Judul
Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan
segala rahmat, nikmat, taufiq serta hidayah-Nya kepada kita sehingga dapat
menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa kekurangan apapun yang insyaAllah
diridhoi oleh-Nya. Shalawat bermahkotakan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita, sang cendekiawan, Nabi besar Nabi Muhammad SAW, sang
revolusioner sejati yang telah membawa warna baru pada tatanan dunia dan telah
membawa umat Islam dari zaman kegelapan menuju zaman terang-benderang yang
penuh dengan keberkahan ilmu pengetahuan.
Suatu rahmat yang besar dari Allah SWT dengan kerja keras dan tetap
bertawakal kepada-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
yang berjudul “Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi : Manifestasi Nilai
Himpunan Mahasiswa Islam terhadap Reaktualisasi Tata Nilai
Pengembangan Paradigma Ekonomi Profetik di Era Society 5.0” yang menjadi
salah satu syarat untuk mengikuti LK II Cabang Banyuwangi pada tanggal 28
Agustus sampai dengan 3 September 2022.
Penulis menyadari bahwa dalam karya tulis ilmiah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi teknis maupun substansinya, oleh
karena itu penulis mengharap saran dan kritik yang membangun pada pembaca
untuk kesempurnaan karya-karya berikutnya. Semoga makalah ini mendapat ridho
Allah SWT sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai penambah wawasan
dan cakrawala pengetahuan.
1
Biro Administrasi Registrasi Kemahasiswaan dan Informasi Univeristas Medan Area. “Apa Itu Era
Society dan Apa Perbedaannya dengan Era Industri 4.0”, Diakses pada
https://barki.uma.ac.id/2022/01/11/apa-itu-era-society-5-0-dan-apa-perbedaannya-dengan-era-
industri-4-0/ , pada tanggal 15 Agustus 2022, pukul 1.34
manusia menjadi pelaku ekonomi yang cenderung hedonistik, sekularistik
dan materialistik.2 Adapun dampak yang akan ditimbulkan dari sudut
pandang inilah yang kemudian mampu membawa malapetaka serta bencana
dalam kehidupan sosial masyarakat sepertihalnya eksploitasi dan perusakan
lingkungan hidup, disparsitas pendapatan dan kekayaan antar golongan
dalam masyarakat dan antar negara di dunia, lunturnya sikap kebersamaan
dan persaudaraan, dapat mensinyalir munculnya penyakit-penyakit sosial,
serta revolusi sosial yang anarkis dan sebagainya.3
Perkembangan era globalisasi inilah yang telah menujukkan bahwa
kemajuan dunia dan teknologi telah merubah pola hingga tatanan kehidupan
masyarakat modern. Akan tetapi, banyaknya penggunaan masyarakat
terhadap teknologi akan berdampak dalam menjalani aktifitas kehidupan
sehari-hari tidak diimbangi dengan sikap dan pengetahuan literasi yang
baik. Telah banyak dijumpai bahwa saat ini perilaku sebagian besar
masyarakat tersebut menujukkan bahwa dengan manusia mampu beriringan
dengan perkembangan yang ada dan telah disepakati banyak orang adalah
sesuatu yang berpotensi membuat manusia itu sendiri terlena dengan nilai-
nilai kemanusiaan dan agama. Sebagai contoh adalah keberadaan media
sosial (medsos) sebagai media perantara serta media interaksi sosial
(bermuamalah) seringkali hanya dijadikan media instan tanpa menganalisa
dampak negatif serta positif dari penggunaan media sosial tersebut.
Seperti yang diketahui pula, media sosial juga memiliki peranan
penting dalam membangun perkembangan dan kemajuan dunia ekonomi.
Sebagian besar manusia saat ini telah menggunakan media sosial untuk
menjadi medium pasar elektoronik dalam sociopreneurship dikarenakan
dengan pemanfaatan media sosial dianggap mampu menggabungkan
2
Muhammad Iswadi. “Ekonomi Islam: Kajian Konsep dan Model Pendekatan”. Mazahib Vol. IV,
No. 1, Juni 2007
3
The International Forum On Globalization. Globalisasi Kemiskinan dan Ketimpangan. (Jakarta:
Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas. 2003), hal. 25-32
konsep bisnis dengan sosial yang berusaha menggunakan berbagai cara
bisnis demi mengatasi suatu masalah bersama.4
Disinilah Islam akan tetap memiliki peranan penting dalam upaya
menciptakan keseimbangan suatu sistem sosial-ekonomi yang terintegrasi
dalam ekonomi syariah. Karena apabila suatu sistem ekonomi yang tanpa
diimbangi dengan pengetahuan serta nilai-nilai yang terkandung dalam al-
Qur’an, Hadis dan Sunnah akan berakibat munculnya ekonomi kapitalis
sekuler yang membedakan antara kesejahteraan secara material dengan
masalah ruhaniah akan menghambat bahkan mengenyampingkan
pendistribusian kesejahteraab yang adil dan seimbang di antara masyarakat.
Tujuan besar dari keseimbangan tersebut adalah demi mewujudkan suatu
tatanan masyarakat adil makmur yang di ridhai Allah SWT. Hermansyah
(2014) mengungkapkan disinilah Islam melontarkan kritik terhadap sistem
ekonomi kapitalis yang bertanggung jawab terhadap suatu perubahan arah,
pola, dan struktur perekonomian duni sekarang ini. Perlu ada suatu kajian
yang komprehensif dalam memberikan alternatif pandangan, rumusan dan
strategi pembangunan ekonomi yang lebih profetik dengan menggali
inspirasi yang terkandung dalam al-Quran, Hadis dan Sunnah, serta
khasanah pemikiran para cendekiawan muslim.5 Tentu dalam hal ini negara
juga memiliki kehidupan multikultural juga harus tetap bertanggung jawab
untuk menciptakan suatu negara yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun
Ghafur sesuai dalam Firman Allah dalam QS. Sabah 15:34.
HMI sebagai organisasi kemahasiwaan terbesar di Indonesia harus
mampu mendefinisikan berbagai masalah keadilan di Indonesia. Kader HMI
yang notabene merupakan organisasi perjuangan diharapkan mampu
berperan pula dalam mewujudkan sosial-ekonomi dalam menjawab
permasalahan perkembangan dunia modern dewasa ini. Penegakan keadilan
sosial-ekonomi bukan hanya sekedar kontrak sosial dalam bermasyarakat
melainkan reaktulaisasi dari rujuan HMI bahwa kader HMI dituntut untuk
4
Geofanni Nerissa Arviana. “Sociopreneurship: Pengertian, Karakteristik, dan Contohnya di
Indonesia”, diakses pada https://glints.com/id/lowongan/sociopreneurship-adalah/#.YvlLPHYxfrc
pada tanggal 15 Agustus 2022.
5
Hermansyah, H. (2014). Konsepsi Pemikiran Ekonomi Profetik. El-Hikam, 7(2), 217-240.
menjadi insan akademis, pencipta, dan insan pengabdi yang kemudian
mempertanggung jawabkan kepada Allah SWT. Al-Quran sendiri yang
merupakan pedoman dari kader HMI menegaskan bahwa manusia itu harus
tetap memiliki sifat yang adil dimanapun, kapanpun dan kepada siapapun
dalam menebar kebaikan.
Sociopreneurship menjadi salah satu alternatif yang harus menjadi
modal kader HMI dalam keikutsertaannya dalam mengikuti perkembangan
dunia modern dengan tetap berpegang teguh terhap ketetapan-ketetapanNya
dan Rasulnya dengan kata lain harus memiliki sikap dan pandangan
terhadap suatu sistem ekonomi syariah. Jika bisnis pada umumnya hanya
sekedar berusaha mengejar profit setinggi-tingginya, namun berbeda
dengan Sociopreneurship. Dikarenakan Sociopreneurship memiliki peranan
dalam menekankan isu sosial daripada keuntungan semata bukan berarti
pula Sociopreneurship mengabaikan keuntungan. Namun keuntungan
tersebut cenderung dimanfaatkan untuk membuat suatu aksi positif daripada
keuntungan pribadi. Hal ini sejalan dengan nilai yang terkandung dalam
Konstitusi HMI Pasal 4 AD tujuan HMI dan Nilai-Nilai Dasar Perjuangan
(NDP) Bab VI yakni Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi.
Sociopreneurship
III. PEMBAHASAN
Pengembangan ilmu sosial-ekonomi sangat dipengaruhi oleh
perkembangan dunia modern dan tidak lepas dari sifat dasar manusia. Hal
yang menjadikan faktor utama dalam mepengaruhi perkembangan manusia
adalah ilmu sosial seperti halnya sosiologi, antropologi ataupun psikologi.
Oleh karenanya dalam menyeimbangkan sifat dasar manusia dengan
seluruh konsep dan teori yang ada, diperlukan suatu medium penunjang
keberhasilan manusia untuk terus berkembang serta membutuhkan suatu
metode yang benar sesuai dengan norma sosial dan ilmu pengetahuan
mendasar demi terwujududnya masyarakat yang adil makmur. Allah SWT
telah menurunkan wahyunya melalui perantara Malaikat jibril yang
disampaikan pada Nabi Muhammad SAW.
Pengembangan ilmu ekonomi sebagai ilmu sosial yang dibentuk
oleh pandangan, perilaku berdasarkan kebutuhan manusia dewasa.
Sehingga pandangan manusia telah melahirkan berbagai pemikiran tentang
masalah ekonomi serta solusi yang akan menjadikannya sebagai alternatif.
Namun demikian, pandangan manusia yang berdasarkan kebutuhan juga
tidak diperkenankan mengesampingkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Islam. Dalam al-Qur’an disebutkan dalam surat An-Nisa’ ayat 59 :
سو َل َواُو ِلى اْلَم ِر ِمن ُكم فَاِن َ ٰ ٰيْٓاَيُّ َها الَّذِينَ ٰا َمنُ ْٓوا اَ ِطيعُوا
َّ ّللا َواَ ِطيعُوا
ُ الر
ٰ سو ِل اِن ُكنتُم تُؤ ِمنُونَ ِب
ِاّلل ُ الر ِ ٰ تَنَازَ عتُم فِي شَيء فَ ُردُّوهُ اِلَى
َّ ّللا َو
ࣖ
َ اْل ِخ ِر ٰذلِكَ خَير َّواَح
س ُن تَأ ِوي ًل ٰ َواليَو ِم
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat
tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya. (QS. An-Nisa : 59)
Untuk itu internalisasi nilai-nilai ekonomi yang
berbasis Islam profetik merupakan suatu formula dalam memperbaiki
permasalahan ekonomi dengan basis ekonomi syariah. Sudah semestinya
paradigma Islam Sosial profetik mengajarkan dan
mengimplementasikan nilai-nilai keteladanan yang sudah di contohkan
oleh para nabi dalam menjalankan bidang ekonomi. Tentu solusi dari semua
permasalahan sosial ekonomi pasti diinginkan oleh semua sistem ekonomi,
baik itu sistem ekonomi dengan paham kapitalis, sosialis dan sistem
ekonomi Islam.6 Akan tetapi dalam sistem kapitalis justru cukup
6
Hermansyah, H. (2014). Konsepsi Pemikiran Ekonomi Profetik. El-Hikam, 7(2), 217-240
memberikan kebebasan yang relatif besar bagi pelaku-pelaku ekonomi agar
dapat melakukan keleluasaan bagi perorangan untuk memiliki sumberdaya,
seperti kompetisi antar individu dalam memenuhi kebutuhan hidup,
persaingan antar badan usaha dalam mencari keuntungan.7 Subandi (2005)
mengatakan prinsip “keadilan” yang dianut sistem kapitalis ini adalah setiap
orang menerima imbalan berdasarkan prestasi kerjanya. Dalam hal ini pula
campur tangan pemerintah sangat minim, sebab pemerintah berkedudukan
sebagai “Pengamat” dan “Pelindung” dalam perekonomian.
