Anda di halaman 1dari 16

PERAN PANCASILA DALAM MENGHADAPI

URGENSI IDEOLOGI DI ERA 5.0

DOSEN PENGAMPU:
Hani Irhamdessetya, S.H.,M.H

PENULIS

ATIKA KUSUMA DELANTA

NIM 084231004

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dipungkiri
keberadaannya. Semakin lama dunia ini akan berkembang menjadi lebih maju.
Sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia sering menjadi target
negara luar dalam menyalurkan berbagai informasi maupun pemasaran.
Keadaan ini membuat negara kita secara mudah dapat mengakses segala hal
karna derasnya arus globalisasi. Tentunya dalam suatu perkembangan dampak
positif dan negatif tidak dapat dihilangkan. Namun mirisnya masyarakat
banyak yang terlena dengan arus perkembangan globalisasi ini. Meskipun
tidak semua orang, namun banyak kejadian yang memperkuat asumsi tersebut.
Misalnya saja maraknya produk impor dalam negeri. Karna
perkembangan globalisasi masyarakat dapat mengakses beberapa hal dengan
mudah. Produk impor sendiri memang bisa dikatakan lebih murah daripada
produk dalam negeri. Namun karna hal ini devisa negara pun bisa jadi
mengalami penurunan. Selain itu jika dilihat gaya hidup masyarakat Indonesia
khususnya di kota-kota besar menunjukkan bahwa gaya hidup mereka hampir
menyerupai gaya hidup bangsa barat. Jika hal ini terus dibiarkan dalam waktu
yang lama, maka besar kemungkinan negara ini akan kehilangan jati dirinya.
Sehingga perlu adanya suatu penyaring untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam hal ini Pancasila bisa menjadi salah satu solusi agar negara ini tidak
kehilangan jati dirinya. Pancasila berperan sebagai pedoman agar nilai-nilai
kebudayaan negara ini tidak luntur dengan perkembangan globalisasi.
Berdasarkan uraian tersebut maka saya akan mencoba memaparkan makalah
yang berjudul “Peran Pancasila Dalam Menghadapi Urgensi Ideologi Di Era
5.0”
1.2 Rumusan Masalah
- Apa peran penting pancasila dalam menghadapi era 5.0?
- Apa tantangan yang terjadi pada era society 5,0
- Apa hubungan urgensi ideologi dengan pancasila?
- Apakah sikap yang harus dipilih masyarakat untuk menghadap era 5.0?
- Apa upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
agar tidak terlena dengan perkembangan yang ada?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
- Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pancasila
dalam menghadapi era 5.0
- Mengetahui tantangan yang terjadi pada era society 5.0
- Mengetahui hubungan antara urgensi ideologi dengan pancasila
- Mengetahui sikap yang harus dipilih masyarakat dalam menghadapi
permasalahan yang ada
- Mengetahui upaya yang harus digelakkan agar masyarakat bisa sadar dan
tidak terlena dengan perkembangan yang ada

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan mengenai peran pancasila dalam menghadapi
urgensi ideologi 5.0
b. Dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya
ideologi dalam menghadapi era globalisasi
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai dasar rujukan pembuatan makalah selanjutnya.
b. Memberikan referensi dalam penulisan makalah sejenis.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori


“Era Society 5.0 adalah suatu perkembangan zaman
khususnya di bidang teknologi, dalam hal ini manusia tidak
bisa lepas terkait dampak dari era tersebut sehingga manusia
harus mampu menyesuaikan keadaan atau perkembangan
zaman. Society5.0 memiliki arti bahwa suatu konsep
masyarakat yang kehidupannya berpusat pada manusia serta
menekankan pada aspek teknologi khususnya dunia digital,
di dalam kehidupan manusia dihadapkan dengan
perkembangan teknologi informasi yang harus mengakses
ruang maya yang terasa seperti dunia nyata” (Pipit & Abd.
Muid, 2022:112)

“Human society 5.0 secara epistemology ada karena


permasalahan dan tuntutan baru disebabkan oleh munculnya
era revolusi industry 4.0. Dengan adanya permasalahan dan
tuntutan di era tersebut, tidak leas dari manusia yang harus bisa
mengikuti pengetahuan dan perembangan pada era tersebut.
Human society 5.0 pada era tersebut dituntut sebagai manusia
yang ikut serta berperan langsung menciptakan dan
mengembangankan berbagai macam teknologi baru untuk
kemudahan masyarakat itu sendiri” (Arisriawan et all, 2023 :89-
90)

