Disusun oleh:
Nama :
Nim 0)
3
1.4 Manfaat
Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diidentifikasi dari artikel mini
"Menyongsong Harmoni: Tantangan Pancasila di Era Globalisasi":
5
memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk identitas budaya dan nilai-nilai
Pancasila di Indonesia pendapat dari (Yudhanegara 2016). Pertama, dalam konteks
identitas budaya, globalisasi sering kali membawa pengaruh asing yang dapat
merubah pola pikir dan gaya hidup masyarakat. Kesenjangan antara budaya global
dan lokal dapat menghasilkan tantangan dalam mempertahankan identitas budaya
yang unik. Beberapa orang melihat globalisasi sebagai ancaman terhadap
keberagaman budaya, sedangkan yang lain melihatnya sebagai peluang untuk
mengintegrasikan unsur-unsur baru ke dalam identitas lokal.
Dalam konteks nilai-nilai Pancasila, globalisasi dapat membawa perubahan
dalam sistem nilai Masyarakat oleh (Pramitasari 2021). Nilai-nilai universal yang
muncul melalui arus informasi global dapat mempengaruhi cara orang memahami
dan menerapkan nilai-nilai Pancasila. Terdapat kekhawatiran bahwa eksposur yang
berlebihan terhadap budaya dan nilai-nilai asing dapat merongrong fondasi nilai-
nilai Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia. Oleh karena itu, penting
untuk merancang pendekatan yang seimbang antara penerimaan nilai-nilai global
dan pemertahanan nilai-nilai lokal, termasuk nilai-nilai Pancasila.
Upaya untuk menjaga identitas budaya dan nilai-nilai Pancasila di tengah
arus globalisasi membutuhkan pendekatan yang holistik dan inklusif. Pendidikan,
media, dan kebijakan publik dapat menjadi alat penting dalam mempromosikan
pemahaman yang benar tentang nilai-nilai Pancasila dan memperkuat identitas
budaya. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengembangkan
strategi yang memadukan elemen global dan lokal sehingga dapat menjaga
keberagaman budaya dan tetap setia pada nilai-nilai Pancasila sebagai landasan
negara. Dengan demikian, Indonesia dapat memanfaatkan potensi positif globalisasi
tanpa kehilangan akar budaya dan nilai-nilai yang melekat pada identitasnya.
2. Ketidaksetaraan Ekonomi dalam Konteks Globalisasi Ekonomi:
Ketidaksetaraan ekonomi dalam konteks globalisasi ekonomi merupakan
fenomena yang semakin mencolok di berbagai negara. Pertama, globalisasi ekonomi
dapat meningkatkan ketidaksetaraan antara negara-negara maju dan berkembang.
Negara-negara maju cenderung mendominasi sebagian besar sektor ekonomi global,
sementara negara-negara berkembang sering kali mengalami kesulitan dalam
bersaing dan memperoleh manfaat secara adil oleh (S 2016). Perbedaan ini dapat
dilihat dalam distribusi sumber daya, teknologi, dan akses pasar yang berdampak
pada ketidaksetaraan pendapatan dan taraf hidup.
Di tingkat nasional,globalisasi ekonomi juga dapat memperdalam
kesenjangan antara kelompok-kelompok masyarakat di dalam suatu negara.
Perubahan dalam struktur ekonomi dan pasar tenaga kerja, seringkali mendukung
pertumbuhan bagi segmen-segmen tertentu, sementara yang lain terpinggirkan.
Pekerja dengan keterampilan tinggi dan sektor-sektor yang terlibat dalam
perdagangan internasional mungkin mengalami peningkatan pendapatan,
sementara pekerja yang kurang terampil atau terlibat dalam sektor-sektor
tradisional dapat menghadapi tantangan yang lebih besar menurut (Nasution 2016).
Globalisasi juga dapat memperkuat ketidaksetaraan gender. Wanita
seringkali menjadi kelompok yang lebih rentan terhadap dampak negatif globalisasi
ekonomi, baik dalam hal akses ke pekerjaan, pendidikan, atau hak-hak ekonomi
lainnya. Adanya tekanan global untuk efisiensi dan produktivitas dapat menciptakan
kondisi yang tidak menguntungkan bagi pekerja perempuan, terutama di sektor-
sektor dengan kondisi kerja yang kurang teratur.
