Anda di halaman 1dari 11

PENGUATAN PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK MEMBENTUK GENERASI

MUDA YANG BERKARAKTER KUAT

PENDAHULUAN

Indonesia, sebagai negara dengan keberagaman budaya, agama, dan suku bangsa,
memerlukan fondasi yang kuat untuk mempersatukan bangsa dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pancasila, sebagai ideologi negara, telah menjadi pilar utama dalam menciptakan
persatuan dan kesatuan di tengah keragaman ini. Dalam era modern yang kompleks dan serba
cepat ini, penting bagi bangsa Indonesia untuk memperkuat pendidikan Pancasila guna
membentuk generasi muda yang berkarakter kuat dan memiliki kepribadian yang kokoh.

Pendidikan Pancasila memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan
nilai-nilai yang kuat pada generasi muda. Melalui pendidikan ini, generasi muda
diperkenalkan pada nilai-nilai Pancasila sebagai landasan utama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan Pancasila bertujuan untuk
menginternalisasi dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila, seperti Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Nur dkk., 2023).

Dalam menghadapi perubahan zaman dan arus globalisasi, generasi muda dihadapkan pada
berbagai tantangan yang dapat mengikis nilai-nilai tradisional dan identitas bangsa. Teknologi
modern dan pengaruh budaya luar yang masif mempengaruhi pola pikir dan perilaku generasi
muda. Mereka sering kali terpapar pada pengaruh negatif seperti individualisme yang
berlebihan, materialisme, konsumerisme, dan radikalisme (Faridah dkk., 2021). Oleh karena
itu, penguatan pendidikan Pancasila menjadi sangat penting dalam upaya membentuk
generasi muda yang memiliki karakter yang kuat dan berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila.

Diharapkan melalui pendidikan Pancasila yang diperkuat, generasi muda dapat tumbuh
menjadi individu yang memiliki karakter kuat, etika yang baik, semangat nasionalisme yang
tinggi, serta sikap saling menghormati dan menerima perbedaan. Mereka akan menjadi
pemimpin masa depan yang bertanggung jawab, peduli terhadap kepentingan bangsa, dan
mampu berkontribusi positif dalam membangun masyarakat yang adil dan berkeadilan.
PEMBAHASAN

Peran Pendidikan Pancasila dalam Membentuk Karakter

Pendidikan Pancasila memainkan peran kunci dalam membentuk karakter yang kuat pada
generasi muda. Melalui pendidikan Pancasila, generasi muda diperkenalkan pada nilai-nilai
luhur Pancasila yang menjadi landasan utama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Pendidikan Pancasila membantu menginternalisasi dan mengamalkan nilai-
nilai fundamental seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam konteks pembentukan karakter, pendidikan Pancasila memberikan landasan moral


yang kuat bagi generasi muda. Melalui pemahaman dan penghayatan nilai-nilai Pancasila,
mereka diajarkan untuk memiliki integritas, etika yang baik, dan kesadaran akan tanggung
jawab terhadap masyarakat dan bangsa. Pendidikan Pancasila juga mendorong generasi muda
untuk mengembangkan sikap saling menghormati, toleransi, dan solidaritas, sehingga mereka
mampu berinteraksi dengan beragam budaya, agama, dan suku bangsa di Indonesia.

Pendidikan Pancasila membantu membentuk kesadaran nasionalisme yang tinggi pada


generasi muda. Mereka diberi pemahaman tentang sejarah dan kekayaan budaya Indonesia,
serta keberagaman yang menjadi kekuatan bangsa. Pendidikan Pancasila juga mengajarkan
pentingnya cinta tanah air dan kepedulian terhadap kepentingan bersama dalam membangun
bangsa yang lebih baik.

Pendidikan Pancasila juga berperan dalam membentuk kepemimpinan yang berkarakter pada
generasi muda. Melalui pendidikan ini, mereka diajarkan untuk memiliki kualitas
kepemimpinan yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila, seperti kejujuran, keadilan, dan
kebijaksanaan. Generasi muda didorong untuk mengambil inisiatif, berani menghadapi
tantangan, dan menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan berintegritas.

Pendidikan Pancasila memainkan peran kunci dalam membentuk karakter yang kuat pada
generasi muda. Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, generasi muda
dapat tumbuh menjadi individu yang memiliki moralitas yang baik, kesadaran nasionalisme
yang tinggi, kepemimpinan yang berkarakter, dan kesiapan untuk berkontribusi dalam
membangun masyarakat yang adil dan berkeadilan (Sulianti dkk., 2019)

Tantangan dan Hambatan Implementasi Pendidikan Pancasila


Implementasi pendidikan Pancasila di lembaga pendidikan tidaklah tanpa tantangan dan
hambatan. Beberapa tantangan yang dihadapi termasuk perubahan sosial dan budaya yang
cepat, pengaruh globalisasi, dan perkembangan teknologi informasi. Globalisasi membawa
pengaruh dari luar yang dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku generasi muda,
sehingga menantang nilai-nilai tradisional yang dijunjung tinggi dalam Pancasila. Selain itu,
perkembangan teknologi informasi yang pesat juga memperluas akses informasi, termasuk
informasi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Selain tantangan eksternal, terdapat juga tantangan internal dalam implementasi pendidikan
Pancasila di lembaga pendidikan. Kurikulum yang padat dan terfokus pada materi pelajaran
lain seringkali mengabaikan ruang yang cukup untuk pendidikan Pancasila. Pendidik
mungkin juga menghadapi keterbatasan pemahaman dan pengetahuan yang memadai tentang
Pancasila, sehingga menyulitkan mereka untuk menyampaikan dengan efektif kepada
generasi muda (Istianah & Susanti, 2021).

Tantangan lainnya adalah perbedaan latar belakang dan kondisi sosial ekonomi siswa.
Ketimpangan akses terhadap pendidikan berkualitas dan kurangnya fasilitas pendukung di
beberapa daerah atau sekolah dapat mempengaruhi implementasi pendidikan Pancasila secara
merata. Selain itu, adanya pemahaman yang berbeda-beda terkait Pancasila di kalangan
pendidik, siswa, dan masyarakat juga bisa menjadi hambatan dalam mengintegrasikan nilai-
nilai Pancasila secara konsisten dan menyeluruh.

Tantangan dan hambatan dalam implementasi pendidikan Pancasila tidak boleh menghalangi
upaya untuk memperkuat pendidikan ini. Diperlukan upaya kolaboratif dari pemerintah,
lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat untuk mengatasi tantangan tersebut.
Peningkatan pemahaman dan pengetahuan pendidik tentang Pancasila, pengembangan
kurikulum yang inklusif, dan penerapan metode pembelajaran yang inovatif adalah beberapa
langkah yang dapat diambil untuk mengatasi tantangan tersebut. Penting juga untuk
memperhatikan kebutuhan dan konteks lokal dalam implementasi pendidikan Pancasila agar
dapat mencapai dampak yang signifikan dalam membentuk karakter kuat pada generasi
muda.

Pendidikan Pancasila dalam Menghadapi Pengaruh Negatif Globalisasi

Pendekatan pendidikan Pancasila dapat menghadapi pengaruh negatif dari globalisasi dan
teknologi modern dengan strategi yang tepat. Pertama, pendidikan Pancasila harus mampu
mengadaptasi diri dengan perubahan zaman dan memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk
menyampaikan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda. Pemanfaatan teknologi dalam
pendidikan dapat dilakukan melalui platform pembelajaran online, konten edukatif yang
interaktif, dan penggunaan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan positif yang
berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila.

Pendidikan Pancasila perlu memperkuat pemahaman generasi muda tentang globalisasi dan
teknologi modern. Mereka perlu diberi pemahaman yang komprehensif tentang dampak
positif dan negatif dari globalisasi serta penggunaan teknologi yang bertanggung jawab.
Dalam konteks ini, pendidikan Pancasila dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya
mempertahankan nilai-nilai lokal dan identitas bangsa di tengah arus globalisasi yang kuat,
serta mengajarkan tentang penggunaan teknologi secara etis dan bertanggung jawab.

Membangun kesadaran kritis perlu dibangun pada generasi muda terhadap informasi yang
mereka terima dari teknologi dan media sosial. Mereka perlu dilatih untuk menjadi pengguna
yang bijak dan mampu menyaring informasi yang benar, akurat, dan sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Pendidikan Pancasila juga harus memberikan wawasan yang cukup tentang bahaya
dari radikalisme, ekstremisme, atau konten negatif lainnya yang dapat tersebar melalui media
digital (Fitriani & Dewi, 2021).

Pendidikan Pancasila perlu melibatkan keluarga dan masyarakat dalam membangun


kesadaran akan pentingnya nilai-nilai Pancasila di era globalisasi dan teknologi. Keluarga
dapat berperan sebagai agen utama dalam membentuk karakter anak-anak dengan
memberikan contoh dan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Masyarakat juga dapat mendukung pendidikan Pancasila melalui kegiatan sosial, organisasi
kemasyarakatan, dan partisipasi dalam kegiatan yang memperkuat nilai-nilai Pancasila.

Dengan pendekatan yang holistik dan adaptif, pendidikan Pancasila dapat menghadapi
pengaruh negatif dari globalisasi dan teknologi modern. Dalam hal ini, pendidikan Pancasila
berperan penting dalam membentuk generasi muda yang mampu memanfaatkan globalisasi
dan teknologi secara positif, sambil tetap teguh pada nilai-nilai luhur Pancasila sebagai
pondasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Metode dan Strategi dalam Memperkuat Pemahaman Pancasila

Terdapat beberapa strategi dan metode yang efektif dalam memperkuat pemahaman dan
penghayatan nilai-nilai Pancasila pada generasi muda. Pertama, pendekatan praktikum dan
pengalaman langsung dapat digunakan. Generasi muda perlu terlibat dalam kegiatan praktik
yang memungkinkan mereka menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam situasi nyata (Totok,
2018). Misalnya, melalui kegiatan seperti simulasi debat, permainan peran, atau proyek
sosial, mereka dapat belajar tentang pentingnya kerjasama, keadilan, dan kesetaraan dalam
konteks kehidupan sehari-hari.

Generasi muda perlu diberi ruang untuk berbicara, bertanya, dan berdiskusi tentang nilai-nilai
Pancasila. Melalui dialog yang terbuka, mereka dapat memahami sudut pandang yang
beragam dan belajar menghargai perbedaan. Diskusi juga dapat digunakan untuk
menganalisis isu-isu kontemporer dan bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat diaplikasikan
dalam pemecahan masalah di dunia nyata.

Metode pembelajaran yang interaktif dan kreatif juga efektif dalam memperkuat pemahaman
dan penghayatan nilai-nilai Pancasila. Menggunakan pendekatan multimedia, gamifikasi,
atau pendekatan seni seperti drama atau seni lukis, dapat membuat pembelajaran lebih
menarik dan relevan bagi generasi muda. Pendekatan ini memungkinkan mereka untuk
mengaitkan nilai-nilai Pancasila dengan pengalaman pribadi, sehingga memperkuat
pemahaman dan penghayatan mereka.

Pemanfaatan teknologi informasi dan media sosial dapat menjadi strategi yang efektif dalam
memperkuat pemahaman nilai-nilai Pancasila. Konten edukatif yang menarik dan bermakna
dapat disebarkan melalui platform digital, termasuk video pendek, podcast, atau platform
pembelajaran daring. Dengan cara ini, generasi muda dapat belajar tentang nilai-nilai
Pancasila secara interaktif dan fleksibel sesuai dengan gaya belajar mereka.

Melibatkan peran model atau tokoh inspiratif dalam pembelajaran juga penting. Generasi
muda dapat terinspirasi dan terpengaruh oleh figur yang mewakili nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan nyata. Melalui cerita, pengalaman, atau wawancara dengan tokoh-tokoh yang
memiliki integritas, keadilan, dan semangat nasionalisme, generasi muda dapat memperkuat
penghayatan mereka terhadap nilai-nilai Pancasila.

Strategi dan metode efektif dalam memperkuat pemahaman dan penghayatan nilai-nilai
Pancasila pada generasi muda meliputi pendekatan praktikum, dialog dan diskusi terbuka,
metode pembelajaran interaktif dan kreatif, pemanfaatan teknologi informasi, serta
melibatkan peran model atau tokoh inspiratif. Dengan pendekatan yang beragam dan inovatif,
pendidikan Pancasila dapat memastikan generasi muda memiliki pemahaman yang mendalam
dan penghayatan yang kuat terhadap nilai-nilai luhur Pancasila.
Peran Pemerintah, Lembaga Pendidikan, Keluarga dan Masyarakat dalam Pendidikan
Pancasila

Peran pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat sangat penting dalam
mendorong pendidikan Pancasila yang efektif pada generasi muda. Pertama, pemerintah
memiliki tanggung jawab untuk menciptakan kebijakan dan regulasi yang mendukung
pendidikan Pancasila. Hal ini meliputi pengembangan kurikulum yang memadukan nilai-nilai
Pancasila ke dalam semua tingkatan pendidikan, penyediaan sumber daya dan fasilitas yang
memadai untuk pembelajaran Pancasila, serta pelatihan dan pengembangan konten untuk
para pendidik agar dapat mengajar dengan efektif.

Lembaga pendidikan, baik itu sekolah, universitas, maupun lembaga pelatihan, memiliki
peran sentral dalam menyampaikan pendidikan Pancasila. Mereka bertanggung jawab untuk
merancang dan melaksanakan program pendidikan yang mencakup pemahaman dan
penghayatan nilai-nilai Pancasila. Selain itu, lembaga pendidikan juga perlu memperkuat
kompetensi dan kualifikasi pendidik dalam mengajar materi Pancasila serta memastikan
adanya suasana pembelajaran yang inklusif, interaktif, dan memotivasi generasi muda untuk
menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan mereka (Rudiawan & Asmaroini,
2022).

Keluarga juga memiliki peran yang signifikan dalam mendorong pendidikan Pancasila.
Sebagai lingkungan pertama dan utama bagi pendidikan anak, keluarga memiliki tanggung
jawab untuk memberikan contoh dan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Orang tua perlu menjadi panutan yang memperlihatkan kepedulian terhadap
kebhinekaan, keadilan, persatuan, dan nilai-nilai lain yang terkandung dalam Pancasila.
Melalui komunikasi, diskusi, dan partisipasi dalam kegiatan keluarga yang berorientasi pada
nilai-nilai Pancasila, keluarga dapat membantu membentuk karakter yang kuat pada generasi
muda.

Masyarakat juga memiliki peran aktif dalam mendorong pendidikan Pancasila yang efektif.
Masyarakat dapat menjadi sumber inspirasi dan dukungan bagi generasi muda dalam
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nyata. Melalui kegiatan sosial, kegiatan
keagamaan, organisasi kemasyarakatan, dan partisipasi dalam kegiatan yang memperkuat
nilai-nilai Pancasila, masyarakat dapat memberikan lingkungan yang mendukung
pengembangan karakter dan pemahaman generasi muda terhadap nilai-nilai luhur Pancasila.
Kerjasama yang erat antara pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat,
pendidikan Pancasila dapat menjadi lebih efektif dalam membentuk generasi muda yang
memiliki pemahaman yang mendalam dan penghayatan yang kuat terhadap nilai-nilai
Pancasila. Kolaborasi ini juga memungkinkan penyebaran pendidikan Pancasila yang
menyeluruh dan terintegrasi, sehingga nilai-nilai luhur Pancasila dapat menjadi pijakan yang
kokoh dalam membangun masyarakat yang berkeadilan, demokratis, dan berkebudayaan
tinggi.

Peran Lembaga Pendidikan dalam Mengembangkan Kurikulum Pendidikan Pancasila

Peran dan keterlibatan lembaga pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan program
pendidikan Pancasila yang relevan dan efektif sangat penting dalam membentuk generasi
muda yang memiliki pemahaman mendalam dan penghayatan yang kuat terhadap nilai-nilai
Pancasila.

Pertama, lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab untuk merancang kurikulum yang
mencakup pembelajaran nilai-nilai Pancasila di semua tingkatan pendidikan. Kurikulum
tersebut harus dirancang secara komprehensif dan terintegrasi, memperhitungkan
perkembangan dan kebutuhan peserta didik. Melalui kurikulum yang berbasis Pancasila,
lembaga pendidikan dapat memastikan bahwa pembelajaran nilai-nilai Pancasila tidak hanya
bersifat teoretis, tetapi juga terkait dengan konteks kehidupan nyata peserta didik.

Kedua, lembaga pendidikan perlu mengembangkan program pendidikan Pancasila yang


inovatif dan relevan dengan zaman. Program pendidikan tersebut dapat mencakup metode
pengajaran yang interaktif, studi kasus, diskusi kelompok, permainan peran, dan kegiatan
praktik yang memungkinkan generasi muda untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila
secara aktif. Selain itu, lembaga pendidikan juga perlu memperhatikan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi serta mengintegrasikannya dalam pendidikan Pancasila,
sehingga generasi muda dapat mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam konteks digital
dan global.

Lembaga pendidikan dapat melibatkan pendidik dan tenaga pengajar dalam pengembangan
kurikulum dan program pendidikan Pancasila. Mereka dapat mengambil peran aktif dalam
merancang materi pembelajaran, mengembangkan metode pengajaran yang inovatif, serta
berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam mengajar nilai-nilai Pancasila (Nurjannah
dkk., 2021). Kolaborasi antara pendidik dan lembaga pendidikan juga penting untuk
memastikan keberlanjutan dan kontinuitas pendidikan Pancasila yang efektif.
Lembaga pendidikan juga dapat menjalin kemitraan dengan institusi pemerintah, organisasi
masyarakat, dan sektor industri untuk memperkaya program pendidikan Pancasila. Dengan
melibatkan pemangku kepentingan eksternal, lembaga pendidikan dapat memperluas jaringan
dan sumber daya yang mendukung pendidikan Pancasila, serta menghadirkan perspektif yang
beragam dalam pembelajaran nilai-nilai Pancasila.

Dengan peran dan keterlibatan lembaga pendidikan yang kuat dalam mengembangkan
kurikulum dan program pendidikan Pancasila yang relevan dan efektif, generasi muda dapat
memperoleh pemahaman yang mendalam dan penghayatan yang kuat terhadap nilai-nilai
Pancasila. Hal ini akan membantu mereka membangun karakter yang kokoh, menghormati
kebhinekaan, dan mampu berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.

Penerapan Pendidikan Pancasila dalam Mengatasi Masalah Sosial

Penerapan pendidikan Pancasila dapat menjadi salah satu upaya yang efektif dalam
mengatasi masalah sosial yang dihadapi oleh generasi muda, seperti radikalisme, narkoba,
dan perilaku negatif lainnya (Nadya & Adhari, 2022). Pendidikan Pancasila yang berfokus
pada pembentukan karakter dan nilai-nilai luhur dapat memberikan landasan moral dan etika
yang kuat bagi generasi muda.

Pertama, pendidikan Pancasila dapat membantu melawan radikalisme dengan mengajarkan


nilai-nilai kebhinekaan, toleransi, dan menghargai perbedaan. Melalui pemahaman yang
mendalam tentang Pancasila, generasi muda dapat memahami pentingnya menghormati hak
asasi manusia, kebebasan beragama, dan nilai-nilai demokrasi. Mereka juga akan belajar
untuk memahami bahwa kekerasan dan ekstremisme bukanlah jalan yang tepat untuk
menyelesaikan konflik dan perbedaan pendapat.

Kedua, pendidikan Pancasila dapat memberikan pemahaman yang kuat tentang bahaya dan
dampak negatif narkoba. Generasi muda akan diajarkan tentang nilai-nilai kesehatan,
kebugaran, dan menjaga integritas diri. Mereka akan memahami pentingnya mengambil
keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab terkait penggunaan narkoba. Dengan
pemahaman yang kuat tentang Pancasila, generasi muda dapat membangun ketahanan diri
terhadap tekanan dari lingkungan sekitar yang mungkin mempengaruhi mereka untuk
menggunakan narkoba.

Pendidikan Pancasila juga dapat membantu mengatasi perilaku negatif lainnya, seperti
kenakalan remaja, perundungan (bullying), dan konflik antargrup. Generasi muda akan
diajarkan nilai-nilai persaudaraan, gotong royong, dan keadilan. Mereka akan mempelajari
pentingnya menghargai dan memahami perbedaan, serta bekerja sama dalam menciptakan
lingkungan yang aman dan harmonis. Dengan memahami Pancasila secara mendalam,
generasi muda akan memiliki dasar moral yang kuat untuk mengatasi perilaku negatif dan
membangun hubungan yang sehat dengan sesama.

Penerapan pendidikan Pancasila dapat berperan penting dalam mengatasi masalah sosial yang
dihadapi oleh generasi muda. Melalui pemahaman dan penghayatan nilai-nilai Pancasila,
generasi muda dapat mengembangkan karakter yang kuat, menghargai perbedaan,
menghindari perilaku negatif, dan berkontribusi positif bagi masyarakat (Octavia & Rube'i,
2017). Pendidikan Pancasila merupakan langkah strategis dalam membangun generasi muda
yang tangguh dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi.

