Anda di halaman 1dari 8

PAPER PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“MEWUJUDKAN PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL DI ERA


DIGITAL”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Dr. Yuyus Kardiman, M.Pd

Disusun Oleh :

Dandy Junior Tomy Pratama (1306623049)

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2024
Abstrak:

Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang menjadi identitas nasional.
Namun, dalam era digital yang serba terkoneksi ini, tantangan untuk mempertahankan dan
mewujudkan Pancasila sebagai identitas nasional semakin kompleks. Paper ini mengkaji upaya
yang dapat dilakukan untuk memperkuat posisi Pancasila sebagai identitas nasional di tengah
arus digitalisasi. Melalui analisis literatur dan data empiris, artikel ini mengeksplorasi berbagai
strategi yang dapat diterapkan dalam menyebarkan nilai-nilai Pancasila di era digital, serta
mengidentifikasi hambatan dan peluang yang muncul.

Pendahuluan:

Sejak kemerdekaan Indonesia, Pancasila telah diakui sebagai landasan negara yang
menggambarkan nilai-nilai yang menjadi identitas bangsa. Namun, dalam beberapa tahun
terakhir, pengaruh digitalisasi telah mengubah lanskap budaya dan komunikasi, menghadirkan
tantangan baru dalam mempertahankan keutuhan nilai-nilai Pancasila sebagai identitas
nasional.

I. Konteks Sejarah dan Signifikansi Pancasila sebagai Identitas Nasional

Sejarah Pancasila sebagai identitas nasional Indonesia dimulai sejak pembentukan


negara Republik Indonesia pada tahun 1945. Pancasila, yang secara harfiah berarti "lima
prinsip," merupakan landasan filosofis dan ideologis bagi negara Indonesia. Keberadaannya
sebagai dasar negara tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yang menegaskan kemerdekaan
Indonesia yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

II. Transformasi Digital: Peluang dan Tantangan

Transformasi digital telah mengubah hampir semua aspek kehidupan manusia di


berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Dalam konteks Indonesia, transformasi digital
tidak hanya menjadi sebuah fenomena teknologi, tetapi juga mempengaruhi dinamika sosial,
politik, dan ekonomi negara. Dalam bagian ini, akan dipaparkan peluang dan tantangan yang
dihadapi oleh Indonesia dalam menghadapi era transformasi digital.
Peluang Transformasi Digital:

1. Akses Informasi dan Pengetahuan meningkat secara signifikan.


2. Pembangunan Ekonomi Digital membuka peluang baru dalam sektor ekonomi.
3. Media sosial memungkinkan partisipasi masyarakat dalam diskusi dan gerakan sosial.
4. Pemerintah dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan publik melalui inovasi
digital.

Tantangan Transformasi Digital:

1. Kesenjangan Akses Teknologi antara perkotaan dan pedesaan serta golongan ekonomi
yang berbeda.
2. Isu Keamanan dan Privasi Data menjadi perhatian serius terkait peretasan data dan
penyalahgunaan informasi pribadi.
3. Penyebaran Konten Negatif dan Hoaks di media sosial dan platform digital lainnya.
4. Ketergantungan pada Teknologi Asing dalam berbagai sektor.

Strategi Menghadapi Tantangan:

1. Peningkatan Infrastruktur Digital merata di seluruh wilayah Indonesia.


2. Penguatan Literasi Digital untuk pemahaman keamanan data dan kemampuan kritis
terhadap informasi.
3. Regulasi dan Pengawasan yang Efektif terkait keamanan data dan penanganan konten
negatif.
4. Pengembangan Ekosistem Teknologi Lokal untuk mengurangi ketergantungan pada
teknologi asing.

Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan peluang transformasi digital untuk
pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

III. Penyebaran Nilai-Nilai Pancasila di Era Digital

Penyebaran nilai-nilai Pancasila di era digital merupakan suatu tantangan yang penting
dan mendesak bagi Indonesia. Seiring dengan transformasi digital yang semakin cepat,
masyarakat Indonesia harus mampu menyebarkan dan menerapkan nilai-nilai dasar tersebut
secara efektif dalam kehidupan sehari-hari.
Pertama-tama, penyebaran nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan melalui pendidikan.
Sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan lainnya memiliki peran krusial dalam membentuk
pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap Pancasila. Dalam era digital, pendidikan dapat
disesuaikan dengan teknologi dengan memanfaatkan platform pembelajaran online, video
pembelajaran, dan konten digital lainnya. Kurikulum pendidikan juga dapat diperkaya dengan
materi-materi yang memperkuat pemahaman akan nilai-nilai Pancasila, seperti sejarah bangsa,
moralitas, dan kebangsaan.

