Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PANGAN, GIZI, DAN KESEHATAN TEMPE

Disusun Oleh
Nama : Natasya Ribka Hernalia Rumayauw
NIM : 4411422028

PROGRAM STUDI BIOLOGI MURNI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
ABSTRAK
Tempe merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari biji
kedelai yang difermentasi oleh jamur Rhizopus oligosporus. Selain menjadi makanan
pokok di Indonesia, tempe juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
Pangan tempe kaya akan nutrisi, seperti protein, serat, vitamin B kompleks, zat besi,
kalsium, dan fosfor. Konsumsi tempe dapat membantu meningkatkan kesehatan
pencernaan, menjaga kesehatan tulang dan gigi, serta memperkuat sistem kekebalan
tubuh.
Selain itu, tempe juga diketahui memiliki kandungan senyawa bioaktif, seperti isoflavon
dan saponin, yang dapat membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular,
diabetes, dan kanker. Tempe juga diketahui dapat membantu menurunkan kadar
kolesterol darah.
Namun, perlu diingat bahwa tempe juga mengandung purin yang tinggi, sehingga
konsumsi tempe sebaiknya dibatasi bagi orang yang memiliki masalah kesehatan
tertentu, seperti asam urat dan batu ginjal.
Dalam rangka memanfaatkan manfaat kesehatan tempe, penting untuk mengonsumsinya
secara seimbang dan teratur dalam pola makan sehari-hari. Selain itu, diperlukan juga
pengolahan tempe yang benar, sehingga kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif yang
terkandung di dalamnya dapat terjaga dengan baik.
Kata Kunci : Pangan, Gizi, Kesehatan, Tempe

ABSTRACT
Tempeh is a traditional Indonesian food made from soybean seeds fermented by
Rhizopus oligosporus fungus. Besides being a staple food in Indonesia, tempeh also has
many health benefits.
Tempe food is rich in nutrients, such as protein, fiber, vitamin B complex, iron, calcium,
and phosphorus. Tempe consumption can help improve digestive health, maintain
healthy bones and teeth, and strengthen the immune system.
Tempeh is also known to contain bioactive compounds, such as isoflavones and
saponins, which can help reduce the risk of cardiovascular disease, diabetes and
cancer. Tempeh is also known to help lower blood cholesterol levels.
However, keep in mind that tempeh is also high in purines, so tempeh consumption
should be limited for people who have certain health problems, such as gout and kidney
stones.
In order to take advantage of the health benefits of tempeh, it is important to consume it
in a balanced and regular manner in your daily diet. In addition, it is also necessary to
process tempeh properly, so that the nutritional content and bioactive compounds
contained in it can be maintained properly.
Keywords: Food, Nutrition, Health, Tempeh

PENDAHULUAN
Tempe merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari biji
kedelai yang difermentasi oleh jamur Rhizopus sp. Tempe memiliki sejarah yang
panjang di Indonesia dan telah menjadi bagian dari budaya makan masyarakat Indonesia
sejak ratusan tahun yang lalu (Astawan, 2013).
Menurut sejarah, tempe pertama kali ditemukan di Pulau Jawa pada abad ke-16 oleh
seorang biksu bernama Sang Hyang Juru. Beliau menemukan biji kedelai yang telah
difermentasi oleh jamur Rhizopus sp dan mengonsumsinya sebagai sumber protein.
Seiring dengan perkembangan zaman, tempe semakin populer dan menjadi salah satu
makanan yang sangat dikenal di Indonesia (Purba, 2018).
Selain di Indonesia, tempe juga dikenal di negara-negara Asia seperti Malaysia,
Singapura, dan Thailand. Di luar Asia, tempe juga mulai dikenal di Amerika Utara,
Eropa, dan Australia sebagai makanan yang sehat dan bergizi (Pradeksa, dkk, 2014).
Namun, meskipun tempe telah menjadi makanan tradisional yang sangat populer di
Indonesia, tetapi masih ada beberapa negara di luar Indonesia yang belum terlalu
familiar dengan makanan ini. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk memperkenalkan
tempe ke masyarakat internasional sebagai salah satu makanan sehat dan bergizi yang
berasal dari Indonesia. Namun, meskipun tempe telah menjadi bagian dari makanan
tradisional Indonesia selama berabad-abad, masih banyak masyarakat yang kurang
memahami manfaat kesehatan dari tempe dan kurang mengonsumsinya secara teratur
(Astawan, 2013).
Selain itu, Indonesia juga memiliki masalah gizi ganda, di mana terjadi kekurangan gizi
dan kelebihan gizi di berbagai daerah. Oleh karena itu, konsumsi pangan yang sehat dan
bergizi, seperti tempe, menjadi penting untuk memenuhi kebutuhan gizi dan menjaga
kesehatan masyarakat (Koeryaman & Ermiati, 2018).
Dalam konteks ini, diperlukan pemahaman yang lebih baik tentang nutrisi dan manfaat
kesehatan dari tempe, serta bagaimana cara meningkatkan konsumsi tempe sebagai
pangan yang sehat dan bergizi. Hal ini dapat dilakukan melalui penelitian dan edukasi
kepada masyarakat tentang manfaat tempe serta kampanye untuk meningkatkan
konsumsi tempe sebagai pangan yang sehat dan bermanfaat bagi kesehatan. Dengan
demikian, diharapkan dapat tercipta masyarakat yang lebih sehat dan produktif (Bastian,
et all 2013).
Pangan, gizi, dan kesehatan adalah tiga hal yang saling terkait dan sangat penting bagi
kesejahteraan manusia. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus
dipenuhi setiap hari untuk menjaga kelangsungan hidup dan kesehatan tubuh. Gizi yang
baik dan seimbang dari pangan yang dikonsumsi sangat penting untuk menjaga
kesehatan tubuh dan mencegah berbagai penyakit (Suhaimi, 2019).
Di sisi lain, kekurangan gizi dan konsumsi pangan yang tidak sehat dapat menyebabkan
berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan kanker.
Oleh karena itu, memperhatikan asupan gizi dan kualitas pangan yang dikonsumsi
sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah penyakit (Purwiyatno.
2019). Selain itu, peran pangan dan gizi juga sangat penting dalam menjaga kesehatan
mental dan emosional. Kekurangan gizi dan asupan pangan yang tidak memadai dapat
menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan
perilaku.
Dalam konteks global, masalah pangan dan gizi masih menjadi tantangan yang besar,
terutama di negara-negara berkembang. Beberapa faktor yang mempengaruhi masalah
pangan dan gizi di antaranya adalah kemiskinan, kurangnya akses terhadap pangan yang
berkualitas, perubahan iklim, dan perubahan gaya hidup (George. 2017).
Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang terus-menerus dalam meningkatkan akses
terhadap pangan yang sehat dan bergizi serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya mengonsumsi pangan yang sehat dan bergizi untuk menjaga kesehatan
tubuh dan mencegah berbagai penyakit.
Dalam beberapa tahun terakhir, tempe semakin mendapat perhatian dari masyarakat
Indonesia maupun dunia sebagai makanan alternatif yang sehat dan ramah lingkungan.
Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman dan pengetahuan tentang manfaat kesehatan
yang terkandung dalam tempe, serta cara memanfaatkannya dengan baik dalam pola
makan sehari-hari. Dengan pemahaman yang tepat tentang tempe, diharapkan
masyarakat dapat memilih dan mengonsumsi pangan dengan lebih sehat dan bervariasi.

PEMBAHASAN
Pangan, Gizi, dan Kesehatan Tempe merupakan topik yang sangat penting untuk
dibahas karena tempe adalah salah satu pangan tradisional Indonesia yang sangat
bergizi dan memiliki manfaat kesehatan yang beragam. Tempe diperoleh dari
fermentasi biji kedelai dengan menggunakan jamur Rhizopus sp, yang menghasilkan
senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai prebiotik dan probiotik (Astari, 2019).
Beberapa manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari konsumsi tempe adalah (Bastian,
et all 2013):
1. Sumber protein yang baik: Tempe merupakan sumber protein nabati yang sangat
baik dan kaya akan asam amino esensial. Protein pada tempe juga mudah dicerna
dan diserap oleh tubuh manusia.
2. Sumber vitamin B kompleks: Tempe mengandung vitamin B kompleks seperti
vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niacin), dan vitamin B6
(piridoksin) yang sangat penting untuk kesehatan tubuh.
3. Sumber mineral: Tempe mengandung mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor, dan
kalium yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh.
4. Mengandung senyawa bioaktif: Tempe mengandung senyawa bioaktif seperti
isoflavon yang berfungsi sebagai antioksidan dan dapat membantu mengurangi
risiko penyakit degeneratif, seperti penyakit kardiovaskular dan kanker.
5. Menjaga kesehatan pencernaan: Tempe mengandung serat pangan yang cukup
tinggi, sehingga dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah
sembelit.
Selain itu, tempe juga rendah lemak dan kalori, sehingga cocok dikonsumsi sebagai
pangan sehat bagi orang yang sedang menjalankan program diet (Astawan, 2013).
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi tempe, seperti:
1. Kualitas bahan baku: Kualitas kedelai yang digunakan dalam pembuatan tempe
sangat mempengaruhi kualitas dan manfaat kesehatan dari tempe itu sendiri.
2. Proses pengolahan: Proses pengolahan tempe yang kurang higienis dapat
menghasilkan tempe yang tidak sehat dan tidak aman untuk dikonsumsi.
3. Penggunaan bahan tambahan: Beberapa produsen tempe mungkin menambahkan
bahan tambahan seperti pengawet atau tepung untuk mempercepat proses
pembuatan dan meningkatkan rasa. Namun, hal ini dapat mengurangi kandungan
nutrisi dari tempe dan meningkatkan risiko kesehatan.
Dalam keseluruhan, konsumsi tempe secara teratur dan dalam porsi yang seimbang
dapat memberikan manfaat kesehatan yang baik bagi tubuh. Oleh karena itu, perlu ada
upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat kesehatan dari tempe
dan cara yang benar untuk mengonsumsinya.
Pangan, Gizi, dan Kesehatan Tempe merupakan topik yang terkait dengan kandungan
nutrisi dan manfaat kesehatan dari makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari
kedelai fermentasi, yaitu tempe. Berikut adalah pembahasan mengenai Pangan, Gizi,
dan Kesehatan Tempe (Astawan, 2013):
1. Komposisi Nutrisi Tempe
Tempe mengandung nutrisi yang cukup lengkap dan bervariasi, seperti protein,
serat, vitamin B kompleks, zat besi, kalsium, dan fosfor. Kandungan protein tempe
terbilang tinggi, yaitu sekitar 20-22 gram per 100 gram, dan kandungan seratnya
mencapai sekitar 5-7 gram per 100 gram. Selain itu, tempe juga mengandung lemak
yang sehat, seperti asam lemak tak jenuh tunggal dan ganda.
2. Kandungan Senyawa Bioaktif dalam Tempe
Tempe juga mengandung senyawa bioaktif yang memiliki manfaat kesehatan,
seperti isoflavon dan saponin. Isoflavon dalam tempe diketahui dapat membantu
mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan kanker, serta membantu mengurangi
gejala menopause. Sementara itu, saponin dalam tempe diketahui memiliki efek
antioksidan dan dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Harahap,
Lubis & Kaban, 2018).
3. Manfaat Kesehatan Tempe
Konsumsi tempe secara teratur dan seimbang dapat membantu menjaga kesehatan
pencernaan, karena kandungan seratnya dapat membantu mengurangi risiko
sembelit dan meningkatkan pertumbuhan bakteri baik di dalam usus. Selain itu,
tempe juga dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan gigi, karena
mengandung kalsium dan fosfor yang penting untuk pembentukan tulang dan gigi
yang kuat.
