Anda di halaman 1dari 14

Artikel Ilmiah

Upaya Meningkatkan Ketahanan Nasional Pada Generasi Milenial


Dalam Rangka Menuju Indonesia Emas 2045.

Nadifah Zahra

NPM 202112500189

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris

Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Indraprasta PGRI

Jakarta
Abstract
National resilience is a dynamic state of a nation, contains tenacity and toughness, which
contains the ability to develop a national power, in the face and fill all the challenges, thearts,
obstacles, and interference coming either from outside or from within, which directly or
indirectly endanger the integrity, identity, survival of the nation and the struggle to pursue a
national struggle, which includes the resistance in the field of ideology, political, economic,
social, cultural and security defense. Article 16 of Law Number 40 the Year 2009 regarding
the active role of youth referred to youth, including in the context of consolidating national
resilience, which reads:” The youth take an active role as a moral power, social control, and
agents of change in all aspects of national development”. The purpose of this paper in general
is to provide insight to youth regarding the role of youth in establishing the framework of
national Resilience associated.

Abstrak
Ketahanan nasional adalah keadaan suatu bangsa yang dinamis, mengandung keuletan dan
ketangguhan, yang di dalamnya terkandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasional, dalam menghadapi dan mengisi segala tantangan, seni, hambatan, dan gangguan yang
datang baik dari luar maupun dari dalam, yang secara langsung atau secara tidak langsung
membahayakan keutuhan, jati diri, kelangsungan hidup bangsa dan perjuangan
memperjuangkan perjuangan bangsa, yang meliputi perlawanan di bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan. Ketahanan nasional tersebut meliputi
bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya, dan keamanan. Pasal 16 Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2009 tentang Peran Aktif Pemuda dimaksud pemuda, termasuk dalam rangka
memantapkan ketahanan nasional, yang berbunyi: “Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan
moral, kontrol sosial, dan agen perubahan. dalam segala aspek pembangunan nasional”. Tujuan
penulisan ini secara umum adalah untuk memberikan wawasan kepada pemuda mengenai
peran pemuda dalam membangun kerangka Ketahanan Nasional terkait
Pendahuluan

masa depan bangsa Indonesia sangatlah ditentukan oleh para generasi milenial bangsa saat ini.
Indonesia pada tahun 2020 sampai 2035 akan menikmati bonus demografi. Hal ini merupakan
peluang yang harus dimanfaatkan untuk dapat memajukan bangsa Indonesia kearah yang lebih
baik lagi. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau.
Dengan populasi Hampir 270.054.853 jiwa pada tahun 2018. Menurut data pemuda dari Badan
Pusat Statistik tahun 2019, diperkirakan saat ini ada sekitar 64,19 juta jiwa pemuda yang
tersebar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan mengisi hampir
seperempat jumlah penduduk Indonesia (24,01 persen). Itu artinya 1 dari 4 penduduk Indonesia
adalah pemuda. Disadari atau tidak, 64 juta pemuda bukanlah jumlah yang sedikit, dan
sejatinya mereka memiliki peran dan fungsi yang strategis. Salah satu peran pemuda yaitu
kesadaran akan Bela Negara.
Pembahasan

Pemuda dan Generasi Milenial

Pemuda dan Generasi Milenial adalah sumber daya manusia pembangunan, baik saat
ini maupun dimasa yang akan datang untuk menggantikan generasi sebelumnya. Banyak sekali
peran pemuda dalam pembangunan sebuah bangsa. Taufik Abdulah (1974) pemuda adalah
individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki
pengendalian emosi yang stabil. Menurut mukhlis (2007) pemuda adalah suatu generasi yang
dipundaknya dibebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat
dipahami bahwa pemuda sebagai generasi penerus, generasi pembaharu yang harus mengisi
dan meneruskan estafet pembangunan secara berkelanjutan. Pemuda sangat erat hubungannya
dengan generasi milenial. Generasi Milenial adalah kelompok demografi setelah Generasi X
atau Gen X. Generasi milenial dapat disebut juga Generasi Y atau Gen Y. Menurut para ahli
dan peneliti kelahiran generasi ini diawali tahun 1980-an dengan pertengahan tahun 1990-an
hingga awal tahun 2000-an sebagai akhir dari kelahiran gen Y ini. Generasi ini sangat dekat
dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), maka generasi ini memiliki banyak peluang
untuk memajukan sebuah bangsanya kearah yang sangat baik