Selain pendidikan formal, media sosial juga memainkan peran yang signifikan dalam
penyebaran nilai-nilai Pancasila. Masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan media sosial
sebagai sarana untuk menyebarkan pesan-pesan positif yang menguatkan nilai-nilai Pancasila,
seperti gotong royong, keadilan, persatuan, dan demokrasi. Kampanye-kampanye sosial yang
didukung oleh platform-platform digital dapat menjadi sarana efektif untuk mengajak
partisipasi masyarakat dalam menjaga dan memperkuat nilai-nilai Pancasila.

Gambar 1.1 Sosialisasi Pancasila Melalui Media Sosial (Sumber :


https://news.detik.com/infografis/d-5829018/cara-bpip-sosialisasi-pancasila-di-media-sosial )
Namun, penyebaran nilai-nilai Pancasila di era digital juga menghadapi berbagai
tantangan. Salah satu tantangan utama adalah penyebaran informasi yang tidak akurat atau
bahkan menyesatkan. Dalam lingkungan digital yang penuh dengan informasi, masyarakat
rentan terhadap berita palsu (hoaks) dan propaganda yang bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan literasi digital
masyarakat agar mampu mengidentifikasi dan menanggapi informasi yang tidak benar dengan
bijak.

Secara keseluruhan, penyebaran nilai-nilai Pancasila di era digital merupakan suatu


tantangan yang kompleks, tetapi juga merupakan peluang untuk memperkuat identitas nasional
Indonesia. Melalui pendidikan, media sosial, peran pemerintah, dan upaya-upaya lainnya,
masyarakat Indonesia dapat memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan berperan
dalam membentuk karakter bangsa di era digital ini. Dengan kolaborasi lintas sektor dan
kesadaran yang tinggi akan pentingnya nilai-nilai Pancasila, Indonesia dapat menghadapi
berbagai tantangan dalam menghadapi revolusi digital dengan lebih baik.

IV. Peran Pendidikan dalam Mempertahankan Identitas Pancasila

Pendidikan memiliki peran krusial dalam mempertahankan identitas Pancasila di


Indonesia. Sejak awal kemerdekaan, pendidikan diakui sebagai instrumen utama dalam
membentuk pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai Pancasila, yang merupakan dasar negara.
Pentingnya pendidikan Pancasila terutama dalam pembentukan karakter dan kesadaran bangsa
Indonesia. Inisiatif ini tidak hanya terbatas pada lembaga formal seperti sekolah, tetapi juga
meliputi lembaga non-formal dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi.

Gambar 1.2 Nilai-Nilai Utama Dalam Pendidikan Pancasila ( Sumber :


https://mentarigroups.com/blog/pendidikan-karakter-berbasis-pancasila/ )
Di sekolah-sekolah, pendidikan Pancasila bukan hanya materi kurikulum, melainkan
juga proses pembentukan karakter siswa. Ini melibatkan pembelajaran tentang nilai-nilai
Pancasila, sejarah perjuangan bangsa, semangat persatuan, gotong royong, dan kesadaran akan
hak dan kewajiban sebagai warga negara. Selain itu, lembaga non-formal seperti organisasi
keagamaan dan kemasyarakatan juga turut menyebarkan nilai-nilai Pancasila.

V. Keterlibatan Masyarakat Sipil dan Swasta dalam Mendorong Kesadaran Pancasila

Keterlibatan masyarakat sipil dan swasta memiliki peran yang penting dalam
mendorong kesadaran akan nilai-nilai Pancasila di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Masyarakat sipil, yang terdiri dari berbagai organisasi non-pemerintah, komunitas, dan
individu-individu yang berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial, dan swasta, yang mencakup
berbagai perusahaan dan entitas bisnis, memiliki potensi besar dalam memengaruhi
pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Pertama-tama, masyarakat sipil memainkan peran penting dalam memperkuat


kesadaran akan nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan-kegiatan sosial, edukatif, dan advokasi.
Organisasi non-pemerintah (NGO) dan komunitas-komunitas lokal sering kali menjadi agen
perubahan yang efektif dalam menyebarkan pesan-pesan yang berkaitan dengan Pancasila,
seperti nilai persatuan, keadilan, dan demokrasi. Melalui kegiatan seperti pelatihan, seminar,
dan kampanye sosial, masyarakat sipil dapat memberikan ruang bagi diskusi dan refleksi
tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.

Selain itu, masyarakat sipil juga dapat menjadi mitra penting bagi pemerintah dalam
merancang dan melaksanakan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran akan nilai-nilai Pancasila. Dengan keterlibatan aktif dari berbagai organisasi
masyarakat sipil, pemerintah dapat memastikan bahwa program-program tersebut
mencerminkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat secara lebih akurat. Kolaborasi antara
pemerintah dan masyarakat sipil juga dapat meningkatkan efektivitas dan dampak dari
program-program tersebut.

Di sisi lain, peran swasta dalam mendorong kesadaran akan nilai-nilai Pancasila juga
tidak kalah pentingnya. Sebagai salah satu sektor yang memiliki pengaruh besar dalam
kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat, perusahaan-perusahaan swasta memiliki
kesempatan untuk menyampaikan pesan-pesan yang positif tentang Pancasila melalui berbagai
kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) dan program-program pembangunan
masyarakat.
Gambar 2.1 Pancasila Dalam Kegiatan CSR (Sumber : https://www.neo-
demokrasi.com/bank-jatim-serahkan-csr-taman-benteng-pancasila/ )

Namun, dalam mendorong kesadaran akan nilai-nilai Pancasila, baik masyarakat sipil
maupun swasta juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Salah satu tantangan utama adalah
keberagaman masyarakat Indonesia itu sendiri, yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan
budaya. Dalam menghadapi tantangan ini, perlu adanya pendekatan yang inklusif dan sensitif
terhadap keberagaman tersebut, serta menghargai perspektif-perspektif yang berbeda dalam
memahami nilai-nilai Pancasila.

Selain itu, adanya ketidakpastian politik dan gejolak sosial juga dapat menjadi
hambatan dalam upaya mendorong kesadaran akan nilai-nilai Pancasila. Dalam situasi-situasi
konflik atau ketegangan politik, pesan-pesan yang berkaitan dengan Pancasila seringkali dapat
terdistorsi atau disalahgunakan untuk kepentingan politik tertentu. Oleh karena itu, perlu
adanya upaya-upaya untuk mempromosikan dialog dan rekonsiliasi dalam mengatasi
perbedaan dan konflik yang ada.
Penutup:

Pancasila tidak hanya sekadar sebuah konsep filosofis, tetapi merupakan pilar utama
dalam membentuk karakter dan jati diri bangsa Indonesia. Dalam menghadapi era digital,
penting bagi pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat sipil, dan sektor swasta untuk
bersinergi dalam menjaga dan memperkuat identitas nasional yang berdasarkan Pancasila.

Dengan demikian, dalam memasuki era digital ini, kita harus bersama-sama
memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap menjadi pilar yang kokoh dalam membangun
masa depan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia.

Kesimpulan:

Dalam konteks dinamika sosial dan teknologi yang terus berkembang, peran Pancasila
sebagai identitas nasional Indonesia menjadi semakin vital. Seiring dengan transformasi digital
yang membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, penting bagi kita untuk
memahami bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat tetap relevan dan terus tersebar di era digital.

Melalui upaya pendidikan yang melibatkan baik lembaga formal maupun non-formal,
serta dukungan dari pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta, nilai-nilai Pancasila dapat
diteruskan dan diperkuat. Masyarakat sipil memiliki peran penting dalam mempromosikan
kesadaran akan Pancasila melalui kegiatan-kegiatan sosial, edukatif, dan advokasi, sementara
perusahaan swasta dapat menyumbangkan sumber daya mereka melalui program CSR dan
inisiatif pembangunan masyarakat.

Namun, tantangan-tantangan seperti keberagaman masyarakat Indonesia dan


ketidakpastian politik memerlukan pendekatan yang hati-hati dan inklusif dalam
mempromosikan nilai-nilai Pancasila. Melalui kolaborasi lintas sektor dan kesadaran yang
tinggi akan pentingnya Pancasila sebagai fondasi moral dan spiritual bangsa, kita dapat
menghadapi tantangan-tantangan tersebut dengan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai