Anda di halaman 1dari 5

NILAI DASAR PERGERAKKAN PMII

“ KERANGKA SPIRIT PEMUDA BARU DALAM MEMAKNAI PERGERAKAN ”


Oleh : Aji Gunawan1
Pendahuluan
Globalisasi menghantarkan pada bentuk integrasi bangsa – bangsa yang memiliki sumber
daya manusia dengan kemajuan teknologi dan budaya dengan membentuk suatu peradaban sosial
yang baru dan menjadi ancaman bagi bangsa bangsa dunia ketiga untuk mengejar dan
menyederajatkan tatanan sosialnya dimata pertarungan global yang terlebih lagi dalam
pertarungan ekonomi dan politik global , ini merupakan bentuk dari kelemahan pemudanya
tersendiri dalam memaknai bangsanya dan lemah akan dalam mengembangkan potensi dirinya
terlebih lagi dalam memiliki daya saing pun sesama pemuda pun tidak memiliki spirit potensi
untuk bergerak dan berjuang dan terkungkung dalam bentuk zona nyaman yang dibentuk oleh
lingkungan dan tidak cepat tanggap dalam segala tindakan apapun yang berkenaan dengan sosial
. Bahwa sejatinya jika fenomena tersendiri ini mengakar kuat dari generasi ke generasi pun
bangsa ini mau dibawa kemana akan nasib pemuda yang memiliki makna muda dalam
mengaktualisasi muda nya itu . Justru ini menjadi problema yang klise dan bias ketika pemuda
dengan semangatnya yang “muda”namun memiliki jiwa dan pemikiran yang tua dan kolot akan
segala perubahan dan masih mempertahankan paham tua . Jelas ini menjadi pukulan telak akan
eksistensi pemuda yang dikatakan “muda” nya itu dalam menjawab fenomena sosial yang ada
jika paham tua itu dipelihara lambat laun kita akan tergerus oleh gempuran globalisasi yang akan
menyengsarakan bagi peradaban bangsa Indonesia . Jadi formulasi dan pembaharuan pemikiran
dan gerak langkah harus senantiasa dengan perubahan jaman yang semakin berubah . Tidak lucu
kan kita masih mempertahankan adat budaya lama namun dinamika jaman telah berubah .
Pundak masa depan ada pada gengagaman pemuda masa kini dalam menjawab persoalan
sosial . Pemuda merupakan kaum yang melebur dalam masyarakat yang memiliki semangat
darah juang dan gerak yang memiliki nafas yang panjang akan sebuah perubahan sosial dengan
cara mengubah suatu keadaan tersebut dari segala yang dianggap akal sehatnya terjadi
ketimpangan akan berbagai fenomena – fenomena sosial yang berkembang di masyarakat
umumnya lebih luasnya dalam suatu tatanan hidup bangsa . Peran Mahasiswa pun menjadi
sebuah pertanyaan ketika mereka bagian dari pemuda juga yang digadang – gadang sebagai
Agent Of Change , Social Control , Iron Stock , Penyambung lidah rakyat dan lain sebagainya
apapun itu . Ini menjadi pernyataan yang patut dipertanyakan ketika Mahasiswa sebagai kaum
pemuda yang memiliki intelektualitas akan keilmuannya namun gagap ketika mengaktuliasikan
dirinya dalam menjawab – menjawab persoalan sosial dan lebih mementingkan dirinya sendiri
dan kelompoknya untuk membentuk status quo ataupun adat budaya tua yang tidak ingin
pemuda ini mencapai perubahan sosial secara kolektif . Karena jika menilk dari kata
“MAHASISWA” merupakan pemuda yang melanjutkan secara akademiknya di perguruan tinggi
dan mau tidak mau ketika mendapatkan ilmu dan pengalamannya harus direalisasikan pada
masyarakat karena pemuda pun juga bagian dari masyarakat .
Nilai Dasar Pergerakkan merupakan cita – cita luhur para pendiri yang ideologis yakni
landasan berpikir dan bergerak bagi setiap anggota/kader PMII dalam bergerak dapat memaknai
PMII itu sendiri sebagai bagian dari pemuda yang saat ini masih pada sektor Mahasiswa dan
nanti setelah luluspun menjadi bagian pemuda . NDP ini merupakan rumusan yang sesuai dan
terus digaungkan dan mesti diimplementasikan dalam setiap anggota/kader PMII yang sadar dan
insaf akan ke PMII-an nya memaknai pergerakan bukan sekedar bergerak semata namun
perlunya klarifikasi dan pemikiran kembali sehingga bergerak yang akan dilakukan tidak semata
– mata gerakan yang herois / gaya gayaan semata tentunya yang berdampak tidak secara
menyuluruh secara perubahan sosial yang dimana rakyat sebagai basis / bangunan bawah dalam
staratafikasi sosial tidak mendapatkan hasil dari perjuangan pemuda itu . Perlunya NDP ini
menjadi pendirian seluruh kader/anggota PMII dalam menghayati ke PMII-an nya itu .

1
Kader PMII Rayon Dakwah dan Komunikasi Komisariat UIN SGD Cabang Kabupaten Bandung sebagai Sekretaris
Bidang Pengembangan Aparatur Organisasi dan Mahasiswa Jurusan Komunikasi & Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah & Komunikasi UIN SGD .
A. Latar Belakang
Pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) yang ke-III di Bandung, 1-5 Mei 1976,
PMII menyusun Nilai Dasar Pergerakan (NDP). NDP merupakan tali pengikat (kalimatun sawa)
yang mempertemukan semua warga pergerakan dalam ranah dan semangat perjuangan yang
sama. Oleh karena itu, setiap pemikiran, gerak dan langkah warga PMII harus didasari dengan
nilai – nilai yang terkandung dalam NDP
B. Terminologi NDP
Nilai Dasar Pergerakan (NDP) adalah nilai-nilai yang secara mendasar merupakan
sublimasi nilai- nilai ke-Islaman, seperti kemerdekaan (al-hurriyyah), persamaan (al-musawa),
keadilan ('adalah), toleran (tasamuh), damai (al-shuth), dan ke Indonesiaan (pluralisme suku,
agama, ras, pulau, persilangan budaya) dengan kerangka paham ahlussunah wal jama' ah yang
menjadi acuan dasar pembuatan aturan dan kerangka pergerakan organisasi. NDP merupakan
pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, Islam mendasari dan memberi spirit serta elan vital
pergerakan yang meliputi iman (aspek aqidah), Islam (aspek syariah), ihsan (aspek etika, akhlaq
dan tasawuf) dalam rangka memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akherat. Dalam upaya
memahami, menghayati dan mengamalkan Islam tersebut, PMII menjadikan ahlussunah wal
jama'ah sebagai manhaj al-fikr sekaligus manhaj al-taghayyur al-ijtima'i (perubahan sosial) untuk
mendekonstruksi dan merekonstruksi bentuk-bentuk pemahaman dan aktualisasi ajaran-ajaran
agama yang toleran, humanis, anti-kekerasan, dan kritis transformatif.
C. Kedudukan NDP
Pertama, NDP menjadi sumber kekuatan ideal-moral dari aktivitas pergerakan.
Kedua, NDP menjadi pusat argumentasi dan pengikat kebenaran dati kebebasan berfikir,
berucap, bertindak dalam aktivitas pergerakan.
D. Rumusan NDP
1. Tauhid
Mengesakan Allah SWT merupakan nilai paling asasi dalam sejarah agama samawi. Didalamnya
terkandung hakikat kebenaran manusia. (Al-Ikhlas, AI-Mukmin: 25, AI-Baqarah: 130-131).
Subtansi tauhid;
(1) Allah adalah Esa dalam Dzat, sifat dan perbuatan-Nya,
(2) Tauhid merupakan keyakinan atas sesuatu yang lebih tinggi dari alam semesta, serta
merupakan manifestasi dati kesadaran dan keyakian kepada haI yang ghaib (AI-Baqarah:3,
Muhammad:14-15, AI-Alaq: 4, A l-Isra: 7),
(3) Tauhid merupakan titik puncak keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan dan perwujudan
nyata lewat tindakan,
(4) Dalam memahami dan mewujudkannya pergerakan telah memilih ahlussunah wal jama' ah
sebagai metode pemahaman dan keyakinan itu.
2. Hubungan Manusia dengan Allah.
Allah SWT adalah pencipta segala sesuatu. Dia mencipta manusia sebaik-baik kejadian dan
menempatkan pada kedudukan yang mulia. Kemuliaan manusia antara lain terletak pada
kemampuan berkreasi, berfikir dan memiliki kesadaran moral. Potensi itulah yang menempatkan
posisi manusia sebagai khalifah & hamba Allah (AI-Anam:165, Yunus: 14.)
3. Hubungan Manusia dengan Manusia.
Allah meniupkan ruh dasar pada materi manusia. Tidak ada yang lebih utama antara yang satu
dengan yang lainnya kecuali ketaqwaannya (AI-Hujurat:13). Pengembangan berbagai aspek
budaya dan tradisi dalam kehidupan manusia dilaksanakan sesuai dengan nilai dari semangat
yang dijiwai oleh sikap kritis dalam kerangka religiusitas. Hubungan antara muslim dan non-
muslim dilakukan guna membina kehidupan manusia tanpa mengorbankan keyakinan terhadap
kebenaran universalitas Islam.
4. Hubungan Manusia dengan Alam.
Alam semesta adalah ciptaan Allah. Allah menunjukkan tanda-tanda keberadaan, sifat dan
perbuatan Allah. Berarti juga tauhid meliputi hubungan manusia dengan alam (As-Syura: 20)
Perlakukan manusia dengan alam dimaksudkan untuk memakmurkan kehidupan dunia dan
akherat. Jadi manusia harus mentransendentasikan segala aspek kehidupan manusia. NDP yang
digunakan PMII dipergunakan sebagai landasan teologis, normatif dan etis dalam pola pikir dan
perilaku. Dati dasar-dasar pergerakan tersebut muaranya adalah untuk mewujudkan pribadi
muslim yang berakhlaq dan berbudi luhur, dan memiliki konstruksi berfikir kritis dan progressif.
E. Fungsi NDP
Pertama, Kerangka Refleksi. Sebagai kerangka refleksi NDP bergerak dalam pertarungan ide-
ide, paradigma, nilai-nilai yang akan memperkuat level kebenaran-kebenaran ideal. Subtansi
ideal tersebut menjadi suatu yang mengikat, absolut, total, universal berlaku menembus ruang
dan waktu (muhlamul qat’i) kerangka refleksi ini menjadi moralitas gerakan sekaligus sebagai
tujuan absolut dalam mencapai nilai-nilai kebenaran, kemerdekaan, kemanusiaan.
Kedua, Kerangka Aksi. Sebagai kerangka aksi NDP bergerak dalam pertarungan aksi, kerja-
kerja nyata, aktualisasi diri, analisis sosial untuk mencapai kebenaran faktual. Kebenaran sosial
ini senantiasa bersentuhan dengan pengalaman historis, ruang dan waktu yang berbeda dan
berubah. Kerangka aksi ini
memungkinkan warga pergerakan menguji, memperkuat dan bahkan memperbaharui rumusan
kebenaran historisitas atau dinamika sosial yang senantiasa berubah.
Ketiga, Kerangka Ideologis. Kerangka ideologis menjadi rumusan yang mampu memberikan
proses ideologisasi disetiap kader, sewkaligus memberikan dialektika antara konsep dan realita
yang mendorong proses progressif dalam perubahan sosial. Kerangka ideologis juga menjadi
landasan pola pikir dan tindakan dalam mengawal perubahan sosial yang memberikan tempat
pada demokratisasi dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Dari kedudukan yang sangat kuat. NDP menjadi rujukan setiap produk dan kegiatan
organisasi, juga menjadi sumber kekuatan ideal setiap kegiatan, pijakan dan pengikat kebebasan
berpikir, berbicara dan bertindak warga PMII. Internalisasi dan nilai-nilai teologis yang semua
itu bermuara pada ketauhidan, dapat menumbuhkan filosofi gerak PMII yang disandarkan pada
nilai-nilai dasar pergerakan. Oleh karena itu, NDP harus senantiasa dijiwai sebagai aturan
organisasi yang memberi arah dan mendorong gerak serta menjadi penggerak setiap kegiatan
organisasi dan kegiatan warga PMII.
F. NDP: Landasan Gerak Berbasis Teologis
NDP adalah sebuah kerangka gerak, ikatan nilai atau landasan pijak. Didalam PMII maka
kita akan kenal dengan istilah NDP (Nilai Dasar Pergerakan). NDP adalah sebuah landasan
fundamental bagi kader PMII dalam segala aktivitas baik-vertical maupun horizontal. NDP
sesungguhnya kita atau PMII akan mencoba berbicara tentang posisi dan relasi yang terkait
dengan apa yang akan kita gerakkan. PMII berusaha menggali sumber nilai dan potensi insan
warga pergerakan untuk kemudian dimodifikasi didalam tatanan nilai baku yang kemudian
menjadi citra diri yang diberi nama Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII.
Hal ini dibutuhkan untuk memberi kerangka, arti motifasi, wawasan pergerakan dan sekaligus
memberikan dasar pembenar terhadap apa saja yang akan mesti dilakukan untuk mencapai cita-
cita perjuangan. Insaf dan sadar bahwa semua ini adalah keharusan bagi setiap kader PMII untuk
memahami dan menginternalisasikan nilai dasar PMII tersebut, baik secara personal maupun
secara bersama-sama, sehingga kader PMII diharapkan akan paham betul tentang posisi dan
relasi tersebut. Posisi dalam artian, di diri kita sebagai manusia ada peran yang harus kita
lakukan dalam satu waktu sebagai sebuah konsekuensi logis akan adanya kita. Peran yang
dimaksud adalah diri kita sebagai hamba, diri kita sebagai makhluq, dan diri kita sebagai
manusia. Ketiga posisi di atas merupakan sebuah kesatuan yang koheren dan saling menyatu.
Sehingga Relasi yang terbentuk adalah relasi yang saling topang dan saling
menyempurnakan. Akibat dari posisi tersebut maka akan muncul relasi yang sering diistilahkan
sebagai hablun mina Allah, hablun mina an-naas dan mu'amalah. Dalam ihtiar untuk
mewujudkan perintah Tuhan Yang Maha Kuasa maka ketiga relasi di atas harus selalu dan selalu
berangkat dari sebuah keyakinan IMAN, prinsip ISLAM, dan menuju IHSAN. Inilah yang
nantinya akan menjadi acuan dasar bagi setiap warga pergerakan dalam melakukan segala ihtiar
dalam segala posisi.
G. Pemaknaan dan Arti NDP
Secara esensial NDP PMII adalah suatu sublimasi nilai ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an
dengan kerangkan pemahaman Ahfussunnah waf Jama'ah yang terjiwai oleh berbagai aturan,
memberi arah, mendorong serta menggerakkan apa yang dilakoni PMII sebagai sumber
keyakinan dan pembenar mutlak.
Islam mendasari dan menginspirasi NDP yang meliputi cakupan Aqidah, Syari'ah dan
Akhlaq dalam upaya memperolah kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Dalam kerangka
inilah PMII menjadikan Ahussunah wal Jama'ah sebagai Manhaj af-fikr (methodologi mencari)
untuk mendekonstruksi bentuk-bentuk pemahaman keagamaan yang benar.
H. Fungsi, Peran dan Kedudukan NDP
Secara garis besarnya Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII akan berfungsi dan berperan sebagai :
 Landasan Pijak PMII
Landasan pijak dalam artian bahwa NDP diperankan sebagai landasan pijak bagi setiap gerak
dan langkah serta kebijakan yang dilakukan oleh PMII.

 Landasan Berfikir PMII


Bahwa NDP menjadi landasan pendapat yang dikemukakan terhadap persoalan-persoalan yang
akan dan sedang dihadapi oleh PMII.

 Sumber Motifasi PMII


NDP juga seyogyanya harus menjadi pendorong bagi anggota PMII untuk berbuat dan bergerak
sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan dan terkandung didalamnya.
Sedangkan kedudukan NDP dalam PMII bisa kita letakkan pada,
Pertama; NDP haruslah menjadi rumusan nilai-nilai yang dimuat dan menjadi aspek ideal dalam
berbagai aturan dan kegiatan PMII.
Kedua; NDP harus menjadi pemicu dan pegangan bagi dasar pembenar dalam berfikir, bersikap
dan berprilaku.
I. Rumusan dan Isi NDP
Selain itu kita juga harus paham betul tentang isi ataupun rumusan atas Nilai Dasar Pergerakan
kita yang dapat kita gambarkan seperti berikut :
Ketuhanan atau Tauhid.
Pengertian ketuhanan adalah bagaimana kita memaknai ketauhidan kita alas Tuhan. Men-Esa-
kan Allah SWT, merupakan nilai paling asasi dalam sejarah agama samawi. Hal ini
sesungguhnya mengandung makna,
Pertama; Allah adalah Esa dalam segala totalitas, dzat, sifat dan perbuatan-perbuatan-Nya. Allah
SWT adalah dzat, yang fungsional, dalam artian menciptakan, memberi petunjuk, memerintah
dan memelihara alam semesta. Allah SWT juga menanamkan pengetahuan, membimbing,
menolong manusia.
Kedua; pada saat keyakinan yang pertama kita wujudkan maka keyakinan terhadap sesuatu yang
lebih tinggi seperti keyakinan terhadap alam semesta, serta kesadaran' keyakinan kepada yang
ghaib merupakan sesuatu hal yang harus dilakukan. Ketiga; dari kedua hal tersebut, maka tauhid
merupakan titik puncak. Mendasari, memandu dan menjadi sasaran keimanan yang mencangkup
keyakinan dalam hati nilai dari ketahuhidan tersebut harus termanifestasikan dan
tersosialisasikan ke sekelilingnya lewat pemahaman dan penginternalisasian ahlussunah wal
jama'ah sebagai tahapan yang terakhir.
Hubungan Manusia dengan Tuhan-Nya (Allah SWT)
Pemaknaan hubungan manusia dengan Allah SWT haruslah dimaknai dengan kaffah dan
konferehenshif, artinya bahwa Allah SWT adalah sang pencipta yang maha segalanya, termasuk
telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya (ahsanut taqwin) dan telah menganugerahkan
kedudukan terhormat kepada manusia. Kedudukan tersebut ditandai dengan pemberian daya
fikir, kemampuan berkreasi untuk dilakukan memfungsikan alam sebagai modal dasar sekaligus
perangkat mewujudkan kemaslahatan. Kesemua aktifitas yang coba tidak pernah terlepas dari
sebuah essensi melarutkan dan mengejawantahkan nilai-nilai ke-tauhid-an dengan berpijak
wahyu dan seluruh ciptaan-Nya.
J. Teologi sebagai Dasar Filosofi Pergerakan
Internalisasi dari nilai-nilai teologis tersebut menumbuhkan filosofi gerak PMII yang
disandarkan pada dua nilai yang sangaf fundamental yakni liberasi dan independensi. Liberasi
merupakan kepercayaan dan komitmen kepada pentinya (dengan epistemologi gerak-paradigma)
untuk mencapai kebebasan tiap- tiap individu. Praktek dan pemikian liberasi mempunyai dua
tema pokok.
Pertama; tidak menyetujui adanya otoritas penuh yang melingkupi otoritas masyarakat.
Kedua; menentang segala bentuk ekspansi dan hegemoni negara (kekuasaan) terhadap keinginan
keinginan bebas individu dan masyarakat dalam berkreasi, berekspresi, mengeluarkan pendapat,
berserikat dan lain sebagainya. Liberasi didasarkan oleh adanya kemampuan (syakilah) dan
kekuatan (wus'a) yang ada dalam setiap individu. Dengan bahasa lain setiap individu mempunyai
kemampuan dan kekuatan untuk mengembangkan dirinya. tanpa harus terkungkung oleh
pemikiran, kultur dan struktur yang ada disekitarnya, sehingga pada akhirnya akan melahirkan
apa yang namnya keadilan (al-adalah), persamaan (al- musawah), dan demokrasi (as-syura).
Kebebasan dalam arti yang umum mempuntai dua makna, yakni kebebasan dari (fredom from)
dan kebebasan untuk (fredom for). Kebebasan dari merupakan kebebasan dari belenggu alam
dan manusia.
Sedangkan kebebasan untuk bermakna bebas untuk berbuat sesuatu yang pada dasarnya sebagai
fungsi untuk mencapai tingkat kesejahteraan seluruh manusia di muka bumi. Dalam kaitan ini
maka sesungguhnya capaian yang harus memuat pada Usulul al-Khamsah (lima prinsip dasar)
yang meliputi;
Hifdz al-nasl wa al-irdh,
hifdzul al-'aql,
hifdzul ai-nasi, dan
hifdz al-mal.

Anda mungkin juga menyukai