Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER

Bahasa Indonesia
Dosen: Dr. Saifur Rohman, MHum, MSi.
Nama: Bagas Dwi Prasetyo
Nim: 1526422004

1. Jelaskan mengapa Bahasa Indonesia TIDAK BERMANFAAT bagi Anda!


Karena Bahasa indonesa sudah banyak berevolusi kata yang terlihat mirip dengan Bahasa
luar sehingga kita lebih paham Bahasa luar.

2. Berikan tiga alasan mengapa bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia!


o Bahasa Melayu berfungsi sebagai lingua franca
o Bahasa Melayu sederhana karena tidak mengenal tingkatan bahasa,
o Bahasa Melayu berfungsi sebagai kebudayaan.

3. Apa yang dimaksud dengan kata baku.


Kata baku adalah kata yang sesuai pada KBBI yang digunakan berdasarkan aturan kaidah
kebahasaan yang telah ditetapkan.

4. Apa guna Bahasa Baku Bahasa Indonesia!


Untuk memberikan ciri khas terhadap Bahasa Indonesia yang dipakai sehari-hari

5. Buatlah kalimat yang megandung:


A. Titik dan koma. :Kambing makan, monyet berenang.
B. Titik, koma, dan tanda kutip. :”Kenapa ini?” ujar anak itu.
C. Titik, koma, dan huruf miring. : Ditaman itu, dilarang merokok.
D. Titik, koma, dan titik dua. : Adapun jenis ikan, seperti : hiu,paus,lumba-lumba.
E. Titik, koma, tanda kutip, dan tanda seru. : Kemarin, Andin berkata,”Mari bermain!”
6. Apa saja isi EYD atau PUEBI.
 Penulisan kata.
 Penulisan tanda baca.
 Penulisan singkatan dan akronim.
 Penulisan angka dan lambang bilangan.
 Penulisan unsur serapan.
7. Tulislah kalimat di bawah ini dengan benar:
a. Aku membaca novel Cintaku di kampus biru, karya Ashadi Siregar.
b. Hari ini, aku bertemu dengan rektor.
c. Hari ini aku, bertemu dengan rektor Universitas Pancasila.
d. Di kartu namanya tertulis Zawawi Imron, Msc., Phd.
e. Puisi "Aku" karya Chairil Anwar, sangat populer bagi anak sekolah.

8. Tuliskan SATU kata berimbuhan yang benar di bawah ini:


 Mengubah
 Bertanggung jawab
 Orang tua
 Mengomunikasikan
 Menyukseskan
 Memformat
 Memerkosa
 Mengopi
 Memutar balikkan
 Tepercaya
Soal Karangan

9. Buatlah karangan sekitar 800 kata dengan tema di bawah ini. Tema karangan dipilih
berdasarkan HURUF AWAL NAMA MAHASISWA PESERTA UJIAN. Contoh: Jika nama
Anda adalah Budi (HURUF 😎 maka pilihan tema adalah Sejarah Bahasa Melayu. Jika nama
Anda adalah Joko (HURUF AWAL J) maka Anda mendapatkan tema "praktik penggunaan
bahasa".

Sejarah Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia


Pada abad ke-15, Bahasa melayu dianggap sebagai bahasa Melayu Klasik.
Bentuk ini dipakai oleh Kesultanan Melaka, yang perkembangannya kelak disebut
sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga
kerajaan di sekitar Sumatra, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Laporan Portugis,
misalnya oleh Tome Pires, menyebutkan adanya bahasa yang dipahami oleh semua
pedagang di wilayah Sumatra dan Jawa. Magellan dilaporkan memiliki budak dari
Nusantara yang menjadi juru bahasa di wilayah itu. Ciri paling menonjol dalam
ragam sejarah ini adalah mulai masuknya kata-kata pinjaman dari bahasa Arab dan
bahasa Parsi sebagai akibat dari penyebaran agama Islam yang mulai masuk sejak
abad ke-12. Kata-kata bahasa Arab seperti masjid, kalbu, kitab, kursi, selamat, dan
kertas, serta kata-kata Parsi seperti anggur, cambuk, dewan, saudagar, tamasya,
dan tembakau masuk pada periode ini. Proses penyerapan dari bahasa Arab terus
berlangsung hingga sekarang.

Kedatangan pedagang Portugis, diikuti oleh Belanda, Spanyol, dan Inggris


meningkatkan informasi dan mengubah kebiasaan masyarakat pengguna bahasa
Melayu. Bahasa Portugis banyak memperkaya kata-kata untuk kebiasaan Eropa
dalam kehidupan sehari-hari, seperti gereja, sepatu, sabun, meja, bola, bolu, dan
jendela. Bahasa Belanda terutama banyak memberi pengayaan di bidang
administrasi, kegiatan resmi (misalnya dalam upacara dan kemiliteran), dan
teknologi hingga awal abad ke-20. Kata-kata seperti asbak, polisi, kulkas, knalpot,
dan stempel adalah pinjaman dari bahasa ini. Bahasa yang dipakai pendatang dari
Tiongkok juga lambat laun dipakai oleh penutur bahasa Melayu, akibat kontak di
antara mereka yang mulai intensif di bawah penjajahan Belanda. Sudah dapat
diduga, kata-kata Tionghoa yang masuk biasanya berkaitan dengan perniagaan dan
keperluan sehari-hari, seperti pisau, tauge, tahu, loteng, teko, tauke, dan cukong.

Bahasa perdagangan menggunakan bahasa Melayu di berbagai pelabuhan


Nusantara bercampur dengan bahasa Portugis, bahasa Tionghoa, maupun bahasa
setempat. Terjadi proses pemijinan di beberapa kota pelabuhan di kawasan timur
Nusantara, misalnya di Manado, Ambon, dan Kupang. Orang-orang Tionghoa di
Semarang dan Surabaya juga menggunakan varian bahasa Melayu pijin. Terdapat
pula bahasa Melayu Tionghoa di Batavia. Varian yang terakhir ini malah dipakai
sebagai bahasa pengantar bagi beberapa surat kabar pertama berbahasa Melayu
(sejak akhir abad ke-19). Varian-varian lokal ini secara umum dinamakan bahasa
Melayu Pasar oleh para peneliti bahasa.

Anda mungkin juga menyukai