Anda di halaman 1dari 19

Peran Kader HMI masa kini Sebagai Kaum Muda Intelektual Dalam

Memwujudkan Masyarakat Madani Melalui Pengimplementasian


IDEOPOL-STRATAK HMI

(Strategi Hmi Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani )

Disusun Oleh Abietra

Sebagaiprasyarat Untuk Mengikuti LK2 Di Cabang Cirebon

Abstrak

Masyarakat madani adalah suatu istilah untuk menggambarkan keadaan suatu


masyarakat yang sudah mencapai keadaan yang adil, makmur dan damai.
Masyarakat madani yang merupakan masyarakat yang sudah maju dimana dalam
kehidupan sehari-harinya selalu berlandaskan pada tata nilai. Masyarakat madani
merupakan cita-cita luhur dari kehidupan berbangsa tentunya adalah hal yang
ingin dicapai akan tetapi kondisi yang ideal seperti itu sangat sulit dicapai, apalagi
dengan kondisi masyarakat hari ini yang merupakan masyarakat modern
industrialis yang kering akan nilai religiusitas, tradisi, kebudayaan dan senang
sekali dengan hal-hal yang bersifat pragmatis (praktis). karena itu perlu adanya
upaya secara bersama dari setiap elemen utamanya kaum muda intelektual yakni
yang didalamnya terdapat mahasiswa juga para kader HMI. Maka sebab itulah
dalam jurnal ilmiah ini penulis mengumpulkan studi pustaka dari berbagai sumber
kemudian di analisis untuk mengetahui bagaimana peran kader HMI sebagai
kaum intelektual muda dengan pengimlentasian IDEOPOL-STRATAK HMI
untuk mewujudkan masyarakat madani, ini dipilih karena tujuan hmi juga adalah
untuk mencapai masayarakat madani yang terciptanya masyarakat adil makmur
yang diridoi Allah SWT. Selain itu lebih jauh lagi adalah karena IDEOPOL-
STRATAK berangkat dari bangunan kesadaran berupa landasan dan tujuan yang
bersumber dari ideologi, kemudian ada politik sebagai alat untuk mencapai tujuan
dan strategi dan taktik untuk merencanakan agar tujuan tersebutdapat dicapai
dengan usaha yang teratur serta terukur.

kata kunci : masyarakat madani, kaum intelektual, kader hmi, ideopol-stratak


(ideologi, politik, strategi dan taktik).
Abstract

Civil society is a term to describe to condition of a society that has reached a


state of justice, prosperity and peace. Civil society is an advanced society where
in everyday life it’s always based on values. Civil society is a noble ideal of
national life, of course, is what you want to achieve, but such ideal conditions are
very difficult to achieve, especially with the conditionsof today’s society, which is
a modern industrialistist society that is dry with the values of religiosity,
tradition, culture and joy. With tings that are pragmatic (practical). Therefore, it
needs joint wise efforts of each of the main elements of the youth in which there
are student as well as hmi cadres. So that is why in this scientific journal the
authors collect literature studies from various sources and than analyzed to find
out how the role of hmi cadres as young intellectuals by implementing ideopol-
stratak hmi to realize civil society, this was chosen because hmi goals is also to
achieve civil society, namely “... the creation of a just and prosperous society that
is bleassed by allah swt”. Besides that, it is further because ideopol-stratak
departs from building awareness in the from of a foundation and goals that
originate from ideology, then there is politics as a means of achieving goals and
strategies and tactics for planning so that these goals can be achieved with
regular and measured effort.

Keywords : civil society, intellectuals, hmi cadres, ideopols-stratak (ideolgy,


politics, strategy and tactics)
I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pada akhir-akhir ini konsep masyarakat madani telah sering kita
temui pada dikursus-dikursus kebangsaan, Meskipun mungkin pada
dasranya tidak semua orang memahami dengan kaffah apa itu istilah
masyarakat madani sebenarnya. Istilah masyarakat madani pada dasranya
merupakan suatu istilah untuk menggambarkan keadaaan suatu masyarakat
yang sudah maju peradabannya yang dimana dalam kehidupan
kesehariannya selalu berlandas pada tata nilai, baik itu nilai moral yang
diperas dari suatu norma yang berlaku, maupun yang bersumber dari ajaran
kepercayaan dan pengetahuan (pendidikan). Di indonesia istilah masyarakat
madani mulai populer pada akhir tahun tahun 90-an. Dimana menurut ihsan
(2012) pertama kali masayarakat madani hadir pada diskursus kebangsaan
indonesia diawali oleh pernayataan perdana menteri malaysia yakni Anwar
Ibrahim pada tahun 1995 dalam pidatonya dimasjid istiqlal ketika ia ingin
menjelaskan apa itu konsep masyarakat madani.
Mayarakat madani yang substansial pemaknaan-nya sama dengan
istilah Civil society adalah suatu keadaan masyarakat yang di inginkan oleh
semua negara. Penulis bersepakat bahwa masyakarat madani merupakan
suatu cita-cita luhur yang ingin dicapai dan diwujudkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara terutama bagi bangsa indonesia, sebab masyarakat
madani akan mengatarkan pada realitas kehidupan sosial masyarakat yang
begitu damai dimana dicirikan dengan kehidupan masyarakat yang
humanis,religius,demokratis,toleran,pularlis dan egaliter atau menjunjung
kebebasan. Sehingga dari keadaan yang seperti itu akan membuat dinamika
kehidupan lebih terasa dengan tersedianya ruang bebas untuk berekspresi.
Di indonesia sendiri salah satu nilai yang kental dari masyarakat
madani itu adalah budaya gotong royong dan sifat masyarakat yang humanis
namun seiring dengan berjalannya zaman nilai-nilai budaya itu sudah mulai
luntur karena tegerus oleh perkembangan zaman terutama pada era
globalisasi atau era masyarakat modern yang sekarang ini dimana batas-
batas dunia sudah dapatdirobohkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahkan tidak hanya itu dengan cepat perubahan yang terjadi didunia ini
nilai mendasar seperti agama dan budaya juga sudah mulai tergerus, seperti
kita ketahui pada masyarakat modern dalam kehidupan sehari-harinya
umumnya sangat kering akan nilai religiusitas. Begitu juga dengan budaya
yang sudah ada dan diwariskan dari peradaban sebelumnya sudah mulai
pudar dan tergantikan dengan budaya-budaya baru untuk menopang
modernitas yang masyarakatnya adalah masyarakat industri. Pada
masyarakat industri kebanyakan budaya lama dianggap menjadi pengambat
dalam produktivitas individu, oleh karenanya nilai-nilai yang ada dan hidup
ditengah –tengah mereka adalah nilai-nilai yang sejalan dengan sistem
industri, dimana dicirikan dengan mengutanakan pragmatism
(mengutamakan hal-hal yang bersifat praktis).
Belum lagi pada hari ini jika menyangkut realitas sosial yang
dihadapi banyak negara seperti indonesia dimana banyak timbul
permasalahan sosial masyarakat seperti tindakan kriminalitas yang masih
tinggi, budaya KKN yang masih saja belum hilang dari sistem administratif
kelembagaan negara, masih banyaknya para pemuda dan orang dewasa yang
terjerembab pada narkotika atau obat-obat terlarang. kemudian
permasalahan sosial pelik dan medasar lainnya seperti anak jalanan,
pengamen, dan gelandangan, atau permasalahan anak-anak yang putus
sekolah. Sedang dibelahan bumi lain seperti timur tengah neagara-negara
arab masih bnayak disibukkan dengan agenda perang saudara kemudian
negara-negara afrika masih berkutak dengan permasalahan
kemiskinan,kelaparan dan pemenuhan kebutuhan seperti pangan dan air
bersih.
Berbagai permasalahan yang ada ini adalah bentuk tantangan yang
dihadapi untuk mewujudkan masyarakat madani (Civil society). Oleh karena
itu perlunya kehadiran kaum-kaum intelektual muda untuk ikut berpartisiasi
dalam mencarikan formulasi terbaik untuk mewujudkan masyarakat madani.
Karena dengan pemikiran dan anlisa yang tajam para intelektual muda ini
diharap melahirkan suatu inovasi baru untuk memeperjuangkan hajat hidup
umat.
Salah satu dari bagian kaum intelektual muda yang ada pada hari ini
adalah para kader HMI. Maka daripada itu sudah sepatutmnya kader HMI
juga ikut menyoroti permasalahan –permasalahan sosial yang berkembang
hari ini dan ikut mengkaji bagaiman formulasi atau strategi yang baik dan
relevan untuk diterapkan dalam mengatasinya sekaligus juga ikut
menuangkan pemikirannya dalam mewujudkan masyarakat madani. Karena
Para kader HMI yang telah melalui proses panjang perkaderan dalam
organisasi tentu telah dibina dengan basis agama, penenaman nilai-nilai
filosofis kehidupan, berpikir kritis dan ilmiah, dan juga dinamika
keorganisasian. Sehingga akan mampu mmetakan permasalahan dan
menjawabnya. Salah satunya adalah dengan mengimplementasikan
IDEOPOLITOR-STRATAK (Ideologi, Politik, Strategi Dan Taktik ) HMI.
IDEOPOLITOR-STRATAK HMI sangat relevan dalam upaya
mewujudkan masyarakat madani. Secara teoritis akademik yang berpusat
pada akal pikiran manusia, maka masyarakat madani dapat diwujudkan
dengan dasar-dasar dan tiang penyangga yang dimana dasar untuk
mewujudkan masyarakat madani yakni kepercayaan, budaya dan
pendidikan. Sedangkan tiang penyangga nya adalah sistem pemerintahan,
sistem ekonomi, dan IPTEK.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep masyarakat madani?
2. Apa itu IDEOPOLITOR-STRATAK HMI?
3. Bagaimana hubungan IDEOPOLITOR-STRATAK HMI dengan
masyrakat madani?
4. Bagaimanakah kondisi saat ini yang menjadi Hambatan dan tantangan
dalam mewujudkan masyarakat madani?
5. Bagaimanakah formulasi (strategi) yang dapat ditawarkan kader HMI
masa kini sebagai intelektual muda dalam mewujudkan masyarakat
madani?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep masyarakat madani
2. Untuk mengetahui konsep IDEOPOLITOR-STRATAK HMI
3. Untuk melihat dan mengetahui hubungan inheren atara IDEOPOLITOR-
STRATAK HMI dengan masyarakat madani
4. Ingin mengetahui hambatan dan tantangan dalammewujudkan
masyarakat madani
5. Untuk menganalisa bagaimana formulasi yang dapat ditawarkan untuk
mewujudkan masyarakat madani
4. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Praktis
Manfaat praktis bagi penulis dalam melakukan penulisan juranal ini
adalah untuk memenuhi persyaratan mengikuti lk2 (intermediate
traning) HMI cabang cirebon.
2. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat teoritis dari penulis melakukan penulisan jurnal ini
adalah agar dapat memperkaya refrensi mengenai strategi dalam
mewujudkan
masyarakat madani. Dan selain itu adalah supaya menjadi saran secara
teoritis mengenai strategi mewujudkan masyarakat madani