Tempe juga diketahui dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, karena
kandungan nutrisi dan senyawa bioaktifnya yang berperan sebagai antioksidan dan
membantu mengurangi peradangan dalam tubuh. Selain itu, tempe juga dapat
membantu menurunkan kadar kolesterol darah, sehingga dapat membantu mencegah
penyakit jantung dan stroke (Azizah, 2020).
4. Batasan Konsumsi Tempe
Meskipun memiliki banyak manfaat kesehatan, tempe sebaiknya tidak dikonsumsi
secara berlebihan, terutama bagi orang yang memiliki masalah kesehatan tertentu,
seperti asam urat dan batu ginjal, karena tempe mengandung purin yang tinggi.
Selain itu, tempe yang tidak diolah dengan benar juga dapat menyebabkan
keracunan makanan, sehingga perlu diperhatikan cara pengolahan dan
penyimpanannya.
5. Pengolahan Tempe yang Benar
Pengolahan tempe yang benar dapat membantu menjaga kandungan nutrisi dan
senyawa bioaktifnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan
tempe, antara lain:
a. Pilih kedelai yang bersih dan berkualitas baik.
b. Bersihkan kedelai dan rendamkan selama beberapa jam sebelum direndam
dalam air untuk beberapa jam.
c. Setelah direndam, kedelai dihaluskan dan dicampurkan dengan ragi tempe yang
sudah dihaluskan juga.
d. Adonan kemudian dipadatkan dalam wadah dan dibiarkan dalam kondisi yang
lembab selama kurang lebih 24 jam.
e. Setelah proses fermentasi selesai, tempe siap untuk diolah menjadi berbagai
hidangan yang lezat dan sehat.
6. Cara Konsumsi Tempe
Tempe dapat dikonsumsi dengan berbagai cara, baik sebagai lauk-pauk, camilan,
maupun bahan dasar makanan lain, seperti bakso, sosis, atau nugget. Untuk
mendapatkan manfaat kesehatan dari tempe, sebaiknya dikonsumsi secara teratur
dan dalam porsi yang seimbang, yaitu sekitar 1-2 porsi per hari atau sekitar 50-100
gram per porsi.
Dalam rangka memaksimalkan manfaat kesehatan dari tempe, sebaiknya
dikombinasikan dengan pola makan yang seimbang dan gaya hidup sehat, seperti
olahraga secara teratur, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol
secara berlebihan.
7. Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Mendorong Konsumsi Tempe
a. Pemerintah dan masyarakat memegang peran penting dalam mendorong
konsumsi tempe sebagai pangan yang sehat dan bermanfaat bagi kesehatan.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:
b. Pemerintah dapat menggalakkan kampanye tentang manfaat kesehatan tempe
dan meningkatkan aksesibilitas tempe yang berkualitas baik.
c. Masyarakat dapat memilih dan mengonsumsi tempe dengan cara yang benar,
serta berbagi informasi mengenai manfaat kesehatan tempe kepada keluarga dan
teman-teman.
d. Para produsen dan pedagang dapat memastikan kualitas dan keamanan tempe
yang dihasilkan dan diperjualbelikan.
e. Pelaku usaha dan pemerintah dapat melakukan penelitian dan inovasi dalam
pengembangan produk tempe yang lebih beragam dan inovatif.
Dengan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, produsen, dan pelaku usaha,
diharapkan konsumsi tempe dapat meningkat dan memberikan manfaat kesehatan yang
maksimal bagi masyarakat Indonesia.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tempe merupakan pangan yang kaya
akan gizi dan memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan. Tempe kaya akan protein,
serat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, tempe juga
mengandung senyawa bioaktif yang dapat membantu mencegah berbagai penyakit,
seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker.
