Anda di halaman 1dari 6

Pendidikan Kewarganegaraan

“Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia”

Disusun oleh:
Nama: Bagas Dwi Prasetyo
NIM: 1526422004

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia

Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting diterapkan dalam dunia


Pendidikan, Terutama di kalangan mahasiswa. Dimana Pendidikan
kewarganegaraan mempunyai peran yang vital dalam mempersiapkan warga negara
yang cerdas, bertanggung jawab, dan beradab. Pada dasarnya Pendidikan
kewarganegaraan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan
kewajiban dalam membela negara.
Secara historis, epistemologis dan pedagogis, pendidikan kewarganegaraan
merupakan program kurikuler dimulai dengan diintroduksikannya mata pelajaran
Civics dalam kurikulum SMA tahun 1962 yang berisikan materi tentang
pemerintahan Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 (Dept. P&K:
1962). Pada saat itu, mata pelajaran Civics atau kewarganegaraan, pada dasarnya
berisikan pengalaman belajar yang digali dan dipilih dari disiplin ilmu sejarah,
geografi, ekonomi, dan politik, pidato-pidato presiden, deklarasi hak asasi manusia,
dan pengetahuan tentang Perserikatan Bangsa-Bangsa (Somantri, 1969:7).
Istilah Civics tersebut secara formal tidak dijumpai dalam Kurikulum tahun
1957 maupun dalam Kurikulum tahun 1946. Namun secara materiil dalam
Kurikulum SMP dan SMA tahun 1957 terdapat mata pelajaran tata negara dan tata
hukum, dan dalam kurikulum 1946 terdapat mata pelajaran pengetahuan umum yang
di dalamnya memasukkan pengetahuan mengenai pemerintahan. Kemudian pada
tahhun 1968 dan 1969 kata civis dan Pendidikan kewarganegaraan dipakai secara
bergantian.
Misalnya dalam Kurikulum SD 1968 menggunakan istilah Pendidikan
Kewargaan Negara yang dipakai sebagai nama mata pelajaran, yang di dalamnya
tercakup sejarah Indonesia, geografi Indonesia, dan civics. Dalam kurikulum SMP
1968 digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negara yang berisikan sejarah
Indonesia dan Konstitusi termasuk UUD 1945. Sedangkan dalam kurikulum SMA
1968 terdapat mata pelajaran Kewargaan Negara yang berisikan materi, terutama
yang berkenaan dengan UUD 1945.
Pendidikan kewarganegaraan (citizenship education) adalah bagian penting dari
sistem pendidikan yang bertujuan untuk membentuk generasi yang memahami dan
memiliki keterampilan untuk menjadi warga negara yang aktif dan bertanggung
jawab. Dalam beberapa tahun terakhir, ada beberapa perkembangan dalam
pendidikan kewarganegaraan bagi mahasiswa, beberapa di antaranya adalah:

1. Peningkatan kesadaran akan pentingnya pendidikan kewarganegaraan: Dalam


era globalisasi saat ini, mahasiswa sangat terpapar dengan berbagai hal dan
perubahan yang terjadi di dunia. Mereka semakin menyadari pentingnya
memahami dan menguasai keterampilan sebagai warga negara yang aktif dan
bertanggung jawab.
2. Keterlibatan mahasiswa dalam aktivitas kemasyarakatan: Beberapa
universitas memfasilitasi mahasiswa untuk terlibat dalam aktivitas
kemasyarakatan, seperti program kemanusiaan dan pembersihan lingkungan,
sehingga mereka dapat mempraktikkan ilmu yang didapatkan dan membentuk
karakter kewarganegaraan.
3. Pembukaan program khusus pendidikan kewarganegaraan: Beberapa
universitas juga membuka program pendidikan kewarganegaraan khusus bagi
mahasiswa, yang berfokus pada pengembangan keterampilan dan karakter
sebagai warga negara yang aktif dan bertanggung jawab.
4. Integrasi teknologi dalam pendidikan kewarganegaraan: Mahasiswa saat ini
memiliki akses yang luas terhadap teknologi dan informasi, sehingga banyak
universitas yang mencoba mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan. Ini dapat membantu mahasiswa untuk lebih
memahami dan menguasai topik-topik yang dibahas.
Secara keseluruhan, perkembangan dalam pendidikan kewarganegaraan bagi
mahasiswa menunjukkan bahwa universitas semakin menyadari pentingnya
membentuk generasi yang memiliki keterampilan dan karakter sebagai warga negara
yang aktif dan bertanggung jawab.

Pendidikan kewarganegaraan telah mengalami perkembangan yang signifikan


dalam beberapa tahun terakhir. Konsep pendidikan kewarganegaraan telah diperluas
untuk mencakup tidak hanya pengetahuan tentang pemerintahan dan politik, tetapi
juga keterlibatan sipil dan partisipasi aktif dalam urusan masyarakat dan publik.
Pergeseran ini didorong oleh meningkatnya pengakuan akan pentingnya warga
negara diberi informasi, terlibat, dan aktif dalam membentuk komunitas dan
masyarakat tempat mereka tinggal.

Di banyak negara, pendidikan kewarganegaraan kini diintegrasikan ke dalam


kurikulum sekolah di semua tingkatan, mulai dari pendidikan dasar hingga
menengah dan bahkan pendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan dengan
meningkatnya ketersediaan sumber daya dan alat pendidikan, seperti platform
pembelajaran online dan simulasi pendidikan interaktif. Selain itu, telah ada
penekanan yang berkembang untuk memasukkan pendidikan kewarganegaraan ke
dalam program sosial dan masyarakat yang lebih luas, seperti program pemuda,
inisiatif pembelajaran layanan, dan proyek layanan masyarakat.

Hal ini telah membantu mengembangkan pendekatan pendidikan


kewarganegaraan yang lebih holistik yang tidak hanya menekankan pengetahuan,
tetapi juga tindakan dan keterlibatan. Terakhir, telah ada pengakuan yang semakin
besar akan kebutuhan pendidikan kewarganegaraan yang inklusif secara budaya dan
sosial, dengan fokus pada pengembangan pemahaman dan penghormatan yang lebih
besar terhadap keragaman dan hak asasi manusia.

Hal ini mengarah pada pengembangan pendekatan dan materi pengajaran baru
yang dirancang agar dapat diakses dan relevan bagi peserta didik yang lebih luas,
termasuk mereka yang berasal dari latar belakang budaya dan etnis yang beragam.
Secara keseluruhan, evolusi pendidikan kewarganegaraan dalam beberapa tahun
terakhir didorong oleh tumbuhnya kesadaran akan kebutuhan warga negara untuk
mendapat informasi, terlibat, dan aktif dalam membentuk dunia di sekitar mereka.

Pendidikan Kewarganegaraan (Civics Education) merupakan bagian penting


dari sistem pendidikan di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat
beberapa perkembangan yang terjadi dalam pendidikan kewarganegaraan di
Indonesia, di antaranya:

1. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan


saat ini didasarkan pada kurikulum berbasis kompetensi, yang memfokuskan
pada pembentukan kompetensi sosial, emosional, dan intelektual pada siswa.
2. Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik: Pendekatan saintifik menjadi
bagian penting dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, seperti
menggunakan metode demonstrasi, diskusi, dan simulasi untuk membantu
siswa memahami konsep-konsep penting.
3. Implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi: Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dimanfaatkan dalam pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan, melalui penggunaan media pembelajaran seperti video,
audio, dan internet.
4. Pembentukan Karakter: Pendidikan Kewarganegaraan juga memfokuskan
pada pembentukan karakter siswa, seperti membangun kejujuran, toleransi,
dan keterbukaan dalam berpikir.
5. Penekanan pada Nilai-Nilai Demokrasi: Dalam pendidikan kewarganegaraan,
nilai-nilai demokrasi seperti hak asasi manusia, keadilan sosial, dan
kebebasan berekspresi sangat ditekankan.

Ini hanya beberapa perkembangan yang terjadi dalam pendidikan


kewarganegaraan di Indonesia. Secara umum, pendidikan kewarganegaraan
berusaha untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab
dan memahami hak dan kewajiban mereka sebagai bagian dari masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai