mempersiapkan pemuda yang memiliki pemikiran-pemikiran revolusioner
memerlukan tahapan-tahapan yang harus dijalani bangsa ini, di gengaman
pemudalah nasib bangsa ini ditentukan di massa depan, itu berarti menjukkan
bahawa nasib bangsa ini ada dipundak generasi muda. Sejarah telah membuktikan,

bahwa bangsa Indonesia merdeka karena ada peran seorang pemuda. Pemuda
adalah asset berharga bagi Negara yang menentukan kemajuan atau kehancuran
bangsa tergantung pada sikap generasi muda sebagai agen perubahan. Secara
alamiah Pemuda akan mengambil alih dan memakai mahkota kepemimpinan
kedepan bangsa Indonesia. Dalam peralihan kepimimpinan dari generasi tua ke
generasi muda diperlukan tahapan-tahapan yang stragis, agar teciptanya generasi
Indonesia emas 2045, yang mampu membawa bangsa ini menuju kemajuan dan
kesejahtaraan yang selama ini dibicarakan dalam berbagai wacana tentang
generasi penurus bangsa.
Merevolusi ideologi pemuda yang saat ini terbius akan kenikmatan hedonisme yang
dibawa oleh paham baru yang masuk, yang menyebabkan pemuda massa kini lupa
dari mana, dimana dan untuk siapa sebenarnya mereka hidup. Seakan-akan mereka
mulai lupa dengan bangsanya sendiri yang dibangun oleh kultur dan semangat
juang yang tinggi tanpa ada perbedaan oleh para pemuda yang dibuktikan dengan
Sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928. Secara kultur sebenarnya pemuda-pemuda
bangsa menerapkan nilai-nilai pancasila dalam pembentukan dan setiap kegiatan
yang mereka lakukan setiap harinya. Hal ini menunjukkan bahwa peran pancasila
adalah sebagai kerakyatan. Kerakyatan yang dimakasud disini adalah Pemuda
Indonesia adalah sebagai rakyat Indonesia yang memiliki hak yang sama. Oleh
karena itu dalam setiap melakukan hak-haknya pemuda dituntut untuk selalu
memperhatikan dan mempertimbangkan kepentingan dan hak-hak negara dan
masyarakat Indonesia. Hak dan kewajiban haruslah seimbang dan tidak memihak
atau memaksakannya. Pemuda haruslah menerapkan nilai-nilai kerakyatan,
kemasyarakan sehingga akan menimbulka rasa persatuan yang kuat dan membaur
membentuk sebuah kepercayaan(trust) sebagai dasar untuk menghasilkan pemudapemuda revolusioner serta bisa membentuk pemuda yang berjiwa besar dan
bermoral yang sesuai dengan ideologi pancasila. Oleh karena itu bangsa Indonesia
perlu memaknai pancasila secara poposional dan kontekstual, masudnya pancasila
perlu ditempatkan pada realitas masyarakat dan pemuda Indonesia dalam
pendekatan kultural, doctrinal, demokratis dan bukan ditempatkan diatas gading
yang elastis. Pancasila harus dipandang dan dikonsolidasi secara porposional antara
ortodoksi dan ortopraksis. Pemuda harus mengamalkan pancasila secara konsisten
dalam satu sisi, dan memiliki pembangunan terhadap, dan memiliki kemempuan
beeradaptsi dengan perkembangan dunia kotemporer pada sisi lainnya.
Menyikapi segala fenomena dan permasalahan diatas menuntut pemuda
untuk bersikap lebih kritis. Memaknainya secara elegan dan rasional dengan
mengembalikan ke Pancasila. Mengaktualisasikan pancasila kedalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah suatu keniscayaan, agar pancasila
selalu tetap relevan dalam fungsinya membrikan pedoman bagi generasi muda
dalam pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Kegagalan mendasar atas praktik berideologi di
Indonesia seperti lorong gelap yang tak berujung, tetapi kita tidak boleh pesimis
apalagi menghujat, sehingga tercipta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pemuda Indonesia harus memupuk kepedulian antar sesama yang tinggi, karena
dari anak mudalah genersi emas 2045 akan benar-benar dapat terealisasi.
Bersyukurlah bangsa ini memiliki ideologi pancasila yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan sekaligus keberagaman. Semua hal tersebut harus diawali dengan
Revolusi Mental dan Ideologi Pemuda.
Demikian lah pidato ini saya sampaikan. Jika ada salah kata, saya mohon

maaf. Selamat pagi !

Anda mungkin juga menyukai