7
Agustiati, A. (2009). Sistem Ekonomi Kapitalisme. Academica, 1(2).
8
Athoillah Islamy, “ Landasan Filosofis dan Corak Pendekatan Abdurrahman Wahid Tentang
Implementasi Hukum Islam di Indonesia,” Jurnal Al-Adalah : Jurnal Hukum dan Politik Islam,
Vol.6, No.1 (2021): 61.
9
dibangun di atas penderitaan orang atau bahkan negara lain. Terlebih
kepitalis tidak mampu untuk menyelesaikan ketimpangan dan dan
kesenjangan sosial-ekonomi bahkan atau sebaliknya pun justru ia
mewujudkan dan melanggengkan kesenjangan tersebut untuk
mempertahankan esksistensinya.
Sementara dalam ruh sistem ekonomi Islam adalah keseimbangan
(pertengahan) yang adil. Ciri khas keseimbangan ini tercermin antara
individu dan masyarakat sebagaimana ditegakkanya dalam beberapa
pasangan, yaitu dunia dan akhirat, jasmani dan ruhani, akan dan nurani,
idealisme dan fakta, dan pasangan-pasangan lainnya yang disebutkan di
dalam kitab al-Qur’an. Sistem ekonomi Islam tidak menganiaya
masyarakat, terutama masyarakat terutama kaum Mustadh’afin, seperti
yang telah diakibatkan oleh sistem kapitalis. Di sisi lain sistem ekonomi
Islam juga tidak menindas hak-hak kebebasan individu, seperti apa yang
telah dilakukan oleh kaum komunis, terlebih kaum Marxisme.
Format pengembangan Ekonomis Syariah dalam reaktualisasi
paradigma Islam Sosial Profetik dapat dimanifestasikan dalam rumusan
Kuntowijoyo terhadap Ilmu Sosial Profetik (ISP). Kuntowijo10 merumuskan
tiga fundamental penting sebagai pijakan yang sekaligus menjadi unsur-
unsur muatan yang membentuk karakter paradigmatiknya, yaitu
humanisasi, liberasi, dan transendensi, suatu cita-cita profetik yang
diintegrasikan dari misi historis Islam sebagaimana terkandung dalam al-
Qur’an suar Ali-Imran, Ayat 10.
ٰ ع ِن ال ُمنك َِر َوتُؤ ِمنُونَ ِب
ِاّلل َ َف َوتَن َهون ِ اس تَأ ُم ُرونَ ِبال َمع ُرو ِ َُّكنتُم خَي َر اُ َّمة اُخ ِر َجت ِللن
ِ َو َلو ٰا َمنَ اَه ُل ال ِك ٰت
َب َل َكانَ خَي ًرا َّل ُهم ِمن ُه ُم ال ُمؤ ِمنُونَ َواَكثَ ُرهُ ُم ال ٰف ِسقُون
Artinya : “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah
dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang
9
Pahami NDP BAB III dan V.
10
Kuntowijoyo, Muslim Tanpa Masjid…, hal. 364-365.
beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (QS. Ali-
Imran : 10).
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz Haneef Oliver dalam
bukunya “Invasi Barat : Ateis, Liberal, Sekuler, Humanis, Pluralis”
mengungkapkan bahwa menurut pandangan Liberal, tidakan (hukum)
11
Kuntowijoyo, Muslim Tanpa Masjid…, hal. 364-365.
politeisme12 terhadap sang Pencipta tidak dianggap sebagai kejahatan.
Sebaliknya, mereka menganjurkan politeisme dan menggap orang-orang
yang mempraktikkan aharan tersebut sama seperti penganut monoteisme13,
bahkan mereka lebih baik. Karena, orang-orang yang mengikuti ajaran Nabi
dengan meng-Esakan sang Pencipta dalam segala bentuk peribadatan
dianggap sebagai orang terbelakang dan sesat.
12
Penyembah banyak Tuhan.
13
Penyembah satu Tuhan.
