Anda di halaman 1dari 11

OM SWASTIASTU

TELAAH KEBIASAAN
MAKAN
Kelompok 4:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Aditya Sintya Devi P07131215001


Ni Made Istriana Pramadewi P07131215002
Ni Nyoman Aryastri Sandjiwani P07131215003
Kadek Hepi Gita P07131215005
Ni Made Tika Kasmuri
P07131215008
Ni Wayan Ermiyati P07131215010
Ni Nengah Merta Dewi
P07131215013
Ni Putu Dian Suryani Dewi P07131215021

Kebiasaan makan
Menurut den Hartog (1995) kebiasaan
makan dapat dibentuk oleh lingkungan
sekitar dimana seseorang hidup. Adapun
beberapa variabel lingkungan yang
berpengaruh terhadap kebiasaan makan
suatu masyarakat adalah lingkungan hidup
yang meliputi topografi, keadaan tanah,
iklim, dan flora, lingkungan budaya (sistem
produksi pertanian) dan populasi (kelahiran,
kematian, migrasi, pertambahan penduduk,
umur dan jenis kelamin).

Pada jurnal hasil penelitian khususnya


Pola makan pada siswa kelebihan gizi di
SDK Soverdi, Tuban Kuta-Bali dapat
dikatakan siswa tersebut mempunyai
kebiasaan makan yang salah karena
factor lingkungan maupun kurangnya
pengetahuan ibu tentang memilih dan
memberikan anak makanan dan jajanan
sehat untuk memenuhi kecukupan gizi
anak.

Kebiasaan makan yang buruk pada siswa di SDK Soverdi


yaitu :
Siswa jarangnya mengkonsumsi sayur, buah dan
susu
Siswa sering jajan sembarangan di sekolah yang
tidak memiliki kualitas maupun kandungan gizi yang
baik
Siswa lebih sering menyukai snack atau makanan
ringan yang mengandung tinggi kalori, gula, garam
seperti coklat, chiki, donat, es krim, biscuit, bakso,
gorengan, cake dan mie
Orang tua siswa lebih senang membelikan anaknya
makanan pada tempat makan junk food karena lebih
praktis, cepat selain itu sangat mudah ditemukan
pada daerah pariwisata tersebut.

Mempelajari Kebiasaan Makan

Beberapa variabel lingkungan yang


berpengaruh terhadap kebiasaan makan
suatu masyarakat adalah lingkungan
hidup yang meliputi topografi, keadaan
tanah, iklim, dan flora, lingkungan
budaya (sistem produksi pertanian) dan
populasi (kelahiran, kematian, migrasi,
pertambahan penduduk, umur dan jenis
kelamin).

Pemikiran dasar untuk mempelajari


kebiasaan makan:
1. Konsumsi Pangan
2. Preferensi Pangan
3. Ideologi Pangan
4. Frekuensi Makan
5. Sosial Budaya Pangan

Kurang Pangan dan Dimensinya

Berdasarkan jurnal pola makan dan aktifitas fisik


pada siswa gizi lebih di SDK Soverdi Tuban, Kuta-bali
yang kami telaah, kebiasaan makan pada siswa gizi
lebih disana disebabkan oleh tingginya konsumsi
makanan kaleng, fast food dan makanan yang
mengandung tinggi kalori dan tinggi lemak lainnya
yang tidak baik bagi tubuh. Selain itu, salah satu
penyebab tingginya siswa gizi lebih di SDK Soverdi
Tuban, Kuta-bali adalah rendahnya konsumsi sayur
dan buah-buahan. Berdasarkan hasil penelitian,
sebagian besar sample masing-masing 51,4% dan
53,4% belum mengonsumsi sayur dan buah setiap
hari.

Selain kurangnya konsumsi bahan pangan yang


mengandung serat, siswa gizi lebih di SDK
Soverdi Tuban, Kuta-bali juga kurang
mengonsumsi susu yang mengandung protein
bernilai biologi tinggi dan zat-zat gizi esensial
lainnya dalam bentuk yang mudah dicerna dan
diserap untuk melengkapi kekurangan zat gizi
pada jenis makanan tertentu terutama sumber
protein bagi anak-anak yang sedang mengalami
masa pertumbuhan(Almatsier, 2003).
Selain itu, keanekaragaman bahan makanan
juga kurang pada pola makan siswa gizi lebih di
SDK Soverdi Tuban, Kuta-bali.

ADA PERTANYAAN?

Anda mungkin juga menyukai