“Pentingnya Pancasila sebagai ideologi Negara adalah untuk


memperlihatkan peran ideologi sebagai penuntun moral dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga ancaman -
ancaman yang datang untuk negeri ini dapat dicegah dengan
cepat. Sebab Pancasila merupakakan Ideologi yang terbuka
bagi seluruh perkembangan zaman. Sehigga apapun yang
terjadi dalam perkembangan zaman harus sesuai dengan
kaedah - kaedah yang berlaku atas dasar Pancasila” (Nurul,
2019:69)

2.2 Tantangan Yang Terjadi Era Society 5.0

Dalam perkembangan yang ada tak akan mungkin jika suatu


peradaban tanpa disertai dengan hal yang membuat peradaban tersebut
seakan kurang. Terlebih pada era yang saat ini terjadi. Era society 5.0
tentunya memiliki sisi negatif yang kemungkinan bisa mengancam jati diri
bangsa Indonesia. Seperti lunturnya moral maupun karakter bangsa
Indonesia.

Society 5.0 mempermudah masyarakat dalam melakukan berbagai


hal. Terlebih lagi dengan kecerdasan buatan yang ada membuat
masyarakat lebih mudah mengenal teknologi informasi. Sehingga
kecerdasan buatan ini sering dipergunakan dalam berbagai bidang
kehidupan di masyarakat.

“Kecanggihan teknologi dapat menjadi musuh manusia dalam


mengerjakan kegiatan, masyarakat Indonesia harus selalu bisa menyesuaikan diri
terhadap kemajuan zaman tersebut pada hakikatnya pancasila lahir diantara
beragamnya suku, budaya, dan agama yang ada di Indonesia bahkan banyak
yang tidak hafal sila-sila dalam pancasila dalam menyikapi hal ini manusia
mulai kehilangan jati dirinya dan perlu mengubah pola pikir dari sebuah
kekurangan pancasila juga dikatakan sebagai ideologi bangsa sangat sulit” (Nezar
et all, 2023:1985)

Berdasarkan kutipan tersebut sudah jelas jika kemajuan teknologi


ini ternyata juga memiliki sisi negatifnya sendiri. Tentunya hal ini perlulah
diimbangi dengan beberapa hal yang bisa mencegah terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan. Sehingga ancaman-ancaman yang terjadi bisa
diatasi dengan baik dan diharapkan bisa merubah mindset masyarakat agar
mampu memilah peradaban mana yang memang bagus untuk ditiru dan
peradaban mana yang harus ditinggalkan.
Tentunya juga dengan menganut norma-norma yang ada dan tidak
meninggalkan budaya lama yang baik sebagai acuan dalam pengambilan
keputusan terkait hal ini. Sehingga peran pancasila pun sangat dibutuhkan
dalam menghadapi era society 5.0 ini.

2.3 Peran Pancasila Dalam Menghadapi Era 5.0


Sebagai dasar negara Pancasila telah mengatur seluruh aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara. Mulai dari cara bertindak maupun
cara menjalani kehidupan sebagai warga negara yang baik. Pancasila
menganut norma-norma yang telah sesuai dengan kehidupan masyarakat.
Hal ini sesuai dengan peran pancasila sebagai pedoman bagi bangsa
Indonesia. Dengan adanya pancasila maka bangsa ini dapat mencegah
terjadinya kehilangan identitas nasional.

“Seiring dengan perjalanan waktu dan sejarah bangsa, kini


apa yang telah diperjuangkan para pendiri dan pendahulu bangsa
tengah menghadapi batu ujian keberlangsungannya. Globalisasi
dan euphoria reformasi yang sarat dengan semangat perubahan,
telah mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak
generasi penerus bangsa dalam menyikapi berbagai
permasalahan kebangsaan. Pemahaman generasi penerus bangsa
terkait nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, semakin
terdegradasi dan terkikis oleh derasnya nilai-nilai baru yang tidak
sesuai dengan jati diri bangsa. Ironisnya, sementara nilai-nilai
baru ini belum sepenuhnya dipahami dan dimengerti, namun
nilai-nilai lama sudah mulai ditinggalkan dan dilupakan. Tanpa
disadari, generasi penerus bangsa bergerak semakin menjauh dari
Pancasila sebagai jati diri bangsa yang bercirikan semangat
gotong royong” (Wendy, 2018:124)

Sehingga dapat dikatakan bahwa globalisasi disini membawa efek


yang kurang baik. Semangat gotong royong yang selalu dijunjung tinggi
oleh masyarakat indonesia sejak dahulu kini mulai memudar. Kebanyakan
orang sekarang memiliki kecenderungan sikap yang individualis dan
kurang bersosialisasi. Bahkan perkumpulan seperti karang taruna pun kini
tidak semua daerah masih memilikinya.

Perbuatan generasi penerus bangsa bahkan kini sedikit miris jika


dilihat dari beberapa fakta yang ada. Semakin kesini banyak adab maupun
sikap yang diajarkan oleh para pendahulu, semakin lama banyak yang
meninggalkannya. Meskipun tidak semua orang, namun menemukan
budaya yang masi terjaga kini begitu sulit jika dikaitkan dalam era
keterbukaan ini.

Perkembangan yang semakin maju membuat banyak masyarakat


mulai mengakses beberapa hal dengan begitu mudah. Namun sayangnya
kini banyak orang yang seakan lupa pada adab yang diajarkan terutama
dalam penggunaan media sosial. Memang benar jika kebebasan
berpendapat dalam negara ini bisa dikatakan sangat bebas. Tapi kebebasan
inilah yang sering disepelekan sehingga terkadang banyak pendapat-
pendapat di media sosial yang berisi tentang hujatan-hujatan yang bisa
berdampak buruk bagi seseorang.

Sehingga kebijakan yang tepat harus digelakkan agar kemajuan


teknologi ini tidak disalah gunakan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab. Tentunya kebijakan tersebut tidak bisa bertentangan
dengan ideologi sebuah negara yang telah dijadikan sebagai pedoman dan
acuan dalam bertindak dan berperilaku.

Dengan ideologi yang kuat ini bisa menjadi kunci dalam


mempertahankan bangsa ini. “Salah satu urgensi terkait pengutan identitas
nasional dalam menghadapi society 5.0 adalah untuk tetap menjaga
kearifan lokal di tengah derasnya arus internasional dan kemajuan
teknologi (Aulia & Fatma, 2022:67). Dengan menjaga kearifan lokal maka
negara ini akan tetap memiliki jati dirinya.

Kearifan lokal bukan hanya sebuah budaya namun dibalik itu


semua kearifan lokal mengandung arti yang mendalam. Banyak hal yang
bisa diperoleh melaluinya. Terlebih lagi kearifan lokal Indonesia sebagian
besar memiliki prinsip yang sama yaitu persatuan dan juga kekelurgaan.
Hal inilah yang sejatinya negara ini dapati. Negara yang beragam suku
bangsa dan budaya namun tetap berlandaskan pada Pancasila dan UUD
1945.

Kelangsungan hidup negara Indonesia dalam era ini harus


ditekanpan pada penerapan nilai-nilai Pancasila. Hal ini patut ditekankan
agar generasi penerus dapat terus mengamalkannya dalam kehidupanya.
Nilai-nilai ini patut ditanamkan dan diperkenalkan pada masyarakat sedini
mungkin. Dengan hal itu maka keinginan untuk menyimpang dari nilai-
nilai tersebut akan semakin kecil. Sehingga nilai-nilai tersebut bisa terus
dijadikan pedoman dalam bangsa Indonesia hingga kapanpun (Ambiro,
2016:441-442)

2.4 Hubungan Urgensi Idologi Dengan Pancasila


Urgensi ideologi merupkan hal yang begitu penting dalam suatu
negara. Dalam ideologi negara memuat beberapa aspek yang cukup
krusial. “Ideologi merupakan sebuah kekuatan yang mampu
menyemangati dan mendorong negara untuk menjalankan kegiatannya
dan mencapai tujuan negara.” (D.C Tyas, 2020 : 5). Dengan adanya
ideologi maka negara ini bisa terstuktur dengan baik dan mudah untuk
diatur.

“Menjaga keutuhan ideologi Pancasila merupakan hal yang


bisa kita lakukan sebagai bangsa Indonesia dalam menjaga
keutuhan negara yang berbangsa, dan bernegara. Pancasila
merupakan dasar negara, ideologi, pandangan hidup yang harus
dipedomani bangsa indonesia dalam proses penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan cita-cita
proklamasi kemerdekaan” (Teuku&Fatma, 2022:2632)

Dengan demikian maka peran pancasila juga menjadi sangat


penting untuk menjalankan kedaulatan negara. Pancasila sebagai aspek
pemersatu bangsa memegang peranan yang begitu luar bisa dalam
pembangunan bangsa ini. Selain itu peranan pancasila tidak dapat
dipungkiri eksistensinya dalam masyarakat luas. Sehingga pancasila kini
juga bisa dikatakan sebagai aspek dasar dalam persatuan bangsa Indonesia.

Cita-cita bangsa Indonesia tentunya juga tidak luput dari norma-


norma yang ada dalam Pancasila. Bakhan cita-cita bangsa Indonesia ini
telah diatur dalam UUD 1945. Jika dilihat dari segi isi maka cita-cita
bangsa Indonesia tersebut tidak akan jauh berbeda dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Sehingga terjadilah suatu keterkaitan yang
tarik-menarik didalam konteks bahasan ini.

Urgensi Ideologi dan Pancasila seakan terdapat keterkaitan


didalamnya. Urgensi Ideologi ini merupakan salah satu bentuk
pengamalan dari pancasila. Dengan adanya Urgensi Ideologi maka kita
bisa mengetahui pentingnya menjaga keutuhan dan kesatuan sebuah
negara. Yang mana pada era ini keutuhan dan kesatuan negara kini mulai
memudar karna dampak negatif dari globalisasi yang semakin lama kian
mlejit keberadaannya.

“Melalui pengembangan pemikiran tantang Pancasila dan UUD


1945 seperti itu diharapkan bangsa kita akan dapat
melahirkan dan mengembangkan gagasan, konsep-konsep dan
bahkan teori-teori baru dalam berbagai bidang kehidupannya
yang bersumber dari ideologi dan konstitusi bersama, serta pada
waktu yang sama berhasil pula menguatkan relevansinya
dengan realita perkembangan masyarakat dan tuntutan
perubahan zaman” (Nurul, 2019:67)

Cara-cara baru dalam perkembangan pemikiran tentang pancasila


sepertinya harus terus dikembangkan. Hal ini karna jika kita terus
menggunakan cara lama maka besar kemungkinan langkah tersebut akan
terhalang dengan perkembangan yang begitu pesat.
Oleh karna itu inovasi diperlukan dalam mewujudkan pemikiran
yang terus kedepan. Pemikiran-pemikiran ini pada akhirnya bisa
dipergunakan untuk menggiring opini masyarakat agar patuh pada aturan
yang ada namun tidak juga seakan menekan masyarakat tersebut.

Misalnya dengan mulai mengenalkan pada siswa sekolah dasar


mengenai pancasila dengan cara yang menyenangkan. Jika dilihat pada
kenyataannya siswa akan lebih mudah menyerap materi jika materi
tersebut menyenangkan sehingga akan ada kenangan tersendiri
didalamnya.

Karna itu perlu adanya pembenahan dalam sistem pendidikan yang


dibuktikan dengan adanya kurikulum baru yang kini mulai diterapkan di
seluruh jajaran pendidikan. Kurikulum merdeka diharapkan siswa dapat
berinovasi dan kreatif sehingga tidak hanya berbatas pada bacaan saja.
Bacaan dan hafalan memang penting dalam pendidikan, namun kretifitas
jugalah sangat penting.

Seperti halnya itu inovasi dalam pikiran pancasila ini diharapkan


bisa terus berkembang. Dengan adanya inovasi maka perkembangan yang
ada bisa terus berjalan. Sehingga tidak menutup kemungkinan jika inovasi
ini pada akhirnya bisa mengarahkan kepada revitalisasi wawasan
nusantara.

“Revitalisasi sendiri bukan sesuatu yang hanya


berorientasi pada penyelesaian keindahan fisik tetapi harus
dilengkapi dengan peningkatan ekonomi masyarakatnya serta
pengenalan budaya yang ada. Untuk melaksanakan revitalisasi
perlu adanya keterlibatan masyarakat. Revitalisasi berarti
menjadikan sesuatu atau perbuatan menjadi vital. Kata vital
mempunyai arti sangat penting atau perlu sekali (untuk
kehidupan dan sebagainya). Dengan demikian, revitalisasi pada
hakikatnya adalah membangkitkan kembali vitalitas atau usaha-
usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu
sekali. Revitalisasi pada hakikatnya adalah suatu upaya membuat
sesuatu (budaya) dengan meninjau ulang akan kekurangannya
untuk disesuaikan dengan kondisi zaman dalam upaya memenuhi
kebutuhan yang lebih bermanfaat” (Bambang, 2013:113)

Dalam era globalisasi revitalisasi sangatlah penting. Jika dikaitkan


dengan konsep Wawasan Nusantara ini bisa diartikan sebagai upaya untuk
menghidupkan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam Wawasan
Nusantara agar tetap relevan sesuai dengan kondisi zaman yang terus
berkembang. Revitalisasi Wawasan Nusantara diartikan sebagai upaya
untuk memperkuat identitas nasional dan memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia.

Revitalisasi Wawasan Nusantara dapat dijadikan sebagai landasan


dalam penyusunan kebijakan nasional yang berkelanjutan. Selain itu,
revitalisasi wawasan nusantara juga dapat menjadi acuan dalam
perkembangan sektor-sektor strategis dalam meningkatkan daya saing
bangsa Indonesia di kancah global.

2.5 Sikap Masyarakat Dalam Menghadapi Urgensi Ideologi

Dalam menghadapi era society 5.0 kita harus bisa memilah dan
menyaring hal-hal yang penting bagi keberlangsungan hidup kita.
Meskipun dikatakan sebagai perkembangan yang bagus, namun jika tidak
ada dasar yang kuat maka bisa menyebabkan gejala-gejala sosiologis yang
bisa mengancam integritas suatu negara.

Identitas nasional menjadi hal penting untuk mempertahankan bangsa


agar tidak tergilas oleh zaman. Kesadaran masyarakat akan hal tersebut
perlu ditingkatkan. Masyarakat harus tau bagaimana cara menyikapi
situasi yang saat ini tengah terjadi. Kebanyakan dari mereka secara terang-
terangan menunjukan bahwa perilaku yang kebanyakan dilakukan adalah
perilaku dari bangsa luar. “Sebagai contoh masuknya Korean wave, atau
kebudayaan korea yang saat ini menjadi ramai dibicarakan oleh usia
remaja sampai dewasa” (Aulia & Fatma, 2022:67)
Peristiwa tersebut tentunya bisa menjadi suatu ancaman bagi negara
ini jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama. Dengan adanya
kemudahan akses maka penyebaran budaya luar ini akan semakin cepat.
Akibatnya banyak masyarakat yang lebih memilih mengikuti kebudayaan
asing dibandingkan budaya kita sendiri.

Sehingga ancaman terhadap kebudayaan bisa saja terjadi, semakin


lama kebudayaan negara ini akan tertimbun dengan kebudayaan-
kebudayaan baru. Kebudayaan lama akan ditinggalkan dan hanya
meninggalkan seutas nama saja. Sebagian masyarakat mungkin belum
menyadari akan pentingnya menjaga kebudayaan sendiri.

Bukan hanya kebudayaan perilaku sehari-hari bahkan gaya hidup juga


turut menjadi sorotan dalam hal ini. Sikap yang baik sebagai bangsa
Indonesia haruslah ditanamkan dan dicamkan didalam diri masyarakat.
Jika hanya pemerintah yang bergerak maka tujuan negara tidak akan
berhasil. Karna pemerintah adalah sebagai pengatur. Dan tentunya jika ada
aturan maka harus ada rakyat sebagai pelaksananya.

Oleh karnanya pemerintah memerlukan dukungan dari rakyat agar


semua aturan yang telah dibentuk dan ditetapkan bisa berjalan dengan
baik. Salah satu cara agar kita siap menghadapi society 5.0 yaitu dengan
menanamkan pada diri sendiri akan kecintaan kita kepada tanah air dan
juga bangsa. Selain itu kita bisa menerapkan aturan-aturan yang ada karna
sejatinya semua aturan tentang berlaku maupun bertindak telah diatur
dalam Pancasila dan juga UUD 1945.

Ada kalanya masyarakat indonesia haus dapat bertindak secara bijak.


Jika bukan kita maka tak akan ada yang bisa menjaga kebudayaan ini.
Kebudayaan dan kebiasaan yang sudah mengakar dari zaman dahulu
dengan mudahnya terlupakan karna tergilas oleh zaman. Sebagai bangsa
yang baik kita harus menjaga apa yang telah diamanahkan selama ini
sehingga nilai-nilai dan norma yang ada akan terus terjaga.

2.6 Upaya Untuk Meningkatkan Kesadaran Pada Masyarakat


Pada dasarnya terdapat beberapa hal yang bisa membuat kita bisa
sadar akan pentingnya memilah perkembangan yang ada. Perkembangan
ini tidak dapat dielakkan keberadaannya. Perkembangan informasi yang
begitu pesat bahkan nyaris membuat kita tidak mampu menyaringnya.
Sehingga tak jarang teknologi informasi dapat dikatakan sebagai
katalisator negarif dalam era keterbukaan ini.
Upaya untuk mencegah agar kita tidak terlena dengan arus
globalisasi yaitu bisa dengan menanamkan sikap nasionalisme pada diri
sendiri. Sikap nasionalisme diperlukan agar kita bisa terhindar dari
dampak buruk yang ada. Selain itu cinta tanah air juga menjadi solusi
dalam menghadapi masalah ini.

Ketika cinta tanah air digelakkan maka kita akan merasa bangga
dengan bangsa kita sendiri. “Tetap bangga terhadap bangsa sendiri di
samping berbagai macam kebudayaan asing hingga produk luar yang
merajalela merupakan hal yang harus dilakukan memasuki era
modernisasi society 5.0.” (Aulia & Fatma, 2022:68)

Dengan rasa bangga tersebut kita bisa menghadapi tantangan yang


ada. Era society 5.0 memang bisa dikatakan sebagai inovasi yang sangat
baik dalam era keterbukaan ini. Namun perlu adanya pendampingan pada
masyarakat agar tidak terkecoh dengan peradaban yang ada.

Namun demikian kita juga tidak bisa membiarkan sikap toleransi


dan gotong-royong pada negara ini terus menghilang. Sikap ini perlu
diterapkan kembali sehingga terciptalah masyarakat yang akur dan rukun.
Jika dalam masyarakat menerapkan hal tersebut maka perpecahan dalam
masyarakat pun dapat dihindari hedepannya.

Selain itu kita juga bisa memilah kebudayaan mana yang pantas
untuk ditiru. Dengan hal itu maka kita bisa menjaga kebudayaan kita
karna kita bisa menentukan hal-hal yang memiliki dampak positif dalam
kehidupan. Pentingnya memilah kebudayaan yang kini bertebaran
bermacam-macam jenisnya dari berbagai negara perlu ditingkatkan. Hal
ini karna dengan cara memilah tersebut kita bisa menentukan hal mana
yang sesuai dengan adab dan perilaku masyarakat pada negara ini.
Sehingga ancaman pada negara pun akan sedikit berkurang.

BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Society 5.0 merupakan era diman teknolgi berkembang pesat dan terdapat
kecerdasan buatan yang berperan penting bagi manusia dalam menunjang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Namun ada kalanya perkembangan ini membawa
dampak yang kurang baik bagi masyarakat. Sehingga peran pancasila sangat
penting dalam menanggapi hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA

D.C Tyas.2020.Mengenal Ideologi Negara. Semarang:Alprin


Widiatmaka P. & Muid A. (2022). STRATEGI MATA KULIAH PENDIDIKAN
PANCASILA DALAM MEMBENTUK KARAKTER NASIONALISME
MAHASISWA DI ERA SOCIETY 5.0. 7(2). 110-122
Aristiawan et all. (2023). Profil Pelajar Pancasila Menghadapi Tantangan Era
Revolusi Industri 4.0 Dan Human Society 5.0 Dalam Kajian Filsafat Ilmu
Pengetahuan. 9(1). 84-93
Fadilah N. (2019). TANTANGAN DAN PENGUATAN IDEOLOGI
PANCASILA DALAM MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0. 2(2).
66-78
Raksa. Wigena N et all. (2022). PENGARUH ERA SOCIETY 5.0 TERHADAP
NILAI-NILAI PANCASILA YANG MENJADI TANTANGAN
MASYARAKAT INDONESIA. 6(1). 1982-1986
Oktafian Wendy A. (2018). URGENSI MEMAHAMI DAN
MENGIMPLEMENTASIKAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI SEBAGAI SEBUAH BANGSA. 5(2). 123-128
Asmaroini Ambiro P. (2016). IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA
BAGI SISWA DI ERA GLOBALISASI. 4(2). 440-450
Rizqullah Teuku M. & Najicha Fatma U. PEGIMPLEMENTASIAN IDEOLOGI
PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA.
6(2). 2630-2633
Sumardjoko B. (2013). REVITALISASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI
PEMBELAJARAN PKn BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK
PENGUATAN KARAKTER DAN JATI DIRI BANGSA. 25(2). 110-123
Zulfa A, Ulfatun Najicha F. (2022). URGENSI PENGUATAN IDENTITAS
NASIONAL DALAM MENGHADAPI SOCIETY 5.0 DI ERA GLOBALISASI,
3(2). 65-71

Anda mungkin juga menyukai