Anda di halaman 1dari 25

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................i
DAFTAR TABEL.............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Identifikaasi Masalah...............................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah...................................................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian.....................................................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian...................................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................................7
2.1 Kajian Pustaka.........................................................................................................7
2.1.1 Senam Aerobik.................................................................................................7
2.1.2 Berat Badan dan Lemak Tubuh......................................................................10
2.2 Kerangka Berpikir.................................................................................................12
2.3 Hipotesis................................................................................................................12
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................13
3.1 Desain Penelitian...................................................................................................13
3.2 Populasi dan Sampel..............................................................................................14
3.2.1 Populasi..........................................................................................................14
3.2.2 Sampel............................................................................................................14
3.3 Variabel Penelitian................................................................................................15
3.4 Teknik dan Instrument Pengumpul Data...............................................................15
3.4.1 Alat Ukur Kadar Lemak.................................................................................15
3.4.2 Intensitas Latihan............................................................................................15
3.4.3 Validitas Internal............................................................................................16
3.4.4 Validitas Eksternal..........................................................................................16
3.5 Teknik Analisis Data.............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19

i
DAFTAR TABEL

ii
DAFTAR GAMBAR

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gaya hidup modern saat ini, yang menuntut masyarakat untuk melakukan
aktivitas yang berlebih dalam kurun waktu yang tidak wajar, membuat segala
sesuatunya menjadi berubah, baik dari segi pola hidup maupun pola berpikir.
Tuntutan akan kebutuhan diri secara tidak langsung merubah apa yang sebelumnya
baik menjadi tidak baik begitu pula sebaliknya. Gambaran tentang bagaimana sikap
dan perilaku dilingkungan masyarakat luas merupakan suatu bentuk gaya hidup
masyarakat.
Perkembangan di era globalisasi telah menghadirkan berbagai hal-hal praktis,
ringkas dan aktual yang merubah gaya hidup masyarakat saat ini. Pemikiran tentang
siapa yang ter-update membuat masyarakat berlomba-lomba dengan waktu untuk
melakukan segalanya dengan cepat, sehingga tidak memperhatikan faktor
kesehatannya. Perubahan gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi makanan instan,
merokok, kurang berolahraga tidak menjadi masalah yang berarti di zaman modern
ini. Hal ini sudah menjadi kebiasaan yang terus dilakukan setiap harinya.
Kehidupan modern sebenarnya memberikan kemudahan pada masyarakat dalam
setiap aktivitas kehidupan jika ditanggapi dengan cermat, namun dengan segala
yang ada di zaman modern ini membuat paradigma baru. Keinginan untuk
memenuhi hasrat diri dalam menggapai kenikmatan dan kesenangan adalah tujuan
hidup di zaman sekarang. Kebanyakan orang akan memilih jalan yang mudah
walaupun macet, dari hal tersebut merupakan gambaran pemikiran masyarakat yang
meinginkan kemudahan, makan yang serba enak, malas bekerja, tidur nyeyak dan
malas bergerak. Orang yang memilih jalan hidup yang serba mudah dan tidak teratur
dalam jangka panjang akan menjadikan berbagai masalah dalam hidupnya.
Keinginan-keinginan untuk selalu bersantai membuat orang-orang terlena oleh
dampak globalisasi. Perubahan-perubahan mulai dari gaya berpakaian, pergaulan,
makanan, perilaku saat ini mengarah ke hal yang negatif. Kebiasaan-kebiasan baik
yang dahulu tertanam dengan baik saat ini mulai terkikis dengan dampak
globalisasi. Gaya hidup yang biasa di sebut gaya hidup sedentary ini merupakan hal
berbahaya jika dilakukan secara jangka panjang. Salah satu masalah yang akan di

1
dapat ialah pada aspek Kesehatan.
Berat badan merupakan gambaran massa indek tubuh. ( dkk Supariasa, I Dewa
Nyoman, 2002), mengemukakan bahwa, Berat badan adalah salah satu parameter
yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh yang berlebih di dalam
tubuh akan menggambarkan kelebihan berat badan yang dikenal dengan istilah
obesitas, dimana menunjukkan adanya penumpukkan lemak tubuh yang melebihi
batas normal di dalam tubuh. (Ramayulis, 2008) mengemukakan, ”Faktor penyebab
terjadinya obesitas adalah faktor genetik, kerusakan pada salah satu bagian otak,
pola makan berlebih, kurang bergerak atau kurang berolahraga, ketidakstabilan
emosi, dan lingkungan”. Lemak merupakan salah satu komponen dalam tubuh yang
berfungsi sebagai pembentukan energy bagi tubuh beraktivitas setiap harinya.
(Lingga, 2012) menyatakan fungsi lemak adalah bukan saja menjadi penyusun
bangunan tubuh, namun juga memiliki fungsi yang cukup beragam bagi
berlangsungnya kehidupan.
Keberadaan lemak dalam tubuh tergambar pada persentase lemak. Persentase
lemak tubuh merupakan gambaran seberapa besar atau banyaknya lemak yang ada
dalam tubuh. Persentase lemak tubuh bisa bertambah dan bisa menurun efek dari
aktivitas dan pola konsumsi makan setiap harinya. Persentase lemak tubuh dapat
diukur secara tidak langsung melalui pengukuran tebal lipatan kulit diberbagai
bagian tubuh dengan memakai alat Skin Fold Caliper” (Depdikbud, 1996).
Menurut Grace Judio, (2013 : 28), ”tujuan makan ialah untuk memuaskan lapar,
memenuhi kebutuhan nutrisi, dan kesehatan”. Sekarang ini, tujuan seseorang untuk
makan tidak mempertimbangkan rasa lapar saja tetapi lebih mempertimbangkan
kepuasan diri. Pola makan yang tidak teratur dan kurang seimbang, membuat
masalah yang besar terhadap kesehatan. Perubahan pola makan tradisonal ke
modern seperti fast food yang banyak mengandung kalori, lemak dan kolestrol
menunjukkan dampak dengan meningkatnya masalah gizi lebih (obesitas). Tentunya
jika pola hidup seperti ini dilakukan dalam jangka panjang akan menyebabkan
masalah yang besar terhadap kesehataan. Sehingga menimbulkan penumpukkan
lemak di dalam tubuh yang menyebabkan kelebihan berat badan, menurut William
Sears (2003: 321), “lemak adalah komponen dasar dalam hormon-hormon yang
penting dan bagian yang berharga dalam membuat sel, terutama sel-sel darah

2
merah”. Lemak sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu lemak jenuh dan lemak tidak
jenuh
Menurut Mayer (dalam Effendi, 1992) obesitas merupakan keadaan patologis
karena penimbunan lemak berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh.
Dampak buruk obesitas terhadap kesehatan, sangat berhubungan erat dengan
penyakit-penyakit serius, seperti tekanan darah tinggi, jantung, diabetes mellitus dan
penyakit pernafasan. Dampak lain yang sering diabaikan adalah obesitas dapat
mengganggu kondisi kejiwaan pada anak, yakni sering merasa kurang percaya diri.
Apalagi jika sang anak berada dalam masa remaja dan mengalami obesitas, biasanya
akan menjadi pasif dan depresi karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan yang
dilakukan oleh teman sebayanya (Manuaba, 2004).
Menurut Papalia, Olds, Feldman dan Rice (dalam Wulandari, 2007) ada tiga
penyebab obesitas, yakni faktor fisiologis, faktor psikologis dan faktor kecelakaan
yang menyebabkan kerusakan pada system saraf pusat yang mengatur rasa lapar.
Faktor fisiologis adalah faktor yang muncul dari berbagai variabel, baik yang
bersifat herediter maupun non herediter. Dilihat dari faktor-faktor yang
menyebabkan obesitas, dari faktor-faktor tersebut salah satunya adalah pola makan
atau jenis makanan yang dikonsumsi dan jenis kegiatan yang dilakukan.
Beberapa cara untuk menangani obesitas antara lain dengan berolahraga, diet
dan terapi psikologis. Dari hasil penelitian, latihan fisik jauh lebih baik menurunkan
berat badan dibandingkan dengan dua intervensi lain. Keuntungan lain dari latihan
fisik terlihat pada senam aerobik selama 50 menit 3 kali seminggu yang dapat
mengendalikan tekanan darah dan lemak darah (Yatim Faisal, 2005). Latihan
olahraga, sebagaimana kita ketahui bersama, mempunyai pengaruh yang jelas pada
penurunan kadar lemak dan kolesterol di dalam darah kita. Tanpa melakukan latihan
olahraga, kemungkinan untuk mendapatkan serangan penyakit jantung akan lebih
banyak (Sadoso Sumosardjuno, 1990). Untuk mengurangi resiko hipertensi dan
penyakit jantung koroner serta untuk meningkatkan kapasitas kerja fisik, Akademi
Kedokteran Olahraga Amerika (The American College of Sport Medicine)
merekomendasikan agar seseorang ikut serta dalam kegiatan olahraga aerobik
minimum 3 kali seminggu selama 20 sampai 60 menit. Intensitas olahraga harus
didasarkan pada suatu persentase dari kapasitas maksimum individu yang

3
bersangkutan untuk bekerja (T. Cotton Richard, 1993).
Perkembangan olahraga senam dewasa ini sudah sedemikian maju, khususnya
senam aerobik yang sangat oleh paraa remaja putri baik di kota besar maupun di
kota-kota kecil. Senam merupakan salah satu jenis latihan fisik yang digunakan
sebagai sarana mencegah dan menurunkan berat badan serta sebagai sarana
rehabilitasi atau terapi yang efektif. Memang banyak manfaat yang dapat diperoleh
dari aktivitas ini, mulai dari meningkatkan kerja jantung, meningkatkan kekuatan
otot, membakar lemak, serta manfaat-manfaat lainnya bagi tubuh (Lyne Brick,
2001).
Latihan senam aerobik merupakan rangkaian aktivitas gerak yang dominan
merangsang kemampuan metabolisme yaitu kardiovaskuler. Menurut
(Gusvominesia et al., 2019) manfaat dan keuntungan senam aerobik yaitu: 1) kerja
jantung lebih efisien dan menjadi terlatih, sehingga jantung tidak cepat lelah, 2)
pembuluh darah akan semakin lebih besar,sehingga darah akan lebih lancar
dibandingkan dengan orang yang tidak terlatih, 3) mencegah terjadinya
pengumpalan darah, 4) jantung akan dapat memompakan darah lebih banyak dan
berdenyut lebih lambat, 5) paru- paru akan bertambah kapasitas pernafasannya, 6)
berkurangnya resiko gangguan pada jantung, 7) Tekanan darah yang sebelumnya
tinggi akan menurun secara teratur, dan 8) terjadi penurunan kadar lemak yang
membahayakan di dalam darah, dan terjadinya kadar lemak yang baik sehingga
bermanfaat dalam tubuh. Latihan senam aerobik yang dilakukan secara teratur dan
terprogram bermanfaat terhadap kerja fungsi organ tubuh lebih efisien, terutama
jantung dan paru-paru. Peredaran darah lancar keseluruh tubuh, otot menjadi kuat,
akan terjadi peningkatan massa otot, penurunan persentase kadar lemak tubuh.
Berbagai hipotesis menyebutkan bahwa aktivitas fisik dapat mengontrol berat
badan melalui proses meningkatkan energy expenditure, memperbaiki kapasitas
aerobik, memperbaiki komposisi tubuh, meningkatkan kapasitas mobilisasi dan
oksidasi lemak, mengontrol asupan makanan dengan cara mengendalikan selera
makan dan asupan makanan tinggi lemak, meningkatkan respon termogenesis,
meningkatkan sensivitas insulin serta memperbaiki profil lipid darah. Dari hasil
penelitian latihan fisik jauh lebih baik dalam menurunkan berat badan dibandingkan
intervensi diet dan terapi psikologis. Latihan fisik berpengaruh dalam peningkatan

4
oksidasi karbohidrat terjadi peningkatan jumlah, ukuran, dan daerah permukaan
membran mitokondria, serta meningkatnya kegiatan atau konsentrasi enzim yang
terlibat di dalam daur siklus krebs dan sistem transport elektron, sedangkan pada
oksidasi lemak diketahui dengan adanya peningkatan penyimpanan trigliserida di
dalam intramuskular, yang disimpan dalam bentuk lemak, meningkatnya
pengeluaran asam lemak bebas dari jaringan lemak, sehingga tersedianya lemak
sebagai bahan bakar, serta meningkatnya kegiatan enzim yang terlibat di dalam
aktivitas transport, dan pemecahan lemak. Aktivitas otot merupakan salah satu jalan
untuk memindahkan lemak dari jaringan adipose kemudian membakarnya menjadi
energi di otot. Para ahli fisiologi olahraga mengemukakan bahwa olahraga
umumnya mengurangi presentasi lemak tubuh dan meningkatkan massa otot, serta
meningkatkan presentasi jaringan non-lemak. Selain itu disebutkan pula bahwa
program olahraga aerobik dapat mengurangi risiko penyakit yang dihubungkan
dengan obesitas.
Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa aktivitas fisik secara teratur
yaitu berolahraga minimal 3 kali dalam seminggu, dilakukan minimal 30 menit
setiap kali latihan, dan selama 12 minggu akan dapat menurunkan berat badan.
Berdasarkan latar belakang di atas, pada penelitian ini akan diteliliti tentang
pengaruh latihan senam aerobic khusunya aero dumbbell terhadap perubahan berat
badan dan penurunan kadar lemak pada anggota UKM Senam Aerobik Universitas
Negeri Semarang. Oleh karena itu, diharapkan dari penelitian ini dapat digunakan
mahasiswa yang berpartisipasi di klub UKM Senam Aerobik Universitas Negeri
Semarang sebagai acuan olahraga yang efektif untuk menurunkan berat badan dan
kadar lemak.

1.2 Identifikaasi Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka indentifikasi masalahpadapenelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Penurunan berat badan dan kadar lemak pada anggota UKM Senam Aerobik
Universitas Negeri Semarang masih belum maksimal.
2. Pengkajian secara ilmiah keefektifan senam aero dumbbell untuk menurunkan
berat badan dan kadar lemak.

5
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penerapan senam aerodumbell untuk menurunkan berat badan dan
kadar lemak?
2. Apakah penerapan senam aerodumbell efektif untuk menurunkan berat badan
dan kadar lemak?

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menerapkan senam aerodumbell sebagai media menurunkan berat badan dan
kadar lemak.
2. Menguji keefektifan senam aerodumbell sebagai media menurunkan berat badan
dan kadar lemak.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Manfaat teroritis
a. Senam aerodumbell diharapkan dapat digunakan sebagai media menurunkan
berat badan dan kadar lemak.
b. Acuan pada penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pelatih senam
1) Bahan pertimbangan untuk menurunkan berat badan dan kadar lemak.
2) Menjadi salah satu sumber referensi agar pelatih mengetahui penerapan
senaam aerodumbell yang tepat.
b. Bagi anggota UKM Senam Aerobik
1) Memaksimalkan penurunan berat badan dan kadar lemak.
2) Menjadi motivasi untuk menjalankan proses latihandengan perasaan
semangat.

6
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1 Senam Aerobik
2.1.1.1 Definisi Senam Aerobik
Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik
sangatlah erat dengan pengunaan oksigen. Dan aerobik berdasarkan
istilahnya berasal dari bahasa Yunani yang berarti hidup dengan udara atau
oksigen, maka dalam perkataan aerobik berarti kegiatan fisik dengan
membutuhkan udara atau oksigen untuk menunjang aktivitas tubuh kita
(Brick, 2002 dalam Rosidah, 2013). Olahraga aerobik adalah latihan yang
menggunakan energi yang berasal dari pembakaran oksigen, contohnya
senam. Senam aerobik merupakan latihan yang menggabungkan berbagai
macam gerak, berirama, teratur dan terarah, serta pembawaannya yang riang.
Senam aerobik mempunyai susunan latihan yang seimbang antara latihan
upper body dan lower body. Gerakan yang dipilih mudah, menyenangkan,
dan bervariasi sehingga memungkinkan seseorang untuk melakukan secara
teratur dalam kurun yang lama (Yonkuro, 2006).
Senam aerobik adalah serangkaian gerak yang dipilih secara sengaja dan
mengikuti irama musik pilihan sehingga melahirkan ketukan ritmis,
kontinuitas dan durasi tertentu. Senam aerobik adalah serangkaian latihan
seperti jogging, running, walking, dan jumping yang disusun sedemikian
rupa dengan gerakan penghubung yang serasi dan musik yang serasi yang
bisa dilakukan sendiri atau berkelompok (Marta Dinata, 2005).
Senam aerobik merupakan aktifitas yang bertujuan melatih otot jantung
agar bisa bekerja dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus
(Rosidah, 2013). Senam aerobik adalah olahraga kesehatan bertingkat
sasaran III yang wujudnya adalah gerekan-gerakan senam. (Giriwijoyo &
Sidik, 2012).
2.1.1.2 Efek Fisioligis Senam Aerobik
1. Memperkuat otot jantung, serta meningkatkan efisiensinya
2. Meningkatkan sirkulasi, sehingga mengurangi tekanan darah

8
3. Meningkatkan kemampuan otot pernafasan
4. Membakar lemak, meningkatkan komposisi tubuh
5. Mengurangi resiko diabetes
6. Secara positif mempengaruhi kesehatan mental, mengurangi resiko
depresi (Hodgkin & Pearce, 2014).
2.1.1.3 Manfaat Senam Aerobik
Olahraga aerobik yang dilakukan secara benar dan dengan takaran yang
tepat, dapat memberikan manfaat:
1. Dapat meningkatkan kemampuan kontrol emosi, pelepasan ketegangan,
meningkatnya kreativitas, serta peningkatan pengalaman estetis.
2. Dapat meningkatkan fungsi sistem tubuh, peningkatan kekuatan, daya
tahan otot dan kardiovaskuler, serta peningkatan fleksibilitas dan
komponen kebugaran lainnya.
3. Dapat meningkatkan keharmonisan fungsi saraf dan otot, melalui
berbagai latihan koordinasi di dalamnya.
4. Dalam meningkatkan kecerdasan, peserta senam pada suatu kelas senam
aerobik harus tetap mengikuti koreografi.
5. Dapat meningkatkan kepekaan terhadap kondisi lingkungan sehingga
mampu beradaptasi dengan mudah, dan menjaga keharmonisan dalam
hidup bersama.
6. Dapat meningkatkan kemampuan menerima, membedakan,
menerjemahkan isyarat, karena dalam melakukan senam aerobik
terutama yang diiringi dengan musik seseorang harus tetap mengikuti
musik tersebut (Rosidah, 2013).
2.1.1.4 Pelaksanaan Senam Aerobik
1. Intensitas
Intensitas yang baik berada dalam rentang 70-85 % dari denyut nadi
maksimal. Rentang daerah ini disebut training zone. Suatu latihan yang
telah dilakukan seseorang dinilai telah memenuhi takaran yang baik
apabila denyut latihannya berada dalamrentang 70-85 % dari denyut nadi
maksmal (Cahyono, 2013).
2. Durasi

9
Latihan akan bermanfaat untuk meningkatkan kesegaran jasmani jika
dilaksanakan dalam zone latihan paling sedikit 15-30 menit . Lama
latihan berbanding terbalik dengan intensitas latihan. Latihan yang berat
membutuhkan waktu yang lebih pendek, sebaliknya latihan yang ringan
membutuhkan waktu yang lebih panjang. Latihan dengan waktu yang
terlalu lama atau terlalu pendek akan memberikan hasil yang kurang
efektif. Dalam senam aerobik total waktu yang umum digunakan adalah
20-60 menit dalam satu sesi latihan.
3. Frekuensi
Frekuensi latihan adalah beberapa kali latiham intensif yang dilakukan
oleh seseorang. Frekuensi latihan untuk senam aerobik adalah 2-5 kali
seminggu. Apabila melebihi dikhawatirkan tubuh tidak cukup
beristirahat dan melakukan adaptasi kembali ke keadaan normal sehingga
dapat menimbulkan sakit atau over training (Cahyono, 2013). Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Fandi Ramadhan 2017 tentang Pengaruh
Senam Aerobic Low Impact Terhadap Kualitas Tidur Lansia yang
dilakukan dengan frekuensi 3 kali seminggu selama 3 minggu
menunjukkan hasil adanya peningkatan pada kelompok kasus
dibandingkan kelompok kontrol, yaitu kualitas tiduryang membaik.
Menurut (Mazzeo Mangili, 2007 dalam Wandansari, 2016) bukunya
yang berjudul Fitness! Fifth Edition tahapan senam aerobik, terdiri dari:
1. Pemanasan, dilakukan kurang lebih selama 15 menit, pada sesi ini
mencakup latihan-latihan:
a. Solation, pada tahap latihan ini biasanya posisi kita tidak berpindah
kemana-mana, misalnya posisi half squat (kaki dibuka selebar satu
setengah bahu lutut agak ditekuk) gerakan yang dilakukan hanya
terbatas pada persendian dan otot lokal saja. Pada sesi ini latihan
bertujuan untuk menaikkan suhu, dengan menyiapkan otot-otot lokal
dan persendian untuk mampu melakukan latihan berikutnya.
b. Full body movement, menggerakkan keseluruhan bagian otot tubuh
gerakan bounching menekuk dan meluruskan tungkai dengan
kombinasi gerakan yang bertujuan untuk melatih semua otot dan

10
persendian.
c. Stretching, usahakan agar tetap menjaga gerakan yang ditampilkan
baik secara teknik, tujuan dan intensitas, karena pada tahap ini
peregangan yang dilakukan adalah peregangan dinamis (dynamic
stretch). Secara umum ada beberapa bagian tubuh yang harus
diregangkan yaitu: paha depan, paha belakang, betis, pantat, dan
punggung.
2. Latihan Inti I (cardiorespiratory), latihan ini ditujukan untuk membakar
lemak, melatih pernafasan serta daya tahan otot tubuh, dilakukan selama
20 menit, terdiri dari latihan:
a. Pre-aerobic (low impact), latihan ini untuk mengantarkan kita ke
dalam tujuan kelas senam aerobik yang kita targetkan.
b. Peak-aerobic, pada sesi inilah target yang kita capai harus
dipertahankan untuk beberapa saat, misalnya tujuan yang hendak
dicapai adalah latihan untuk melatih sistem peredaran darah dan
pernafasan lewat kelas mix impact.
c. Post-aerobic (low impact), pemilihan gerakan yang paling tidak
menguras konsentrasi, kita menggunakan gerakan-gerakan yang ada
pada sesi pre-aerobic, kita harus mengatur intensitas, dan menurunkan
intensitas secara perlahan.
3. Latihan Inti II (challestenic), dilakukan 15 menit, terdiri dari latihan:
a. Pengencangan
b. Penguatan (strength)
c. Kelentukan (flexibility)
4. Pendinginan (cooling down), dilakukan selama 10 menit, terdiri dari
latihan:
a. Dynamic stretching
b. Static stretching

11
2.1.2 Berat Badan dan Lemak Tubuh
2.1.2.1 Berat Badan
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran
massa tubuh. Kelebihan berat badan timbul karena kalori makanan melebihi
kebutuhan tubuh akan energi untuk melakukan aktivitas dan metabolisme.
Berat badan tidak akan berubah bila menggunakan seluruh makanan untuk
bahan bakar dan perbaikan. Tetapi kelebihan kalori akan disimpan sebagai
lemak.Ukuran tubuh seseorang biasanya dikaitkan dengan resiko antara, lean
body fat (lemak) dengan lean body mass (otot dan tulang), semakin tinggi
persentase lemak tubuh, semakin kurang ideal dan memiliki resiko tinggi
terhadap serangan berbagai penyakit.
Menurut Djoko Pekik (2000:56) kualitas komposisi tubuh dinyatakan
dengan persentase lemak tubuh. Seorang pria dikategorikan bertubuh normal
jika memiliki lemak tubuh 15 %-20 % sedangkan 20 %-25 %. Ukuran tubuh
dapat diketahui dengan menggunakan berat badan ideal (BBI).
BBI = (TB – 100) – 10% (TB-100)
Keterangan:
BBI : Berat Badan Ideal
TB : Tinggi Badan
Kelebihan 10 % BBI termasuk kategori berat badan normal (BBN),
sedangkan kelebihan diatas 10 %-25 % untuk pria dan diatas 10 %-30 %
wanita, termasuk kategori berat badan berlebih (overweight), selebihnya
dikategorikan kegemukan (obese). Cara termudah untuk mempertahankan
berat badan yang ideal atau bahkan mencapai berat badan yang ideal adalah
dengan cara latihan fisik. Efek terbaik dari latihan fisik adalah perubahan
komposisi tubuh dan menghasilkan figure yang langsing dan menyenangkan.
Aktivitas aerobik merupakan pilihan utama yang banyak ditawarkan oleh
pusat-pusat kebugaran sebagai sarana untuk memperoleh berat badan yang
ideal. Pada kenyataannya berat badan yang ideal tidak dapat terlepas dari
proporsi komponen-komponen badan yang ideal pula, yang dinyatakan
dalam persentase terhadap berat badan.

12
2.1.2.2 Lemak Tubuh
Menurut Djoko Pekik (2006: 10) berdasarkan struktur kimianya, lemak
dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yang meliputi: simple fat atau lemak
sederhana (lemak jenuh dan lemak tak jenuh), lemak ganda (phospolipid,
glukolipid, dan lipoprotein), dan lemak tiruan atau derivat lemak
(kolesterol). Lemak tidaklah semuanya buruk, lemak merupakan komponen
yang penting dari dinding sel, insulin vital dan sistem saraf, pendahulu dari
komponen penting seperti hormon, dan penyerap goncangan pada organ
dalam. Lemak dapat menjadi bahan bakar yang paling efisien untuk
melakukan aktivitas fisik, khususnya pada otot yang lelah menjalani latihan
daya tahan. Lemak juga membantu meningkatkan rasa makan. Tersedianya
lemak di dalam tubuh ternyata banyak manfaatnya, hal ini dapat diketahui
dari fungsi-fungsi lemak tersebut. Lemak dalam tubuh bermanfaat sebagai
sumber energi, melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh usus dan
memperlama rasa kenyang (Djoko Pekik, 2006: 12).

2.2 Kerangka Berpikir


Berdasarkan dari kerangka teori yang telah diuraikan dapat diajukan kerangka
berfikir:
Senam aerodumbell yang merupakan perpaduan antara senam aerobic dengan
angkat beban merupakan olahraga yang dirasa sesuai untuk dilakukan untuk
penurunan berat badan dan kadar lemak. Olahraga ini juga dapat disesuaikan dengan
keinginan atau tingkat kekuatan diri sendiri. Senam aerodumbell memiliki gerakan
yang sangat sederhana dan tidak rumit. Selain itu senam ini juga sekaligus untuk
menenangkan dan dapat mengatur emosional.
Senam aerodumbell merupakan senam yang memiliki intensitas ringan dan
sedang dengan gerakan yang melibatkan sebagian besar otot tubuh serta dipercaya
dapat mengecilkan lengan, perut dan paha. Senam aerodumbell pada mulanya hanya
berfungsi untuk melatih otot dan meminimalisir berbagai penyakit yang umumnya
terjadi pada usia remaja.

13
2.3 Hipotesis
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berpikir yang telah di kemukakan,
pada bagian ini dibuat hipotesis yang bersifat sementara, dan selanjutnya akan
dibuktikan kebenarannya melalui penelitian yang akan dilakukan. Hipotesa yang
diajukan dalam penelitian ini adalah :
H1 : Senam aerodumbell diduga efektif untuk menurunkan berat badan dan kadar
lemak pada anggota UKM Senam Aerobik Universitas Negeri Semarang

14
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Metode penelitian yang cocok dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksperimen. Rusli Lutan (2007:146) menjelaskan ”Penelitian eksperimen adalah
jenis penelitian yang langsung berusaha untuk mempengaruhi variabel utama dan
jenis penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis yaitu tentang hubungan
sebab akibat”. Dalam penelitian eksperimen ini, peneliti mencari pengaruh paling
sedikit dari satu buah variabel bebas terhadap satu atau lebih variabel terikat.
Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian eksperimen sering juga
dinamakan variabel eksperimen atau variabel treatment. Sedangkan variabel terikat
(dependent variable) dinamakan variabel kriteria atau hasil, karena menunjukan
hasil dari penelitian.
Karekteristik dari penelitian eksperimen adalah peneliti memanipulasi variabel
bebas. Peneliti menentukan sifat perlakuan ( treatment yaitu apa yang akan terjadi
pada subjek penelitian ) kepada siapa dan sejauh mana perlakuan ini harus
deberikan. Setelah perlakuan deberikan selama waktu tertentu, peneliti kemudian
mengobservasi atau mengukur kelompok yang menerima perlakuan yaitu untuk
melihat perbedaannya. Demikian pula jika peneliti ingin melihat kalau perlakuan
itu menyebabkan adanya perbedaan. Pada penelitian ini penulis mengambil judul
“Pengembangan Senam Aerodumbell untuk Menurunkan Berat Badan dan
Penurunan Kadar Lemak Tubuh UKM Senam Aerobik Universitas Negeri
Semarang.” Variabel bebasnya yaitu senam aerodumbbell, yang akan
mempengaruhi variabel terikat, yaitu perubahan berat badan dan kadar lemak
tubuh.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi-
Experimental Designs dengan tehnik pengmabilan sampel menggunakan The
Nonequivalent Control Group Design oleh Gay.et.all (2006:258) Menjelaskan
sebagai berikut :
This design should be familiar to you since it looks very much like the
pretestposttest control group design. The only difference is that it involves
random assignment of intact groups to treatments, not random assignment

15
of individuals. In nonequivalent control group design, two (or more)
treatment groups are pretest, administered a treatment, and posttestd.
Dalam The Nonequivalent Control Group Design dijelaskan bahwa desain ini
terlihat mirip dengan desain pretes-posttest control group. Perbedaannya hanya
terletak pada penugasan acaknya yang ditunjukkan pada suatu kelompok yang utuh
bukan penugasan acak secara individual. Dalam desain nonequivalent control group
dua (atau lebih) kelompok diberikan pretest, lalu mendapatkan perlakuan, setelah
itu diberikan posttest.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Dalam beberapa hal populasi dapat diartikan sebagai sekelompok kelas-kelas,
sekolah-sekolah, fasilitas-fasilitas, dan sebagainya. Sedangkan populasi menurut
Rusli Lutan (2007:82) adalah sekelompok subjek yang diperlukan oleh peneliti,
yaitu kelompok dimana peneliti ingin mengeneralisasikan temuan penelitiannya.
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh mahasiswi yang
mengikuti UKM Senam Aerobik.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 2010:174).
Sejalan dengan pernyataan tersebut Sugiyono (2011:82) mengatakan bahwa sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan tehnik convenienve
sample dalam Freankel (2005:100) menyatakan :
Convenience samples cannot be considered representative of any
population and should be avoided if at all possible. Unfortunately,
sometimes they are the only option a researcher has. When such is the
case, the researcher should be especially careful to include information on
demographic and other characteristics of the sample studies.
Pernyataan diatas mengatakan bahwa tehik ini tidak representatif untuk populasi
apapun dan harus dihindari jika memungkinkan. Namun terkadang tehnik ini
merupakan satusatunya pilihan yang bisa diterapkan oleh peneliti. Peneliti harus
berhati-hati dalam memasukan informasi demografi dan karakteristik lain dari
sample ini. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sampel seadanya

16
dilapangan (total), tidak ada pemilihan secara acak serta tidak ada persyaratan
khusus utuk pemilihan sampel. Sampel penelitian dibagi menjadi tiga kelompok
berdasarkan berat badan.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel-variabel penelitian di dalam tesis ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas (Independent Variabel), yaitu :
a. Latihan Senam Aerodumbbel (X)
2. Variabel terikat (dependent variabel), yaitu :
a. Penurunan berat badan (Y1)
b. Penurunan kadar lemak (Y2)

3.4 Teknik dan Instrument Pengumpul Data


3.4.1 Alat Ukur Kadar Lemak
Alat ukur diperlukan dalam proses pengumpulan data, sehingga dengan alat ini
akan mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran. Seperti yang dikatakan
Nurhasan (2000:1) : “Tes merupakan suatu alat yang digunakan dalam memperoleh
data dari suatu objek yang akan diukur, sedangkan pengukuran merupakan suatu
proses untuk memperoleh data.” Pengukuran dilakukan dua kali yaitu pada awal
dan akhir penelitian atau sebelum dan sesudah treatment diberikan. Jenis instrumen
yang digunakan adalah tes berat badan. Berikut rincian alat tes kadar lemak
HBF306 :
Nama Tes : Tes Kadar Lemak
Tujuan : Untuk mengukur kadar lemak tubuh
Alat Tes : HBF306 Alat pengukur kadar lemak tubuh
Pelaksanaan Tes : Dilaksanakan sebelum dan sesudah treatment diberikan.
Cara kerja alat tes kadar lemak HBF306 adalah :
c. Memasukan data usia
d. Memasukan data tinggi badan
e. Memasukan data berat badan
f. Memegang alat dengan kedua tangan menggenggam menutupi bagian logam
dari kedua sisi kanan dan kiri alat
g. Akan muncul nilai kadar lemak secara otomatis

17
3.4.2 Intensitas Latihan
Intensitas latihan yaitu kualitas yang menunjukan berat ringannya latihan.
Intensitas latihan untuk aktivitas ritmik adalah berkisar antar 60-70% dengan
volume/durasi latihan yang lama (60 menit). Intensitas latihan dilakukan dengan
mengukur denyut nadi dengan rumus : Denyut nadi maksimal (DNM) = 220 – umur
(dalam tahun). Intensitas latihan mengacu pada program latihan yang intensif yang
dilandaskan pada prinsip overload, dengan secara progresif menambahkan beban
kerja, jumlah pengulangan gerakan (repetition), serta kadar intensitas dari repetisi
tersebut. Harsono (2007:6).
3.4.3 Validitas Internal
Validitas internal instrument dikembangkan menurut teori yang relevan,
sedangkan validitas eksternal instrument dikembangkan dari fakta empirik.
Sehingga dalam penyusunan instrument yang baik harus memperhatikan teori dan
fakta lapangan. Validitas internal adalah pengendalian terhadap variabel-variabel
luar yang dapat menimbulkan interpensi lain. Adapun variabel-variabel yang
mempengaruhi validitas internal adalah sebgai berikut :
a. Pengaruh sejarah, pertumbuhan, perkembangan dan kematangan
kemampuan, dan regresi statistika. Hal ini dikontrol dengan desain penelitian
dan pemilihan sampel yang sesuai.
b. Pengaruh instrument yang sebelum digunakan, terlebih dahulu diadakan uji
coba untuk menentukan tingkat validitas dan relibilitas dari alat ukur yang
akan dipergunakan.
c. Pengaruh kehilangan peserta eksperimen. Hal ini dapat diupayakan dengan
cara dikontrol terus menerus dengan memotivasi dan monitor kehadiran
eksperimen, sehingga diharapkan tidak terjadi sampel yang mortal.
d. Pengaruh tes. Dikontrol dengan memberikan selang waktu yang cukup untuk
mengembalikan kondisi tubuh subyek kepada keadaan pulih melalui istirahat
yang cukup. Sebagai contoh, pada tes awal yang telah dilakukan, tidak
secara langsung diberikan perlakuan sesuai dengan program yang telah
dipersiapkan, akan tetapi program diberikan setelah berselang beberapa hari
istitahat. Demikian pula pada saat diberikan tes akhir, subyek diberikan
waktu istirahat selama satu hari untuk mengembalikan kondisi ke pulih asal.

18
3.4.4 Validitas Eksternal
Validitas populasi menyangkut identifikasi populasi yang akan digeneralisasikan
berdasarkan eksperimen. Kemudian pengaruh interaksi anatar efek perlakuan dan
variabel personal dikontrol dengan cara memberikan batasan yang jelas terhadap
kriteria karakteristik subyek eksperimen (sampel) maupun populasi. Dalam hal ini,
batasan yang diberikan terhadap sampel maupun populasi adalah adanya kelompok
mahasiswa yang tergabung dalam kegiatan olahraga mahasiswa, sedangkan
validitas ekologi meyangkut masalah identifikasi populasi yang akan
digeneralisasikan berdasarkan hasil eksperimen kepada kondisi ligkungan yang
lain. Validitas ini dikontrol dengan cara :
1. Seluruh program latihan disusun dan terjadwal secara jelas
2. Tempat latihan yang digunakan kondisi yang sama
3. Instruktur yang ditunjuk terdiri dari peneliti, 1 orang yang berkompeten atau
yang dianggap mengetahui dan memahami tentang metode latihan yang
digunakan dalam penelitian ini.

3.5 Teknik Analisis Data


Data mentah yang telah dilakukan peneliti tidak akan ada gunanya jika tidak
dianalisa. Analisa data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode
ilmiah. Karena dengan analisa tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna
dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah terkumpul
dipecahkan Populasi Sampel Pre Test kemudian setelah diberikan Treatment Post
Test Analisis Data Kesimpulan dan Rekomendasi menjadi beberapa kelompok,
serta dikatagorisasikan, dilakukan manipulasi dan diproses sedemikian rupa
sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah penelitian dan
bermanfaat dalam menguji hipotesa.
Pengumpulan data yang dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang bersifat
nyata dan dapat dipercaya. Untuk melakukan pengujian hipotesa dari metoda yang
diberikan apakah terdapat perbedaan yang cukup berarti atau tidak sama sekali,
serta hasil metoda itu apakah ada kemajuan atau tidak.
Selanjutnya melakukan perhitungan secara statistika dari data-data yang
terkumpul melalui hasil tes akhir. Kemudian menyusun, mengolah dan

19
menganalisis data tersebut dengan menggunakan rumus-rumus statistik.
1. Jika data normal dan homogen, uji perbedaan rerata (tiga sampel) dapat
dilakukan dengan uji ANOVA.
2. Jika data tidak normal, uji perbedaaan rerata (dua sampel) dilakukan dengan
metode Mann-Whitney (antara dua kelompok ekstrakurikuler) dan Wilcoxon
(pre test dan post test).
3. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS 25.0.

20
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Cahyono, K.H. 2013. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur pada Lansia di
Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Ungaran.
STIKES Ngudi Waluyo.
Depdikbud. (1996). Ketahuilah Tingkat Kesegaran Jasmani Anda (Jakarta (ed.)). Pusat
Kesegaran Jasmani dan Rekreasi.
Djoko Pekik Irianto. (2000). Pendidikan Kebugaran Jasmani yang Efektif dan Aman.
Yogyakarta: Lukman Offset.
Djoko Pekik. 2006. Panduan Gizi Lengkap. Yogyakarta : Andi
Effendi, Y.H. 1992. Tinjauan Sekilas Tentang Obesitas. Jurnal Jurusan Gizi dan
Masyarakat dan Sumber Daya Masyarakat. Vol. 1, No. 1. Bogor: Institut
Pertanian Bogor
Gay L. R., et al,. 2006. Educational Research Competencies for Analysis and
Applications: 8th Editions. Colombus Ohio. Pearson Merril Prentice Hall.
Giriwijoyo S, Sidik DZ. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung: PT Remaja
Rosdakarya; 2012
Gusvominesia, W., Padang, U. N., Gymnastics, A., Aerobik, S., & Impact, M. (2019).
Tabel (13.83 > 1.725). 2, 321–328.
Harsono, 2007. Pembiayaan pendidikan.Yogyakarta: Surayajaya Pres
Hodgkin, Dean & Caroline Pearce. 2014. Better Body Workouts for Women. United
States of Amerika : Human Kinetiks.
I Dewa Nyoman Supariasa. Penilaian Status Gizi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 2002.
Judio, G. (2013). Solusi Tanpa Stres Untuk Anak Gemuk. Jakarta: PT Gramedia.
Lingga, L. (2012). Sehat dan Sembuh dengan Lemak. PT Elex Median Komputindo.
Lutan, Rusli, et al. 2007. Penelitian Pendidikan Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia
Lyne Brick. 2001. Bugar Dengan Senam Aerobik. Jakarta : PT Raja Gasindo Persada
Manuaba, I.A. 2004. Dampak Buruk Obesitas. Online. Available at
http://www.balipost.co.id/balipost/2004/3/7/cez.html

21
Marta Dinata. 2005. Rahasia Latihan Sang Juara Menuju Prestasi Dunia. Jakarta:
Penerbit Cerdas Jaya.
Nurhasan. (2000). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. FPOK UPI.
Sears, W dan Sears, M. (2003). The Baby Book. Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta
Sumosardjuno, Sadoso. 1990. Pengetahuan Praktis Kesehatan dan Olahraga. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama
T. Cotton Richard. 1993. Aerobic Instructor Manual. American Council of Exercise
Tika Yonkuro. (2006). Profil Instruktur. Yogyakarta: FIK UNY.
Ramayulis, R. dan L. C. L. (2008). 17 Alternatif Untuk Langsing. Penerbit Plus.
RAMADHAN, F. (2017). PENGARUH SENAM AEROBIC LOW IMPACT TERHADAP
KUALITAS TIDUR LANSIA (Studi Di Posyandu Lansia Dusun Rejoso
Malang) (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang).
Rosidah, N. (2013). Perbedaan pengaruh latihan senam aerobik low impact dan mix
impact terhadap tingkat kesegaran jasmani pada siswa putri smk negeri 1
surakarta tahun pelajaran 2012/2013.
Wandansari, D. N. (2016). Hubungan Antara Konsumsi Fast Food, Kebiasaan
Olahraga,Faktor Genetik Dan Durasi Tidur Dengan Status Gizi Lebih Pada
Remaja. Skripsi Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember. UniversitasJember. Retrieved from
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/68371
Wulandari, Tri dan Zulkaida, Anita. 2007. Self Regulated Behavior Pada Remaja Putri
yang mengalami Obesitas. Online. Available at:
http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2004/3/7/ce2.html
Yatim, Faisal. 2005. 30 Gangguan Masalah Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah.
Jakarta: Pustaka Populer Obor

22

Anda mungkin juga menyukai