Proses fermentasi yang dilakukan pada tempe juga membantu meningkatkan kandungan
nutrisi dan memecah zat-zat antinutrisi dalam kedelai, sehingga lebih mudah dicerna
oleh tubuh dan tidak menyebabkan gangguan pencernaan. Selain itu, tempe juga rendah
lemak dan kolesterol, sehingga baik untuk kesehatan jantung.
Konsumsi tempe secara teratur dan dalam porsi yang seimbang dapat membantu
memenuhi kebutuhan gizi dan menjaga kesehatan tubuh. Oleh karena itu, pemerintah
dan masyarakat perlu bekerja sama dalam mendorong konsumsi tempe sebagai pangan
yang sehat dan bermanfaat bagi kesehatan. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta
masyarakat yang lebih sehat dan produktif.
Saran
1. Konsumsi tempe secara teratur dan dalam porsi yang seimbang, yaitu sekitar 1-2
porsi per hari atau sekitar 50-100 gram per porsi. Kombinasikan dengan pola makan
yang seimbang dan gaya hidup sehat untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang
optimal.
2. Pilih tempe yang dihasilkan dari kedelai yang berkualitas baik dan diproses dengan
cara yang higienis untuk menjaga keamanan dan kualitas tempe.
3. Lakukan proses pengolahan tempe dengan benar dan sesuai dengan standar, seperti
merendam kedelai dalam air selama beberapa jam sebelum digiling dan
difermentasi.
4. Jangan terlalu banyak menambahkan bahan tambahan pada tempe, seperti tepung
atau pengawet, karena dapat mengurangi kandungan nutrisi dan manfaat kesehatan
dari tempe.
5. Selain dikonsumsi sebagai lauk-pauk, tempe juga bisa diolah menjadi camilan yang
sehat dan lezat, seperti tempe mendoan atau tempe goreng tepung.
6. Edukasi masyarakat tentang manfaat kesehatan dari tempe dan menggalakkan
kampanye untuk meningkatkan konsumsi tempe sebagai pangan yang sehat dan
bermanfaat bagi kesehatan.
Dengan menerapkan saran-saran di atas, diharapkan konsumsi tempe dapat memberikan
manfaat kesehatan yang optimal bagi masyarakat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Astari, G.R. 2019. 5 Manfaat Makan Tempe Bagi Kesehatan.
Astawan, M. 2013. Jangan Takut Makan Enak: Sehat Dengan Makanan Tradisional.
Jilid 2. PT Kompas Media Nusantara. Jakarta.
Azizah, K. 2020. 12 Manfaat Tempe Bagi Kesehatan, Makanan Murah Dengan Khasiat
Mahal.
Bastian, F., Ishak, E., Tawali, A. B., & Bilang, M. (2013). Daya Terima dan Kandungan
Zat Gizi Formula Tepung Tempe Dengan Penambahan Semi Refined
Carrageenan dan Bubuk Kakao. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 2(1).
Harahap, R. H., Lubis, Z., & Kaban, J. (2018). Komponen Flavor Volatil Tempe yang
Dibungkus dengan Daun Pisang dan Plastik. Agritech, 38(2), 194-199.
Hariyado, Purwiyatno. 2019. Gizi dan Kesehatan: Tantangan Industri Pangan.
Koeryaman, M. T., & Ermiati, E. (2018). Adaptasi gejala perimenopause dan
pemenuhan kebutuhan seksual wanita usia 50-60 tahun. MEDISAINS, 16(1),
21-30.
Krucik, George. 2017. Food and Nutrition.
Purba, H. H., & Maarif, M. S. (2018). Pengembangan Produk Makanan Cokelat
Berbasis Preferensi Konsumen. Journal of Agroindustrial Technology, 28(1).
Pradeksa, Y., Darwanto, D. H., & Masyhuri, M. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI IMPOR GANDUM INDONESIA. Agro Ekonomi, 25(1)
Suhaimi, A. (2019). Pangan, gizi, dan kesehatan. Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai