Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH PEMUDA DAN ISLAM

Andhika Perkasa Sumarto 1110211174

KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT karena rahmat dan hidayahnya , saya dapat membuat makalah ini .Makalah ini berisikan tentan Islam dan Pemuda .Makalah ini dibuat karena mendapat hukuman tidak mengikuti tafakur islam yang diadakan pada kemarin .Saya menyadari dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan .Semoga dapat dimaklumI

Penyusun

Andhika Perkasa Sumarto

Peran Pemuda Islam yang Luar Biasa Kata pemuda akan membuat orang berpikir tentang energi yang berlebih, semangat yang membara, kekuatan yang tiada habisnya, daya kreasi yang tak pernah terhenti, dan generasi untuk kepemimpinan Negara di masa depan. Bahkan seorang ulama berpendapat bahwa tampilnya kebaikan umat bergantung pada kebaikan akhlak pemudanya. Hal ini membuktikan bahwa pemuda adalah sebuah subjek yang memegang parananan penting dalam keberlangsungan hidup masyarakat. Lalu, sebenarnya, mengapa pemuda memiliki peran yang amat penting bagi masyarakat? Bagaimanakah peran penting tersebut? Ustadz Yususf Qardhawi pernah mengatakan masa muda adalah masa pertengahan. Mari kita bayangakan sebuah mentari yang bersinar pada setiap lembaran hari. Kapasitas energi panasnya akan bergradasi atau lebih tepatnya mambentuk kurva huruf n pada garis-garis koordinat. Huruf n tersebut memiliki titik tengah yang berarti titik tertinggi. Begitu pula matahari yang memiliki titik tengah, yang dikenal dengan titik kulminasi, yang merupakan sebuah titik tertinggi energi yang dicapai matahari pada setiap harinya. Saat itu, energi panas matahari terasa begitu kuat menyengat. Mari kaitkan dengan pemuda yang dianggap sebagai masa pertengahan. Hal ini berarti bahwa pemuda adalah masa ketika manusia memiliki energi tertinggi. Pemuda memiliki semangat pergerakan yang membara dalam jiwa. Hal inilah yang sebenarnya menjadi salah satu alasan mengapa pemuda memiliki peran yang penting dalam masyarakat. Karena semangat pergerakan mereka yang jika dilaksanakan dalam rute yang positif akan menciptakan perubahanperubahan dan pengaruh dalam masyarakat sehingga tercipta pula tatanan yang baik. Peran pemuda itu sendiri dapat sebagai subjek penggerak perubahan, pencipta ide kreatif, sekaligus objek yang akan menjadi contoh nyata dalam perubahan tersebut. Maksud dari penggerak perubahan adalah bahwa pemuda menjadi penyemangat, pengaruh, dan penyusun skenario dari perubahan yang harus dilakukan setelah mengkritisi isu negatif yang membahayakan masyarakat, misalnya. Pencipta ide kreatif maksudnya adalah pemuda sebagai penggagas ide yang akan dilakukan dalam perubahan agar efektif dan benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat. Sedangkan objek yang akan menjadi contoh berarti pemuda juga harus melaksanakan apa yang ia ucapkan pada masyarakat atau orang lain tentang hal yang harus mereka lakukan. Dengan kata lain, mengajak orang lain membiasakan hal-hal baik melalui contoh nyata secara langsung. Demikian harusnya para pemuda berperan dalam masyarakat. Namun, pamuda Islam, memiliki tugas yang extra dalam menjalani perannya. Tawadzun, imbang. Pemuda Islam harus seimbang dalam menjalani kehidupan dunia, sekaligus dalam hubungan dengan sang Kholiq, Allah Azza

Wajalla. Kekuatan yang diperoleh dari hubungan dinamis ini adalah pengaruh luar biasa yang akan dengan luar biasa pula memengaruhi orang-orang di sekitarnya.

SEPULUH RISALAH PEMUDA ISLAM PENDAHULUAN Tak dapat disangkal lagi bahwa eksistensi pemuda Islam dalam kehidupan amat penting, karena merekalah yang memiliki potensi untuk mewarnai perjalanan sejarah umat manusia pada umumnya. Semua ideologi yang berorientasi pada strategi revolusi, menganggap pemuda sebagai tenaga paling revolusioner karena secara psikologis manusia mencapai puncak hamasah (gelora semangat) dan quwwatul jasad (kekuatan fisik) pada usia muda. Hal tersebut menumbuhkan semangat pergerakan, perubahan, bukan stagnasi ataupun status quo. Dalam setiap kurun waktu, kemarin, kini dan esok, pemuda senantiasa berdiri di garis terdepan. Baik sebagai pembela kebenaran yang gigih ataupun sebagai pembela kebatilan yang canggih. Di dalam Al Quran, peran pemuda diungkapkan dalam kisah Ashabul Kahfi (18:9-22), kisah pemuda Ibrahim (21:60,69 dan 2:258) dan pemuda dibunuh oleh Ashabul Uhdud (lihat tafsir Ibnu Katsir Q.S. Al Buruuj) dan para Assabiqunal Awwalun pada umumnya berusia muda. Pentingnya memanfaatkan masa muda digambarkan dalam hadist Rasulullah SAW, sebagai berikut: Manfaatkan yang lima sebelum datang yang lima: masa mudamu sebellum datang masa tuamu; masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu; masa kayamu sebelum datang masa miskinmu; masa hidupmu sebelum datang masa matimu; masa luangmu sebelum datang masa sibukmu. (H.R. Al Baihaqi) SEPULUH RISALAH PEMUDA 1. Memahami Islam Mustahil pemuda dapat memuliakan Islam kalau mereka sendiri tidak memahami Islam (35:28, 58:11) Siapa yang dikehendaki Allah akan mendapat kebaikan, maka dipandaikanlah dalam agama. (H.R. Bukhari-Muslim) Dunia ini terkutuk dan segala isinya terkutuk kecuali dzikrulloh dan yang serupa itu dan orang alim dan penuntut ilmu. (H.R. At Tirmizi) 2. Mengimani segenap ajaran Islam Iman kepada Allah dan Rasul-Nya pada hakikatnya merupakan sebuah sikap mental patuh dan tunduk (23:51). Tunduk patuh berlandaskan cinta kepada-Nya (2:165) dan ittiba (mengikuti) rasul-Nya (3:31, 53:3-4). 3. Mengamalkan dan mendakwahkan Islam Ciri orang yang tidak mengalami kerugian (khusrin) dalam hidup adalah senantiasa mengamalkan dan mendakwahkan Islam (103:1-3, 41:33, 3:110, 9:71, 5:78-79). barang siapa menyeru kepada kebaikan maka ia akan memperoleh pahala sepadan dengan orang yang mengerjakannya. (H.R. Muslim) 4. Berjihad dijalan Islam Jihad adalah salah satu hal yang diwajibkan Allah kepada kaum muslimin. Said Hawa membagi

jihad menjadi lima macam : a. Jihad Lisaani, menyampaikan dakwah Islam kepada orang-orang kafir, munafik dan fasiq yang disertai dengan hujjah (argumentasi) yang dicontohkan oleh Nabi SAW. (5:62) b. Jihad Maali atau jihad dengan harta (49:15, 9:111). Jihad dengan harta merupakan bagian vital bagi jihad yang lainnya, karena dakwah memerlukan sarana dan prasarana. c. Jihad Bilyad wan nafs atau jihad dengan tangan/kekuatan dan jiwa (22:39, 2:190, 8:39, 9:36). Termasuk dalam jihad ini adalah menentang orang kafir, berusaha mengusir mereka dari bumi Islam, memerangi kaum murtad dalam negeri Islam, melawan pemberontakan atau pembangkangan atas negara Islam. d. Jihad Siyaasi atau jihad politik. e. Jihad Tarbawi/talimi, yakni bersungguh-sungguh mengajarkan, menyampaikan ilmu dan mendidik orang-orang yang ingin memahami Islam (3:79) 5. Sabar dan istiqomah di atas jalan Islam (21:83-85, 38:41-44, 37:100-107, 21:68-69, 71:5-9) Keimanan harus dilanjutkan dengan kesabaran dan istiqamah. Keyakinan dalam iman haruslah secara bulat dan kesabaran itu setengah dari iman. (H.R. Abu Nuaim) 6. Mempersaudarakan manusia dalam ikatan Islam Pemuda seharusnya berperan dalam menjalin ukhuwah islamiyah sesama muslim (8:63, 59:9). Setiap mukmin yang satu bagi mukmin lainnya bagaikan suatu bangunan, antara satu dengan yang lainnya saling mengokohkan, (Al hadist) 7. Menggerakkan dan mengarahkan potensi umat Islam Potensi umat Islam perlu diarahkan ke dalam amal jamai secara efektif dan efisien (3:146) 8. Optimis terhadap masa depan Islam Pemuda Islam tak boleh memiliki jiwa pesimis. Sebaliknya, harus optimis akan hasil perjuangan dan pertolongan serta balasan dari Allah SWT. Hanya orang kafirlah yang memiliki sifat pesimis (12:87, 15:56). 9. Introspeksi diri (muhasabah) terhadap segala aktivitas yang telah dilakukan Introspeksi dan evaluasi dimaksudkan agar pemuda tidak mengulang kesalahan yang sama di hari mendatang, tidak terjebak dengan permasalahan yang sama dan mampu memperbaiki diri ke arah yang lebih baik (13:11). Seorang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersiap dengan amal sebagai bekal untuk mati. (H.R. At Tirmizi) 10. Ikhlas dalam segenap pengabdian di jalan Islam Memurnikan niat karena Allah dalam ibadah, dan jihad merupakan masalah fundamental agar amal itu diterima sekaligus sukses. Sesungguhnya Allah menolong umat ini hanya karena orang-orang yang lemah di antara mereka yaitu dengan dakwah, shalat dan ikhlas mereka, (H.R. An Nasai dari Saad bin Abi Waqash)

PEMUDA DALAM PANDANGAN ISLAM (Sudah diterbitkan di buletin sakinah DPU-DT, 22 Mei 2009) Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambahkan petunjuk kepada mereka (Al-Kahf : 13) Kebangkitan nasional yang menginjak usia ke 101 tahun 20 Mei kemarin ialah salah satu buah hasil dari semangat dan kegigihan dari pemuda Indonesia. Hasil karyanya (baca, pemuda) Indonesia itu merupakan titik tolak dimulainya sejarah baru dalam perjalanan bangsa kita sebagai sebuah bangsa. Kebangkitan nasional yang diambil dari gerakan pendidikan yang dilakukan oleh kelompok muda terpelajar yang berhimpun dalam organisasi Budi Utomo pada tahun 1908 ini telah berhasil memberikan semangat pada seluruh masyarakat Indonesia akan pentingnya rasa Nasionalisme. Jika kita berwacana mengenai perubahan yang dilakukan oleh pemuda memang tak kunjung ada habisnya. Dalam sebuh tesis mengatakan bahwa dalam setiap perubahan pemuda ada dibelakangnya. Rentetan sejarah di Indonesia tidak terlepas dari tangan para pemuda. Begitu juga kejayaan kejayaan Islam pun tidak terlepas dari tangan pemuda. Bahkan Imam Syahid Hasan Al-Banna pernah mengatakan, bahwa sesungguhnya sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadaNya, ikhlas dalam berjuang di jalanNya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Sepertinya keempat rukun ini yakni iman, ikhlas, semangat dan amal merupakan karakter yang melekat pada diri pemuda karna sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dasar amal adalah kemauan yang kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda. Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah pemuda adalah pengibar panji-panjinya. Sungguh sesuatu yang luar biasa melekat pada diri pemuda. PEMUDA DALAM PANDANGAN ISLAM.

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan dan memuliakan para pemuda, Al Quran sendiri banyak menceritakan potret mengenai pemuda. Pemuda Ashabul Kahfi yang ditidurkan oleh Allah selama 309 tahun demi menyelamatkan iman, kisah pemuda Ashabul Ukhdud yang menceritakan tentang pemuda yang tegar dalam keimanannya terhadap Allah sehingga para penguasa tersebut menceburkannya kedalam parit yang berisi api yang bergejolak dan masih banyak lagi cerita mengenai pemuda yang dituliskan Allah di dalam kitabNya. Selain itu Quran juga banyak mengisahkan perjuangan para nabi dan Rasul yang notabene orang orang yang terpilih tersebut adalah berasal dari kalangan pemuda. Ibnu abbas ra berkata Tak ada seorang nabi pun yang diutus oleh Allah, melainkan ia dipilih dikalangan pemuda saja (yakni 30-40 tahun). Begitu pula tidak ada seorang alim ulama pun yang diberi ilmu, melainkan ia (hanya) di kalangan pemuda. Lalu Ibnu Abbas kemudian membaca Firman Allah SWT, Mereka (yang lain) berkata, Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela (berhala-berhala itu), namanya Ibrahim. (Al Anbiyah : 60) Ya, nabi Ibrahim. Quran menceritakan bahwa Allah memberikan kemampuan berdebat kepada Ibrahim ketika beliau belum dewasa. Sebagaimana firmannya : Dan sungguh, sebelum dia (Musa dan Harun) telah kami berikan kepada Ibrahim petunjuk, dan kami telah mengetahui dia. (Ingatlah), ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya dan kaumnya, Patung-patung apakah ini yang kamu tekun menyembahnya? Mereka menjawab, Kami mendapati nenek moyang kami menyembahnya. Dia (Ibrahim) berkata, Sesungguhnya kamu dan nenek moyang kamu berada dalam kesesatan yang nyata. Mereka berkata, Apakah engkau datang kepada kami membawa kebenaran atau engkau main-main? Dia (Ibrahim) menjawab, Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan (pemilik) langit dan bumi (dialah) yang telah menciptakannya, dan aku termasuk orang orang yang dapat bersaksi atas itu (Al Anbiya 51-56) Selain itu juga junjungan nabi kita Muhammas SAW pun diangkat menjadi Rasul tatkala berumur 40 tahun. Orang-orang yang termasuk dalam assabiquunal awwaluun yaitu orang-orang yang pertama kali beriman kepada Rasulullah SAW adalah para pemuda seperti halnya Abu bakar ra masuk islam pada usia 32 tahun, Umar ra 35 tahun, Ali ra 9 tahun, Utsman ra 30 tahun dll malahan ratusan ribu lagi para pejuang Islam terdiri dari golongan pemuda. Merekalah yang memperjuangkan islam dengan segala jiwa dan raga. Nah sekarang bagaimana dengan kita yang notabene juga adalah pemuda yang akan mewarisi negri ini? Akankah kita siap menggantikan estafet kepemimpinan sehingga bisa membuat Islam kembali berjaya dan bersinar didunia ini? Inilah tanggung jawab dan misi yang akan kita emban dipundak kita dari hari ini sampai ajal menjemput kita. Oleh karna itu, bekalilah diri dan gunakanlah masa muda kita dengan sebaikbaiknya untuk mencari bekal demi kemajuan dan kejayaan islam di masa yang akan datang. Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang

masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu. (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya)

Menjadi Pemuda Pejuang Islam


Sobat muda muslim, hidup ini adalah perjuangan. Dan yang namanya perjuangan, selalu punya risiko. Itu sudah pasti. Uniknya, rata-rata risikonya udah ketahuan, alias bisa kita perhitungkan. Ya, ibarat tukang dagang, sebetulnya doi udah tahu ada risikonya, yakni rugi. Kerugian tersebut bisa aja berasal dari barang dagangannya yang emang nggak laku dijual, alias masyarakat nggak minat beli barang dagangannya. Bisa juga faktor lain, misalnya, ada penertiban dari aparat tibum. Baru aja nongkrong, eh barangnya udah diangkut truk aparat tibum karena berjualan di jalur terlarang. Itu risiko. Tapi apakah itu kemudian membuat mereka males jualan? Rasanya, kalo kamu lihat dengan bijak, mereka tetap punya semangat untuk berdagang. Alasan mereka, inilah perjuangan hidup. Setiap orang, siapapun ia dan apapun jenis pekerjaannya selalu punya risiko. Pak sopir yang sehari-hari hidup di jalanan, risikonya udah ketahuan kan? Bisa aja terjadi kecelakaan atau sebangsanya. Jadi tentara? Juga udah jelas risikonya. Dikirim ke daerah konflik seperti di Ambon atau NAD (Nangroe Aceh Darussalam), pilihannya cuma dua, selamat atau mati di medan tempur. Termasuk mereka yang bekerja di belakang meja sekalipun, ada risikonya. Hidup memang penuh risiko. Jadi kenapa musti takut? Sobat muda muslim, kita memaparkan contoh-contoh tadi dengan harapan kamu juga bisa bersikap lebih dewasa dan bijak. Sekali lagi, hidup ini penuh risiko. Tinggal bagaimana kita bisa menjadikan hidup ini enjoy untuk dinikmati. Sobat, yang terpenting dari semua itu, kita kudu punya tujuan dalam hidup ini. Tanpa tujuan, rasanya hidup ini garing bin bete banget. Tom Bodett punya pepatah begini: "Mereka berkata bahwa setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan membuat mereka berbahagia di dunia ini, yaitu; seseorang untuk dicintai, sesuatu untuk dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan." Rasanya nggak salah-salah amat Tom Bodett menuliskan kata-kata mutiaranya begitu. Sebab, kita di dunia membutuhkan kejelasan arah. Apalagi kita sebagai seorang muslim, harus sudah tahu apa yang kudu dilakukan, yakni berjuang untuk Islam, dan sudah ngeh dengan apa yang diharapkan, yakni terwujudnya kembali kehidupan Islam di dunia ini. Sobat pembaca, inilah cita-cita tertinggi kita sebagai pemuda pejuang Islam. Berjuang, berjuang, dan berjuang untuk Islam. Bukan untuk yang lain. Kita harusnya malu dengan saudara kita di Palestina, mereka punya semangat yang pantang menyerah dan tahu betul makna hidup. Mereka bilang, berperang melawan tentara Yahudi, atau diam di rumah, kematian pasti akan datang menjemput. Yup, persoalan yang terpenting adalah bagaimana cara mati kita? Apakah sedang dalam berjuang untuk Islam, atau malah sedang maksiat? Itu yang kudu jadi perhatian kita.. Menanamkan keberanian Setelah punya tujuan dan cita-cita dalam hidup ini, satu hal yang wajib dimiliki oleh kaum

muslimin, khususnya pemuda, adalah keberanian untuk menjadi pejuang dan pembela Islam. Tanpa keberanian, rasanya semangat itu hanya berkecamuk saja dalam dada. Nggak terwujud dalam perilaku keseharian. Kamu pernah menyaksikan aksi heroik Letnan Chris Burnett yang diperankan Owen Wilson dalam film perang berjudul Behind Enemy Lines? Di situ, kita bisa ambil semacam hikmah. Bahwa keberanian dan kecerdasan sangat diperlukan dalam kondisi kritis seperti itu. Chris Burnett, sebagai pilot jempolan yang lihai menerbangkan jet tempur F/A-18 Superhornet harus menerima kenyataan pahit ketika pesawatnya dihantam rudal musuh saat akan melakukan investigasi tentang kekejaman Serbia di Bosnia. Beruntung Owen Wilson, eh, Chris Burnett bisa menyelamatkan diri dengan kursi pelontar. Tapi celakanya, doi terperangkap di belakang garis musuh. Inilah cerita yang amat mendebarkan tentang sisi lain dari perang Bosnia. Apa yang dilakukan Burnett? Sembari menunggu datang pertolongan, ia berusaha untuk melepaskan diri dari kejaran tentara Serbia yang kejam. Rasanya, tanpa keberanian, meskipun ini hanya sekadar dalam film, Burnett sudah nyerah duluan, apalagi temannya ditembak mati di depan mata kepalanya sendiri. Tapi keberanian ternyata tetap bersemayam dalam dadanya. Nah, kita, sebagai seorang muslim jangan pernah merasa takut, kecuali hanya kepada Allah. Kita jangan kalah semangat dengan salah seorang prajurit perang salib yang berkata lantang kepada ibunya ketika ia hendak menghancurkan Islam. "Ibutenangkan hatimu, berbahagialah, anakmu pergi ke Tripoli siap mengalirkan darah demi melumatkan bangsa yang terkutuk. Dengan segala kekuatan yang aku miliki akan aku lenyapkan Islam. Akan aku bakar al-Quran" (al-Qoumiyyah wal Ghozwul Fikriy, hlm. 208) Bayangkan, prajurit Perang Salib saja yang jelas-jelas di jalur yang salah punya keberanian seperti itu. Kita, pemuda Islam harus bisa lebih dari keberanian orang-orang kafir. Sebab kita di jalur yang benar dalam pandangan Allah Swt. Sobat muda muslim, para sahabat yang mulia adalah sosok yang layak untuk dijadikan teladan bagi kita dalam mencontoh keberaniannya. Ada satu peristiwa yang sangat menarik untuk direnungkan para pemuda jaman kiwari. Peristiwa ini selengkapnya diceritakan oleh Abdurrahman bin 'Auf: "Selagi aku berdiri di dalam barisan pada Perang Badar, aku melihat ke kanan dan kiriku, saat itu tampaklah olehku dua orang Anshar yang masih muda belia. Aku berharap semoga aku lebih kuat dari padanya. Tiba-tiba salah seorang di antara mereka menekanku seraya berkata: 'Hai Paman, apakah engkau mengenal Abu Jahal?' Aku jawab: 'Ya, apakah keperluanmu padanya, hai anak saudaraku?' Dia menjawab: 'Ada seorang yang memberitahuku bahwa Abu Jahal ini sering mencela Rasulullah saw. Demi (Allah) yang jiwaku ada di tangan-Nya, jika aku menjumpainya tentulah tak akan kulepaskan dia sampai siapa yang terlebih dulu mati, antara aku atau dia!' Berkata Abdurrahman bin 'Auf: 'Aku merasa heran ketika mendengar ucapan anak muda itu'. Kemudian anak yang satunya pun menekanku dan berkata seperti temannya tadi. Tidak lama berselang, aku pun melihat Abu Jahal sedang mondar-mandir di dalam barisannya, segera aku katakan (kepada kedua anak muda itu): 'Itulah orang yang sedang kalian cari!' Keduanya langsung menyerang Abu Jahal, menikamnya dengan pedang sampai tewas. Setelah itu mereka menghampiri Rasulullah saw. (dengan rasa bangga) untuk melaporkan kejadian itu. Rasulullah saw. berkata: 'Siapa di antara kalian yang menewaskannya?' Masing-masing menjawab: 'Sayalah yang membunuhnya'. Lalu Rasulullah

bertanya lagi: 'Apakah kalian sudah membersihkan mata pedang kalian?' 'Belum' jawab mereka serentak. Rasulullah pun kemudian melihat pedang mereka, seraya bersabda: 'Kamu berdua telah membunuhnya. Akan tetapi segala pakaian dan senjata yang dipakai Abu Jahal (boleh) dimiliki Muadz bin al-Jamuh." (Berkata perawi hadis ini): Kedua pemuda itu adalah Mu'adz bin "Afra" dan Muadz bin Amru bin al-Jamuh (Musnad Imam Ahmad I/193. Shahih Bukhari hadis nomor 3141 dan Shahih Muslim hadis nomor 1752) Sobat muda muslim, pemuda seperti inilah yang bakal menjadi pembela dan pejuang Islam yang tangguh. Selain semangat, tentunya wajib memiliki keberanian. Rela berkorban Yup, perjuangan, selain butuh keberanian, juga kudu rela berkorban. Apapun jenis pengorbanan yang kudu kita berikan untuk tegaknya Islam di muka bumi ini. Bisa berupa waktu kita, harta kita, tenaga kita, bahkan nyawa kita. Semuanya harus rela kita korbankan. Sebab, kita yakin hal itu bukanlah kesia-siaan. Firman Allah Swt.:"Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama beliau, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan merekalah orang-orang yang memperoleh berbagai kebaikan dan merekalah orang-orang yang beruntung." (TQS atTaubah [9]: 88) Sobat muda muslim, benar bahwa kita harus menjadi pemuda pejuang Islam. Untuk itu kita harus punya keberanian dan rela berkorban. Supaya perjuangan ini lebih punya makna. Rasanya memang janggal ya, kalo kita berjuang, terus pengen berhasil, tapi sedikitpun nggak berani dan nggak rela untuk berkorban. Itu mah sama aja dengan boong, ya nggak? Aneh banget kan, kalo ada orang yang ingin menang dan sukses, tapi dirinya nggak berani menghadapi rintangan dan ogah berkorban. Rasanya emang nggak ada dalam kehidupan nyata. Jadi, jangan ngimpi! Nah, apalagi dalam urusan hidup dan mati untuk tegaknya Islam ini, jelas diperlukan keberanian dan sikap rela berkorban yang tinggi. Masak kita kalah sama mereka yang cuma berjuang untuk yang sebetulnya nggak perlu bagi sebuah kemajuan bangsa. Kita, insya Allah akan menjadi pembela dan pejuang Islam, yang akan menentukan masa depan Islam. Rasanya, pantas bila memiliki sikap rela berkorban yang tinggi. Untuk mengalahkan segala hambatan. Firman Allah Swt.:"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS. Fushilat [41]: 30) Berilmu, bertakwa, dan optimis Imam asy-Syafii mengatakan bahwa: "Sesungguhnya kehidupan pemuda itu, demi Allah hanya dengan ilmu dan takwa (memiliki ilmu dan bertakwa), karena apabila yang dua hal itu tidak ada, tidak dianggap hadir (dalam kehidupan)." Sabda Rasulullah saw: "Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar." (HR. Bukhari).

Sobat muda muslim, untuk menjadi pemuda pejuang Islam, kamu kudu menyiapkan mental dan juga ilmu. Keberanian dan rela berkorban kudu ditunjang dengan ilmu dan ketakwaan. Dan terakhir, rasa optimis perlu juga dimiliki. David J. Schwartz, menyebutkan bahwa ujian bagi seseorang yang sukses bukanlah pada kemampuannya untuk mencegah munculnya masalah, tetapi pada waktu menghadapi dan menyelesaikan setiap kesulitan saat masalah itu terjadi. Jadi optimis. Bener juga ya? Oke deh, mulai sekarang kita kaji Islam. Pahami dan amalkan dalam kehidupan kita. Jadi, jangan malas ngaji lagi ya? PERAN PEMUDA ISLAM Menurut Hasan Al-Banna, perbaikan suatu umat tidak akan terwujud kecuali dengan perbaikan individu, yang dalam hal ini adalah pemuda. Perbaikan individu (pemuda) tidak akan sukses kecuali dengan perbaikan jiwa. Perbaikan jiwa tidak akan berhasil kecuali dengan pendidikan dan pembinaan. Yang dimaksud dengan pembinaan adalah membangun dan mengisi akal dengan ilmu yang berguna, mengarahkan hati lewat doa, serta memompa dan menggiatkan jiwa lewat instropeksi diri. Dr. Syakir Ali Salim AD berpendapat, pemuda Islam merupakan tumpuan umat, penerus dan penyempurna misi risalah Ilahiah. Perbaikan pemuda berarti adalah perbaikan umat. Oleh karena itu, eksistensinya sangat menentukan di dalam masyarakat. Beberapa ulama menggolongkan peranan pemuda Islam seperti di bawah ini : 1. Pemuda sebagai Generasi Penerus Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun pahala amal mereka. (QS. Ath-Thur : 21) 2. Pemuda sebagai Generasi Pengganti Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintainya (QS. Al-Maidah : 54) 3. Pemuda Sebagai Generasi Pembaharu (Reformer) Ingatlah ketika ia (Ibrahim-pen) berkata kepada bapaknya : wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong sedikitpun (QS. Maryam : 42)

Perbedaan jarak dan waktu bukan alasan bagi kita untuk menjadi generasi yang lemah. Contoh saja Yahya Ayyash, Imad Aqil, Izzudin Al Qasam, dan pemuda-pemuda Palestina lainnya, berkat ketangguhan, kesungguhan dan kedekatannya dengan Allah menjadikan mereka seorang mujahid muda Begitu juga dengan pemuda lainnya di berbagai tempat dan zaman.

PERANAN PEMUDA DALAM MEMBAWA DAKWAH ISLAM MASA KINI Pemuda Harapan Islam Al-Quran banyak mengisahkan perjuangan para Nabi dan Rasul a.s yang kesemuanya adalah orang-orang terpilih daripada kalangan pemuda yang berusia sekitar empat puluhan. Bahkan ada diantara mereka yang telah diberi kemampuan untuk berdepat dan berdialog sebelum umurnya genab 18 tahun. Berkata Ibnu Abbas r.a. Tak ada seorang nabi pun yang diutus Allah, melainkan ia dipilih di kalangan pemuda sahaja (yakni 30-40 tahun). Begitu pula tidak seorang Alim pun yang diberi ilmu, melainkan ia (hanya) dari kalangan pemuda. Kemudian Ibnu Abbas membaca firman Allah swt: Mereka berkata: Kami dengan ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim: Qs. Al Anbiyaa:60, Tafsir Ibnu Katsir III/183). Tentang Nabi Ibrahim, Al-Quran lebih jauh menceritakan bahawa beliau telah berdebat dengan kaumnya, menentang peribadatan mereka kepada patung-patung. Saat itu beliau belum dewasa. Sebagaimana firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Ibrahim kepandaian sejak dahulu (sebelum mencapai remajanya) dan Kami lenal kemahirannya. Ketika dia berkata:Sungguh kalian dan bapak-bapak kalian dalam kesesatan yang nyata. Mereka menjawab: Apakah engkau membawa kebenaran kepada kami, ataukah engkau seorang yang bermainmain sahaja? Dia berkata: Tidak! Tuhan kamu adalah yang memiliki langit dan bumi yang diciptakan oleh-Nya; dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu. Qs. Al Anbiyaa:51-56. Perlu ditekankan bahawa para Nabi a.s itu hanya diutus untuk mengubah keadaan, sehingga setiap Nabi yang diutus adalah orang-orang terpilih dan hanya daripada kalangan pemuda (syabab) sahaja. Bahkan kebanyakan daripada pengikut mereka daripada kalangan pemuda juga (meskipun begitu ada juga pengikut mereka itu terdiri daripada mereka yang sudah tua dan juga yang masih kanak-kanak. Ashabul Kahfi, yang tergolong sebagai pengikut nabi Isa a.s adalah sekelompok adalah sekelompok anak-anak muda yang usianya masih muda lagi yang mana mereka telah menolak untuk kembali keagama nenek moyang mereka yakni menyembah selain Allah. Disebabkan bilangan mereka yang sedikit (hanya tujuh orang), mereka telah bermuafakat untuk mengasingkan diri daripada masyarakat dan berlindung di dalam

sebuah gua. Fakta ini diperkuatkan oleh Al-Quran di dalam surah Al-Kahfi ayat 926, diantaranya: (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat perlindungan (gua) lalu berdoa: Wahai uhan kami berikanlah rahmat depada kami dari sisi-Mu dan tolonglah kami dalam menempuh langkah yang tepat dalam urusan kami (ini) (10)Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad saw) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka (Sang Pencipta) dan Kami beri mereka tambahan pimpinan (iman, taqwa, ketetapan hati dan sebagainya) (13). Junjungan kita Nabi Muhammad saw diangkat menjadi Rasul tatkala baginda berumur 40 tahun. Pengikut-pengikut baginda pada generasi pertama kebanyakannya juga daripada kalangan pemuda, bahkan ada yang masih kecil. Usia para pemuda Islam yang dibina pertama kali oleh Rasulullah saw di Daarul Arqaam pada tahap pembinaan, adalah sebagai berikut: yang paling muda adalah 8 tahun, iaitu Ali bin Abi Thalib dan Az-Zubair bin Al-Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, 11 tahun, Al Arqaam bin Abil Arqaam 12 tahun, Abdullah bin Mazhun berusia 17 tahun, Jafar bin Abi Thalib 18 tahun, Qudaamah bin Abi Mazhun berusia 19 tahun, Said bin Zaid dan Shuhaib Ar Rumi berusia dibawah 20 tahun, Aamir bin Fahirah 23 tahun, Mushab bin Umair dan Al Miqdad bin al Aswad berusia 24 tahun, Abdullah bin al Jahsy 25 tahun, Umar bin al Khathab 26 tahun, Abu Ubaidah Ibnuk Jarrah dan Utbah bin Rabiah, Amir bin Rabiah, Nuaim bin Abdillah, Usman bin Mazhun, Abu Salamah, Abdurrahman bin Auf dimana kesemuanya sekitar 30 tahun, Ammar bin Yasir diantara 30-40 tahun, Abu Bakar Ash Shiddiq 37 tahun. Hamzah bin Abdul Muththalib 42 tahun dan Ubaidah bin Al Harith yang paling tua diantara mereka iaitu 50 tahun. Malah ratusan ribu lagi para pejuang Islam yang terdiri daripada golongan pemuda. Mereka memperjuangkan dakwah Islam, menjadi pembawa panji-panji Islam, serta merekalah yang akan kedepan menjadi benteng pertahanan ataupun serangan bagi bala tentera Islam dimasa nabi ataupun sesudah itu. Mereka secara keseluruhannya adalah daripada kalangan pemuda, bahkan ada diantara mereka adalah remaja yang belum atau baru dewasa. Usamah bin Zaid dianggat oleh Nabi saw sebagai komander untuk memimpin pasukan kaum muslimin menyerbu wilayah Syam (saat itu merupakan wilayah Rom) dalam usia 18 tahun. Padahal diantara prajuritnya terdapat orang yang lebih tua daripada Usamah, seperti Abu Bakar, Umar bin Khathab dan lain-lainnya. Abdullah bin Umar pula telah memiliki semangat juang yang bergelora umntuk berperang sejak berumur 13 tahun. Ketika Rasulullah saw sedang mempersiapkan barisan pasukan pada perang Badar, Ibnu Umar bersama al Barra datang kepada baginda seraya meminta agar diterima sebagai prajurit. Saat itu Rasulullah saw menolak kedua pemuda kecil itu. Tahun berikutnya, pada perang Uhud, keduanya datang lagi, tapi yang diterima hanya Al barra. Dan pada perang Al

Ahzab barulah Nabi menerima Ibnu Umar sebagai anggota pasukan kaum muslimin (Shahih Bukhari VII/266 dan 302). Terdapat satu peristiwa yang sangat menarik untuk renungan para pemuda di zaman ini. Peristiwa ini selengkapnnya diceritakan oleh Abdurrahman bin Auf: Selagi aku berdiri di dalam barisan perang Badar, aku melihat kekanan dan kekiri ku. Saat itu tampaklah olehku dua orang Anshar yang masih muda belia. Aku berharap semoga aku lebih kuat daripada mereka. Tiba-tiba salah seorang daripada mereka menekanku sambil berkata: Wahai pakcik apakah engkau mengenal Abu Jahal ? Aku menjawab: Ya, apakah keperluanmu padanya, wahai anak saudara ku ? Dia menjawab: Ada seorang memberitahuku bahawa Abu Jahal ini sering mencela Rasulullah saw. Demi (Allah) yang jiwaku ada ditangan-Nya, jika aku menjumpainya tentulah tak kan kulepaskan dia sampai siapa yang terlebih dulu mati antara aku dengan dia! Berkata Abdurrahman bin Auf: Aku merasa hairan ketika mendengarkan ucapan anak muda itu. Kemudian anak muda yang satu lagi menekan ku pula dan berkata seperti temannya tadi. Tidak lama berselang daripada itu aku pun melihat Abu Jahal mundar dan mandir di dalam barisannya, maka segera aku khabarkan (kepada dua anak muda itu): Itulah orang yang sedang kalian cari. Keduanya langsung menyerang Abu Jahal, menikamnya denga pedang sampai tewas. Setelah itu mereka menghampiri Rasulullah saw(dengan rasa bangga) melaporkkan kejadian itu. Rasulullah berkata: Siapa di anara kalian yang menewaskannya? Masing-masing menjawab: sayalah yang membunuhnya. Lalu Rasulullah bertanya lagi: Apakah kalian sudah membersihkan mata pedang kalian? Belum jawab mereka serentak. Rasulullah pun kemudian melihat pedang mereka, seraya bersabda: Kamu berdua telah membunhnya. Akan tetapi segala pakaian dan senajta yang dipakai Abu Jahal(boleh) dimiliki Muadz bin al Jamuh. (Berkata perawi hadits ini): Kedua pemuda itu adalah Muadz bin afra dan Muadz bin Amru bin Al Jamuh (Lihat Musnad Imam Ahmad I/193 . Sahih bukhari Hadits nomor 3141 dan Sahih Muslim hadits nombor 1752. Pemuda seperti itulah yang sanggup memikul beban dakwah serta menghadapi berbagai cobaan dengan penuh kesabaran. Allah SWT berfirman: Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama beliau, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan merekalah orang -orang yang memperoleh berbagai kebaikan dan merekalah orang-oang yang beruntung .(QS At Taubah: 88) Raulullah SAW menjanjikan bahawa Islampun akan menguasai dunia seperti sabdanya: Sesungguhn;ya Allah SWT telah memberikan bagiku dunia ini, baik ufuk Timur maupun Barat. Dan kekuasaan umatku sampai kepada apa yang telah diberikan kepadaku dari dunia ini. HR Muslim VIII/hadits no. 17771. Abu Daud hadits no 4252. Tirmidzi II/27. Ibnu Majah hadits no 2952 dan Ahmad V/278-284).

DAKWAH ISLAM MASA KINI Perbedaan antara dakwah Islam di masa kini dengan masa dahulu; antara lain adanya tentangan yang lebih kompleks dan pemahaman ummat terhadap Islam berada pada titik terlemah. Dulu Rasul SAW dan para sahabat hanya menghadapi kaum musyrikin Quraisy, ahli kitab(Yahudi Madinah, Nasrani Najran, dan Nasrani Rumawi), dan Majusi Persia. Kini, disamping berbagai agama di atas, telah berkembang isme-isme atau ideologi yang beragam banyaknya yang intinya sama iaitu faham-faham yang bertolak dari kekufuran terhadap agama secara umum. Celakanya isme-isme tersebut sempat menipu sebahagia kaum muslimin di berbagai dunia Islam dan menyebabkan mereka berkelompok-berklompok serta berpecah belah dan bermusuhan atas nama isme-isme tersebut, padahal mereka sama-sama mengaku muslim. Isme-Isme yang telah menyebar di seluruh dunia saat ini adalah memisahkan agama dari kehidupan konsekwensinya memisahkan agama dari negara. Fahaman yang muncul dari ketidakpuasan mesyarakat Barat terhadap gereja, yang menyengsarakan masarakat itu kemudin melahirkan fahaman-fahaman Barat lainnya seperti nasionalisme, liberalisme, kapitalisme, demokrasi, fasisme, totalisterianisme, dan anarkihisme (Dr M. Manzoor Alam, Perana Pemuda Muslim Menata dunia masa kini, hal 19). Para pemuda wajib mempersiapkan diri dengan pemahaman Islam yang jernih secara mendalam agar mampu menampilkan Islam sebagai sistem hidup yang komprehensif. Sistem Barat yang sedang memimpin dunia kini telah terbukti tak mampu menjamin kesejahteraan dan ketenteraman serta kebahagian umat manusia, bahkan untuk masyarakat mereka sendiri pun tidak. Komunisme telah dikubur masyarakatnya sendiri pada tahun 1991. Kapitalisme nampaknya akan segera pula berakhir. Dua orang ahli dan praktis ekonomi AS, Harry Fifi dan Gerald Swanson, dalam bukunya yang terbit awal 1994 memperkirakan negaranya akan mengalami kebangkrutan ekonomi pada tahun 1995. Mereka meramalkan, As takkan mampu melunasi hutangnya yang mencapai 6.56 trilyun dolar pada tahun tersebut! Jadi Islamlah yang berhak memimpin dunia ini seperti dulu pernah tejadi. Rasulullah SAW bersabda: Perkara ini (iaitu Islam) akan merebak ke segenap penjuru yang ditembus malam dan siang. Allah tidak akan membiarkan satu rumahpun, baik gedung maupun gubuk melainkan Islam akan memasukinya sehingga dapat memuliakan agama yang mulia dan menghinakan agama yang hina. Yang dimuliakan adalah Islam dan yang dihinakan adalah kekufuran. (HR ibnuHibban no. 1631-1632) Inilah misi dan tanggung jawab generasi Islam di masa kini, iaitu mengembang dakwah Islam di tengah-tengah masyarakat kaum muslimin untuk menghidupkan Islam kembali. Hanya pemuda-pemuda Islamlah yang mampu mensukseskan rencana tersebut. Banyak di antar pemuda sekarang yang telah bangkit, sedar dan bangun dari tidurnya bahawa Islamlah satu-satunya pandangan hidup mereka. Timbul dorongan besar dalam diri mereka untuk memperjuangkan islam, bersama gerakan-gerakan Islam

yang saat ini sudah ada di seluruh dunia Islam yang jumlahnya sudah mencapai ratusan dan anggotanya kebanyakan adalah dari kalangan pemuda. Inilah masa kebangkitan pemuda Islam. Persatuan dunia Islam dan tegaknya kembali panji Laa Ilaha Illallaah MuhammadurRasululllah ada di hadapan mereka.

Jadilah Pemuda Muslim yang Tangguh!


ADALAH Az Zubai bin Awwan. Ia adalah sosok pemuda teman diskusi Rasulullah, anggota pasukan berkuda, tentara yang pemberani, pemimpin dakwah Islam di zamannya dalam usia 15 tahun. Sementara Thalhah bin Ubaidillah, seorang pembesar utama barisan Islam di Makkah, singa podium yang handal, pelindung Nabi saat perang Uhud berkecamuk dengan tujuh puluh luka tusuk tombak, donator utama fii sabilillah, mendapat julukan dari Rasulullah: Thalhah si pemurah, Thalhah si Dermawan di usianya yang masih sangat muda. Juga Saad bin Abi Wawash, seorang ksatria berkuda Muslimin paling berani di saat usianya baru menginjak 17 tahun. Ia dikenal sebagai pemanah terbaik, sahabat utama yang pertama kali mengalirkan darahnya untuk Islam, lelaki yang disebut Rasulullah sebagai penduduk surga. Zaid bin Tsabit, mendaftar jihad fii sabilillah sejak usia 13 tahun, pemuda jenius mahir bacatulis. Hingga Rasulullah bersabda memberi perintah: Wahai Zaid, tulislah.. Ia mendapat tugas maha berat, menghimpun wahyu, di usia 21 tahun. Juga Usamah bin Zaid, namanya terkenal harum sejak usia 12 tahun, mukmin tangguh dan muslim yang kuat, Rasulullah menunjuknya sebagai panglima perang di usianya yang ke-20 dan memimpin armada perang menggempur negara adikuasa Romawi di perbatasan Syiria dengan kemenangan gemilang. Subhanallah, nukilan kisah di atas bukanlah dongeng atau cerita fiktif. Mereka adalah manusia biasa yang nyata seperti kita, yang telah mengukir prestasi gemilang di masa mudanya. Merekalah adalah pemuda Islam yang mampu mengharumkan agama Allah dalam keremajaannya. Misi Kejayaan Islam Tidak diragukan lagi bahwa para pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam tatanan

kehidupan manusia secara umum dan masyarakat kaum muslimin secara khusus. Jika mereka adalah para pemuda yang baik dan terdidik dengan adab-adab Islam maka merekalah yang akan menyebarkan dan mendakwahkan kebaikan Islam serta menjadi nakhoda ummat ini yang akan mengantarkan mereka kepada kebaikan dunia dan akhirat. Allah -Subhanahu wa Ta'ala- telah memberikan kepada mereka kekuatan badan dan kecemerlangan pemikiran untuk dapat melaksanakan semua hal tersebut. Berbeda halnya dengan orang yang sudah tua umurnya walaupun para orang tua ini melampaui mereka dari sisi kedewasaan dan pengalaman, hanya saja faktor kelemahan jasad -kebanyakannya- membuat mereka tidak mampu untuk mengerjakan apa yang bisa dikerjakan oleh para pemuda. Oleh karena itulah para sahabat yang masih muda memiliki andil dan peran yang sangat besar dalam menyebarkan agama ini baik dari sisi pengajaran maupun dari sisi berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala-. Di antara mereka ada Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Amr ibnul Ash, Muadz bin Jabal, dan Zaid bin Tsabit yang mereka ini telah mengambil dari Nabi -Shollallahu 'alaihi wa 'ala alihi wasallam- berbagai macam ilmu yang bermanfaat, menghafalkannya, dan menyampaikan-nya kepada ummat sebagai warisan dari Nabi mereka. Di sisi lain ada Khalid ibnul Walid, Al-Mutsanna bin Haritsah, Asy-Syaibany dan selain mereka yang gigih dalam menyebarkan Islam lewat medan pertempuran jihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Seluruhnya mereka adalah satu ummat yang tegak melaksanakan beban kewajiban mereka kepada agama, ummat, dan masyarakat mereka, yang mana pengaruh atau hasil usaha mereka masih kekal sampai hari ini dan akan terus-menerus ada -dengan izin Allah- sepanjang Islam ini masih ada. Para pemuda di zaman ini adalah para pewaris mereka (para pemuda dari kalangan shahabat) jika mereka mampu untuk memperbaiki diri-diri mereka, mengetahui hak dan kewajiban mereka, serta melaksanakan semua amanah yang diberikan kepada mereka yang berkaitan dengan ummat ini. Dan bagi mereka kabar gembira dari Nabi mereka -Shallallahu alaihi wasallam- tatkala beliau bersabda dalam hadits yang shahih, Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya, lalu beliau menyebutkan di antaranya, Seorang pemuda yang tumbuh dalam penyembahan kepada Rabbnya. Perhatian Islam Kepada Pemuda Agama kita Islam yang mulia ini mempunyai perhatian yang sangat besar mengenai pertumbuhan dan perkembangan para pemuda, karena merekalah yang akan menjadi tokoh di masa yang akan datang, yang akan menggantikan dan mewarisi tugas-tugas mulia kepada ummat ini. Berikut beberapa tuntunan Islam yang berkaitan dengan pemuda;

Pertama, Islam menuntunkan setiap lelaki untuk memilih istri yang sholihah yang akan lahir darinya anak-anak yang sholeh yang selanjutnya tumbuh menjadi para pemuda yang berakhlak islami. Kedua, memberikan nama yang baik kepada anak, karena nama yang baik itu juga memiliki makna dan pengaruh yang baik pada akhlak sang anak, karena dia merupakan lambang dari doa atau harapan orang tua kepada Allah tentang anaknya. Ketiga, melaksanakan nasikah/aqiqah untuk anak, karena hukumnya adalah sunnah mu`akkadah dan memiliki pengaruh yang baik kepada anak. Ketiga perkara di atas adalah tuntunan Islam kepada para pemuda di awal pertumbuhannya. Keempat, menaruh perhatian yang besar dalam mendidik anak ketika dia sudah memasuki usia mumayyiz dan sudah mempunyai daya tangkap (paham). Mengajarkan kepada anak-anak dan para pemuda semua perkara keagamaan dari yang paling besar sampai pada perkara yang paling kecil. Kelima, Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan setiap anak ketika kedua orang tuanya atau salah satunya sudah berusia lanjut agar dia berbuat baik kepada keduanya atau kepada yang masih hidup di antara keduanya, dan agar sang anak mengingat pendidikan kedua orang tuanya kepadanya ketika dia masih kecil. Inilah yang merupakan kebaikan besar yang akan terusmenerus dikenang oleh sang anak ketika dia merasakan kebaikan dari kedua orang tuanya. Sehingga dia bisa berkata sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. Wahai pemuda, sebenarnya rona kebangkitan Islam ada padamu. Maka; 1. Pelajari agama Islammu 2. Tegakkan tauhid, berantaslah syirik dan tinggalkan maksiat apaun bentuknya. 3. Tautkan hatimu dengan masjid. 4. Bersiaplah untuk berdakwah di jalan Allah. 5. Selektiflah dalam mengambil teman dekat, namun tidak kurang pergaulan. 6. Pekalah terhadap zamanmu, inderalah zaman di mana engkau berada saat ini. 7. Milikilah fisik dan jiwa yang sehat. 8. Aturlah waktumu sebaik mungkin. Insya Allah, kalian akan menjadi agen perubahan Islam yang cemerlang. Aamiin.[Iltizam Amrullah, dirujuk dari Karakteristik Perihidup Enam Puluh Shahabat Rasulullah].

Menggugah Semangat Pemuda Muslim


Dalam salah satu ceramahnya Syeikh Dr.Yusuf Al Qardawi yang berjudul Risalah lis Sabab al Muslim atau berarti, pesan untuk pemuda muslim. yang disiarkan secara langsung di stasiun televisi Al Jazeera menarik untuk disimak, terutama bagi kalangan kaum muda muslim. Dalam ceramah tersebut beliau menggugah semangat pemuda muslim untuk bangkit dan maju. Karena beliau sangat prihatin dengan keadaan pemuda muslim hari ini yang terpuruk dalam kemunduran dan kurang mengikuti pedoman islam. Dalam ceramah tersebut beliau menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang patut dilakuan oleh pemuda muslim untuk menyongsong kebangkitan kembali. Diantaranya, pemuda muslim harus selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal. Tidak menerima apa adanya dan merasa puas dengan keadaan sekarang. Di dalam islam diajarkan untuk selalu meraih keberhasilan, baik untuk urusan dunia maupun urusan akhirat. Pemuda muslim juga dituntut untuk selalu bekerja sama (baca:berjamaah), dalam kerja dawah untuk menyebarkan syiar islam. tugas dawah adalah kewajiban untuk semua muslim dan merupakan tugas besar yang tidak akan mampu dilakukakan dengan bersendirian. Maka sangat dibutuhkan penyatuan barisan dan gerakan secara bersama. Berjamaah juga mampu menguatkan pemuda muslim pada ketaatan kepada Allah SWT dan dijauhkan daripada maksiat serta godaan syaitan. Selain itu pemuda muslim sudah sepatutnya mencontoh pemuda muslim terdahulu, yaitu para pemuda cemerlang di zaman Rasulullah SAW maupun sesudahnya. Para pemuda terdahulu berlomba-lomba untuk berkorban serta menyumbangkan jasa untuk pengembangan dawah islam. Pada usia sangat muda mereka sudah mampu memimpin pasukan dan mampu menaklukkan di berbagai wilayah di dunia. Misalnya, Musailamah bin Abdul Malik mampu menaklukkan China, Muhammad bin Qasim bin Muhammad menaklukkan India, Musa bin Nusair dan Thariq bin Ziad menaklukkan Andalusia. Pemuda muslim harus meninggalkan sifat suka meniru-niru budaya pemuda barat yang tidak memiliki nilai moral dan tidak memiliki tujuan hidup yang jelas. Sebagai pemuda muslim

hendaknya menjadikan islam sebagai pandangan hidup. Karena dengan menjadikan islam sebagai pandangan akan timbul kekuatan yang luar bisa pada diri pemuda muslim, sehingga dengan demikian mampu bangkit untuk mencapai kemajuan. Dengan melihat beberapa hal diatas, sangat sesuai sekali untuk diambil perhatian oleh para pemuda muslim masa kini. Melihat kondisi umat islam sekarang ini yang sedang berada dalam ketertinggalan, maka pemuda-pemuda muslim merupakan kunci kebangkitan. Apabila semua pemuda muslim telah menyadari serta mau memulai langkah ke arah kebangkitan maka kegemilangan islam mendatang tinggal menunggu waktu. Kekuatan pemuda Pemuda mempunyai potensi besar untuk perubahan. Maka sangat sesuai apabila tugas tugas besar diamanahkan ke tangan para pemuda. Sejarah telah membuktikan betapa para pemuda telah mampu mensukseskan berbagai agenda besar serta mampu mewarnai dunia. Kalau kita perhatikan dalam sirah nabi misalnya, Rasulullah SAW dalam memulai agenda dawahnya dengan target para generasi muda atau pun pemimpin. Dengan cara itu beliau telah mampu membina asas perjuangannya dengan dukungan para pemuda. Sehingga hasilnya benar-benar luar biasa, dawah islam mampu tetap kokoh dari pada tekanan dan penindasan. serta tetap teguh walaupun diperangi dari dalam oleh kaum kafir Quraiys dan kaum munafik Yahudi, dan serangan dari luar yaitu kerajaan Parsi dan Romawi. Dalam perjuangan menyebarkan dawah islam yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, maka tersebutlah nama-nama tokoh muda yang selalu mendampingi beliau, seperti Abu Bakar, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdur Rahman bin Auf, Saad bi Abi Waqas, Zubair bin Awwam, Zaid bin Harits, Bilal bin Rabah, mereka yang termasuk Assabiqunal awwalun (orang-orang terdahulu masuk islam), dan sahabat-sahabat yang lain. mereka memiliki kesetiaan yang sangat kuat sehingga mampu membuat gentar para pemuka kaum, kaisar maupun raja. Sedangkan generasi sesudahnya juga telah membuktikan betapa para pemuda mampu mewarnai dunia. Diantaranya khalifah Umar bin Abdul Aziz, beliau memerintah di masa usia yang masih sangat muda. Dengan kesederhanaannya namun beliau memiliki keberhasilan yang luar bisa dalam kepemimpinannya. Dimasa kepemimpinannya umat islam berada pada tingkat sangat makmur, sehingga diilustrasikan pada masa itu dokter susah sekali mendapatkan rakyat yang sakit karena tidak ada yang sakit, begitu pula orang kaya dermawan susah sekali untuk bersedekah karena tidak ada yang miskin. Begitupula yang telah dibuktikan oleh sultan Muhammad Al Fatih yang dalam usia muda telah mampu memimpin pasukan perang dan berhasil menaklukan kota Konstantinopel. Juga yang dilakukan oleh sultan muda legendaris Salahudin Al Ayyubi yang dengan keberanian dan keimanannya mampu mengalahkan tentara salib serta merebut tanah Baitul Maqdis. Dalam sejarah perjuangan Indonesia pula banyak sekali yang membuktikan bahwa para pemuda muslim sangat berperan penting dalam upaya memperjuangan kemerdekaaan. Para pemuda kita telah berani berkorban dan mempertaruhkan nyawa mereka untuk berperang melawan penjajah.