Bela Negara

Bela Negara adalah sikap dan perilaku yang wajib dimiliki bagi setiap individu yang tinggal di
suatu Negara. Bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan
dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh
komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.
Setiap warga Negara memiliki kewajiban yang sama dalam hal pembelaan Negara ini, hal ini
merupakan bentuk kecintaan seorang warga Negara terhadap tanah airnya. Dalam pelaksanaan
pembelaan Negara, warga Negara dapat melakukannya secara fisik maupun non-fisik. Secara
fisik Bela Negara dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau
agresi dari pihak yang mengancam keberadaan Negara, sedangkan secara non-fisik dapat
diartikan sebagai usaha untuk berperan aktif dalam menjaga kedaulatan bangsa dan Negara,
memajukan bangsa dan Negara dalam hal apapun seperti pendidikan, sosial, maupun
kesejahrteraan warga Negara. Bela Negara dalam arti luas tidak hanya dalam menghadapi
ancaman militer tetapi juga non militer, di era globalisasi dan pesatnya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, bentuk ancaman sangat variative dan kompleks, hanya bangsa yang
mempunyai keunggulan kompetitif lah yang mampu bersaing dan memenangkan persaingan
tersebut (Mukhtadi dan R. Madha Komala, 2018).

Nilai-Nilai Bela Negara

1. Cinta Tanah Air dan Bangsa Nilai Cinta Tanar Air dan Bangsa pada pembelaan sebuah
Negara sebagai alat untuk pelindung dari hilangnya mengenal bangsa sendiri dan
kewaspadaan terhadap tantangan, gangguan, serta ancaman-ancaman dari luar. Nilai ini
akan tumbuh dalam diri seorang warga Negara apabila warga Negara telah mengenal
negaranya. Seperti mengenal sumber daya manusia yang ada, mengenal budaya-budaya,
mengenal kekayaan alam yang dimiliki, mengenal sejarah bangsa, dsb. Dengan
mengenal hal-hal tersebut maka nilai Kecintaan terhadap Tanah Air dan Bangsa dapat
ditanamkan secara permanen pada diri seorang warga negara.
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan
sikap kita yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan
cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan cara
mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa
yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
3. Keyakinan akan Pancasila sebagai Ideologi Negara Pancasila adalah suatu warisan
yang diturunkan oleh para pejuang dan pahlawan yang sangat luar biasa. Pancasila
bukan sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-
hari. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi, pedoman dan pandangan hidup bangsa
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat akan semakin menumbuhkan kesadaran
Bela Negara.
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara Dalam Bela Negara tentu saja kita harus
memiliki sikap dan perilaku rela berkorban untuk Bangsa Indonesia. Rela berkorban
untuk Bangsa dan Negara hakekatnya adalah mengabdi kepada Negara. Bersedia
mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan harta benda untuk kepentingan umum adalah
sikap dan perilaku rela berkorban untuk Bangsa dan Negara, Jika sudah memiliki sikap
tersebut pada saatnya nanti kita akan siap mengorbankan jiwa raga bagi kepentingan
bangsa dan negara.
5. Kemampuan awal Bela Negara Kemampuan awal Bela Negara secara psikis (mental)
memiliki sifat disiplin, ulet, bertanggung jawab, berintegritas, menaati segala peraturan
perundang-undangan yang berlaku, percaya akan kemampuan diri sendiri, tahan uji,
pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan nasional. Dan
secara fisik (jasmani) memiliki kondisi kesehatan dan keterampilan jasmani yang dapat
mendukung kemampuan awal bela negara yang bersifat psikis

Ketahanan nasional

Konsepsi ketahanan nasional saat ini sudah diangkat dari lingkungan terbatas di mana
selama ini ia ditumbuhkan, dikembangkan dan dimantapkan kepada masyarakat secara lebih
luas. Hal ini bukan tanpa alasan, kesan bahwa ketahanan nasional adalah semata konsep militer
telah mengungkungnya selama ini untuk berada hanya dikalangan militer saja. Padahal subjek
dari ketahanan nasional itu mencakup manusia atau masyarakat secara lebih luas.
Ketahanan nasional itu sendiri merupakan keadaan atau kondisi yang dinamis dimana
ia merupakan perpaduan dari setiap aspek kehidupan bangsa dan negara untuk berkembang
dan menjamin keberlangsungan kehidupannya. Oleh karena itu, usaha – usaha untuk
peningkatan ketahanan nasional harus dilakukan dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara, tidak hanya pada aspek pertahanan seperti yang selama ini dipahami.
Daya tahan suatu bangsa, tanpa terkecuali, merupakan hasil dari proses perjuangan dan
intisari dari pengalaman – pengalaman generasi terdahulu. Tingkat, mutu serta keunggulan
ketahanan nasional dari suatu bangsa tergantung pada kepandaian, kecakapan dan
kebijaksanaan bangsa itu dalam mempergunakan sumberdaya yang ada dalam bangsa tersebut.
Meningkatkan ketahanan nasional sama hal nya dengan meningkatkan,
mengembangkan dan memelihara seluruh aspek ketahanan nasional. Di Indonesia aspek –
aspek ketahanan nasional dikenal dengan istilah “Asta Gatra” yang berarti delapan aspek. Dari
delapan gatra yang menjadi aspek ketahanan nasional, tiga aspek diantaranya digolongkan
menjadi aspek alamiah dan lima aspek lagi digolongkan sebagai aspek sosial. Aspek alamiah
biasa juga disebut “Tri Gatra” dapat dilihat sebagai aspek – aspek yang relative tetap karena
sifat alamiahnya. Aspek sosial biasa disebut “Panca Gatra” merupakan aspek yang dipandang
bersifat dinamis karna bersentuhan dengan kondisi sosial masyarakat. Tiga aspek alamiah
meliputi apek geografi, aspek demografi dan aspek sumberdaya alam. Lima aspek sosial
meliputi aspek ideology, aspek politik, aspek ekonomi, aspek sosial-budaya dan aspek
pertahanan keamanan. Yang dimaksud aspek – aspek dalam asta gatra adalah sebagai berikut:

1. Gatra geografi
Geografi turut menentukan sejauh mana kekuatan nasional dari sebuah negara. Hal yang
berkaitan dengan wilayah Negara meliputi ;
a. bentuk wilayah Negara (dapat berupa negara pantai, negara kepulauan atau negara
continental).
b. Luas wilayah negara, Luas wilayah negara juga merupakan salah satu unsur dari gatra
geografi. Hal ini dikarenakan ada negara dengan wilayah luas dan ada negara dengan
wilayah sempit (kecil). Semakin luas suatu negara maka semakin kuat juga ketahanan
nasional yang harus dimiliki negara tersebut. Indonesia berada diurutan 15 pada luas
wilayah sedunia.
c. Posisi geografis, astronomis, dan geologis Negara
d. Daya dukung wilayah Negara, ada Negara yang habitable dan ada Negara
yang unhabitable. Dalam kaitannya dengan wilayah Negara, pada masa sekarang ini perlu
dipertimbangkan adanya kemajuan teknologi, kemajuan informasi dan komunikasi. Suatu
wilayah pada awalnya sama sekali tidak mendukung kekuatan nasional, karena
penggunaan teknologi maka wilayah itu kemudian menjadi unsure kekuatan nasional
Negara.

2. Gatra demografi

Penduduk suatu negara menentukan kekuatan atau ketahanan nasional negara yang
bersangkutan. Faktor berkaitan dengan penduduk negara meliputi dua hal berikut :

a. Aspek kualitas mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos kerja, dan kepribadian.
b. Aspek kuantitas yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan, persebaran, perataan, dan
perimbangan penduduk ditiap wilayah negara.

3. Gatra Sumber Daya Alam

kemampuan melakukan kontrol atas sunber daya alam menjadi semakinmpenting bagi
ketahanan nasional dan kemajuan suatu negara. Banyak negara yang kaya akan sember daya
alam seperti minyak di negara afrika, tetapi negara tersebut tetaplah miskin. Negara-negara
tersebut belum mampu melakukan kontrol atas sumber daya alam yang berasal dari miliknya.
Justru negara-negara yang tidak memiliki sumber daya alam seperti Singapura dan Jepang bisa
maju oleh karena mampu melakukan kendali atas jalur perdagangan sumberdaya alam dunia.
4. Gatra di Bidang Ideologi

Pengertian ideology secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-gagasan,ide-ide,


keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Maka
ideology Negara dalam arti cita-cita Negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori
atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan untuk;

a. Mempunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
b. Oleh karena itu mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pandangan
hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipeihara, dikembangkan dan dilestarikan
kepada generasi-generasi berikunya.

5. Gatra Politik.

Perubahan konstelasi politik suatu negara sangat mempengaruhi ketahanan nasional dari
negara tersebut. Istilah politik memiliki makna yang bermacam-macam, dan semua itu dapat
dikelompokkan menjadi dua macam yaitu Pertama : politik sebagai sarana atau usaha untuk
memperoleh kekuatan dan dukungan dari masyarakat dalam kekuatan kehidupan bersama.
Dengan demikian polotik dapat dikatakan menyangkut kekuasaan hubungan ( power
relationship). Dengan kata lain, polotik mengandung makna usaha dalammemperoleh,
memperbesar, ,emperluas, serta mempertahankan kekuasaan yang dalam bahsa inggrisnta
dikenal dengan istilah politic. Kedua; politik dipergunakan dipergunakan untuk menunjukkan
kepada suatu rangkain kegiatan atau cara-cara yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan
yang dianggap baik.

6. Gatra Ekonomi

Bidang ekonomi tidak bisa dilepaskan dengan faktor-faktor lainnya yang saling berkaitan.
Perekonomian selain berkaitan dengan wilayah geografi suatu negara, juga sumber kekayaan
alam, sumber daya manusia, cita-cita masyarakat yang lazimnya di sebut ideology, akumulasi
kekuatan, kekuasaan, serta kebijaksanaan yang akan diterapkan dalam kegiatan produksi dan
distribusi, nilai sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan yang memberikan jaminan
lancarnya roda kegiatan ekonomi suatu bangsa.
Tingkat kemandirian suatu bangsa dalam hal perekonomian juga mempengaruhi ketahanan
nasional dari bangsa tersebut. Jika suatu bangsa tidak bisa mandiri secara ekonomi dan masih
sangat bergantung pada negara lain dalam hal ekonomi maka ketahanan bangsanya bisa
terancam. Negara lain akan dengan sangat mudah mengintervensi bangsa tersebut. Dengan
demikian dapat dikatakan negara tersebut memiliki ketahanan nasional yang kurang kuat.

7. Gatra Sosial Budaya

Tidak dapat dipungkiri bangsa indonesia yang memiliki beragam budaya sangat rentan dengan
perpecahan. Isu SARA sering dipakai untuk memecah belah kekuatan bangsa kita. Bangsa
Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa dan sub etnis , yang masing-masing memiliki
kebudayaannya sendiri. Karena suku bangsa tersebut mendiami daerah tertentu, daerah tertentu
itu disebut kebudayaan daerah. Dalam setiap budaya daerah terdapat nilai budaya yang tidak
dapat dipengaruhi budaya asing, yang sering disebut local wisdom. Oleh karena itu kebudayan
nasional adalah merupakan hasil interaksi kebudayaan-kebudayaan suku bangsa yang masing-
masing memiliki kebudayaan daerah, yang kemudian di terima sebagai nilai bersama dan
sebagai suatu identitas bersama sebagai suatu bangsa yaitu bangsa Indonesia. Oleh karena itu
berdasarkan fungsinya kebudayaah nasional memiliki dua pengertian. Pertama, sebagai suatu
sistem gagasan dan perlambang yang member identitas kepada warga Negara Indonesia. Kedua,
sebagai suatu sistem gagasan dan perlambang yang dapat dipakai oleh semua warga Negara
Indonesia yang bhineka itu, untuk saling berkomunikasi dan dengan demikian untuk dapat
memperkuat solidaritas.

8. Gatra Pertahanan Keamanan

Pertahanan keamanan suatu negara merupakan unsur pokok terutama dalam menghadapi
ancaman militer negara lain. Oleh karena itu, unsure utama pertahanan keamanan berada di
tangan tentara (militer). Pertahanan keamanan negara juga merupakan salah satu fungsi
pemerintahan negara. Negara dapat melibatkan rakyatnya dalam upaya pertahanan negara
sebagai bentuk dari hak dan kewajiban warga negara dalam membela negara. Upaya
melibatkan rakyat menggunakan cara yang berbeda-beda sesuai dengan system dan polotik
pertahanan yang di anut oleh negara. Politik pertahanan negara disesuaikan dengan nilai
filosofis bangsa, kepentingan nasional dan kontek zamannya.
Peran Pemuda Dalam Meningkatkan Ketahanan Nasional

Bila melihat pada sejarah perjalanan bangsa Indonesia, pemuda selalu menjadi
kekuatan utama dalam proses modernisasi dan perubahan. Dan biasanya pula pemuda jenis ini
adalah para pemuda yang terdidik. Mereka mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah,
selain semangat mudanya, sifat kritisnya, kematangan logikanya dan kebersihannya dari noda
orde masanya. Angkatan 1908, Angkatan 1928, Angkatan 1945, Angkatan 1966, Angkatan
1974 dan Angkatan 1998 adalah sebutan bagi para pemuda di jamannya yang melakukan
pembaharuan. Angkatan 1908 dan Angkatan 1928 merupakan angkatan pemuda yang
melakukan pencerahan kepada rakyat atas penindasan kolonialisme. Angkatan 1908 mendapat
inspirasi dari asiatic reveil (kebangkitan bangsa-bangsa Asia) akibat kemenangan Jepang
terhadap Rusia pada tahun 1904-1905, sehingga mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa.

Berdasarkan semua proses tersebut, dapat diartikan bahwa pemuda atau kaum muda itu
memiliki peran yang besar bagi suatu bangsa terutama terkait ketahanan nasional karena
pemuda atau kaum muda itu mempunyai peran yang cukup besar dalam aspek kemasyarakatan.
Pemuda atau kaum muda yang menjadi agent of change ini juga banyak yang turun secara
langsung ke dalam lingkungan masyarakat. Mereka mempelajari, mendalami dan berusaha
memperjuangkan nasib rakyat yang tertindas. Hal ini juga berkaitan erat dengan daya tahan
bangsa karena sudah mencakup banyak elemen sosial atau kemasyarakatan.

Peran pemuda dalam ketahanan nasional ini sangat penting. Pemuda sebagai bagian
dari potensi pembangunan harus berdaya agar mampu berkiprah dalam menghadapi tantangan
global. Jumlah pemuda usia produktif yang banyak merupakan potensi yang sangat besar.
Keberdayaan pemuda sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya pemuda dilakukan
melalui dorongan, bimbingan, kesempatan, pendidikan, pelatihan dan panduan sehingga
mempunyai kesempatan untuk tumbuh sehat, dinamis, maju, mandiri, berjiwa wirausaha,
tangguh, unggul, berdaya saing, demokratis, dan bertanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Selain itu sebagai generasi harapan bangsa, pemuda itu diharapkan mampu memahami
konsep Wawasan Nusantara. Dalam konteks Indonesia Wawasan Nusantara merupakan
wawasan nasional Indonesia (Indonesia national outlook) yang dikembangkan dan dirumuskan
dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan nasional dengan mempertimbangkan pandangan
geopolitik Indonesia, sejarah perjuangan dan kondisi sosial budaya bangsa. Bagi Indonesia,
Wawasan Nusantara merupakan pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara menuju perwujudan Indonesia sebagai satu kesatuan politik, satu
kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial budaya, dan satu kesatuan pertahanan keamanan.

Pemuda, sebagai bagian dari bangsa, harus mampu memahami wawasan ini, sehingga
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, peran pemuda tetap sebagai garda depan
pembangunan. Dengan memahami konsep tersebut maka pemuda harapan bangsa itu dapat
mengetahui lebih mendalam peran pemuda dalam ketahanan nasional. Bahwa untuk
memajukan bangsa itu butuh pemuda-pemuda yang berkualitas dan memahami konsep-konsep
dalam suatu bangsa sehingga akan lebih menjiwai dan menjalankan perannya dengan baik.

Hal lain yang berpengaruh besar bagi pemuda adalah rasa nasionalisme. Dalam buku
Regionalisme, Nasionalisme dan Ketahanan Nasional karya Ichlasul Amal da Araidy Armawi
dijelaskan bahwa nasionalisme merupakan salah satu unsure dalam pembinaan kebangsaan
atau nation-building. Dalam proses pembinaan kebangsaan semua anggota masyarakat bangsa
dibentuk agar berwawasan kebangsaan serta berpola tatalaku secara khas yang mencerminkan
budaya mauun ideologi. Proses pembinaan kebangsaan memang unik bagi tiap bangsa. Bagi
Indonesia yang terdiri dari masyarakat yang plural dan heterogen akan lebih mengedepankan
wawasan kebangsaan yang unsur-unsurnya adalah rasa kebangsaan, faham kebangsaan dan
semangat kebangsaan atau nasionalisme. Rasa kebangsaan merupakan perekat paling dasar
dari setiap anggota masyarakat bangsa yang karena sejarah dan budayanya memiliki dorongan
untuk menjadi satu dan bersatu tanpa pamrih di dalam satu wadah Negara bangsa (nation-state).
Sedangkan faham kebangsaan ini lebih bernuansa intelektual. Dalam implementasinya faham
kebangsaan Indonesia disublimasikan dalam bentuk Wawasan Nusantara yang
mengamanatkan kesatuan di berbagai bidang.

Sebagai generasi muda, mahasiswa haruslah ikut serta berperan dalam


mempertahankan dan meningkatkan ketahanan nasional. generasi muda, khususnya mahasiswa
harus bisa membawa perubahan yang jauh lebih baik bagi bangsa dan negara Indonesia. Hal
ini dikarenakan generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang akan menentukan
bagaimana nasib negara ini di masa depan
Mahasiswa sebagai generasi muda yang berpendidikan dengan ilmu yang dimilikinya,
dengan pemikiran kritisnya, dan dengan semangat mudanya selalu menjadi kekuatan utama
bagi bangsa Indonesia alam menghadapi perubahan dan modernisasi.

Peran serta mahasiswa dalam meningkatkan ketahanan nasional dapat dilakukan


dengan banyak hal sebagai wujud konstribusinya. Peran sederhana yang dapat dilakukan
mahasiswa dalam upaya meningkatkan ketahanan nasional dapat dilakukan di mulai dari
lingkungan an diri mahasiswa itu sendiri seperti dengan rajin belajar, tidak menyebarkan berita
hoax dan ujuaran kebencian, tidka melanggar hukum, tidak mencontek, saling bertoleransi,
melestarikan kekayaan buaya, memakai dan mencintai produk Indonesia, serta mempunyai
kepribadian dan akhlak yang terpuji.

Peran lainnya yang dapat dilakukan mahasiswa adalah dengan tetap menjunjung tinggi
nilai-nilai Pancasila dan nilai-nilai kebudayan Indonesia di kehidupan sehari-hari. Hal ini harus
terus dilakukan mengingat di tengah era globalisasi ini paham-paham yang tidak sesuai dengan
Pancasila sengat mudah masuk ke Indonesia.

Mahasiswa sebagai agent of change, harus membuat perubahan kearah yang lebih baik
bagi negara Indonesia. Misalnya saat terapat kebijakan-kebijakan dari pemerintahan yang
dirasa tidak sesuai bagi rakyat atau merugikan rakyat, mahasiswa harus muncul melakukan
perannya.

Mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam menyuarakan aspirasi-aspirasi


masyarakat. Mahasiswa dapat mlekukannya dengan gerakan intelektual maupun aksi di
lapangan dengan tetap mematuhi aturan hukum. Sebagai agent of change juga, mahasiswa
harus mempunyai semangat untuk membuat perubahan di Indonesia agar negara Indonesia
menjadi negara yang lebih maju dan mampu bersiang dengan negara-negara maju.

Tak hanya itu para pemuda milenial pada saat ini banyak menghasilkan prestasi yang
sangat luar biasa di bidang akademik, olahraga, maupun bidang yang lainnya, mereka berlomba
dan berusaha demi membela Bangsa Indonesia. Dalam lingkup umum pun para pemuda banyak
yang menjadi anggota pemberi bantuan kemanusiaan. Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan
tersebut para pemuda berperilaku santun, ramah tamah, berdisiplin, peduli, semangat, serta
bertanggung jawab. Sikap dan perilaku tersebut akan menjadi cikal bakal para pemuda untuk
memiliki nilai-nilai Bela Negara. Banyak generasi muda saat ini berbondong-bondong
mengajukan dan mendaftarkan diri menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menjadi anggota prajurit cadangan, menjadi
anggota satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan yang lainnya. Hal ini menunjukkan para
pemuda berperan dalam ketahanan nasional.

Kesimpulan.

Dari berbagai penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa peran pemuda atau kaum
muda dalam ketahanan nasional itu penting. Dengan pemahaman pada konsep-konsep dan
semangat yang tinggi dalam setiap pejuangan, pemuda merupakan agent of change bagi suatu
bangsa. Pembawaan pemuda yang berpikir kritis dan jauh memandang ke masa depan menjadi
modal dalam menjalankan kontribusinya bagi kemajuan suatu bangsa demi terwujudnya
ketahanan nasional.
Daftar Pustaka

Satya, P. T. (2020). Peran Pemuda Milenial Dalam Bela Negara (The Role Of Millenial Youth In The
State Defense). Available at SSRN 3624914.

Suriata, I. N. (2019). Aktualisasi Kesadaran Bela Negara Bagi Generasi Muda Dalam Meningkatkan
Ketahanan Nasional. Public Inspiration: Jurnal Administrasi Publik, 4(1), 47-56.

Anda mungkin juga menyukai