A. Pendahuluan
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang jelas asal usulnya, budaya
beraneka ragam, pulau beraneka bentuk tertulis rapi dalam catatan sejarah nya dan
mudah dihapami oleh seluruh rakyat nya. Punya pemandangan alam yang
menyejukkan dan menjanjikan disana ada nikel, uranium, gas alam, tambang batu
bara, tak heran jika pertiwi ini dicintai oleh infestor asing.
1
Hasan Al-Banna pernah berkata Sejak dulu hingga sekarang, pemuda
merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda adalah
rahasia kekuatannya. Dalam setiap pemikiran, pemuda adalah pengibar
panji-panjinya. Indonesia akan sampai pada tujuan dengan pemuda
menghormati dirinya menghiasi hidup nya dengan sikap optimis kepada
bangsanya, instiqamah kepada agamanya.
Tulisan ini diperlukan agar para pemuda memperoleh referensi bacaan yang
dapat memberikan pencerahan tentang konsepsi patriotisme menurut pandangan
Al-Qur’an. Untuk menghasilkan tulisan sebagaimana diharapkan penulis
menggunakan metode integratif – induktif dengan menggabungkan perspektif al-
Qur’an dengan temuan – temuan filsafat, sosiologi dan antropologi secara holistik
melalui kajian tematik.
Peranan pemuda terdiri dari dua kata : peranan dan pemuda, kata peranan
berasal dari kata “peran”. Peran memiliki makna seperangkat tingkat diharapkan
yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. Peran adalah bagian dari
tugas yang harus dilaksanakan.1 Istilah “peran” sering diucapkan banyak orang
kata peran sering dikaitkan dengan posisi atau kedudukan seseorang. Atau “peran”
dikaitkan dengan apa yang dimainkan dengan aktor dalam suatu drama, lebih
jelasnya kata “peran” atau role dalam kamus oxford dictionary di artikan : Actor’s
part; one’s or function. Yang berarti aktor ; tugas seseorang atau fungsi.2
1
Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi keempat, (jakarta: gramedia Pustaka
Utama, 2008), hal. 845
2
The New Oxford Illustrated Dictionary, (Oxford University Press, 1982). H. 1466
2
dan berkembang menjadi seorang pribadi yang unggul dan mandiri dalam
melaksanakan tugasnya.3
3
Taufik Abdillah, pemuda dan perubahan sosial, (Jakarta: Jalan Sutra, 2010), hal.134
4
Taufik Abdillah, pemuda dan perubahan sosial, (Jakarta: Jalan Sutra, 2010), hal. 135
3
diimplementasikan dengan tindakan maka akan terwujudlah suatu
perubahan yang di cita-citakan.
2. Definisi Patriotisme
Patriotisme ialah kecintaan terhadap tanah air, patriotisem secara luas yaitu
kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, untuk kepentingan
kemanusiaan, dan untuk kepentiongan pembangunan. Prajurit dan generasi muda
lainnya dapat menerapkan sika patriotisme dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, bangsa, dan negara. Patriotisme diperlukan untuk memupuk sikap
dan perilaku sesuai dengan nilai – nilai kehidupan sehingga sumber daya manusia
(SDM) menjadi lebih baik. Kita bisa melihat dengan jelas bahwa para pemuda
saat ini lebih memilih untuk bersenang – senang dengan kemewahan, hidup tanpa
perjuangan sehingga pada akhirnya terjerumus kepada hal – hal negatif.
5
Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi keempat, (jakarta: gramedia Pustaka
Utama, 2008), hal. 122
6
Bakri, (2010:144)
7
https://www.seputarpengetahuan.co.id/pengertianpatriotismemenurutahli.
8
Ibid,,,
4
Dalam hal ini pemuda merupakan bentuk miniatur bangsa yang akan
bagaimana warna dunia hari ini maupun kedepan nya tergangtung ditangan
pemuda sekarang inilah jawabanya.
Al – Qur’an adalah kitab suci yang dijadikan rujukan sepanjang waktu untuk
mencapai kedamaian dan kemaslahatan, serta menjadi rahmatan lil a’lamin. Al –
Qur’an memperingati menusia untuk berhati – hati dan perlu merasa takut apabila
nanti memiliki keturunan yang lemah, baik secara fisik maupun mental, baik
lemah sosial maupun ekonominya, termasuk dalam konteks lemah terhadap
patriotisme bangsanya. Langkah yang perlu dilakukan ialah memiliki pemahaman
yang sama dalam membina sesama pemuda.
5
Syeikh Ismail Haqqi Al-Hanafi Al-Khalwathi dalam tafsir Ruhul Bayan
mengatakan terdapat suatu petunjuk atau isyarat bahwa “cinta tanah air sebagian
dari iman”. Rasulullah SAW (dalam perjalanan hijrahnya menuju Madinah)
banyak sekali menyebut kata “tanah air, tanah air”, kemudian Allah SWT
mewujudkan permohonannya (dengan kembali ke Makkah). Kemudian Sahabat
Umar RA berkata : “jika bukan karena cinta tanah air, niscaya akan rusak negeri
yang jelek (gersang) , maka sebab cinta tanah airlah, dibangunlah negeri-negeri”.9
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada,
sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu
mencari gagasan baru. Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu
dilengkapi landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.
Hal ini dapat sama – sama kita lakukan untuk mencegah masuknya budaya
barat pada generasi pemuda dengan memperkenalkan ragam budaya dan gama
agar mereka mengenal nilai kebhinekaan dengan memperkuat pancasila sebagai
ideologi bangsa sehingga persatuan dan kesatuan negara tidak mudah terpecah
9
Ismail Haqqi Al-Hanafi, ruhul bayan, beirut , Dar Al-Fikr, juz 6 hal. 441-442
6
belah. Allah memerintahkan umat islam untuk berjamaah dan mencegah
perpecahan sebagaiman firman Allah SWT Al – Qur’an Surat An – Nisa ayat 9
Artinya : “dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadmu ketika
kamu dahulu (masa jahiliyyah) bermusuh-musuhan, maka allah
mempersatukanhatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat allah, orang-orang
bersaudara”. (Q.S. Ali-Imran: 103)
10
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah, (Tangerang: Lentera Hati, 2007), hlm. 171-172.
7
Artinya : “ wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang
laki – laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa –
bangsa dan bersuku – suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa”. (Q.S
Al-Hujurat : 13).
Kata (ta‟aarafu) terambil dari kata (arafa) yang berarti mengenal. Patron
kata yang digunakan ayat ini mengandung makna timbal balik. Dengan demikian,
ia berarti saling mengenal. Semakin kuat pengenalan satu pihak kepada selainnya,
semakin terbuka peluang untuk saling memberi manfaat. Karena itu, ayat di atas
menekankan perlunya saling mengenal. Perkenalan itu dibutuhkan untuk saling
menarik pelajaran dan pengalaman pihak lain guna meningkatkan ketakwaan
kepada Allah SWT. yang dampaknya tercermin pada kedamaian dan
kesejahteraan hidup duniawi dan kebahagiaan ukhrawi. Kata (akramakum)
terambil dari kata (karama) yang pada dasarnya berarti yang baik dan isimewa
sesuai objeknya. Manusia yang baik dan istimewa adalah yang memiliki akhlak
yang baik terhadap Allah dan terhadap sesama makhluk.11
11
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2012, cet ke-5, hlm.615-
618