Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah bahasa Indonesia masih kurang dibahas dalam mata pelajaran di
sekolah. Bahkan, mata pelajaran bahasa Indonesia sendiri tidak mengajarkan
tentang sejarah bahasa Indonesia. Padahal belajar tentang sejarah merupakan
suatu hal yang penting karena melambangkan bentuk rasa cinta kita terhadap
bangsa Indonesia. Sejarah adalah suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi di
masa lampau dengan urutan peristiwa yang kronologis. Sedangkan, bahasa
adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan
manusia lainnya menggunakan kata dan gerakan.
Pada saat ini, banyak generasi muda yang tidak mengetahui bagaimana
sejarah bahasa Indonesia. Generasi muda saat ini justru cenderung lebih
menguasai bahasa asing daripada bahasa bangsanya sendiri. Padahal cara
berbahasa seseorang mencerminkan rasa nasionalisme atau rasa cinta kepada
negaranya. Bahkan ada satu kutipan yang menyatakan bahwa “Bahasa
merupakan jiwa bangsa” maka dari itu, jika seseorang kurang menguasai
bahasa bangsanya artinya dia tidak mencerminkan identitas bangsanya.
Akibatnya, banyak sekali dampak buruk yang ditimbulkan karena tidak
mengetahui sejarah bahasa bangsanya sendiri. Oleh karena itu, dalam makalah
sejarah bahasa Indonesia ini akan membahas sejarah bahasa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah :

1. Bagaimana sejarah asal – mula bahasa Indonesia ?


2. Siapa saja tokoh pengemuka bahasa Indonesia?
3. Bagaimana dialeg-dialeg dalam bahasa Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh bahasa asing terhadap bahasa serapan Indonesia ?
5. Bagaimana perkembangan bahasa Indonesia di era globalisasi ?

1
1.3 Tujuan :
1. Mengetahui tentang sejarah asal – mula dari bahasa Indonesia.
2. Mengetahui tokoh pengemuka bahasa Indonesia.
3. Mengetahui dialeg-dialeg dalam bahasa Indonesia.
4. Mengetahui pengaruh bahasa asing terhadap bahasa serapan Indonesia.
5. Mengetahui tentang perkembangan bahasa Indonesia di era globalisasi.

1.4 Manfaat

Bagi Mahasiswa :

1. Menambah wawasan tentang sejarah bahasa Indonesia yang selama ini


kurang diketahui oleh kebanyakan mahasiswa.
2. Menumbuhkan rasa kebanggan saat menggunakan bahasa Indonesia.

Bagi Pembaca :

1. Menambah wawasan akan sejarah bahasa Indonesia.


2. Menumbuhkan rasa cinta akan bahasa Indonesia.
3. Berfungsi sebagai sarana edukatif untuk mempelajari sejarah dengan
mengenal tokoh dan peristiwa bersejarah yang telah terjadi di masa
lampau.

Bagi Penulis :

1. Mengetahui sejarah bahasa Indonesia yang selama ini kurang diketahui


oleh sebagian banyak orang.
2. Sebagai sumber inspirasi.
3. Penulis akan melatih diri agar siap dikritik dan dievaluasi oleh pihak lain
serta melatih pemecahan sebuah masalah.
4. Meningkatkan kemampuan analisa.
5. Membantu kita mencari bukti peradabaan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Asal Mula Bahasa Indonesia

Pada awalnya wilayah Indonesia dan Malaysia adalah satu


kesatuan di wilayah Malaka. Saat itu, bahasa utama yang digunakan
adalah bahasa Melayu. Bahasa tersebut digunakan untuk kepentingan
perdagangan. Pada masa itu, kebahasaan, kesastraan, dan kepenulisan
bahasa Melayu juga mulai berkembang pesat.

Bahasa Melayu tersebut disebarkan oleh lima orang keturunan


kerajaan yang biasa disebut sebagai lima tengku bersaudara. Saat itu,
mereka sedang dalam usaha untuk memperluas wilayah kerajaan dan
membuat kerajaan-kerajaan baru yang berlokasi di wilayah Nusantara.
Selain itu, persebaran bahasa ini berlangsung melalui aktifitas
perdagangan, perkawinan, dan penyebaran agama Islam. Oleh karena
itu, VOC menganggap bahwa bahasa Melayu adalah bahasa pemersatu.

Raja Ali Haji adalah salah satu tokoh ahli bahasa yang terkenal
saat itu karena selain kemampuannya dalam berbahasa Raja Ali Haji
juga memiliki kemampuan bekerja sama yang baik dengan kerajaan-
kerajaan lain.

Karena itu terjadi persaingan bahasa antara bahasa Melayu dan


bahasa Belanda. Sehingga akhirnya bahasa Melayu memenangkan
persaingan dan menjadi bahasa utama. Kemudian di kongres Pemuda I
tahun 1926, bahasa Melayu menjadi wacana untuk dikembangkan
sebagai bahasa dan sastra Indonesia. Lalu pada Kongres Pemuda II
1928, Sumpah Pemuda mengikrarkan bahwa bahasa Indonesia
merupakan bahasa pemersatu Indonesia.

3
Sebenarnya, bahasa Indonesia juga mendapatkan berbagai
sumbangan atau donor kata dari berbagai bahasa asing. Pada tahun
1999, pusat bahasa menerbitkan buku berjudul “Senarai Kata Serapan
dalam Bahasa Indonesia” dan menyatakan bahwa terdapat 10 donor
bahasa Indonesia, yakni Belanda, Inggris, Arab, Sansekerta-Jawa kuno,
China, Portugis, Tamil, Parsi/Persia, dan Hindi.

4
2.2 Tokoh Tokoh Pengemuka Bahasa Indonesia
1) Charles Adrian Van Ophuysen

Ch. A. van Ophuysen adalah seorang Belanda yang lahir di Solok


Sumatera Barat pada 1856 dan meninggal di Leiden pada tahun 1917.
Yang berjasa menyusun ejaan van Ophuysen yang menggantikan ejaan
bahasa Melayu pada tahun 1896.

2) Gorys Keraf

Gorys Keraf adalah seorang ahli bahasa kenamaan yang lahir di


Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Lembata, 17 November 1936 karena
kontribusinya yang besar dalam perkembangan ilmu bahasa Indonesia.

3) Koewatin Sasrasoeganda

Sasrasoeganda atau lebih tepatnya Raden Sasrasoeganda merupakan


tokoh penting dalam dunia perkamusan di Indonesia.Ia memperkenalkan
konsepsi pembagian kelas kata dalam bahasa Melayu.

4) A.M.Moeliono

Anton M. Moeliono adalah seorang ahli bahasa Indonesia yang lahir


di Bandung pada 21 Februari 1929. Beliau sangat berjasa dalam
Pembentukan kata dalam Bahasa Indonesia.

5) W.J.S.Poerwadarminta

J.S.Poerwadarminta atau Wilfridus Josephus Sabarija


Poerwadarminta adalah seorang tokoh yang sangat terkenal dalam dunia
perkamusan Indonesia. Ia dilahirkan di Yogyakarta pada 12 September
1904ia juga menulis karya sastra berupa novel, puisi, drama, dan prosa.
Karyanya yang paling terkenal adalah Kamus Umum Bahasa Indonesia
atau KUBI yang dijadikan sebagai acuan kamus standar bahasa
Indonesia.

5
2.3 Dialek-Dialek dalam Bahasa Indonesia

Dialek ialah seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda-beda


yang memiliki ciri-ciri umum dan masing-masing lebih mirip
dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama ada 4
macam yaitu :

1) Dialek regional
Dialek regional merupakan varian bahasa yang dipakai di
daerah tertentu. Misalnya, bahasa Indonesia dialek Ambon, dialek
Jakarta dialek Medan.
2) Dialek sosial
Dialek sosial adalah dialek yang dipakai oleh kelompok
sosial tertentu atau yang menandai strata sosial tertentu. Misalnya,
dialek remaja.
3) Dialek temporal
Dialek temporal yaitu dialek yang dipakai pada kurun
waktu tertentu. Misalnya, dialek Melayu zaman Sriwijaya dan
dialek Melayu zaman Abdullah.
4) Idiolek
Idiolek merupakan keseluruhan ciri bahasa seseorang yang
khas pribadi dalam lafal, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan
kata.
2.4 Pengaruh Bahasa Asing Terhadap Serapan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mendapatkan sumbangan atau donor bahasa dari
berbagai bangsa asing. Ada 10 wilayah utama yang diyakini sebagai
penyumbang besar bahasa Indonesia, yakni bahasa Sansekerta, bahasa
Arab, bahasa Parsi, bahasa Hindi, bahasa Tamil, bahasa Cina, bahasa
Portugis, bahasa Inggris, dan bahasa Jepang. Bahasa Sansekerta
dipercaya menjadi donor bahasa Indonesia karena telah ditemukan
sebuah prasasti di Kutai (Kaltim) pada abad ke-5 menggunakan bahasa
Sansekerta (Prasasti Mulawarman). Telah diperkirakan sejak abad ke-9
SM bahwa bahasa Sansekerta sudah ada di Sumatera, Jawa, Bali, dan
Kalimantan karena tersebarnya agama Hindu di Indonesia. Misalnya,

6
kata Asmara dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari kata
Āśrama; dan kata Sederhana merupakan serapan dari kata Sādhāraṇa.

Bahasa Arab dipercaya menjadi donor bahasa Indonesia karena


Islamisasi di Nusantara, yakni Arab. Contoh dari Bahasa Arab adalah
“akal” merupakan serapan dari ʿaql dan kata “kabar” merupakan
serapan dari kata Khabar. Ketiga, Bahasa Parsi, bahasa yang berasal
dari kawasan yang sekarang disebut Iran dan sekitarnya. Contoh dari
kata bahasa Parsi adalah Anggur dari kata Angūr.

Selanjutnya adalah Bahasa Hindi, bahasa resmi kedua di rumahnya


sendiri, India. Contohnya adalah kata Ayah yang berasal dari Āyā, dan
Roti dari kata Roṭī. Kelima, Bahasa Tamil. Bahasa ini berasal dari India
Selatan dan dikategorikan rumpun Dravida dan telah bersinggungan
dengan bahasa Melayu. Bahasa ini juga digunakan di Negara Jiran
seperti Malaysia dan Singapura. Contohnya adalah kata Andai berasal
dari kata Aṇṭai dan Keledai dari kata Kaṭalai.

Keenam adalah Bahasa Cina. Bukti awal eksistensinya adalah


adanya prasasti Jawa Kuno (abad ke-10). Bahasa Cina yang berkunjung
ke Nusantara pun diambil dari dialek Hokyan. Kata-kata yang
merupakan diambel dari Bahasa Cina contohnya adalah Apa dari 阿爸 a
pà, Angpau, Bakso, dan Bakwan. Selanjutnya adalah Bahasa Portugis.
Bangsa Portugis masuk ke Melaka dan timur Nusantara untuk
berdagang. Contoh dari bahasa serapannya adalah Bendera dari kata
Bandeira, Boneka dari kata Boneca, Algojo dari kata Algoz.

Selanjutnya adalah Bahasa Belanda. Bahasa ini merupakan donor


terbanyak ke dalam Bahasa Indonesia namun tidak menjadikan bahasa
itu sebagai lingua franca, atau bahasa pergaulan karena tergeser oleh
bahasa Malaysia. Beberapa kata Bahasa Indonesia dari bahasa Belanda
yakni Aktivitas dari kata Activitiet, Bando dari kata Bandeau, Harmonis
dari kata Harmonisch, Losmen dari kata Logement dan kata Indekos
dari kata in de kost. Lalu, bahasa Inggris. Contohnya adalah kata
Analisis dari Analysis, Bisnis dari kata Business, dan sebagainya.

7
Terakhir adalah bahasa Jepang. Bahasa ini sudah masuk Nusantara
sejak tahun 1942. Di antara yang tetap bertahan muncul di KBBI edisi
ke-IV adalah keibodan, kamikaze, dan jibaku. Selain itu, ada pula kata
kimono.

2.5 Perkembangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi

Melalui pepatah “Bahasa adalah jiwa bangsa”, bahasa tidak hanya


menjadi identitas bangsa tetapi juga alat pemersatu bangsa. Namun, di
era globalisasi saat ini tidak semua generasi muda Indonesia memiliki
rasa bangga saat menggunakan bahasa Indonesia.

Mereka justru cenderung lebih memilih untuk menggunakan


bahasa asing agar lebih terlihat bergaya. Bahkan keinginan untuk
belajar bahasa asing tumbuh lebih kuat daripada keinginan untuk
mempelajari bahasa Indonesia.

Sehinga seiring berjalannya waktu keinginan belajar bahasa asing


itu justru menggeser keinginan untuk belajar bahasa Indonesia itu
sendiri. Banyak anak muda era globalisasi ini yang justru gagap saat
manggunakan bahasa Indonesia karena sejak kecil mereka sudah
diajarkan untuk menggunakan bahasa asing sebagai bahasa utama.

Hal itu didasari oleh keinginan orang tua untuk memepersiapkan


anak-anaknya melewati era globalisasi. Sehingga orang tua saat ini
cenderung lebih memilih menggunakan bahasa asing untuk
berkomunikasai sehari-hari dengan anaknya. Seharusnya, orang tua
harus mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama karena
bahasa Indonesia adalah pemersatu dan indentitas bangsa kita. Selain
itu, dengan diajarkannya bahasa Indonesia kepada anak juga bisa
menumbuhkan rasa cinta dan rasa nasionalisme pada bangsanya
sendiri.

Menjamurnya sekolah billingual juga membuat kondisi ini


semakin parah. Tidak hanya itu, adanya sekolah internasional yang
menggunakan bahasa asing sebagai bahasa utama saat proses belajar

8
mengajar juga memperparah keadaan ini. Di sekolah Internasional,
kebanyakan menjadikan bahasa asing sebagai bahasa utama atau
bahasa pengantar saat proses pembelajaran dan hanya mengajarkan
bahasa Indonesia beberapa jam dalam seminggu. Hal itu
menyebabkan pengetahuan anak tentang bahasa Indonesia lebih
terbatas dari pengetahuan mereka dalam bahasa asing.

Kehidupan komunikasi anak muda di era globalisasi juga tidak


lepas dari kontaminasi bahasa yang biasanya disebut dengan bahasa
gaul yang entah dari mana asalnya. Hal itu membuat bahasa Indonesia
kehilangan wujud aslinya.

Budaya Indonesia sejak dulu sudah mengajarkan sopan santun


sehingga terdapat perbedaan bahasa atau tingkatan bahasa saat
berkomunikasi dengan orang yang lebih tua. Contohnya kata
panggilan kepada orang tua seperti bapak, ayah, ibu, dan bunda
merupakan kata panggilan sebagai bentuk penghormatan kita kepada
orang tua. Tetapi, jika panggilan itu diubah menjadi nyokap dan bokap
maka, terkesan lebih kasar dan tidak sopan.

Dalam bahasa Indonesia tingkat kesopanan dapat dilihat dari


bahasa daerahnya. Misalnya, tingkatan dalam bahasa Jawa, yaitu
krama inggil, krama madya, dan ngoko. Dalam bahasa daerah yang
lain juga kurang lebih terdapat tingkatan bahasa juga. Itu semua
adalah bukti nyata dari adat sopan santun yang sudah diterapkan oleh
bangsa Indonesia sejak dulu.

Bahasa juga bukan hanya sekedar sebagai alat komunikasi dan


tutur kata saja. Tetapi, bahasa juga merupakan jati diri dan budaya
bangsa yang harus terus dijaga dan dilestarikan agar terus ada.

Bahasa Indonesia mendapatkan sumbangan atau donor bahasa dari


berbagai bangsa asing. Ada 10 wilayah utama yang diyakini sebagai
peyumbang besar bahasa Indonesia, yakni bahasa Sansekerta, bahasa
Arab, bahasa Parsi, bahasa Hindi, bahasa Tamil, bahasa Cina, bahasa

9
Portugis, bahasa Inggris, dan bahasa Jepang. Bahasa Sanskerta
dipercaya menjadi donor bahasa Indonesia karena telah ditemukan
sebuah prasasti di Kutai (Kaltim) pada abad ke-5 menggunakan bahasa
Sanskerta (Prasasti Mulawarman). Telah diperkirakan sejak abad ke-9
SM bahwa bahasa Sanskerta sudah daa di Sumatera, Jawa, Bali, dan
Kalimantan karena tersebarnya agama Hindu di Indonesia. Misalnya,
kata Asmara dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari kata
Āśrama; dan kata Sederhana merupakan serapan dari kata Sādhāraṇa.

Bahasa Arab dipercaya menjadi donor bahasa Indonesia karena


Islamisasi di Nusantara, yakni Arab. Contoh dari Bahasa Arab adalah
“akal” merupakan serapan dari ʿaql dan kata “kabar” merupakan
serapan dari kata Khabar. Ketiga, Bahasa Parsi, bahasa yang berasal
dari kawasan yang sekarang disebut Iran dan sekitarnya. Contoh dari
kata bahasa Parsi adalah Anggur dari kata Angūr.

Selanjutnya adalah Bahasa Hindi, bahasa resmi kedua di rumahnya


sendiri, India. Contohnya adalah kata Ayah yang berasal dari Āyā, dan
Roti dari kata Roṭī. Kelima, Bahasa Tamil. Bahasa ini berasal dari India
Selatan dan dikategorikan rumpun Dravida dan telah bersinggungan
dengan bahasa Melayu. Bahasa ini juga digunakan di Negara Jiran
seperti Malaysia dan Singapura. Contohnya adalah kata Andai berasal
dari kata Aṇṭai dan Keledai dari kata Kaṭalai.

Keenam adalah Bahasa Cina. Bukti awal eksistensinya adalah


adanya prasasti Jawa Kuno (abad ke-10). Bahasa Cina yang berkunjung
ke Nusantara pun diambil dari dialek Hokyan. Kata-kata yang
merupakan diambel dari Bahasa Cina contohnya adalah Apa dari 阿爸 a
pà, Angpau, Bakso, dan Bakwan. Selanjutnya adalah Bahasa Portugis.
Bangsa Portugis masuk ke Melaka dan timur Nusantara untuk
berdagang. Contoh dari bahasa serapannya adalah Bendera dari kata
Bandeira, Boneka dari kata Boneca, Algojo dari kata Algoz.

10
Selanjutnya adalah Bahasa Belanda. Bahasa ini merupakan donor
terbanyak ke dalam Bahasa Indonesia namun tidak menjadikan bahasa
itu sebagai lingua franca, atau bahasa pergaulan karena tergeser oleh
bahasa Malaysia. Beberapa kata Bahasa Indonesia dari bahasa Belanda
yakni Aktivitas dari kata Activitiet, Bando dari kata Bandeau, Harmonis
dari kata Harmonisch, Losmen dari kata Logement dan kata Indekos
dari kata in de kost. Lalu, bahasa Inggris. Contohnya adalah kata
Analisis dari Analysis, Bisnis dari kata Business, dan sebagainya.

Terakhir adalah bahasa Jepang. Bahasa ini sudah masuk Nusantara


sejak tahun 1942. Di antara yang tetap bertahan muncul di KBBI edisi
ke-IV adalah keibodan, kamikaze, dan jibaku. Selain itu, ada pula kata
kimono.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Sejarah Asal – Mula dari Bahasa Indonesia

Pada awalnya wilayah Indonesia dan Malaysia adalah satu kesatuan


di wilayah Malaka. Saat itu, bahasa utama yang digunakan adalah
bahasa Melayu. Bahasa tersebut digunakan untuk kepentingan
perdagangan. Pada masa itu, kebahasaan, kesastraan, dan kepenulisan
bahasa Melayu juga mulai berkembang pesat.

Raja Ali Haji adalah salah satu tokoh ahli bahasa yang terkenal saat
itu karena selain kemampuannya dalam berbahasa Raja Ali Haji juga
memiliki kemampuan bekerja sama yang baik dengan kerajaan-kerajaan
lain.

Karena itu terjadi persaingan bahasa antara bahasa Melayu dan


bahasa Belanda. Sehingga akhirnya bahasa Melayu memenangkan
persaingan dan menjadi bahasa utama. Kemudian di kongres Pemuda I
tahun 1926, bahasa Melayu menjadi wacana untuk dikembangkan
sebagai bahasa dan sastra Indonesia. Lalu pada Kongres Pemuda II
1928, Sumpah Pemuda mengikrarkan bahwa bahasa Indonesia
merupakan bahasa pemersatu Indonesia.

2. Tokoh Tokoh Pengemuka Bahasa Indonesia


a. Charles Adrian Van Ophuysen

Yang berjasa menyusun ejaan van Ophuysen yang


menggantikan ejaan bahasa Melayu pada tahun 1896.

b. Gorys Keraf
Gorys Keraf adalah seorang ahli bahasa kenamaan serta
kontribusinya yang besar dalam perkembangan ilmu bahasa
Indonesia.

12
c. Koewatin Sasrasoeganda
Beliau memperkenalkan konsepsi pembagian kelas kata dalam
bahasa Melayu.
d. A.M.Moeliono
Beliau sangat berjasa dalam Pembentukan kata dalam Bahasa
Indonesia.
e. W.J.S.Poerwadarminta
Karyanya yang paling terkenal adalah Kamus Umum Bahasa
Indonesia atau KUBI yang dijadikan sebagai acuan kamus standar
bahasa Indonesia.
3. Dialeg-Dialeg dalam Bahasa Indonesia
Dialek ialah seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda-
beda yang memiliki ciri-ciri umum dan masing-masing lebih mirip
dibandingkan dengan bentuk ujaran lain dari bahasa yang sama ada 4
macam yaitu dialek regional,sosial,temporal,dan idiolek.
4. Pengaruh Bahasa Asing Terhadap Serapan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mendapatkan sumbangan atau donor bahasa dari
berbagai bangsa asing. Ada 10 wilayah utama yang diyakini sebagai
penyumbang besar bahasa Indonesia, yakni bahasa Sansekerta, bahasa
Arab, bahasa Parsi, bahasa Hindi, bahasa Tamil, bahasa Cina, bahasa
Portugis, bahasa Inggris, dan bahasa Jepang.
5. Perkembangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi
Melalui pepatah “Bahasa adalah jiwa bangsa”, bahasa tidak hanya
menjadi identitas bangsa tetapi juga alat pemersatu bangsa. Namun, di
era globalisasi saat ini tidak semua generasi muda Indonesia memiliki
rasa bangga saat menggunakan bahasa Indonesia.

Mereka justru cenderung lebih memilih untuk menggunakan


bahasa asing agar lebih terlihat bergaya. Bahkan keinginan untuk
belajar bahasa asing tumbuh lebih kuat daripada keinginan untuk
mempelajari bahasa Indonesia.

13
3.2 Saran
Bagi Mahasiswa :
Sebaiknya mahasiswa harus lebih aktif lagi dalam mempelajari bahasa
Indonesia karena mahasiswa adalah generasi muda penerus bangsa di masa
yang akan datang sehingga mereka seharusnya mengerti dan paham
tentang identitas bangsanya sendiri. Mahasiswa juga sebaiknya lebih
kreatif lagi saat mencari sumber belajar karena saat ini sumber belajar
tidak hanya melalui buku tetapi juga internet. Hal itu menuntut mahasiswa
untuk aktif belajar bahasa Indonesia baik dari mata kuliah yang diajarkan
maupun melalui sumber lain.

Bagi Pembaca :

Setelah membaca makalah singkat ini, sebaiknya pembaca dapat


mengambil hikmah bahwa mempelajari bahasa Indonesia secara
aktif,menyeluruh, dan tuntas adalah hal penting bagi seluruh kalangan
terutama warga negara Indonesia karena bahasa adalah identitas bangsa.

Bagi Penulis :

Penulis sebaiknya terbuka dan rendah diri untuk menerima kritik dan
saran dari berbagai kalangan. Sehingga, penulis mendapat banyak
pelajaran agar dapat memperbaiki dan mengembangkan makalah ini
dengan baik dan benar.

Bagi dosen :

Dosen sudah memberikan materi dengan baik, namun bimbingan


dalam beberapa hal masih diperlukan oleh mahasiswa. Oleh karena itu,
dosen sebaiknya tetap membantu dan mendorong mahasiswa untuk
menjadi lebih baik lagi dalam mengembangkan diri melalui tugas yang
telah diberikan.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-bahasa-indonesia/

https://youtu.be/hnLP9sUba-4

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/11/09/inilah-asal-usul-
bahasa-indonesia

Kanzunnudin, Muhammad. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan


Tinggi. Rembang: Yayasan Adhigama.

Alek dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan


Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

http://rahmaekaputri.blogspot.com/2010/09/fungsi-dan-kedudukan-
bahasa-indonesia.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia

15

Anda mungkin juga menyukai