Sumpah Pemuda yang terjadi pada 28 Oktober 1928 merupakan salah satu wujud kepedulian mereka dalam rangka memulai langkah perjuangan menuju negara Indonesia yang merdeka. Para pemuda pulalah yang telah berusaha dan berkorban untuk mewujudkan terjadinya reformasi pada sebelas tahun yang lalu. Sehingga terjadi perubahan besar di negara kita dan sekarang bisa malaksanakan demokrasi dengan leluasa. Beberapa bukti di atas sudah seharusnya menjadikan para pemuda muslim hari ini untuk menyadari akan kekuatannya. Dan hal ini hendaknya mampu menggugah semangat mereka untuk segera bangkit dari ketertinggalan ke arah kemajuan. Saatnya untuk bangkit Umat islam pernah mencapai kegemilangan pada suatu ketika dahulu. Sejak terbentuknya negara islam di Madinah yang yang dipimpin langsung oleh Rasulullah, dilanjutkan beberapa zaman sesudahnya yaitu kekhalifahan khulafaurrasyidin, pemerintahan bani Umayyah, Bani Abbasiyah, kerajaan islam Andalusia, dan kerajaan Turki Usmani. Umat islam pada masa itu menjadi pusat peradaban dan menjadi kiblat ilmu pengetahuan. Umat islam pada masa itu pula hidup mulia dan terhormat disegani oleh semua penduduk dunia. Peta wilayah kekuasaan islam terbentang luas dari timur hingga ke barat, dari daratan Indonesia hingga ke Maroko. Namun sejak jatuhnya Kekuasaan Turki Usmani pada tahun 1924, umat islam terperosok kepada kemunduran. Kekuasaan adidaya yang dimiliki lenyap sehingga wilayah islam dengan mudah dibagi-bagi serta menjadi rebutan bangsa barat. Umat islam pula menjadi korban penjajahan hingga berlarut-larut. Maka sudah saatnya generasi muda islam untuk segera bangkit, karena para pemuda muslim mempunyai tanggung jawab besar untuk memulai perjuangan. Sudah terlalu lama umat islam berada dalam kemunduran. Umat islam sudah tidak sepatutnya untuk tetap terlena, umat islam harus menyiapkan segalanya untuk bangkit. Diantaranya tentu saja harus berkaca dari pengalaman sejarah, seperti bagaimana generasi terdahulu mampu mencapai kemenangan dan kegemilangan. Semangat juang untuk mengangkat kalimatullah harus kembali dihidupkan pada diri setiap pemuda muslim. Generasi muda islam masa kini haruslah berpegang teguh pada ajaran al Quran supaya memiliki kekuatan dan keimanan yang teguh serta mempunnyai panduan dalam berjuang. Dalam bukunya yang berjudul Maalim fith Thariq, Sayyid Qutb menerangkan bahwa salah satu cara umat islam untuk mampu mencapai kemajuan ialah dengan menciptakan generasi-generasi yang unggul jiilul qurani al farid, sebagaimana telah dicontohkan oleh para sahabat. Yaitu pribadi-pribadi mengikuti ajaran al Quran dalam kehidupannya. Karena al Quran adalah petunjuk bagi umat serta merupakan salah satu peninggalan yang istimewa dari Rasulullah untuk umatnya. Para pemuda muslim tidak perlu ragu terhadap keberhasilannya, karena Alllah telah menjanjikan kejayaan bagi umat islam, hanya saja waktunya yang belum diketahui. Namun pasti cepat atau lambat kejayaan islam akan tercapai. Pemuda muslim harus selalu ingat bahwa Allah akan selalu menolong mereka selama mereka mau menolong agama Allah. Sebagaimana yang dinyatakan di dalam al Quran: "Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS.Muhammad: 7)

Dengan demikian sangat sayang sekali seandainya dalam proses kebangkitan ini pemuda muslim lalai dan tidak turut serta mengambil bagian, karena dengan atau pun tanpa kita niscaya kejaayaan islam yang dijanjikan Allah tetap akan menjadi kenyataan. Karena Allah maha kuasa atas segala sesuatu.

Pemuda Dalam Islam

Gunakanlah lima kesempatan sebelum datangnya yang lima (uzur), yakni masa mudamu sebelum datang tuamu, masa sehatmu sebelum datang sakitmu, masa kayamu sebelum datang miskinmu, masa hidupmu sebelum datang matimu, waktu luangmu sebelum datang kesibukanmu. (Hadist dari Ibnu Abbas RA Riwayat Al Hakim). Kecenderungan hidup santai adalah satu bentuk aktivitas pemuda, oleh karena itu, Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Ada dua nikmat di mana manusia banyak tertipu karenanya, yaitu kesehatan dan kesempatan. (HR. Bukhari). Pemuda dengan tenaga yang masih segar ditambah semangat yang menyala adalah beruntung jika potensinya itu digunakan untuk mengabdi kapada Allah SWT : Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. Muhammad : 7) Tujuh orang yang akan dilindungi Allah dalam lindungan-Nya pada hari yang tidak ada perlindungan selain perlindungannya (satu di antaranya ialah) pemuda yang sejak kecil selalu beribadah kepada Allah. (HR. Syaikhani) Dalam usia yang sangat muda, gemblengan Rasulullah saw telah mampu memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap Islam ; Umar bin Khattab 27 tahun, Zaid bin Haritsah 20 tahun, Sa'ad bin Abi Waqash 17 tahun, bahkan Ali Bin Abi Thalib 8 tahun. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah (QS. Ali Imran : 110) Sabda Rasulullah : Perjuangan Aku didukung oleh pemuda, oleh sebab itu wasiat yang baik

untuk mereka. PERAN PEMUDA ISLAM Menurut Hasan Al-Banna, perbaikan suatu umat tidak akan terwujud kecuali dengan perbaikan individu, yang dalam hal ini adalah pemuda. Perbaikan individu (pemuda) tidak akan sukses kecuali dengan perbaikan jiwa. Perbaikan jiwa tidak akan berhasil kecuali dengan pendidikan dan pembinaan. Yang dimaksud dengan pembinaan adalah membangun dan mengisi akal dengan ilmu yang berguna, mengarahkan hati lewat doa, serta memompa dan menggiatkan jiwa lewat instropeksi diri. Dr. Syakir Ali Salim AD berpendapat, pemuda Islam merupakan tumpuan umat, penerus dan penyempurna misi risalah Ilahiah. Perbaikan pemuda berarti adalah perbaikan umat. Oleh karena itu, eksistensinya sangat menentukan di dalam masyarakat. Beberapa ulama menggolongkan peranan pemuda Islam seperti di bawah ini : 1. Pemuda sebagai Generasi Penerus Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun pahala amal mereka. (QS. Ath-Thur : 21) 2. Pemuda sebagai Generasi Pengganti Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintainya (QS. Al-Maidah : 54) 3. Pemuda Sebagai Generasi Pembaharu (Reformer) Ingatlah ketika ia (Ibrahim-pen) berkata kepada bapaknya : wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong sedikitpun. (QS. Maryam : 42) Perbedaan jarak dan waktu bukan alasan bagi kita untuk menjadi generasi yang lemah. Contoh saja Yahya Ayyash, Imad Aqil, Izzudin Al Qasam, dan pemuda-pemuda Palestina lainnya, berkat ketangguhan, kesungguhan dan kedekatannya dengan Allah menjadikan mereka seorang mujahid muda Begitu juga dengan pemuda lainnya di berbagai tempat dan zaman

Progresifitas Pemuda Islam


Pemuda Islam tidak cukup hanya bertugas menjelaskan zaman, namun mereka harus melampauinya dengan merubah zaman. Karenanya, ditengah zaman yang bergerak, masyarakat membutuhkan Pemuda Islam yang bergerak. Pemuda dalam shiroh Islam, selalu ditempatkan pada posisi yang istimewa, bahkan Al-Quran banyak menjelaskan bahwa Manusia-manusia pilihan yang mendapat mandat kerasulan dan kenabiyan adalah mereka dari kelompok pemuda. Berkata Ibnu Abbas r.a : tidak ada seorang Nabipun yang diutus Allah swt., melainkan ia dipilih dari kalangan pemuda. Begitu pula tidak seorang alimpun yang diberi ilmu melainkan ia hanya dari kalangan pemuda. Kita tentu masih ingat dengan Bapak para Anbiya, dimana Agama-agama besar lahir dari perantara rahimnya, yaitu Nabiyullah Ibrahim a.s., tatkala beliau berani menghancurkan berhala-berhala sesembahan kaum Namrut, pada waktu itu beliau masih sangat muda.
Pertanyaanya, bagaimana dengan pemuda sekarang ini, adakah masih memiliki progresifitas dan berjiwa revolusioner, atau sebaliknya hanya merupakan mahluk pecundang yang tidak memajukan Agama dan Bangsa, tapi justru mengotori dengan segala aktifitas amoral, asosial, atau malah aktifitas yang aintelektual. Mari kita pereteli satu persatu fenomena yang mengejala dikalangan pemuda dewasa ini

Setiap kita menyimak berita kriminal, entah itu dilayar kaca atau surat kabar, entah itu yang bersangkutan dengan penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, perampokan, penjambretan, pembunuhan dan seabrek tindak kriminal lainnya, maka disitu selalu ada pemuda sebagai salah satu aktornya. Tapi disisi lain, Mujahid-mujahid muda yang bermisikan dakwah Islam, berani mengepalkan tangan tanda menantang kemungkaran dan kemaksiatan jumlahnyapun tidak sedikit. Memang kebenaran dan kebatilan adalah layaknya dua petarung dalam satu ring, tapi bukan itu yang menjadi sentral kajian kita saat ini, tapi bagaimana kita mampu menjadi Pemuda Islam

yang tangguh secara ibadah mahdloh sekaligus tangguh untuk merubah kondisi sosial yang berpenyakitan sebagai aktualisasi ibadah ghoiru mahdloh. Untuk menjadi Pemuda Islam yang tangguh, Al-Quran dalam surat Fushilat ayat 33 menerangkan : Dan siapakah yang paling baik dari pada orang yang berdakwah kepada Allah, beramal yang baik dan berkata:sesungguhnya aku ini adalah termasuk orang-orang yang berserah diri. dari surat tersebut dapat kita tarik tiga hal pokok yang harus menjadi prinsip progresifitas Pemuda Islam yaitu:
1. Berdakwah atau mengajak umat ini kepada Allah. Dengan kata lain seorang pemuda harus berani mengungkapkan kebenaran yang ada pada Islam, serta membeberkan kerusakankerusakan yang ada pada sistem atau pada ide-ide Barat yang banyak diikuti oleh pemudapemuda yang keblinger. Dengan dakwah ini pemuda-pemuda pada masa Rasulullah sanggup mengubah kultur yang rusak ke arah yang baik, menegakkan panji-panji Islam dan sanggup menghancurkan setiap kebatilan yang ada. Melalui dakwah ini pula Rasulullah dan Sahabatsahabatnya yang tergolong sebagai pemuda, mengadakan pemberangusan terhadap idiologiidiologi yang bertentangan dengan Islam dan menyebarkan Islam sebagai rahmat bagi alam semesta. 2. Beraktivitas yang baik dan sesuai dengan syariat-syariat Islam. Seorang pemuda seharusnya bisa beraktivitas yang bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain, dengan batasan-batasan syariat Allah. 3. Seorang Pemuda Islam yang benar-benar bertaqwa, harus berserah diri pada Islam. Maksudnya pemuda harus menjadikan Islam sebagai standart dari perilaku, sehingga kehidupan seorang pemuda akan benar-benar mendapat ridla Allah SWT.

Apabila tiga hal pokok tersebut mampu benar-benar secara optimal dilakukan Pemuda Islam, maka dengan izin Allah kita akan akan mengkanfas zaman dengan kebaikan dan keberkahan. Mengakhiri tulisan ini, kepada Pemuda Islam seluruhnya: demi fase-fase yang pendek, ringkas hidupmu menjadi; lahir, revolusi dan syahid. Semoga janji Allah dalam surat pada surat An Nuur : 55 kita dapatkan. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan amal-amal yang baik, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menja- dikan mereka berkuasa di muka bumi ini sebagaiman telah Dia jadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh-sungguh Dia akan menegakkan bagi mere- ka agama yang telah diridloi-Nya untuk mereka. Dan Dia benar-benar akan menu- kar (keadaan mereka) sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sen- tosa. Oleh karena itu mereka menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.

Agar Pemuda Mencintai Islam

Mengarahkan para pemuda agar mereka mencintai Islam pada zaman ini sungguh bukan hal yang mudah. Arus informasi yang lebih banyak buruknya begitu dahsyat dan sulit dibendung. Nilai-nilai moral merosot. Budaya masyarakat yang didominasi oleh nafsu serta syahwat tumbuh subur. Begitu banyak tantangan yang harus diatasi untuk menjadikan mereka orang-orang yang mencintai Islam. Tantangantantangan tersebut antara lain:

1. Kurangnya Pemahaman Islam Menjauhnya para pemuda dari Islam umumnya disebabkan minimnya pengetahuan mereka terhadap Islam. Islam yang mereka ketahui hanyalah kulit luarnya saja. Di samping itu mereka sering kali menemukan contoh pelaksanaan ajaran Islam yang tidak sesuai dengan keagungan dan keindahan ajaran Islam itu sendiri. Sehingga mereka tidak memahami hakikat Islam yang sebenarnya. Apalagi bila mereka memperoleh informasi Islam dari sumber yang tidak tepat, baik dari orangorang yang tidak memahami ajaran Islam secara benar, atau dari kaki tangan orientalis dan media massa yang memang sengaja menyelewengkan pemahaman Islam dari hakikatnya. Akibatnya mereka memandang Islam secara salah, dan tidak sedikit dari mereka bahkan yang menjauhkan diri dan menjadi antipati terhadap Islam dan orang-orang yang teguh memperjuangkan Islam. 2. Tidak Memiliki Orientasi Hidup Akibat kurangnya pemahaman terhadap Islam, mereka tidak tahu apa makna hidup ini, mau ke mana mereka hidup, apa bekal yang harus mereka persiapkan agar sukses dalam hidup. Sehingga mereka sangat mudah terseret dengan tren, budaya, serta perilaku lingkungannya yang negatif. Padahal semua itu jelas-jelas tidak bermanfaat bagi masa depan mereka, bahkan bertentangan dengan syariat Islam.

3. Gejolak Syahwat Ujian berat yang dihadapi setiap pemuda adalah besarnya dorongan syahwat. Ini seiring dengan berkembangnya fungsi organ-organ seksual mereka. Pada masa-masa ini para pemuda memiliki ketertarikan yang sangat kuat terhadap lawan jenis. Tidak heran jika mereka suka berhias diri, berdandan, dan berpakaian yang menarik perhatian, memperhatikan lawan jenis, dan memamerkan aurat. Jika iman dan kontrol sosial tidak kuat, yang terjadi adalah perilaku seks bebas, hamil di luar nikah, pengguguran kandungan (aborsi) dan sejenisnya. Allah Subhanahu wa Taala (SWT) Maha Mengetahui gejolak ini. Oleh karenanya, syariat Islam mengajarkan agar mereka menahan pandangannya, menutup auratnya, serta memberi batas-batas dalam berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan mahram. Jika mereka telah memiliki kesiapan dan kemampuan, Islam mendorong agar mereka menikah. Atau, jika mereka masih belum mampu juga, perbanyaklah puasa agar dapat menahan hawa nafsu yang bergelora. 4. Budaya Hura-hura Hari ini budaya hura-hura di kalangan pemuda sudah menjadi hal yang biasa. Nyaris tidak ada waktu yang mereka lewatkan kecuali untuk bersenang senang. Ini berlangsung seiring berkembangnya teknologi serta bebasnya arus informasi. Ditambah lagi peran para pengusaha media dan tempat-tempat hiburan yang hanya bertujuan mengeruk keuntungan materi yang sebesar-besarnya. Banyak dari para pemuda kita yang menghabiskan waktunya di depan televisi, bermain play station, mendatangi tempat-tempat hiburan dan sebagainya. Bahkan, tidak jarang disertai dengan mengunsumsi narkoba, minuman keras, dan sejenisnya. 5. Lingkungan yang Kurang Kondusif Menjauhnya para pemuda dari Islam tidak dapat dilepaskan dari kondisi lingkungan tempat mereka tumbuh dan berkembang. Dan, lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang paling mempengaruhi mereka. Jika lingkungan keluarga tidak menanamkan benih-benih keimanan dan kecintaan kepada Islam, maka anak-anak kita juga tidak mengenal Islam. Berikutnya adalah lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan kita saat ini kering dengan pengetahuan Islam. Jika sekolah dan para guru tidak menanamkan pengetahuan dan praktik berislam secara benar kepada murid-muridnya, maka mereka tidak akan pernah menjadi orang yang mencintai Islam. Dan, yang juga tidak boleh diabaikan adalah lingkungan pergaulan di mana para pemuda berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Jika mereka bergaul dengan teman-teman yang jauh dari Islam, merekapun sangat mungkin terseret pada perilaku yang bertentangan dengan Islam. Langkah Nyata Agar putra putri kaum Muslimin dapat menjadi orang-orang yang mencintai Islam,

mengamalkan, serta menegakkannya, berikut ini ada beberapa tips yang dapat kita lakukan. 1. Ajarkan Ilmu tentang Islam Seyogyanya para orang tua serta pemimpin Islam tidak membiarkan para pemuda buta terhadap agamanya. Kita berkewajiban mengantarkan mereka memahami prinsip-prinsip Islam secara benar, utuh, dan menyeluruh (syumul). Adapun pengetahuan Islam yang pertama-tama yang harus diketahui adalah ilmu aqidah, ibadah, serta akhlak. Tanpa pemahaman yang benar terhadap ilmu fardlu ain tersebut, tidaklah mungkin seorang pemuda mencintai Allah SWT dan Islam serta melaksanakan ajarannya dengan benar. 2. Kisahkan Sejarah para Nabi, sahabat, dan orang-orang shaleh Sering-seringlah kisahkan kepada mereka perjuangan dan perilaku para Nabi-Nabi Allah SWT, terutama sirah Nabi Muhammad SAW. Allah SWT dalam al-Qur`an juga menganjurkan kaum Muslim untuk mempelajari kisah-kisah tersebut. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. (Yusuf [12]: 111) Selain itu, sikap dan perilaku para Sahabat Rasulullah SAW juga sangat baik untuk mereka jadikan teladan. Karena mereka merupakan manusia-manusia yang terpilih oleh Allah SWT untuk menjadi pengikut setia Rasulullah SAW. Demikian juga para ulama, mujahid Islam yang telah menghiasi lembaran-lembaran sejarah perjuangan kaum Muslimin di berbagai tempat dan waktu. 3. Buatlah Mereka Mencintai Masjid Agar para pemuda mencintai Islam serta mengamalkannya, maka salah satu cara yang efektif adalah buat mereka mencintai masjid. Ini tidak berarti bahwa mereka harus terus-menerus berada di masjid. Tetapi, bagaimana menjadikan masjid sebagai sentral kegiatan para pemuda Muslim. Di Masjid inilah mereka shalat berjamaah, mendengarkan taklim, bermusyawarah, dan sebagainya. Jika masjid sudah menjadi tempat yang lebih dicintai para pemuda dari pada tempat hiburan, mall, dan tempat-tempat lain, maka kita dapat mengajak mereka untuk terlibat dalam aktivitas bermanfaat lainnya. 4. Sibukkan Mereka dengan Amal Islami. Untuk menghindarkan para pemuda dari membuang waktu dengan bersenang-senang, secara kreatif dan sabar kita harus bisa memberi kesibukan kepada mereka dengan aktivitas yang bermanfaat. Aktivitas tersebut sebaiknya dirancang dalam suasana yang menyenangkan, tetapi tetap dalam adab-adab yang Islami. Ada banyak jenis aktivitas yang sangat disukai para pemuda disamping belajar dan beribadah, antara lain: olah raga, bela diri, kepanduan, perkemahan pemuda, outbond, latihan kepemimpinan, seni Islami, karya ilmiyah, latihan jurnalistik, dan aksi-aksi sosial. Agar para pemuda terus termotivasi melakukan amal-amal yang Islami tersebut, dapat pula secara periodik dibuat acara kompetisi (musabaqah) di antara para mereka. 5. Wadahi dalam Organisasi Kepemudaan Para pemuda sangat menyukai aktivitas bersama dan berkelompok dengan teman-teman

sebayanya. Naluri tersebut akan lebih baik jika disalurkan dalam wadah perhimpunan atau organisasi kepemudaan. Hal ini akan menghindarkan mereka dari menyalurkan aspirasinya ke dalam kelompok yang justru akan menjauhkan mereka dari Islam. Berbagai bentuk perhimpunan pelajar, seperti Remaja Masjid, Perhimpunan Pelajar Islam, Perhimpunan Pemuda dan Mahasiswa Islam, dan sebagainya, dapat menjadi wadah mereka untuk belajar, beramal, serta memperjuangkan Islam. Dengan demikian, kita akan dapatkan pemuda-pemudi yang tumbuh dan berkembang dalam suasana mencintai dan beribadah kepada Allah SWT (syabun nasyaa fii ibadatillahi azza wa jalla). Inilah sifat pemuda yang dijanjikan oleh Allah mendapatkan naungan-Nya pada saat tidak ada lagi naungan di hari akhir nanti. Wallahu alam bish shawab

Pemuda dan Perjuangan


Di abad dua puluh kita menemukan banyak pemuda Islam membawa semangat baru bagi umat yang sedang terpuruk. Bagaimana dengan sekarang? Tanggal 28 Oktober, di tanah air biasa dirayakan sebagai Hari Sumpah Pemuda. Harinya pemuda. Hari tersebut dikenang karena adanya kepeloporan pemuda di pentas nasional dalam upaya menyatukan seluruh elemen pergerakan menuju cita-cita kemerdekaan. Ini merupakan sebuah prestasi penting kaum muda di tengah komunitasnya yang masih bersifat kesukuan serta bagi masyarakatnya yang masih dijajah. Para pemuda memang sering menjadi pelopor perubahan. Pemuda juga merupakan salah satu pilar peradaban yang sangat penting. Islam mengakui posisi kaum muda yang sangat strategis. Usia muda, menurut al-Quran, merupakan usia yang penuh kekuatan, usia yang terletak di antara dua fase kelemahan. Al-Quran melukiskannya dengan sangat indah: Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan sesudah kuat itu lemah dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS 30: 54) Al-Quran juga bercerita tentang para pemuda Ashabul Kahfi yang melarikan diri dari kaumnya demi mempertahankan keimanan mereka dan kemudian ditidurkan Allah selama 300 tahun di dalam sebuah gua. Mereka ini disebut oleh al-Quran sebagai pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhannya (fityatun manu birabbihim). Mereka bukan hanya beriman kepada Tuhan

mereka, tapi juga menjadi tanda-tanda zaman yang luar biasa dan kisah mereka diabadikan di dalam Kitab Suci. Sejak Risalah Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam, sejarah Islam juga banyak diisi dengan sepak terjang kaum muda yang berprestasi. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam sendiri diangkat menjadi nabi pada puncak usia kepemudaan, yaitu usia empat puluh tahun. Sebagian besar Sahabat yang mengikuti beliau berusia kurang dari usia beliau shalallahu alaihi wasallam, bahkan ada sebagian yang menyambut Islam di usia yang sangat belia. Di antara yang paling awal menyambut seruan Nabi shalallahu alaihi wasallam, yaitu Ali ibn Abi Thalib. Ketika itu umurnya baru sekitar sepuluh tahun. Semula ia ragu menerima Islam dan hendak bermusyawarah dulu dengan ayahnya, Abu Thalib. Namun keesokan harinya ia mendatangi Nabi shalallahu alaihi wasallam dan menyatakan masuk Islam. Ketika ditanya apakah ia memberitahu ayahnya, Ali yang masih sangat belia menjawab mantap, Allah menciptakan saya tanpa bermusyawarah dengan ayah saya, maka mengapa saya harus bermusyawarah dengan ayah saya untuk menyembah-Nya? Pada akhir masa kenabian, yang ditunjuk memimpin pasukan besar untuk menghadapi Romawi juga seorang remaja. Dia adalah Usamah ibn Zaid, anak dari anak angkat kesayangan Nabi shalallahu alaihi wasallam, Zaid ibn Haritsah. Ketika ditunjuk sebagai pemimpin pasukan perang umurnya masih belasan tahun. Prestasi para pemuda lainnya juga bertebaran di sepanjang sejarah Islam. Salahuddin al-Ayyubi bergabung dalam pasukan Nuruddin Zanki ketika usianya masih empat belas tahun. Pada tahun 1164, ketika umurnya masih dua puluh enam tahun, Salahuddin menemani pamannya melakukan ekspedisi ke Mesir yang ketika itu masih dipimpin oleh Dinasti Fatimiyah yang menganut Syiah Ismailiyah. Ekspedisi ini berlangsung selama beberapa kali hingga akhirnya berhasil menaklukkan negeri tersebut pada tahun 1169. Hanya dua bulan setelah menguasai Mesir, Salahuddin menggantikan posisi pamannya, Shirkuh, yang meninggal dunia tak lama setelah menaklukkan negeri itu. Usianya ketika itu baru tiga puluh satu tahun. Secara bertahap ia mengubah Mesir menjadi Sunni. Dan setelah beberapa ratus tahun terpecah dalam dua kekhalifahan, dunia Islam kembali bersatu di bawah naungan Khalifah di Baghdad. Muhammad al-Fatih merupakan contoh pemuda lain yang bisa kita angkat di sini. Ia diangkat menjadi Sultan Turki Utsmani, menggantikan ayahnya yang meninggal dunia, pada tahun 1451. Dua tahun kemudian, ketika usianya baru sekitar dua puluh satu atau dua puluh tiga tahun, Sultan Muhammad berhasil menaklukkan Konstantinopel. Kota ini merupakan salah satu kota paling strategis di dunia dan merupakan ibukota Byzantium dan kepausan Kristen Ortodoks.

Nabi shalallahu alaihi wasallam telah meramalkan kejatuhan kota ini ke tangan Islam dan selama delapan abad kaum Muslimin berusaha memenuhi nubuwat Nabi ini tapi selalu gagal karena kokohnya benteng kota tersebut. Barulah pada tahun 1453 kota itu berhasil ditaklukkan oleh seorang pemuda yang usianya belum sampai dua puluh lima tahun. Sejak saat itu hingga sekarang ini kota tersebut menjadi pusat peradaban Islam yang penting dan namanya berganti menjadi Istanbul. Prestasi para pemuda Islam tidak hanya diwakili oleh para sultan dan penakluk saja, tapi juga oleh para ulama. Imam Shafii sudah hafal al-Quran dan kitab al-Muwatha ketika usianya masih belasan tahun. Imam Ghazali sudah menjadi Rektor Universitas Nizamiyya ketika usianya baru tiga puluh tiga tahun. Kita juga pernah mendengar kisah Abdul Qadil al-Jailani yang membuat sekumpulan perampok bertaubat karena sebab kejujurannya, padahal usianya ketika itu masih belasan tahun. Ada banyak para ulama lainnya yang sudah memiliki prestasi gemilang di usia mereka yang masih muda. Di abad dua puluh ini kita juga menemukan banyak pemuda Islam yang membawa semangat baru bagi umat yang sedang terpuruk. Hasan al-Banna (1906-1949) telah hafal al-Quran pada awal masa remaja dan beliau mendirikan organisasi Ikhwanul Muslimin di Mesir pada tahun 1928 ketika umurnya baru dua puluh dua tahun. Organisasi ini berkembang hingga ke hari ini, menyebar di puluhan negara, dan disebut-sebut sebagai organisasi Islam internasional terbesar di dunia. Taqiyuddin al-Nabhani (1909-1977), pendiri Hizb al-Tahrir, telah hafal al-Quran pada awal usia belasan tahun. Beliau aktif mengajar dan terjun di dunia pergerakan Islam sejak usia yang masih sangat muda. Said Nursi (1878-1960), seorang ulama dan sufi asal Kurdi, adalah contoh pemuda luar biasa lainnya. Beliau telah menguasai berbagai ilmu dasar Islam sejak usia belia. Ia juga memiliki kemampuan menyerap pelajaran secara otodidak dan sangat cepat. Pemahamannya yang sangat dalam dan kemampuannya yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah, di samping keberaniannya yang sangat luar biasa, telah menyebabkan ia digelari badiuzzaman (the wonder of the age) sejak usia yang masih sangat muda. Abul Ala al-Maududi (1903-1979) di Pakistan telah menjadi jurnalis di usia lima belas tahun dan telah memimpin sebuah harian di usia tujuh belas tahun. Sebagaimana Said Nursi, pendiri dan pemimpin Jamaat-i-Islami ini merupakan seorang yang sangat cerdas dan memiliki kemampuan otodidak dalam belajar. Beliau merupakan salah satu pemikir Muslim terpenting pada abad ke-20. Indonesia juga mengenal banyak pemuda yang brilian. Muhammad Natsir (1908-1993) telah aktif dalam pergerakan Islam di tanah air dan terlibat dalam polemik dengan kalangan nasionalis

sejak berusia belasan dan dua puluhan tahun. Beliau menjadi menteri kabinet sebelum genap berusia empat puluh tahun. HOS Tjokroaminoto (1882-1934) telah menjadi pemimpin Sarekat Islam ketika usianya baru menginjak tiga puluh tahun. Organisasi ini merupakan organisasi politik yang terbesar jumlah anggotanya pada masa pergerakan, sekaligus yang pertama bersifat nasional. Rapat-rapat umumnya sepanjang tahun 1910-an telah membangkitkan semangat rakyat dan membuat Belanda merasa ketar-ketir. Terlalu banyak peranan pemuda yang terdapat di sepanjang perjalanan sejarah, baik dari kalangan Muslim maupun selainnya. Kepemudaan memang selalu diperlukan bagi perubahan dan sebagai kekuatan pendorong yang penting. Kendati demikian, muda tidak selalu identik dengan prestasi. Bersama dengan potensi besar yang dimilikinya, pemuda juga cenderung tergesa-gesa, terlalu bersemangat, dan lebih mudah terjatuh pada godaan duniawi. Selain itu, apresiasi terhadap peranan pemuda jangan sampai mengabaikan jasa-jasa generasi tua. Karena tanpa pertimbangan cermat serta bimbingan orang tua, generasi muda akan lebih mudah terjatuh dan salah dalam melangkah. Walaupun sejarah sering memperlihatkan ketegangan di antara dua generasi ini, yaitu kaum muda dan kaum tua, kita sebetulnya memerlukan kedua-duanya. Perjuangan akan menjadi lebih berbobot dan berhasil ketika kualitas yang dimiliki masing-masing generasi ini disatukan. Akhirnya, seperti yang dikatakan oleh sebuah ungkapan, kita memerlukan hamasatusy syabab wa hikmatusy syuyukh, kita memerlukan semangatnya para pemuda dan kebijaksanaannya generasi tua. Semoga seiring dengan berjalannya waktu, generasi muda yang tangguh terus lahir di tengahtengah umat ini

Anda mungkin juga menyukai