Penting bagi negara-negara dan lembaga-lembaga internasional untuk
merumuskan kebijakan yang memperhatikan dampak ketidaksetaraan ekonomi
yang muncul akibat globalisasi. Pendekatan kebijakan yang inklusif dapat mencakup
investasi dalam pendidikan, pelatihan keterampilan, dan perlindungan sosial untuk
memastikan bahwa manfaat dari pertumbuhan ekonomi global didistribusikan
secara lebih merata di seluruh masyarakat. Selain itu, kerjasama internasional yang
adil dan transparan perlu ditingkatkan untuk menciptakan lingkungan ekonomi
global yang lebih setara dan berkelanjutan.
Contoh-contoh ketidaksetaraan ekonomi dalam konteks globalisasi ekonomi dapat
dijelaskan melalui beberapa poin:
1. Ketidaksetaraan antara Negara Maju dan Berkembang:
- Negara-negara maju cenderung memiliki akses yang lebih besar terhadap pasar
global dan teknologi tinggi.
- Pertumbuhan ekonomi lebih cepat dan tingkat pendapatan per kapita yang lebih
tinggi di negara-negara maju dibandingkan dengan banyak negara berkembang.
2. Kesenjangan Internal dalam Negara:
- Dalam banyak negara, terdapat kesenjangan antara kelompok-kelompok
ekonomi, seperti pekerja terampil dan tidak terampil.
- Pekerja dengan keterampilan tinggi mungkin mengalami peningkatan
pendapatan lebih cepat dibandingkan dengan pekerja dengan keterampilan
rendah.
3. Ketidaksetaraan Gender:
7
- Wanita cenderung mengalami ketidaksetaraan dalam akses ke pekerjaan dengan
gaji setara dan peluang karir yang setara dengan pria.
- Di beberapa negara, perempuan masih banyak terlibat dalam pekerjaan sektor
informal dengan kondisi kerja yang tidak setara.
4. Kesenjangan Regional:
- Dalam beberapa negara, ada ketidaksetaraan ekonomi antara wilayah perkotaan
dan pedesaan.
- Pertumbuhan ekonomi dan peluang pekerjaan lebih cenderung terpusat di
wilayah perkotaan, meninggalkan pedesaan dalam kondisi ekonomi yang lebih
sulit.
5. Tingkat Ketidaksetaraan Pendapatan:
- Tingkat ketidaksetaraan pendapatan dalam suatu negara dapat meningkat
sebagai hasil dari globalisasi, terutama jika manfaat ekonomi tidak
didistribusikan secara adil di seluruh lapisan masyarakat.
6. Ketidaksetaraan Akses ke Sumber Daya:
- Globalisasi dapat mengakibatkan ketidaksetaraan dalam akses ke sumber daya
alam, dengan beberapa kelompok atau negara mendominasi dan mengendalikan
sumber daya yang sangat berharga.
Melalui contoh-contoh ini, dapat diidentifikasi bahwa ketidaksetaraan
ekonomi bukan hanya fenomena nasional tetapi juga dipengaruhi oleh dinamika
globalisasi ekonomi. Upaya untuk mengatasi ketidaksetaraan ini memerlukan
perhatian pada berbagai tingkatan, mulai dari tingkat global hingga tingkat nasional
dan lokal.
3. Ancaman Ideologi dan Nilai Asing terhadap Nilai-nilai Lokal:
Ancaman ideologi dan nilai asing terhadap nilai-nilai lokal merupakan isu
yang kompleks dalam konteks globalisasi budaya oleh (Kurniawan et al. 2023).
Pertama, globalisasi membawa masuk ideologi dan nilai-nilai asing melalui media,
teknologi informasi, dan interaksi antarbudaya. Seringkali, eksposur yang
berlebihan terhadap nilai-nilai asing dapat mengancam keberlanjutan dan keutuhan
nilai-nilai lokal suatu masyarakat. Hal ini dapat menciptakan ketegangan antara
tradisi lokal dan arus global yang memasuki kehidupan sehari-hari. Misalnya,
munculnya budaya populer global dapat menggeser perhatian terhadap budaya
lokal dan menyebabkan perubahan dalam norma-norma sosial dan nilai-nilai yang
telah lama dianut.
Ancaman ini juga dapat merusak identitas budaya suatu komunitas. Nilai-
nilai asing yang bertentangan dengan nilai-nilai lokal dapat menimbulkan konflik
internal dan merusak koherensi sosial. Ketidaksetujuan antara generasi yang lebih
tua, yang mungkin lebih mempertahankan nilai-nilai tradisional, dan generasi yang
lebih muda yang lebih terbuka terhadap pengaruh global dapat menciptakan
ketidakharmonisan dalam masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan
yang seimbang dalam mengintegrasikan nilai-nilai global dan lokal, serta
membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara dan meneruskan
nilai-nilai warisan mereka. Dengan demikian, dapat dihasilkan harmoni antara
kemajuan global dan pelestarian nilai-nilai lokal yang merupakan bagian integral
dari identitas kultural suatu masyarakat.
4. Strategi Penguatan Implementasi Pancasila di Era Globalisasi:
Strategi penguatan implementasi Pancasila di era globalisasi menjadi krusial
dalam menjaga fondasi nilai-nilai dasar negara Indonesia di tengah arus pengaruh
luar. Pertama, pendidikan memiliki peran sentral dalam menguatkan implementasi
Pancasila. Sistem pendidikan harus dirancang untuk mendukung pemahaman
mendalam tentang nilai-nilai Pancasila, mencakup pengajaran sejarah, etika, dan
filosofi yang menjadi landasan dasar ideologi negara. Selain itu, integrasi nilai-nilai
Pancasila dalam kurikulum sekolah dapat membantu membentuk karakter dan
moral siswa, menjadikan mereka agen perubahan yang terkait dengan nilai-nilai
luhur.
Media massa juga berperan penting dalam memperkuat implementasi
Pancasila. Melalui media, pesan-pesan yang mendukung nilai-nilai kebangsaan dan
kesatuan dapat disebarkan secara luas. Media juga dapat menjadi platform untuk
mempromosikan dialog dan pemahaman antarbudaya, meminimalkan potensi
konflik nilai antara lokal dan global. Dukungan pemerintah dalam menciptakan
regulasi yang mendorong media untuk menjadi agen positif dalam membangun
identitas nasional yang kuat menjadi langkah strategis dalam menghadapi dampak
globalisasi pendapat dari (Kurniawan et al. 2023).
Siplomasi budaya dapat menjadi strategi yang efektif dalam menghadapi
tantangan globalisasi terhadap nilai-nilai lokal. Melalui kerjasama budaya
internasional, Indonesia dapat mempromosikan keberagaman budaya dan kekayaan
nilai-nilai Pancasila. Pertukaran budaya, festival, dan kegiatan kolaboratif lainnya
dapat memperluas pemahaman dunia terhadap kekayaan budaya Indonesia. Dengan
demikian, penguatan implementasi Pancasila di era globalisasi tidak hanya
9
mengandalkan upaya domestik, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif dalam arena
internasional untuk membangun citra positif dan memperjuangkan nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia.
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Dalam artikel mini "Menyongsong Harmoni: Tantangan Pancasila di Era
Globalisasi" yang disusun oleh Made Ananta Suka Legawa, mahasiswa Program
Studi Bimbingan Penyuluhan Islam di Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, ditekankan pentingnya memahami
dan mengatasi tantangan yang muncul akibat globalisasi terhadap nilai-nilai
Pancasila. Dinamika globalisasi, seperti arus informasi bebas, pertumbuhan
teknologi, dan globalisasi ekonomi, telah memberikan dampak signifikan terhadap
implementasi nilai-nilai dasar negara Indonesia. Ancaman terhadap keberagaman
dan persatuan masyarakat, ketidaksetaraan ekonomi dan sosial, serta infiltrasi
ideologi dan nilai-nilai asing menjadi fokus analisis.
Dalam menghadapi tantangan ini, artikel ini menyoroti peran pendidikan,
media massa, diplomasi budaya, dan kerjasama internasional sebagai strategi
penguatan implementasi Pancasila di era globalisasi. Artikel ini juga merumuskan
pertanyaan kritis yang mencakup dampak teknologi dan media massa terhadap
nilai-nilai Pancasila, tantangan ketidaksetaraan ekonomi dalam konteks keadilan
sosial, dan ancaman terhadap nilai-nilai Pancasila dari ideologi dan nilai-nilai
asing. Dengan merinci rumusan masalah, artikel memberikan kontribusi pada
pemahaman kompleksitas dinamika Pancasila di tengah arus globalisasi.
Kesimpulannya, artikel ini merangsang pemikiran strategis untuk memastikan
relevansi dan keberlanjutan nilai-nilai Pancasila dalam menghadapi tantangan
kompleks di era globalisasi..
Saran
Berdasarkan analisis kompleksitas tantangan yang dihadapi Pancasila
dalam era globalisasi, beberapa saran strategis dapat diajukan untuk memperkuat
implementasi nilai-nilai dasar negara Indonesia:
1. Penguatan Pendidikan Nilai-Nilai Pancasila:
Mendukung pengembangan kurikulum pendidikan yang lebih mendalam tentang
nilai-nilai Pancasila, tidak hanya sebagai mata pelajaran formal tetapi juga
melibatkan metode pembelajaran yang interaktif dan aplikatif. Program ini dapat
memastikan bahwa generasi muda memahami nilai-nilai Pancasila secara lebih
dalam dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pengelolaan Media Massa yang Bertanggung Jawab:
Mendorong peran media massa sebagai agen positif dalam membangun identitas
nasional dan mendukung nilai-nilai Pancasila. Hal ini melibatkan penerapan
standar etika jurnalistik yang tinggi, penyebaran informasi yang berimbang, dan
promosi konten yang mendukung harmoni dan persatuan.
3. Kebijakan Ekonomi yang Inklusif:
Merumuskan kebijakan ekonomi yang mendukung distribusi kekayaan yang
lebih adil dan merata, sehingga mengurangi ketidaksetaraan ekonomi yang dapat
mengancam keadilan sosial. Fokus pada sektor-sektor yang berpotensi
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, serta
memberdayakan kelompok-kelompok yang rentan.
4. Diplomasi Budaya dan Kerjasama Internasional:
Meningkatkan diplomasi budaya untuk mempromosikan keberagaman budaya
Indonesia di mata dunia. Melalui kerjasama internasional, Indonesia dapat
memperkenalkan nilai-nilai Pancasila, menggali potensi kolaborasi budaya, dan
membangun pemahaman positif terhadap identitas bangsa.
5. Pelibatan Aktif Masyarakat:
Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai Pancasila. Ini dapat dilakukan melalui kegiatan-
kegiatan sosial, keagamaan, dan kebudayaan yang memperkuat rasa persatuan
serta memberdayakan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan nilai-nilai
nasional.
6. Penyusunan Kebijakan Anti-Radikalisme:
Menyusun kebijakan yang fokus pada pencegahan dan penanggulangan
radikalisme ideologi yang dapat mengancam nilai-nilai Pancasila. Ini melibatkan
kerja sama antara lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat
untuk memonitor dan menanggapi potensi ancaman ideologis.
Melalui penerapan saran-saran ini, diharapkan Indonesia dapat lebih kokoh dalam
11
menyongsong harmoni di era globalisasi, dengan Pancasila tetap menjadi pilar
utama yang membimbing perjalanan bangsa dalam menghadapi berbagai
tantangan kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
Basthomi, Imam, and Siti Nur Laili Rahmawati. 2022. “Urun Daya Masyarakat Dalam
Reaktualisasi Kipo Sebagai Jajanan Khas Kotagede Yogyakarta.” Aplikasia:
Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama 22 (1): 37–48.
https://doi.org/10.14421/aplikasia.v22i1.2805.
Fadilah, Nurul. 2019. “Tantangan Dan Penguatan Ideologi Pancasila Dalam
Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0.” Journal of Digital Education,
Communication, and Arts (Deca) 2 (02): 66–78.
https://doi.org/10.30871/deca.v2i02.1546.
Istiqomah, Annisa, and Delfiyan Widiyanto. 2020. “Jurnal 10 Bahaya Pop Culture.”
Kalacakra 01 (1): 18–24.
Kurniawan, Reza, Cahya Putra, Hartaty Halim, Universitas Tarumanagara, Reza
Kurniawan, and Cahya Putra. 2023. “PERAN DAN TANTANGAN HUKUM
ADAT DALAM ERA GLOBALISASI : PERSPEKTIF KEBERLANJUTAN” 20
(2): 873–82.
Nasution, Robby Darwis. 2016. “Effect of Digital Divide on Rural Development.”
Jurnal Penelitian Komunikasi DanOpini Publik 20 (1): 31–44.
https://media.neliti.com/media/publications/123364-ID-none.pdf.
Pramitasari, Wahyu Arum. 2021. “Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Melalui
Pertunjukan Seni Dan Budaya.” Jurnal Education and Development 9 (4): 23–27.
https://doi.org/10.37081/ed.v9i4.2939.
Purnomo, Roni, Sekolah Tinggi, and Ilmu Hukum. 2023. “IMPLEMENTASI NILAI-
NILAI PANCASILA DALAM” 4 (September): 179–88.
S, Anastasia Jessica Adinda. 2016. Membentuk Identitas Indonesia. Prosiding
Simposium Nasional V.
Tampake, Tony. 2018. “Tantangan Globalisasi Terhadap Nilai-Nilai Keindonesiaan.”
Theologia: Jurnal Teologi Interdisipliner 8 (2): 17–28.
https://ejournal.uksw.edu/teologia/article/view/166/154.
Yudhanegara, Firman. 2016. “Pancasila Sebagai Filter Pengaruh Globalisasi Terhadap
13
Nilai-Nilai Nasionalisme.” Jurnal Ilmu Administrasi CENDEKIA 8 (2): 165–80.
Котлер, Филип. 2008. “No TitleМаркетинг По Котлеру,” 282.
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=oy1fEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=.
+Strategi+Penguatan+Implementasi+Pancasila+di+Era+Globalisasi:+
%09Strategi+penguatan+implementasi+Pancasila+di+era+globalisasi+menjadi+kr
usial+dalam+menjaga+fondasi+nilai-
nilai+dasar+negara+Indonesia+di+tengah+arus+pengaruh+luar.
+&ots=DfP6EYPmEl&sig=0LZv5h5lSvQ0hJq0VDWyeCrhxb8&redir_esc=y#v=o
nepage&q&f=false
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=pvmcEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=.
+Strategi+Penguatan+Implementasi+Pancasila+di+Era+Globalisasi:+
%09Strategi+penguatan+implementasi+Pancasila+di+era+globalisasi+menjadi+kr
usial+dalam+menjaga+fondasi+nilai-
nilai+dasar+negara+Indonesia+di+tengah+arus+pengaruh+luar.
+&ots=XmxcapWqa1&sig=nKPsI3tK_tGug1lTFqJTW2vT6ug&redir_esc=y#v=on
epage&q&f=false
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=SxfcEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=.
+Strategi+Penguatan+Implementasi+Pancasila+di+Era+Globalisasi:+
%09Strategi+penguatan+implementasi+Pancasila+di+era+globalisasi+menjadi+kr
usial+dalam+menjaga+fondasi+nilai-
nilai+dasar+negara+Indonesia+di+tengah+arus+pengaruh+luar.
+&ots=ifxb63oMwr&sig=qKGzjdAD8U5IzGjRIXAcYS30nv8&redir_esc=y#v=o
nepage&q&f=false
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=m8kMk_KbSX4C&oi=fnd&pg=PR7&dq=Ketidaksetaraan+Ekono
mi+dalam+Konteks+Globalisasi+Ekonomi:+
%09Ketidaksetaraan+ekonomi+dalam+konteks+globalisasi+ekonomi+merupakan
+fenomena+yang+semakin+mencolok+di+berbagai+negara.
+&ots=qXpE9CgnDK&sig=k91OrweW6nsrjEunt3Qjebz6jMc&redir_esc=y#v=on
epage&q&f=false
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=bg1eDAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR13&dq=Ketidaksetaraan+Ekon
omi+dalam+Konteks+Globalisasi+Ekonomi:+
%09Ketidaksetaraan+ekonomi+dalam+konteks+globalisasi+ekonomi+merupakan
+fenomena+yang+semakin+mencolok+di+berbagai+negara.+&ots=-Bd6-
A964x&sig=1GEQQkQGK6m5Dg0ndPzLUNv3A6I&redir_esc=y#v=onepage&q
&f=false
15