14
Lihar Ztf, P. B. (2011). Prophetic social sciences: toward an Islamic-based
transformative social sciences. Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, 1(1),
95-121.
15
Athoillah Islamy, Nurul Istiani, “Aktualisasi Nilai-nilai Profetik dalam Pendidikan Kelaurga di
Tengah Pandemi Covid-19,” Mawa’iz : Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial
Kemanusiaan,Vol.11, No.2 (2020) :177.
16
Menyangkut humanisme teosentris ini lihat Kuntowijoyo, Paradigma Islam…, hal. 228-230.
(privatiasi, individuasi).17 Adapun penjelasan terkait tiga unsur fundamental
paradigma ilmu sosial profetik akan diuraikan sebagai berikut.
17
Kuntowijoyo, Muslim Tanpa Masjid, hal. 366-369
18
Muttaqin, H. (2015). Menuju Sosiologi Profetik. Jurnal Sosiologi Reflektif, 10(1), 219-240.
19
Syeikh, A. K. (2018). Rekonstruksi Makna Dan Metode Penerapan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Berdasarkan Al-Qur’an. Al-Idarah: Jurnal Manajemen dan Administrasi Islam, 2(2), 1-22.
20
Muttaqin, H. (2015). Menuju Sosiologi Profetik. Jurnal Sosiologi Reflektif, 10(1), 219-240.
21
23Muhammad Zainal Abidin, Paradigma Islam dalam Membangun Paradigma Ilmu Integralistik
: Membaca Kuntowijoyo, 145.
jasmani dan naluri. Bingkai inilah yang kemudian semestinya digunakan
untuk dasar pengkajian tentang manusia.22
22
Hermansyah, H. (2014). KONSEPSI PEMIKIRAN EKONOMI PROFETIK. El-Hikam, 7(2), 217-240.
23
Ibid.
24
Saefuddin, M. (1987). Ahmad, Ekonomi Masyarakat dalam Perspektif Hukum Islam. Jakarta:
Rajawali.
25
Hermansyah, H. (2014). KONSEPSI PEMIKIRAN EKONOMI PROFETIK. El-Hikam, 7(2), 217-240.
26
Muttaqin, H. (2015). Menuju Sosiologi Profetik. Jurnal Sosiologi Reflektif, 10(1), 219-240.
teologis, maka nilai-nilai liberatif dalam ilmu ekonomi profetik dipahami
dan didudukkan dalam konteks ilmu sosial yang memiliki tanggung jawab
profetik untuk membebaskan manusia dari kekejaman dan kemiskinan,
perampasan kelimpahan, dominasi struktur yang menindas dan hegemoni
kesadaran palsu. Lebih jauh, jika Marxisme dengan semangat liberatifnya
justru menolak agama yang dipandangnya konservatif, padahal ilmi
ekonomi profetik justru mencari landasan semangat liberatifnya pada nilai-
nilai profetik transedental dari agama yang telah ditransformasikan menjadi
ilmu yang obyektif serta faktual.27
27
Hermansyah, H. (2014). KONSEPSI PEMIKIRAN EKONOMI PROFETIK. El-Hikam, 7(2), 217-240.
28
Muhammad Zainal Abidin, Paradigma Islam dalam Membangun Paradigma Ilmu Integralistik :
Membaca Kuntowijoyo, 157.
29
Athoillah Islamy,“Paradigma Sosial Profetik dalam Kode Etik Politik di Indonesia,” Asy
Syar’iyyah: Jurnal Ilmu Syari’ah dan Perbankan Islam, Vol.6, No.2 (2020): 166-167.
pengetahuan, sistem sosial, sistem ekonomi dan sistem politik yang
membelenggu manusia sehingga tidak dapat diaktualisasikan serta
mengintegrasikan dirinya sebagai makhluk yang merdeka dan mulia.
30
Husnul Muttaqin, “Menuju Sosiologi Profetik 227-228.
31
Hermansyah, H. (2014). KONSEPSI PEMIKIRAN EKONOMI PROFETIK. El-Hikam, 7(2), 217-240
masyarakat yang ingin merealisir rencana Tuhan. Nilai-nilai transedental
keTuhanan inilah yang akan membimbing manusia menuju nilai-nilai luhur
terhadap kemanusiaan. Transendensi merupakan manifestasi dasar dari
humanisasi dan liberasi itu dilakukan. Transendensi dalam ilmu ekonomi
profetik di samping berfungsi sebagai kritik. Dengan kritik transendensi,
kemajuan teknik dapat diarahkan untuk mengabdi pada perkembangan
manusia, dan kemanusiaan, bukan pada kehancuran keduanya. Melalui
kritik inilah, masyarakat akan dibebaskan dari kesadaran yang bersifat
materialistik menuju kesadaran yang bersifat trasnsendental. Transendensi
sudah semestinya akan menjadi sebuah tolok ukur kemajuan dan
kemunduran manusia.32 Oleh karenanya, nilai transendensi sejatinya sudah
menjadi alasan utama dari dua nilai sosial profetik sebelumnya yakni
humanisasi dan liberasi. Dengan kata lain, nilai humanisasi, liberasi dan
transendsi merupakan tiga pilar penting dalam nilai paradigma Ilmu Sosial
Profetik yang bersifat integratif, saling berkaitan erat dan sinergis dalam
membumikan ajaran Islam dalam kehidupan sosial-ekonomi manusia.
32
Ibid.
33
Prof. Dr. Nurcholish Madjid, M.A. atau populer dipanggil Cak Nur, adalah seorang pemikir Islam,
cendekiawan, dan budayawan Indonesia. Pada masa mudanya sebagai aktivis & kemudian Ketua
Umum Himpunan Mahasiswa Islam. Ia menjadi satu-satunya tokoh yang pernah menjabat sebagai
ketua Umum HMI selama dua periode. Diakses pada
https://id.wikipedia.org/wiki/Nurcholish_Madjid Pada 17 Agustus 2022..
tokoh yang lain, sehingga hal ini menimbulkan seolah menjadi sebuah
kritik bagi para kader HMI saat ini yang cukup bergantung pada sosok Cak
Nur. Selama aktif berorganisasi, Cak Nur menyusun sebuah dokumen yang
berorientasi untuk perkaderan HMI, salah satu karya Cak Nur yang
menyangkut materi keislaman yang dikenal dengan “Nilai-Nilai Dasar
Perjuangan, yang selanjutnya disingkat NDP HMI”. Dalam karya tersebut,
pemikiran-pemikiran yang dituangkan oleh Cak Nur berdasarkan ayat yang
terkandung dalam al-Qur’an, namun disisi lain nilai keislaman yang diusung
pun juga merujuk pada pandangan “Keislaman dan KeIndonesiaan.”
1. Dasar-Dasar Kepercayaan
2. Dasar-Dasar Kemanusiaan
3. Ikhtiar dan Takdir (kemerdekaan individu dan keharusan
universal).
4. Ke-Tuhanan yang Maha Esa dan Perikemanusiaan
5. Individu dan Masyarakat
6. Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi
7. Manusia dan Ilmu Pengetahuan
Dalam penelitian ini yang dijadikan sebuah studi adalah nilai yang
terkandung dalam NDP HMI pada bab VI yakni Keadilan Sosial dan
Keadilan Ekonomi dalam reaktulisasi dan perannya terhadap perkembangan
di Era Society 5.0. Seperti yang telah diterangkan diatas, NDP memiliki
peranan yang penting bagi kader HMI dalam memegang teguh Keislaman-
Kemahasiswaan-Keindonesiaan. Dengan kata lain, kader HMI setidaknya
harus memiliki sebuah pandangan visioner terhadap nilai yang terkandung
di dalamnya, bagaimana setiap kader mampu mempertahankan idealisnya
untuk mewujudkan sebuah alternatif untuk menciptakan keadilan sosial dan
keadilan ekonomi. Namun, pada faktanya masih terdapat banyak kader HMI
yang lemah terhadap nilai ini. Padahal keadilan sosial dan keadilan ekonomi
merupakan sebuah tujuan yang mulia yakni selaras dengan tujuan dari HMI
itu sendiri yakni terciptanya masyarakat adil makmur yang di Ridhai Allah
SWT.
شن َٰا ُن قَ ْومَ ْط َو ََل يَج ِْر َمنَّ ُك ْم ِِۖ ش َهدَ ۤا َء بِ ْال ِقس ِ ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ُك ْونُ ْوا قَ َّو ِاميْنَ ِ ه
ُ ّلِل
َّٰللا َخبِي ٌْۢر بِ َما تَ ْع َملُ ْون َ ب ِللتَّ ْق ٰو ِۖى َواتَّقُوا ه
َ ّٰللا ۗا َِّن ه ُ ع ٰلٰٓى اَ ََّل تَ ْع ِدلُ ْوا ۗاِ ْع ِدلُ ْو ۗا ه َُو اَ ْق َر
َ
34
Hermansyah, H. (2014). KONSEPSI PEMIKIRAN EKONOMI PROFETIK. El-Hikam, 7(2), 217-240.
hampa tanpa sebuah ide. Bahkan seorang peneliti pun tidak dapat masuk ke
dalam realitas dalam kondisi vacuum tanpa konsep apapun. Meskipun
konsep tersebut tidak dinyatakan secara eksplisit, akan tetapi dapat disadari
atau tidak, otak manusia adalah konstruksi dari berbagai macam ide yang
membentuk cara berpikirnya untuk berperilaku. Karena itu ide tidak bisa
dilepaskan begitu saja, sehingga ide yang berangkat dari realitas tersebut
adalah dialektis. Realitas yang mempengaruhi ide, ide juga turut berperan
dalam mengonstruksi realitas. Kita tidak perlu bersikukuh untuk berangkat
dari realitas karena pada dasarnya otak kita tidak pernah sepi dari sebuah
gagasan dan ide, Ide dan realitas sudah semestinya harus didialetikakan
dalam proses penelitian ekonomi.
Berangkat dari pemikiran diatas, kita dapat melihat realitas yang saat
ini ada pada tubuh HMI adalah minimnya sebuah orientasi terhadap suatu
gagasan dan ide yang tumbuh untuk mereaktulisasi suatu sistem ekonomi
tersebut. HMI perlu melakukan sebuah penelitian dan pendalaman terhadap
situasi dan kondisi yang ada, sehingga organisasi ini tidak mengalami
stagnansi yang hanya berorientasi pada hal-hal praktis yang menyebabkan
sempitnya pandangan yang seharusnya mumpuni untuk memahami suatu
kondisi kebutuhan umat saat ini. Terkhusus dalam HMI, setiap kader HMI,
dalam memenuhi kewajiban dan tanggung jawab dalam mereaktualisasikan
nilai yang terkandung dalam NDP yang dirumuskan oleh Cak Nur yakni
bertumpu pada keadilan sosial dan keadilan ekonomi yang nantinya
dikemas dalam suatu visi terbinanya insan akademis, pencipta dalam
bingkai pemikiran terwujudnya sistem ekonomi profetik yang diusulkan
oleh Kuntowijoyo yakni (humanisasi, liberasi, dan transendensi) yang
terintegrasi dalam gagasan sociopreneurship yang bersandarkan terhadap
al-Quran dan Hadis. Dengan begitu, rumusan format sociopreneurship ini
mampu untuk menjadi alternatif untuk terwujudnya suatu sistem Ekonomi
Profetik atau Ekonomi Syariah yang berangkat dari Ilmu Sosial Profetik.
IV. KESIMPULAN
V. DAFTAR PUSTAKA
Hermansyah, H. (2014). Konsepsi Pemikiran Ekonomi Profetik. El-Hikam, 7(2),
217-240.
Agustiati, A. (2009). Sistem Ekonomi Kapitalisme. Academica, 1(2).
Ztf, P. B. (2011). Prophetic social sciences: toward an Islamic-based transformative
social sciences. Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, 1(1),
95-121.
Athoillah Islamy, Nurul Istiani, “Aktualisasi Nilai-nilai Profetik dalam Pendidikan
Kelaurga di Tengah Pandemi Covid-19,” Mawa’iz : Jurnal Dakwah dan
Pengembangan Sosial Kemanusiaan,Vol.11, No.2 (2020) :177.
Kuntowijoyo, Paradigma. Islam: Interpretasi Untuk Aksi, Bandung: Mizan, 1991.
Abidin, M. Z. (2016). Paradigma Islam Dalam Pembangunan Ilmu Integralistik:
Membaca Pemikiran Kuntowijoyo. IAIN Antasari Press.
Kuntowijoyo, Muslim Tanpa Masjid, Bandung: Mizan, 2001.
Muttaqin, H. (2015). Menuju Sosiologi Profetik. Jurnal Sosiologi Reflektif, 10(1),
219-240.
Syeikh, A. K. (2018). Rekonstruksi Makna Dan Metode Penerapan Amar Ma’ruf
Nahi Munkar Berdasarkan Al-Qur’an. Al-Idarah: Jurnal Manajemen dan
Administrasi Islam, 2(2), 1-22.
Saefuddin, M. (1987). Ahmad, Ekonomi Masyarakat dalam Perspektif Hukum
Islam. Jakarta: Rajawali.
Haryati, H. (2012). Implementasi Nilai Dasar Perjuangan Himpunan Mahasiswa
Islam Dalam Pembinaan Kader (Suatu Telaah Terhadap Pemikiran
Nurcholish Madjid Pada Himpunan Mahasiswa Islam Cabang
Palembang) (Doctoral dissertation, Uin Raden Fatah Palembang).
CURRICULUM VITAE
BIODATA
Nama lengkap : Chanifan Ibadi Fajar Herlambang
Nama panggilan : Chanifan
Jenis kelamin : Laki - Laki
Tempat, tanggal lahir : Kediri, 15 Juni 2001
Agama : Islam
Alamat asal : Kediri, Jawa Timur
Riwayat Pendidikan
a. Formal
No. Jenjang Pendidikan Nama Institusi Tahun
1. S1 Fakultas Peternakan – UB 2019
2. SMA Negeri 6 Kediri 2016
3. SMP Negeri 6 Kediri 2013
4. SD Negeri 3 Bandar Lor 2007
Kediri
b. Non Formal
No. Jenjang Pendidikan Nama Institusi Tahun
Pandu Kemanusiaan Camp
1. Senyum Desa Indonesia 2021
(PKC)
2. Basic Training HMI FAPET UB 2020
3. Future Leader Challange Dompet Dhuafa 2020
4. Sekolah Kebangsaan Brawijaya EM UB 2019
5. Akademi Aktivis Brawijaya EKM UB 2019
Riwayat Pengalaman Organisasi
No. Jabatan Nama Instansi Tahun
Himpunan Mahasiswa Islam PSDKU 2022 –
1. Ketua Umum
Univ. Brawijaya Kediri Present
Menteri Koordinator Eksekutif Mahasiswa Universitas 2022 –
2.
Pergerakan Brawijaya Present
3. Presiden Ekesekutif Keluarga Mahasiswa UB 2021
Dirjen Kebijakan
4. Ekesekutif Keluarga Mahasiswa UB 2020
Wilayah Nasional
Himpunan Mahasiswa Islam FAPET
5. Kader 2020
UB
6. Staff Muda Kemenlu Ekesekutif Keluarga Mahasiswa UB 2019
Ekesekutif Keluarga Mahasiswa
7. Staff Muda PSDM 2019
FAPET UB
8. Dewan Penasihat OSIS PASKIBRA SMA Negeri 6 Kediri 2018
Koordinator Divisi
9. OSIS SMA Negeri 6 Kediri 2017
Pendahuluan Bela Negara
10. Sekertaris OSIS SMA Negeri 6 Kediri 2016
Pengalaman Pemateri/Panelis
No. Kegiatan Instansi Tahun