II. Tinjauan Pustaka


1. Landasan Teori
A. Masyarakat madani
Masyarakat madani adalah suatu istilah untuk menggambarkan suatu
masyarakat yang dimana kelompok masyrakat tersebut sudah maju,
masyarakat yang sudah maju secara peradaban biasanya adalah masyarakat
kota. Kelompok masyarakat yang sudah mencapai kondisi ideal dari
masyarakat madani dalam kehidupan shari-harinya akan selalu berlandaskan
pada tata nilai dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya. Nilai-nilai
yang menjadi pedoman tersebut datang dari norma ,adat istiadat dan budaya
yang hidup ditengah-tengah masyarakat, nilai-nilai itu bersumber dari
kepercayaan dan atau dapat juga diperoleh dari pendidikan pengetahuan).
Istilah masyarakat madani atau Civil society sendiri menurut Dawam
Raharjo (1997) telah ada sejak era yunani kuno, dimana pada saat itu istilah
Civil society dicetuskan oleh seorang orator yunani yakni Cicero. Civil
society oleh cicero di definisikan sebagai suatu kelompok masyarkat yang
sudah memiliki kode hukum tersendiri. Dengan tatanan sosial yang
berlandaskan pada civility (kewargaan) dan urbanity (budaya kota) maka
kota tidak hanya dipahami sebatas konsentrasi penduduk, melainkan juga
sebagai pusat peradaban dan kebudayaan.

