Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 8

1. Nama : Rheina ayzila azhari

No.absen ; 28

Kelompok : 1

Pertanyaannya :

Apa penangan mandiri perawat untuk pasien yang syok hipovolemik?

2. Nama: Alief Alma Alfiana

No. Absen: 02

Kelompok: 2

Pertanyaan:

Mengapa terapi cairan pada pasien syok hipovolemik yang tidak tepat dapat menyebabkan
edema paru dan gangguan elektrolit? Jelaskan bagaimana hal tersebut bisa terjadi

3. Nama : Salsabil Putri Hidayati

No. Absen : 30

Kelompok : 3

Pertanyaan :

Bagaimana pemeriksaan penunjang pada penderita syok? Apakah jenis


penangannya/pemeriksaannya berbeda? Jika berbeda tolong jelaskan alasannya.

4. Nama : Shelia Nansa C.S

Absen : 31

Kelompok : 4

Pertanyaan :

Ada yg mengatakan bahwa terlalu sering mengonsumsi makanan/minuman yg manis2 dapat


meningkatkan resiko terjadinya syok kardiogenik. Apakah benar adanya pernyataan tsb dan
apa penyebabnya?
5. Nama : Vivi Norma Yunita

No.absen : 41

Kelompok : 5

Pertanyaannya :

Apa yang akan terjadi apabila syok tidak segera diobati , dan apakah ada cara cara agar dapat
menghindari syok hipovolemik , jika ada mohon sebutkan dan jelaskan.

6. Nama : Putri Anggraini

No.absen : 24

Kelompok : 6

Pertanyaannya :

Jelaskan kebiasaan seperti apa yang dapat memicu syok kardiogenik?

7. Nama :Wardah Farhan Hayazee

No.absen : 43

Kelompok : 7

Pertanyaannya :

Bagaimana cara pertolongan pertama pada pasien syok ? Dan apakah selama tindakan kita
boleh memindahkan pasien?

9. Nama : Yahya Putra A. S.

Absen : 45

Kelompok : 9

Pertanyaan :

Bagaimanakah hubungan antara Syok Kardiogenik dan Gagal Jantung? Apakah terdapat
perbedaan antara keduanya?

JAWABAN

1. Nama : wardha anis shohabah


No.absen : 44

Dari kelompok 1 (Rheina)

Jawaban :

Syok hipovelemik merupakan kondisi gawat darurat oleh karena itu penanganan harus segera
di lakukan. Bila kamu mencurigai kondisi ini terhadap seseorang, segera minta pertolongan
medis.. Penanganan untuk syok hipovolemik pada seorang pasien bertujuan untuk
memaksimalkan pasokan oksigen, mengembalikan volume cairan dalam tubuh, serta
mengendalikan kehilangan darah bila disebabkan karena perdarahan. Pemberian oksigen
tambahan atau pemasangan alat bantu napas, dapat diberikan jika ditemukan gangguan
pernapasan pada pasien. Pemberian cairan infus secara cepat ataupun transfusi darah (bila
diperlukan) dapat membantu tubuh untuk mengembalikan volume cairan. Untuk
menghentikan perdarahan, dapat dilakukan tindakan operasi, terutama bila perdarahan terjadi
akibat cedera dan mengenai organ dalam.

Pada kasus tertentu, guna membantu meningkatkan volume darah yang dipompa oleh jantung
serta membantu meningkatkan tekanan darah, dokter dapat memberikan obat-obatan berupa
dopamine, norepinephrine, epinephrine, atau dobutamin.

Pada syok hipovolemik, syok yang ringan lebih berpeluang untuk pulih. Sedangkan syok
hipovolemik yang berat cenderung menjurus pada kematian, terutama jika dialami oleh
orang-orang lanjut usia. 

2. Nama: Munawaroh

No. Absen: 08

Pertanyaan dari : Kelompok 2

Jawaban:

Penggunaan kristaloid (Cairan kristaloid dapat dibagi menjadi 2 yakni isotonik


(misalnya cairan salin normal dan ringer laktat) dan hipertonik (misalnya NaCl 3%).
Kristaloid dapat pula dibagi menjadi cairan buffered misalnya Ringer laktat, asetat, dan
maleat atau cairan nonbuffered yakni cairan salin normal). Pada saat pemberian cairan
isotonik dalam jumlah banyak dapat meningkatkan tekanan hidrostatik, sehingga cairan
banyak keluar ke ruang interstisial dan dapat menimbulkan komplikasi seperti edema
paru (terutama pada pasien dengan gangguan ginjal dan jantung).
Efek interstisial edema akibat pemberian volume cairan berlebih dapat meningkatkan tekanan
subkapsuler dan intrakapsuler ginjal yang menurunkan aliran darah ke ginjal dan
menyebabkan cedera sel.Kandungan klorida yang tinggi pada NaCl 0,9% juga dapat
menyebabkan vasokonstriksi arteriol tubular ginjal yang semakin memperberat gangguan
pada ginjal. kerusakan ginjal akan secara otomatis berdampak pada gangguan keseimbangan
cairan (elektrolit) di dalam tubuh.

3. Nama : Munawaroh

No. Absen : 08

Pertanyaan dari kelompok 3

Jawaban:

Pemeriksaan penunjang pada setiap kasus Syok itu berbeda walaupun rata-rata sama yaitu
melakukan tes darah dan EKG. Pemeriksaan ini dilakukan sesuai penyebab yang terjadi pada
setiap kasus syok.

•Pada syok hipovolemik pemeriksaan penunjang awal yang sebaiknya dilakukan pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan radiologi antara lain:

1. Hemoglobin dan hematokrit. Pada fase awal renjatan syok karena perdarahan kadar Hb dan
hematokrit masih tidak berubah, kadar Hb dan hematokrit akan menurun sesudah perdarahan
berlangsung lama, karena proses autotransfusi. Hal ini tergantung dari kecepatan hilangnya
darah yang terjadi. Pada syok karena kehilangan plasma atau cairan tubuh seperti pada
dengue fever atau diare dengan dehidrasi akan terjadi haemokonsentrasi.

2. Urin. Produksi urin akan menurun, lebih gelap dan pekat. Berat jenis urinmenigkat >1,020.
Sering didapat adanya proteinuria.

Pemeriksaan analisa gas darah pH, PaO2, PaCO2 dan HCO3 darah menurun. Bila proses
berlangsung terus maka proses kompensasi tidak mampu lagi dan akan mulai tampak tanda-
tanda kegagalan dengan makin menurunnya pH dan PaO2 dan meningkatnya PaCO2 dan
HCO3. Terdapat perbedaan yang jelas antara PO2 dan PCO2 arterial dan vena.

3. Pemeriksaan elektrolit serum. Pada renjatan sering kali didapat adanya gangguan
keseimbangan elektrolit seperti hiponatremi, hiperkalemia, dan hipokalsemia terutama pada
penderita dengan asidosis.
Pemeriksaan fungsi ginjal pemeriksaan BUN (Blood urea nitrogen) dan serum kreatinin
penting pada renjatan terutama bila ada tanda-tanda gagal ginjal.

4. Pemeriksaan faal hemostasis.

5. Pemeriksaan Radiologi, foto rontgen,

6. ultrasonografi dan CT-scane.

•Pada syok anafilaktik

Pemeriksaan Tambahan Hematologi:

1. Pemeriksaan darah menunjukkan jumlah sel darah putih yang banyak atau sedikit, dan
jumlah faktor pembekuan yang menurun. Jika terjadi gagal ginjal, kadar hasil buangan
metabolik (seperti urea nitrogen) dalam darah akanmeningkat. Hitung sel meningkat
hemokonsentrasi, trombositopenia eosinophilia naik/normal / turun. Biakan darah dibuat
untuk menentukan bakteri penyebab infeksi.

2. Foto rontgen: Hiperinflasi dengan atau tanpa atelektasis karena mukus plug.

3. EKG: Gangguan konduksi, atrial dan ventrikular disritmia atau


menunjukkanketidakteraturan irama jantung, menunjukkan suplai darah yang tidak memadai
ke otot jantung.

4. Analisa gas darah menunjukkan adanyaasidosis dan rendahnya konsentrasi oksigen

•pada Syok kardiogenik Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang segera dilakukan :

1. Serum. elektrolit, fungsi ginjal dan fungsi hepar.

2. Jumlah sel darah merah, leukosit (infeksi), trombosit (koagulopati)

3. Enzim Jantung (Creatinine Kinase, troponin, myoglobin, LDH)

4.Analisa gas darah arteri, dapat menggambarkan keseimbangan asam-basa dan kadar
oksigen.

5.Pemeriksaan serial kadar laktat, menggambarkan hipoperfusi dan prognosis.

6.Pemeriksaan yang harus direncanakan adalah EKG, ekokardiografi. foto polos dada.

•Pada Syok neurogenik Pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain:


1.Darah (Hb, Ht, leukosit, golongan darah), kadar elektrolit, kadar ureum, kreatinin, glukosa
darah.

2. Analisa gas darah

3. EKG

•Pada Syok septik Pemeriksaan Laboratorium

1. Pemeriksaan darah menunjukkan jumlah sel darah putih yang banyak atausedikit, dan
jumlah faktor pembekuan yang menurun. Jika terjadi gagal ginjal, kadar hasil buangan
metabolik (seperti urea nitrogen) dalam darah akan meningkat.

2.Analisa gas darah menunjukkan adanya asidosis dan rendahnya konsentrasi oksigen.

3.Pemeriksaan EKG jantung menunjukkan ketidakteraturan irama jantung, menunjukkan


suplai darah yang tidak memadai ke otot jantung. Biakan darah dibuat untuk menentukan
bakteri penyebab infeksi.

4. Nama : Sintha Natalia R.

No.Absen : 35.

Pertanyaan dari :

Nama : Shelia Nansa C.S

Absen : 31

Jawaban :

Riwayat penderita diabetes merupakan salah satu faktor penyebab syok kardiogenik, maka
dari situ jika kita sering mengonsumsi gula berlebih akan menyebabkan diabetes bagi
pengonsumsi dan itu membuat faktor kita terkena syok kardiogenik lebih besar.

5. Nama : Rafidah Aisyah Hanun

No Absen : 26

Dari kelompok : 5

Jawaban:

Pengertian syok sendiri adalah kondisi dimana tekanan darah turun secara drastis, sehingga
terjadi gangguan aliran darah dalam tubuh. Aliran darah yang terganggu membuat pasokan
nutrisi dan oksigen yang berperan pada sel dan organ tubuh menjadi terhambat, sehingga
apabila syok tidak segera ditangani akan menyebabkan komplikasi bahkan kematian.

Cara menghindari syok hipovolemik dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :

1. Jangan memberikan cairan apa pun ke dalam mulut penderita.

2. Jangan ubah posisi penderita jika diduga terdapat cedera pada bagian kepala, tungkai,
leher, atau punggung, kecuali posisi pasien dalam kondisi yang berbahaya, misalnya dekat
dengan benda yang mudah meledak.

3. Bila tidak terdapat cedera kepala, leher, punggung, maupun tungkai, posisikan tubuh
pasien di permukaan yang rata, yaitu kepala sejajar dengan tungkai. Bila memungkinkan,
angkat kaki sekitar 30 cm, sehingga posisi kepala lebih rendah daripada kaki.

4. Jangan mencabut jika ada benda (pecahan kaca atau pisau) yang menancap di tubuh pasien.

5. Tekan titik perdarahan dengan menggunakan kain atau handuk untuk meminimalkan
volume darah yang terbuang. Bila perlu, ikat kain atau handuk tersebut.

6. Buat suhu tubuh penderita tetap hangat untuk mencegah hipotermia, misalnya dengan
menyelimutinya.

7. Pada kasus cedera di leher atau kepala, beri penyangga khusus terlebih dahulu pada bagian
leher sebelum memindahkan penderita ke dalam ambulans.

6. Nama : Rafidah Aisyah Hanun

No Absen : 26

Dari kelompok : 6

Jawabannya :

1. Sedentary lifestyle (tidak aktif secara fisik), apabila kita rajin berolahraga bisa membuat
jantung semakin sehat sekaligus menurunkan resiko penyakit jantung. Karena kita
berolahraga, jantung akan memompa lebih banyak darah dengan memompa gerakan lebih
cepat. Bisa juga dirasakan lewat detak jantung yang meningkat, dengan meningkatnya detak
jantung ini dapat memasok oksigen dan nutrisi penting lainnya ke otot-otot yang sedang
bergerak.
2. Makan makanan yang manis

Menurut WHO, standar konsumsi gula per hari adalah 25 gram. 25 gram ini adalah seluruh
asupan yang masuk kedalam tubuh termasuk makan 3x sehari, minuman, camilan, buah
buahan. Ketika kita banyak mengonsumsi makanan makanan manis dapat menyebabkan
diabetes, sedangkan salah satu penyebab syok kardiogenik adalah memiliki riwayat diabetes

3. Sembarangan mengonsumsi makanan

Selain olahraga kita juga dapat menjaga kesehatan jantung kita dengan tidak mengkonsumsi
makanan yang sembarangan. Misalnya, mengonsumsi makanan rendah kolesterol yang
mampu menjaga tekanan darah tetap terkendali, selain itu bisa mengkonsumsi oatmeal.

4. Mengabaikan tekanan darah

Seperti contohnya obesitas yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan di dalam pembuluh
darah dan jantung. Selain itu, tingginya natrium dalam darah bisa membuat cairan tertahan
dan meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah. Serta merokok juga dapat menyebabkan
pembuluh darah menyempit, sehingga tekanan dalam pembuluh darah meningkat.

7. Nama : Sintha Natalia R.

No. Absen : 35.

Menjawab pertanyaan dari :

Nama :Wardah Farhan Hayazee

No.absen : 43

Kelompok : 7

Jawabannya : Pertolongan pertama yg dapat diberika yaitu membaringkan penderita secara


perlahan, tdk menggerakan penderita selama tidak diperlukan, membuka/mengendorkan
pakaian yg ketat, memeriksa denyut nadi dan jantung, Memberi penderita selimut, tdk
memberi penderita makan atau minum. Kita tdk boleh memindahkan atau merubah posisi jika
melihat ada cedera di bagian kepala, tungkai, leher atau punggung hingga petugas medis
datang. Namun, jika pengidap berada dalam posisi yang cukup berbahaya, misalnya dekat
dengan benda yang mudah meledak, kamu perlu memindahkan posisi pengidap. Jika
pengidap tidak mengalami cedera apapun, kita bisa memposisikan /memindahkan tubuh
pengidap pada permukaan yang rata, yaitu kepala sejajar dengan tungkai. Bila
memungkinkan, angkat kaki pengidap sekitar 30 sentimeter lebih tinggi daripada posisi
kepala.

9. Nama : Ninit Widianti

No.Absen : 17

Menjawab pertanyaan dari :

Nama : Yahya Putra A.S

No. Absen : 45

Kelompok :9

Jawaban :

Secara umum, gejala penyakit syok kardiogenik mirip dengan gejala gagal jantung. Hanya
saja, syok kardiogenik merupakan satu kondisi yang lebih serius dan harus segera
mendapatkan tindakan medis.

Pada kondisi gagal jantung, gejala utama yang muncul adalah sesak napas dan rasa lelah
hampir sepanjang hari. Gagal jantung menyebabkan pasokan darah ke otot serta organ
penting lainnya menjadi berkurang, sehingga memicu beberapa gejala, seperti mudah merasa
lemah, bingung, hingga pusing.

Kondisi ini pun bisa membuat pasokan darah ke ginjal menjadi lebih sedikit. Imbasnya,
terjadi penumpukan cairan di tubuh dan muncul gejala, seperti pembengkakan di kaki dan
perut, kenaikan berat badan, hingga sering buang air kecil terutama pada malam hari.

Sesak jantung yang terjadi karena gagal jantung biasanya akan semakin terasa saat
pengidapnya berbaring di permukaan datar. Bahkan, kondisi ini bisa menyebabkan gangguan
saat tidur malam hari, dan bisa memaksa pengidapnya duduk atau berdiri agar menghirup
udara. Meskipun demikian, gejala gagal jantung biasanya berbeda-beda antara satu orang dan
yang lainnya.

Sedangkan pada syok kardiogenik, gejala yang muncul sebenarnya mirip dengan gagal
jantung hanya saja lebih serius. Waspadai jika merasakan beberapa gejala, seperti, napas
cepat dan terasa pendek, jantung berdebar-debar atau takikardia, denyut nadi melemah, nyeri
dada, hingga pucat dan tangan serta kaki terasa dingin.

Syok kardiogenik pun bisa menimbulkan gejala, seperti linglung atau merasa selalu gelisah,
mudah berkeringat, hilang kesadaran alias pingsan. Kondisi ini pun bisa meningkatkan
frekuensi buang air kecil atau dalam beberapa kasus pengidapnya tidak bisa buang air kecil
sama sekali.

Anda mungkin juga menyukai