KESIMPULAN

Pendidikan Pancasila memiliki peran yang penting dalam membentuk karakter kuat pada
generasi muda. Dengan memperkuat pemahaman dan penghayatan nilai-nilai Pancasila,
generasi muda dapat menghadapi tantangan dan hambatan dalam kehidupan mereka dengan
sikap yang positif dan bertanggung jawab. Melalui pendidikan Pancasila, generasi muda
dapat mengatasi pengaruh negatif dari globalisasi dan teknologi modern, serta mampu
mengembangkan sikap inklusif, toleransi, dan rasa cinta terhadap bangsa dan negara.

Penerapan pendidikan Pancasila juga dapat membantu mengatasi masalah sosial yang
dihadapi oleh generasi muda, seperti radikalisme, narkoba, dan perilaku negatif lainnya.
Melalui pemahaman nilai-nilai kebhinekaan, kesehatan, keadilan, dan persaudaraan yang
ditanamkan dalam pendidikan Pancasila, generasi muda dapat membangun ketahanan diri,
mengambil keputusan yang bijaksana, dan menciptakan lingkungan yang harmonis dan aman.

Peran aktif pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat sangat penting dalam
mendorong pendidikan Pancasila yang efektif. Dalam pengembangan kurikulum dan program
pendidikan Pancasila yang relevan dan efektif, lembaga pendidikan memiliki peran sentral.
Kolaborasi antara pendidik, pemerintah, keluarga, dan masyarakat dapat memperkuat
implementasi pendidikan Pancasila dan mendukung pembentukan karakter kuat pada
generasi muda.
Evaluasi dan pengukuran efektivitas pendidikan Pancasila juga diperlukan untuk memastikan
bahwa tujuan pendidikan tersebut tercapai. Metode evaluasi yang holistik dan komprehensif,
seperti observasi langsung, instrumen penilaian, wawancara, dan diskusi kelompok, dapat
digunakan untuk melihat perkembangan karakter individu, partisipasi dalam kegiatan sosial,
dan kontribusi positif terhadap bangsa dan negara.

Dengan demikian, pendidikan Pancasila memiliki potensi besar dalam membentuk generasi
muda yang berkarakter kuat, menghadapi tantangan zaman, dan berkontribusi positif bagi
kehidupan bermasyarakat. Dengan melibatkan semua pemangku kepentingan dan
memastikan implementasi yang efektif, pendidikan Pancasila dapat menjadi landasan yang
kokoh dalam membangun bangsa Indonesia yang berdaya saing, berkeadilan, dan
berkehidupan harmonis.

DAFTAR PUSTAKA

Faridah, T. N., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. (2021). Meningkatkan Karakter Generasi
Muda di Era 5.0 Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 5(3), 7310-7314.

Fitriani, D., & Dewi, D. A. (2021). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam


Pengimplementasian Pendidikan Karakter. Jurnal Kewarganegaraan, 5(2), 489-499.

Istianah, A., & Susanti, R. P. (2021). Pendidikan pancasila sebagai upaya membentuk
karakter pelajar pancasila. Jurnal Gatranusantara, 19(2), 202-207.

Nadya, A., & Adhari, N. R. (2022). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Upaya
Diradikalisasi Generasi Muda. JPK (Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan), 6(2),
33-42.

Nur, R. A. P., Truvadi, L. A., Agustina, R. T., & Salam, I. F. B. (2023). Peran Pendidikan
Pancasila dalam Membentuk Karakter Bangsa Indonesia: Tinjauan dan Implikasi.
Advanced In Social Humanities Research, 1(4), 501-510.

Nurjanah, I. J., Furnamasari, Y. F., & Dewi, D. A. (2021). Pembangunan Karakter Bangsa
Melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), 9435-9439.
Octavia, E., & Rube’i, M. A. (2017). Penguatan pendidikan karakter berbasis pancasila untuk
membentuk mahasiswa prodi ppkn menjadi warga negara yang baik dan cerdas.
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 4(1), 111-124.

Rudiawan, R., & Asmaroini, A. P. (2022). Peran Guru Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dalam Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Sekolah. EDUPEDIA,
6(1), 55-63.

Sulianti, A., Safitri, R. M., & Gunawan, Y. (2019). Implementasi Pendidikan


Kewarganegaraan Berbasis Kearifan Lokal dalam Membangun Karakter Generasi
Muda Bangsa. Integralistik, 30(2), 100-106.

Totok, T. (2018). Aktualisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Pendidikan Kewarganegaraan


Sebagai Peneguh Karakter Kebangsaan. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 8(2),
171-186.

Anda mungkin juga menyukai