B. IDEOPOL-STRATAK
IDEOPOLIT-STRATAK merupakan suatu konsep yang didalamnya
ada Ideologi, Politik, Strategi, Dan Taktik. IDEOPOLIT-STRATAK dalam
hmi ditujukan untuk mencapai tujuan luhur hmi yakni “... mewujudkan
masyarakat adil makmur yang diridoi allah swt.” Hal ini sebenarnya secara
esensi adalah sama dengan tujuan dari masyarakat madani.
1. Ideologi
Secara etimologi ideologi berangkat dari akar kata bahasa latin yakni
ideo yang artinya pemikirian atau gagasan dan logis artinya logika, ilmu
dan pengetahuan. dari itu dapatlah disimpulkan bahwa ideologi adalah
landasan, tuntunan dan cita-cita luhur. Menurut firdaus syam (2010: 238)
ideologi adalah prosa yang ajaib dimana dapat memunculkan pemikiran
danghirah hidup diantara manusia utamanya kaum muda, khususnya
dikalangan cendikiawan atau intelektual dalam masyarakat. Dengan
demikian ideologi bisa dikatakan sebagai rumusan alam pemikiran yang
ada di berbagai subjek atau kelompok masyarakat dan dijadikan dasar
untuk direalisasikan.
Sedang secara lebih luas menurut ilmuan politik indonesia alfian
( 1981:187) mengemukakan bahwa ideolgi merupakan sebuah pandangan
atau sistem nilai yang kolektif dan mendasar yang dimiliki dan dipegang
oleh suatu masyarakat. Ciri utama dari sebuah ideologi adalah cita-cita
yang mendasar dalam dan menyelurh, dan ia haruslah bersifat jangka
panjang. Bagi kader hmi tauhid haruslah menjadi sandaran pada wilayah
ideologi. Sebab bagi pengikutnya ideologi berfunsi sebagai pemeberi
legitimasi dan rasionalisasi, menjadi dasar atau acuan pokok, dan sebaga
sumber motivasi.
2. Politik
Politik secara etimologi berasal dari bahasa inggris yakni polite
yang artinya having or showing good maner. Dimana maksudnya adalah
merujuk pada sebuah sikap yang baik atau sopan. Secara umum politik
dapat didefinisikan sebagai suatu alat untuk mencapai maksud dan
tujuan.
Pada masa yunani kuno, menurut firdaus syam ( 2010: 330) politik
masuk kesemua lini yang berkaitan dengan masyarakat, termasuk
didalamnya pendidikan dan agama. Namun terpilahnya bidang-bidang
kehidupan di barat, apalagi ketika tumbuh pemikiran tentang negara
sekuler dan negara agama, akhrnya politik yang berkembang terpisah
dari soal pendidikan dan agama. Perubahan ini pun diikuti dengan
perubahan pada ilmu pengetahuan yang juga terpisah dari agama. Agama
yang dimaksud disini adalah agama kristen, karena pada saat itu terjadi
pertentangan akal dan gereja dan antara raja dan gereja. Mereka
memperebutkan kehormatan dan kekuasaan. Sedangkan dalam islam
politik terdiri atas tiga prinsip yaitu : tauhid, risalah dan khilafah.
3. Strategi dan taktik
Strategi adalah bagaimana merencanakan sesuatu sedangkan taktik
adalah bagaimana mengimplementasikan rencana yang telah kita buat
tersebut. Pada dasarnyakedua hala tersebut adalah dua hal yang saling
melengkapi. Dalam pandangan hmi strategi adalah cara memanfaatkan
peristiwa-peristiwa politik dalam suatu waktu tertentu untuk mencapai
rencana perjuangan. Sedangkan taktik adalah cara untuk menentukan
sikap atau menggunakan berganning power (kekuatan) dalam
menghadapi dinamika politik yang sedang terjadi pada suatu waktu
tertentu.
C. Hubungan IDEOPOLITOR-STRATAK dengan Masyarakat madani
Jika berbicara mengenai hubungan antara IDEOPOLITOR-STRATAK
dengan Masyarakat madani maka hubungan yang tercipta antara keduanya
adalah hubungan kausalitas ( hubungan sebab-akibat). Dimana IDEOPOLI
TOR-STRATAK adalah alat yang dapat dijadikan sebagai salah satu sarana
untuk mencapai tujuan dan cita-cita luhur dalam bernegara yaitu mecapai
masyarakat madani, dalam hmi istilah itu adalah masayarakat adil makmur
yang diridoi Allah SWT.
D. Kaum Intelektual
Kaum intelektual adalah kaum terpelajar yang mempunyai
kecerdasan, kepandaian sederhana akal budi yang baik, para kaum
intelektual biasanya akan selalu berusaha dengan ilmu yang mereka miliki
untuk menjawab suatu persoalan atau memecahkan problem. Dari apa yang
sudah diuraikan tadi maka akan sangat baik jika dalam suatu negara orang-
orang penting yang menempati kekuasaan adalahdari kaum intelektual dan
terpelajar.
2. Metode
Metode anlisis yang digunakan oleh penulis dalam penulisan jurnal
ilmiah ini adalah dengan menggunakan analisis teoritis. Yakni menganilsa
(membandingkan) teori yang ada untuk menarik benang merah dan membuat
sebuah penarikan kesimpulan yang dapat menjadi dasar untuk menetukan
sebuah strategi dalam upaya mewujudkan masyarakat madani.

III. Analisa Dan Pembahasan


Konsep Masyarakat Madani
Bangunan konsep masyarakat madani yang dipahami di indonesia pada
hari ini erat kaitannya dengan dunia islam, Yakni berangkat dari konsep kota
madinah yang dibangun oleh rasulullah. Disisi lain istilah madani secara
etimologi dalam bahsa arab berasal dari kata madaniy yang berakar pada kata
madana yang artinya mendiami,tinggal atau membangun, kemudian kata
madana ini berubah menjadi madaniy yang artinya beradab, orang kota, atau
orang sipil. Selain itu konsep masyarakat madani dalam perspektif islam juga
berangkat dari konsep tamadhun yang diperkenalkan ibnu khaldun dimana arti
dari tamadhun adalah masyarakat yang berperadaban. Selain istilah masyarakat
madani ada juga istilah lain yang secara substansialnya mempunyai kesamaan
yakni Civil society, dimana Civil society secara terminlogi juga merupakan
masyarakat berperadaban. Istilah Civil society sendiri menurut Dawam
Raharjo (1997) telah ada sejak era yunani kuno, dimana pada saat itu istilah
Civil society dicetuskan oleh seorang orator yakni Cicero. Civil society oleh
cicero dipahami sebagai suatu kelompok masyarkat yang sudah memiliki kode
hukum tersendiri. Dengan tatanan sosial yang berlandaskan pada civility
(kewargaan) dan urbanity (budaya kota) maka kota tidak hanya dipahami
sebatas konsentrasi penduduk, melainkan juga sebagai pusat peradaban dan
kebudayaan.
Masyarakat madani yang berangkat dari pemaknaan Civil society secara
ideal adalah suatu kelompok masyarakat yang tidak hanya sekedar terwujudnya
kemandirian masyarakat berhadapan dengan negara, melainkan terwujudnya
nilai-nilai tertentu dalam kehidupan masyarakat, terutama keadilan, persamaan,
kebebasan dan pluralisme.
Dari uraian diatas dapat lah dipahami bahwa Masyarakat madani adalah
suatu kondisi dimana masyarakatnya telah hidup secara mandiri, dimana
mereka tidak lagi mengalami ketergantungan hidup terhadap negara.
Mayarakat madani selain dikenal dengan kemandiriannya juga secara
epistemilogis merupakan masyarakat yang dalam kehidupan sehari-harinya
hidup berdasarkan tata nilai yang terealisasikan dalam bentuk humanis,
demokratis, pluarlis, toleran, dan menjunjung tinggi keadilan dan kestaraan.
Hakekatnya masyarakat madani merupakan suatu cita-cita luhur yang
ingin dicapai dalam kehidupan benegara sebab masyarakat yang berperadaban
akan mengantarkan kepada tujuan utama bernegara yakni untuk mencapai
kemakmuran. Sebagai cita-cita luhur yang menjadi tujuan ada beberapa
prasyarat untuk mewujudkan masyarakat madani. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh han sung jun
1. Diakui dan dilindunginya hak-hak individu dan kemerdekaan berserikat
serta mandiri dari negara.
2. Adanya ruang publik yang memberikan kebebasan bagi siapa saja dalam
mengartikulasikan isu-isu politik.
3. Terdapatnya gerakan kemasyarakatan yang berdasar pada nilai-nilai
budaya tertentu.
4. Terdapatnya kelompok inti di antara kelompok-kelompok menengah yang
mengakar dalam masyarakat dan mampu menggerakkan masyarakat dalam
melakukan modernisasi sosial ekonomi.
Masyarakat madani yang umumnya dimaknai sebagai suatu tatanan masyarakat
yang hidup berlandaskan pada tatanan nilai, yang hidup secara madiri dan
menunjukkan kemajuan peradaban. Memepunyai ciri dan karakteristik tertentu
yang membuatnya berbeda dari kelompok masyarakat lainnya. Yang dimana
menurut nurcholis madjid dalam pandangan lain menyebutkan ciri-ciri
masyarakat madani adalah sebagai berikut :
1. Semangat egaliterianisme atau kesetaraan
2. Penghargaan kepada orang berdasarkan prestasi bukan hal-hal yang
bersifat prestise
3. Keterbukaan
4. Partisipasi seluruh anggota masyarakat
5. Penentuan keppemimpinana melalui pemilihan
pada dasarnya masyarakat madani lahir atau didasari oleh dua hal utama
yakni kepercayaan (agama) dan pengetahuan yang pada hari ini diwujudkan
melalui pendidikan, selain dasari oleh dua hal tersebut masyarakat madani juga
disangga oleh dua hal penting dalam berkehidupannya yaitu sistem
pemerintahan dan siste ekonomi. Namun hal utama yang mendasari adanya
masyarakat madani adalaah kepercayaan karena kepercayaan inilah yang akan
melahirkan tatanan nilai yang nantinya akan dilaksanakan oleh manusia dalam
berkehidupan lalu pelaksanaan itu menjadi sebuah kebiasaan sehinggg menjadi
kebudayaan dan pada akhirnya kebudayaan akan melahirkan sebuah peradaban
Peradaban Menurut hermen malik (2016:167-168) dalam bukunya yang
berjudul membangun generasi berperadaban adalah sebagai usaha untuk
memakmurkan kehidupan, membangun moralitas, dan kompleksitas kerja dan
karya manusia dalam bidang agama, ilmu dan teknologi, seni dan estetika,
budaya dan agama serta ekonomi dan politik.
Adapun pilar-pilar penyangganya yang dikategorikan sebagai unsur-unsur
pembentuknya, yang dimana unsur tersebut menjadi penentu sebuah
peradaban. Pilar-pilar penyangganya meliputi sistem pemerintahan, sistem
ekonomi, ilmu pengetahuan dan tekhnologi, agama dan budaya, sistem etika
dan tentuntya pendidikan hermen malik (2006: 70-71).

Permasalahan yang menjadi hambatan dalam mewujudkan masyarakat


madani pada saat ini
Per hari ini dunia mulai terhubung anatara satu wilayah dengan wilayah
lainnya meskipun itu berbeda negara atau berbeda benua sekalipun. Tembok-
tembok pembatas berupa ruang dan waktu yang dulunya tidak dapat diterobos
kita mulai teratasi dengan muncul dan berkembangnya tekhnologi, Era yang
dmeikian ini disebut sebagai zaman modern dan pada zaman modern seperti
sekarang perubahan –perubahan berlangsung begitu cepat ,perubahan yang
cepat ini salah satunya dipengaruhi oleh adanya globalisasi.
IPTEK (ilmu pengetahuan dan tekhnologi) yang menjadi alat dalam proses
globalisasi memang telah berhasil menjadi jawaban atas permasalahan dari
jalinan komunikasi dan informasi yang telah berlangsung berabad-abad.
Peradaban modern sekarang telah menjadikan ndustrialisasi sebagai alat untuk
mencapai tujuan peradaban yakni kemakmuran. Masyarakat industri industri
menurut nurcholis madjid (1987: 155) berbeda dengan masyarakat non industri
,nilai nilai yang amat kentara membedakannya ada beberapa yaitu : masyarakat
industri sangat terikat dan tunduk pada aturan-aturan, masayarakat industri
mennunda kesenangannya, kemudian terakhir yaitu produktivitas kerja sangat
diutamakan.
Disisi lain industrialisasi selain membawa kepada kemakmuran juga
secara tidak langsung telah menggerus nilai-nilai luhur suatu peradaban
sebelumnya yang bersumber dari kebudayaan yang diturunkan dari nenek
moyang alasannya adalah karena nilai-nilai tersebut tidak mempunyai relevansi
dengan nilai-nilai yang menunjang industrialisasi. Pada masyarakat industri
tidak hanya nilai-nilai luhur dan kebudayaan yang tergerus namun juga
menyebabkan masyarakat modernera industri kering dengan dan hampa
terhadap agama, permasalahan inilah yang menyebabkan kehidupan manusia
modern meskipun sudah maju secara pengetahuan dan teknologi masih saja
merasakan kehampaaan.
Selain itu permasalah –permasalahan lain pun juga masih jadi pengmabat
dan tantanagn untuk mewujudkan masyarakat madani. Sebut saja
pembangunan yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi sebagai indikator
tercapainya. Orientasi pembangunan yang demikian ini ternyata harus juga
dibayar mahal karena dinegara-negara berkembang seperti indonesia
pertumbuhan ekonomi tidak memabawa pemerataan pendapatan sehingga gap
pendapatan yang tercipta sangat jomplang, lalu ketidakmerataan pendapatan
akan berimplikasi pada penambahan jumlah penduduk miskin, pengagguran
dan permaslahan-permasalahan sosial ekonomi. Permaslahan sosial ekonomi
yang dimaksud yaitu tingginya kriminalitas, pekerja anak, para pengamen dan
lain sebagainya.
Bukan hanya dari segi ekonomi, segi politik pun masih bermasalah
padahal dari politik inilah akan menimbulkan berbagai produk kebijakan
berupa aturan-aturan. Politik dinegara demokrasi seperti indonesia yang multi
partai menyebabkan partai tumbuh menjamur namun politik identitas masih
juga berkembang sehingga menjadi sumber konflik dalam pemerintahan. Oleh
karena itulah mengapa menurut kunto wijoyo (2006) dalam bukunya “islam
sebagai ilmu” mengharuskan umat islam meletakkan politik sebagai alat untuk
mencapai tujuan bukan malah sebaliknya menjadikan agama sebagai alat
politik. Karena tujuan islam sama dengan bernegara yakni untuk mewujudkan
kemakmuran masyarakat.
Kemudian dari segi pendidikan meskipun hari ini masyarakat sudah
banyak mengenyam pendidikan sehingga lahir para cendikiawan dari rahim
sistem pendidikan namun mereka masih belum mampu berkontribusi banyak
untuk memakmurkan masyarakat sebab para cendikiawan masih banyak
berorientasi pada kekuasaan.
Dari uraian panjang diatas maka dapat disimpulkan secara runtut
permasalahan dan tantanagn yang mengambat dalam upaya mewujudkan
masyarakat madani. Secara ringkas dan runutnya adalah sebagai berikut
1. Globalisasi dan era modern hari ini telah memaksa negara-negara
bergeser dari sistem tradisional pertnian menjadi indusri
2. Modernisasi yang menggharuskan industrialisasi telah membuat nilai-
nilai luhur yang bersumber dari kepercayaan yang telah diwariskan dari
nenek moyang tergerus karena tidak sesuai dengan nilai-nilai untuk
menopang industrialisasi
3. Masyarakat industri modern sekarang kering akan nilai religius
4. Sistem ekonomi yang berpusat pada pertumbuhan ekonomi indikatornya
akan memperlebar gap pendapatan dan akan menambah jumlah
penduduk miskin
5. Sistem politik hari ini tidak mampu menjadi jawaban karena
kebanayakan menyebabkan kegaduhan dan ketidak jelasan
6. Para cendikiawan yang lahir dari rahim pendidikan semakin banyak
namun cenderung berorientasi pada kekuasaan.
7. Pers berkembang pesat dan semakin canggih tetapi justru "fesimisme"
masyarakat yang terjadi

Peran kader HMI sebagai kaum intelektual melalui pengimplementasian


IDEOPOL-STRATAK HMI dalam upaya merumuskan formulasi
mewujudkan masyarakat madani
Prasyarat utama untuk mewujudkan masyarakat madani adalah adanya
upaya secara kolektif kolegial atau menyeluruh dari setiap bidang dan elemen
yang ada dan menjadi bagian dari masyarakat madani itu sendiri. Salah satu
bagian dari bidang dan elemen tersebut adalah kader HMI yang berstatus
sebagai kaum intelektual hari ini seperti yang disampaikan oleh agus salim
sitompul (1976:172) insan cita hmi suatu waktu merupakan “intelectual
comunity” atau kelompok intelegensia yang mampu merealisasikan cita-cita
umat dan bangsa. karena kader HMI telah berada dalam lembaga yang dapat
menjadi salah satu penggerak kearah perubahan yakni berada dalam lembaga
organisasi yang independen dan selalu berjuang untuk kemaslahatan umat
seperti tujuannya pada pasal 4 AD HMI yaitu terbinaya insan akademis,
pencipta, pengabdi, yang berlafaskan islam dan bertanggung jawab atas
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT (ketetapan
hasil-hasil kongres HMI ke-30 ambon, 2018: 76).
Adapun salah satu strategi HMI yang dapat dilakukan adalah dengan
mengoptimalkan peran kader-kadernya dalam mewujudkan masyarakat madani
yakni melalui pengimplementasian IDEOPOL-STRATAK HMI. IDEOPOL-
STRATAK adalah suatu konsep yang terdiri dari Ideologi, Politik, Strategi Dan
Taktik. Konsep ini sederhananya secara fungsi dalam hmi adalah untuk
mencapai tujuan organisasi seperti yang tertulis pada pasal 4 AD HMI “...
terwujudnya masyarakat adil makmur”.
Nilai –nilai IDEOPOL-STRATAK di transformasikan kepada kader-kader
hmi melalui kaderisasi di wilayah komisariat,cabang atau pun pengurus besar
HMI, namun yang paling dominan perannya dalam membentuk diri kader
adalah proses pengkaderan yang dilakukan di komisariat. Dalam proses
kaderisasi ada bermacam pola yang digunakan akan tetapi tujuan
perkaderannya tetap sama seperti yang disampaikan oleh agus salim sitompul
(1976:171) yakni tipe ideal yang ingin dicapai dari perkaderan adalah “man
of inovation” (duta-duta pembaharuan), penyuara “idea of progress”, insan
yang berkepribadian imbang dan padu, kritis, dinamis, adil dan jujur, tidak
takabur dan takwa kepada allah swt. Mereka itulah insan-insan yang beriman,
berilmu, dn mampu beramal saleh dalam kualitas yang maksimal (insan kamil).
Atau dalam bahasa sederhananya tujuan hmi adalah untuk membentuk manusia
yang beriman, berilmu pengetahuan serta mampu menunaikan kerja
kemanusiaan (amal saleh).
IDEOPOL-STRATAK secara konsep terdiri dari empat unsur yakni
ideologi, politik, strategi dan taktik. Idelogi dalam hmi dimaknai sebagai
landasan, tuntunan, panduan dan tujuan. Nilai ini bersumber dari ajaran dasar
agama, ajaran dasar agama ini kemudian dituangkan dalam nilai-nilai dasar
perjuangan yang di tulis oleh nurcholis madjid, dari buku itu maka nilai
mendasarnya adalah tentang tauhid yakni hubungan antara manusia dengan
tuhan (iman), kemudian adalah tentang hubungan manusia dengan manusia
(ilmu), dan hubunganmanusia dengan alam (iman) jadi intinya adalah beriman,
berilmu dan beramal.
Kemudian selanjutnya adalah politik, sesuai dengan yang telah disebutkan
pada bagian landasan teori bahwa politik adalah alat untuk mencapai tujuan.
Terakhir adalah mengenai strategi dan taktik, strategi pada dasarnya adalah
rencana yang dibuat untuk memanfaatka peristiwa politik untuk mencapai
rencana perjuangan, sedangkan taktik adalah penentuan sikap dalam
menghadapi dinamika politik yang sedang terjadi. Sederhananya jika strategi
adalah mengenai perencanaan maka taktik adalah pengejawantahan rencana
tersebut.
Jadi Jika nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam IDEOPOL-
STRATAK HMI dipahami dan di implementasikan dengan baik bukanlah
suatu kemustahilan untuk mencapai tujuan atau cita-cita luhur HMI yaitu
terciptanya masyarakat adilmakmur yang tak lain adalah masyarakat madani
itu sendiri. Adapun upaya yang timbul dari pengimplementasian ideopol-
stratak untuk mewujudkan masyarakat madani tersebut adalah melalui
beberapa pendekatan sebagai berikut:
1. Pendekatan education yakni kader HMI harus berperan dalam
melakukan perbaikan sistem penddidikan agar umat tercerdaskan.
2. Pendekatan politik yakni dengan mewujudkan proses demokrasi yang
luber dan jurdil dan mendorong para kader HMI yang mempunyai sifat
kepemimpinan profetik untuk maju menjadi panutan agar produk
politk yang mencakup hampir disemua lini kehidupan sesuai dengan
yag diharapkan.
3. Pendekatan dari sisi hukum yakni dengan membuat suatu tata aturan
yang dapat menjunjung supremasi hukum, kebebasan berpendapat dan
kebeasan warga dirunag publik, dan menciptakan aturan hukum yang
adil.
4. Pendekatan melalui bidang ekonomi yakni dengan memberlakukan
suatu sistem ekonomi yang mampu mengoptimalisasikan potensi
sumberdaya alam dan sumber daya manusia yang ada, dan
meningkatkan produktivitas individu melalui perekonomian yang
berbasisi usaha rakyat.
IV. Penutup
1. Kesimpulan
Masyarakat madani adalah suatu istilah untuk menggambarkan suatu
masyarakat yang dimana kelompok masyrakat tersebut sudah maju,
masyarakat yang sudah maju secara peradaban biasanya adalah masyarakat
kota. Adapun Kelompok masyarakat yang sudah mencapai kondisi ideal
dari masyarakat madani dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya akan
selalu berlandaskan pada tata nilai. Masyarakat madani ini dicirikn dengan
hidupnya nilai-nilai seperti humanis, egaliterianisme atau kesetaraan,
keterbukaan, demokratis, adanya kebebasan diruang publik dan partisipasi
masyarakat yang kuat selain dari cirri utamanya yakni terpeliharanya nilai
luhur dan religiusitasnya.
Suatu masyarakat untuk dikatakan masayarakat madani harus
mempunyai prasyaratnya yaitu adanya gerakan masyarakat yang berdasar
pada nilai, hak-hak individu dilindungi, ada kebebasan diruang publik, dan
adanya kelompok masyarakat yang mempunyai kesadaran dan menjadi
penggerak dalam masyarakat tersebut. Namun seperti biasa untuk menuju
kondisi ideal itu atau mencapai cita-cita luhur itu maka akan ada tantangan
dan hambatan utamanya pada saat ini hambatannya adalah masalah
keringnya religiusitas masyarakat modern, budaya yang juga semakin hari
semakin tergerus, adanya globalisasi akan membawa masyarakat pada
masyarakat yang disebut masyarakat modern dan akhirnya menjadi
masyarakat industtri.
Dari permasalahan itulah maka perlu usah atau upaya secara
menyeluruh atau kolektif kolegial dari setiap elemen myang termasuk
kedalam masyarakat madani. Salah yang menjadi elemen itu adalah
mahasiswa yang merupakan kaum intelektual yang didalamnya juga sudah
termasuk pula para kader HMI. Karena itu kader HMI sebagai kaum
intelektual harus mengambil perannya salah satunya dengan
pengimplementasian IDEOPOL-STRATAK. Dari pengimplementasian itu
upaya yang dilakukan adalah melalui pendekatan pendidikan, pendekatan
politik, pendekatan dari hukum, serta sistem ekonomi dan sistem
pemerintahan.
2. Saran
saran yang dapat diberikan penulis sederhana terutama untuk kader
HMI, mahasiswa dan para kaum intelektual yang mempunyai kecerdasan
dan ketajaman pemikiran agar mau menuangkan pemikiran-pemikirannya
yang inovatif kedalam sebuah gagasan dalam upaya mewujudkan
masyarakat madani dan mengimplementasikannya dengan kemampuan
masing-masing individu. Sebab masyarakat madani merupakan suatu cita-
cita luhur yang ingin dicapai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
yaitu mencapai kemakmuran dan keadilan sosial untuk segenap masyarakat.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai