Anda di halaman 1dari 9

Nama : Helga Fatkhariyadi P

NIM : 191910701016

PENGARUH BAHASA DAERAH DAN BAHASA ASING TERHADAP BAHASA


INDONESIA
A. Pengaruh Bahasa Daerah Terhadap Bahasa Indonesia
Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan pengaruh terhadap
bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan berikutnya, khususnya bahasa formal
atau resmi yaitu bahasa Indonesia. Sebagai contoh, seorang anak memiliki ibu yang
berasal dari daerah Sekayu sedangkan ayahnya berasal dari daerah Pagaralam dan
keluarga ini hidup di lingkungan orang Palembang. Dalam mengucapkan sebuah kata
misalnya “mengapa”, sang ibu yang berasal dari Sekayu mengucapkannya ngape (e
dibaca kuat) sedangkan bapaknya yang dari Pagaralam mengucapkannya ngape (e dibaca
lemah) dan di lingkungannya kata “megapa” diucapkan ngapo. Ketika sang anak mulai
bersekolah, ia mendapat seorang teman yang berasal dari Jawa dan mengucapkan
“mengapa” dengan ngopo. Hal ini dapat menimbulkan kebinggungan bagi sang anak
untuk memilih ucapan apa yang akan digunakan.
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keanekaragaman budaya dan bahasa daerah
merupakan keunikan tersendiri bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan yang harus
dilestarikan. Dengan keanekaragaman ini akan mencirikan Indonesia sebagai negara yang
kaya akan kebudayaannya. Berbedanya bahasa di tiap-tiap daerah menandakan identitas
dan ciri khas masing-masing daerah. Masyarakat yang merantau ke ibukota Jakarta
mungkin lebih senang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah dengan orang
berasal dari daerah yang sama, salah satunya dikarenakan agar menambah keakraban
diantara mereka. Tidak jarang pula orang mempelajari sedikit atau hanya bisa-bisaan
untuk berbahasa daerah yang tidak dikuasainya agar terjadi suasana yang lebih akrab.
Beberapa kata dari bahasa daerah juga diserap menjadi Bahasa Indonesia yang baku,
antara lain kata nyeri (Sunda) dan kiat (Minangkabau).
Melalui beberapa contoh itu ternyata penggunaan bahasa daerah memiliki tafsiran yang
berbeda dengan bahasa lain. Jika hal tersebut digunakan dalam situasi formal seperti
seminar, lokakarya, simposium, proses belajar mengajar yang pesertanya beragam
daerahnya akan memiliki tafsiran makna yang beragam. Oleh karena itu, penggunaan
bahasa daerah haruslah pada waktu, tempat, situasi, dan kondisi yang tepat.

B. Pengaruh Bahasa Asing Terhadap Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia dari awal pertumbuhannya sampai sekarang telah banyak menyerap
unsur-unsur asing terutarna dalam hal kosa kata. Kata serapan adalah kata yang berasal
dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan kedalam suatu bahasa dan diterima
pemakaiannya secara umum. Bahasa Indonesia menyerap banyak kata dari bahasa-bahasa
lain, terutama dari negara yang pernah berhubungan langsung dengan Indonesia baik
melalui perdagangan (Sansekerta, Arab, dan Tionghoa), melalui penjajahan (Portugis,
Jepang, Belanda), maupun dari perkembangan ilmu pengetahuan (Inggris).
Asal Bahasa Jumlah Kata
Arab 1.495 kata
Belanda 3.280 kata
Tionghoa 290 kata
Hindi 7 kata
Inggris 1.610 kata
Parsi 63 kata
Portugis 131 kata
Sanskerta-Jawa Kuna 677 kata
Tamil 83 kata

SUMBER: Wikipedia Indonesia, Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia.

C. Pengaruh bahasa Sansekerta


Seperti yang kita ketahui dari pelajaran sejarah, bahasa Sansekerta telah dipakai di
Nusantara sejak masa lampau. Bahasa Sansekerta tercatat paling awal masuk ke
Nusantara (Indonesia). Bahasa ini dipakai mula-mula di salah satu peradaban tertua,
peradaban Sungai Indus, dan menyebar ke hampir seluruh dunia besamaan meyebarnya
kepercayaan Hindu. Salah satu tempat menyebarnya kepecayaan Hindu adalah daerah
Asia Tenggara. Kerajaan Sriwijaya, dari namanya pun sudah memakai Bahasa
Sansekerta. Sampai di masa kerajaan-kerajaan Islam, Bahasa Sansekerta masih dipakai,
contohnya adalah nama-nama raja di Jawa. Beberapa kata serapan dari bahasa Sansekerta
antara lain: bencana (vāñcana), anugerah (anugraha), busana (bhūṣaṇa), payudara
(payodhara), sahaja (sahaja), istana (āsthāna), istri (strī), dsb.
II.2.2 Pengaruh bahasa Tionghoa
Hubungan ini sudah terjadi sejak abad ke-7 ketika para saudagar Cina berdagang ke
Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur, bahkan sampai juga ke
Maluku Utara. Pada saat Kerajaan Sriwijaya muncul dan kukuh, Cina membuka
hubungan diplomatik dengannya untuk mengamankan usaha perdagangan dan
pelayarannya. Pada tahun 922 musafir Cina melawat ke Kerajaan Kahuripan di Jawa
Timur. Sejak abad ke-11 ratusan ribu perantau meninggalkan tanah leluhurnya dan
menetap di banyak bagian Nusantara (Kepulauan Antara, sebutan bagi Indonesia).
Yang disebut dengan bahasa Tionghoa adalah bahasa di negara Cina (banyak bahasa).
Empat di antara bahasa-bahasa itu yang di kenal di Indonesia yakni Amoi, Hakka,
Kanton, dan Mandarin. Kontak yang begitu lama dengan penutur bahasa Tionghoa ini
mengakibatkan perolehan kata serapan yang banyak pula dari bahasa Tionghoa, namun
penggunaannya tidak digunakan sebagai perantara keagamaan, keilmuan, dan
kesusastraan di Indonesia sehingga ia tidak terpelihara keasliannya dan sangat mungkin
banyak ia berbaur dengan bahasa di Indonesia. Contohnya: anglo, bakso, cat, giwang,
kue/ kuih, sampan, tahu, dsb.

D. Pengaruh bahasa Arab dan Persia


Bahasa Arab dibawa ke Indonesia mulai abada ketujuh oleh saudagar dari Persia, India,
dan Arab yang juga menjadi penyebar agama Islam. Kosakata bahasa Arab yang
merupakan bahasa pengungkapan agama Islam mulai berpengaruh ke dalam bahasa
Melayu terutama sejak abad ke-12 saat banyak raja memeluk agama Islam. Kata-kata
serapan dari bahasa Arab misalnya abad, bandar, daftar, edar, kursi, gairah, hadiah,
hakim, ibarat, jilid, kudus, mimbar, sehat, taat, wajah, koran, dsb. Karena banyak di
antara pedagang itu adalah penutur bahasa Parsi maka tidak sedikit kosakatanya juga
pada akhirnya diserap, seperti acar, baju, domba, kenduri, piala, saudagar, topan, dsb.

E. Pengaruh bahasa Portugis


Masa penjajahan di Indonesia pertama kali dimulai oleh masuknya bangsa Portugis yang
ingin mencari rempah-rempah yang pada saat itu nilainya sangat tinggi. Bahasa Portugis
dikenali masyarakat penutur bahasa Melayu sejak bangsa Portugis menduduki Malaka
pada tahun 1511 setelah setahun sebelumnya ia menduduki Goa. Portugis disingkirkan
Belanda yang datang kemudian dan Portugis harus menyingkir ke daerah timur
Nusantara. Meski demikian, pada abad ke-17 bahasa Portugis sudah menjadi bahasa
penghubung antaretnis di samping bahasa Melayu. Kata-kata serapan yang berasal dari
bahasa Portugis seperti algojo, bangku, dadu, gardu, meja, picu, renda, tenda, dsb.
II.2.5 Pengaruh bahasa Belanda
Belanda mendatangi Nusantara pada awal abad ke-17 ketika ia mengusir Portugis dari
Maluku pada tahun 1606, kemudian ia menuju ke pulau Jawa dan daerah lain di sebelah
barat. Sejak itulah, secara bertahap Belanda menguasai banyak daerah di Indonesia.
Bahasa Belanda tidak sepenuhnya dapat menggeser kedudukan bahasa Portugis, karena
pada dasarnya bahasa Belanda lebih sukar untuk dipelajari, lagipula orang-orang Belanda
sendiri tidak suka membuka diri bagi orang-orang yang ingin memepelajari kebudayaan
Belanda termasuk bahasanya. Hanya saja pendudukannya semakin luas meliputi hampir
di seluruh negeri dalam kurun waktu yang lama (± 350 tahun penjajahan). Belanda juga
merupakan sumber utama dalam menimba ilmu bagi kaum pergerakan. Oleh karena itu,
komunikasi gagasan kenegaraan pada saat negara Indonesia didirikan banyak mengacu
pada bahasa Belanda. Kata-kata serapan dari bahasa Belanda seperti abodemen, bangrut,
dongkrak, ember, formulir, tekor, dsb.
II.2.6 Pengaruh bahasa Jepang
Pendududkan Jepang di Indonesia yang selama tiga setengah tahun tidak meninggalkan
warisan yang dapat bertahan melawati beberapa angkatan. Kata-kata serapan dari bahasa
Jepang yang digunakan umumnya bukanlah hasil hubungan bahasa pada masa
pendudukan, melainkan imbas kekuatan ekonomi dan teknologinya. Kata serapan dari
bahasa Jepang antara lain: ebi, judo, karaoke, kimono, samurai, dsb.

F. Pengaruh bahasa Inggris


Bangsa Inggris tercatat pernah menduduki Indonesia yaitu ketika Raffles menginvasi
Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1811. Kata serapan dari bahasa Inggris ke dalam
kosa kata Indonesia umumnya terjadi pada zaman kemerdekaan Indonesia, namun ada
juga kata-kata Inggris yang sudah dikenal, diserap, dan disesuaikan pelafalannya ke
dalam bahasa Melayu sejak zaman Belanda yang pada saat Inggris berkoloni di Indonesia
antara masa kolonialisme Belanda.. Kata-kata itu seperti badminton, kiper, gol, bridge,
dsb. Banyaknya kosakata bahasa Inggris yang diserap kedalam bahasa Indonesia
dikarenakan bahasa Inggris telah diakui sebagai bahasa internasional atau bahasa dunia.
Dengan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknolgi yang sebagian besar
informasinya ditulis dalam bahasa Inggris, beberapa istilah-istilah penting akan tertulis
dalam bahasa Inggris juga.
Ada dua cara penyerapan kata-kata dan ungkapan-ungkapan dari bahasa inggris ke dalam
bahasa Indonesia. Cara pertama adalah dengan menyerap secara seluruhnya, baik dalam
ejaan maupun pada ucapannya. Cara kedua adalah dengan menyesuaikan ejaan maupun
ucapannya. Berikut ini dapat dilihat beberapa macam pola penyerapan kata-kata dalam
bahasa inggris ke dalam bahasa Indonesia.
1. Kata-kata dalam bahasa Inggris yang berawal dengan huruf C,Ch, dan Q.
Contoh:
Inggris Ucapan Indonesia
Certificate Se(r)tifikeit Sertifikat
Corruption Korapsien Korupsi
Chocolate Cokeleit Coklat
Quota Kwota Kuota

2. Suku kata bahasa inggris yang berakhir dengan “-tion” dan “-sion”, berubah menjadi “-
si”
Contoh:
Inggris Indonesia Arti
Attension Atensi Perhatian
Calculation Kalkulasi Perhitungan
Condition Kondisi Keadaan
Deportasion Deportasi Pengusiran WNA dari suatu Negara

3. Kata-kata dalam bahasa Inggris yang mempunyai suku-kata akhir “-ty” akan berubah
menjadi “-tas” dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Inggris Indonesia Arti
Activity Aktivitas Kegiatan
Integrity Integritas Sifat jujur
Priority Prioritas Yang diutamakan

Namun, hal ini tidak berlaku untuk kata:


Inggris Indonesia Arti
Comodity Komoditi Barang dagangan
Penalty Penalty Hukuman
Royalty Royalty Pembayaran kepada pemegang hak cipta.

4. Kata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir “-nt” akan berubah
menjadi “-n” dalam bahasa Indonesia
Contoh:
Inggris Indonesia Arti
Argument Argument Bantahan
Component Komponen Bagian dari suatu alat
Statement Statemen pernyataan

Namun, Hal ini tidak berlaku untuk kata-kata berikut:


Inggris Indonesia Arti
Comment Komentar Pendapat
Investment Investasi Penanaman modal
Argument Argumentasi/argument sanggahan

5. K ata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir “-ism” akan berubah
menjadi “-isme” dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Inggris Indonesia Arti
Egoism Egoism Mementingkan diri sendiri
Organism Organism Mahluk hidup
Optism Optismisme Rasa percaya diri yang kuat

6. K ata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir “-ive” akan berubah
menjadi “-if” dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Inggris Indonesia Arti
Attracktive Atraktif Menarik
Competitive Kompetitif Bersaing
Destructive Destruktif Bersifat merusak
7. K ata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir “-nal” akan berubah
menjadi “-nal” dalam bahasa Indonesia, namun ejaan keseluruhan berubah sesuai dengan
ucapannya.
Contoh:
Inggris Indonesia Arti
Emotional Emosional Perasa
Functional Fungsional Berkenaan dengan kerjanya dan tugasnya
Traditional Tradisional Adat,kebiasan

8. K ata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata awal “ph-” sesuai dengan
ucapannya menjadi “f-“ dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Inggris Indonesia Arti
Phrase Frasa Untaian kata
Physics Fisika Ilmu fisika
Physiologi Fisiologi Ilmu faal

9. K ata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata awal “th-” akan berubah
menjadi “t-” dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Inggris Indonesia Arti
Theatre Teater Gedung pertunjukkan
Therapy Terapi Pengobatan
Thermometer Thermometer Alat pengukur suhu

10. K ata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir “-y” akan berubah
menjadi “-i” dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Inggris Indonesia Arti
Anarchy Anarki Kekacauan
Biography Biografi Riwayat hidup
Pathology Patologi Ilmu tentang penyakit
11. Akhiran suku-kata “-ic” dalam bahasa Inggris dapat menjadi beberapa bentuk.
Contoh:
Inggris Indonesia Arti
1.Athelete
Athletic
Athletics Atlit
Atletis
Atletik Olahragawan
Sifat badan yang kokoh
Cabang olah raga atletik
2. Fantasy
Fantasia
Fantastic Fantasi
Fantasia
Fantastis Khayalan
Karya seni penuh fantasi
Sesuatu yang menakjubkan
3. Politics
Political
Politic Ilmu politik
Politisi
Politik Ilmu tentang tata-cara mengelola negara
Berkaitan dengan politik
Berkaitan dengan pemerintahan

12. Kata-kata dalam bahsa Inggris yang berawal dengan huruf C dapat berubah menjadi
S, K, atau diawali dengan huruf C dalam bahasa Indonesia, sesuai dengan ucapannya.
Contoh:
Inggris Indonesia Arti
Ceremony Seremoni Upacara
Celebrity Selebriti Orang terkenal
Check Cek Memeriksa
Café Kafe Semacam kedai atau restoran
Komentar :

Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan pengaruh terhadap
bahasa Indonesia di karenakan masyarakat dalam berkomunikasi setiap hari lebih
cenderung menggunakan bahasa daerah di bandingkan menggunakan bahasa Indonesia
yang baku dan merasa canggung apabila bahasa Indonesia itu digunakan untuk
berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Sebaiknya masyarakat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan jangan
mencampur adukan bahasa daerah dengan bahasa Indonesia karena akan menimbulkan
banyak kosakata baru dan akan mempengaruhi pengucapan saat menggunakan bahasa
Indonesia baku.Menurut saya,Bahasa asing adalah bahasa negara lain yang tidak
digunakan secara umum dalam interaksi sosial.Menurut saya,kedudukan Bahasa Asing di
Indonesia tersebut mengakibatkan jarang digunakannya bahasa asing dalam interaksi
sosial di lingkungan anak. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menggunakan bahasa pengantar Bahasa
Inggris karena pemerolehan bahasa asing bagi anak berbanding lurus dengan volume,
frekuensi dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya sumber-
sumber bahasa asing yang masuk ke Indonesia kurang lebih dapat mempengaruhi
penggunaan dan perkembangan bahasa Indonesia. Perkembangan bahasa asing yang
masuk tersebut tentunya dapat menambah perbendaharaan bahasa Indonesia itu sendiri
dengan pola yang terpantau tentunya ( tidak menyingkirkan nilai budaya dari bahasa
Indonesia itu sendiri). Bahasa Indonesia mempunyai ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah
tertentu yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia ini, baik bahasa
asing maupun bahasa daerah. Dengan ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok ini pulalah
dapat dibedakan mana bahasa Indonesia dan mana bahasa asing ataupun bahasa daerah.
Dari Artikel di atas dapat diambil dari segi positif dan negative sebagai berikut,beberapa
pengaruh atau dampak penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia:
• Dampak Positif:

a) Bahasa Indonesia memiliki banyak kosakata.


b) Sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia.
c) Sebagai identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah.
d) Menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi.

• Dampak Negatif:

a) Bahasa daerah yang satu sulit dipahami oleh daerah lain.


b) Warga negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia menjadi kesulitan karena
terlalu banyak kosakata.
c) Masyarakat menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku
karena sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah.
d) Dapat menimbulkan kesalahpahaman.
Pada bahasa-bahasa daerah di Indonesia juga terdapat beberapa kata yang sama dalam
tulisan dan pelafalan tetapi memiliki makna yang berbeda, berikut beberapa contohnya:
a. Suwek dalam bahasa Sekayu (Sumsel) bermakna tidak ada.
Suwek dalam bahasa Jawa bermakna sobek.
b. Kenek dalam bahasa Batak bermakna kernet (pembantu sopir).
Kenek dalam bahasa Jawa bermakna kena.
c. Abang dalam bahasa Batak dan Jakarta bermakna kakak.
Abang dalam bahasa Jawa bermakna merah.
d. Mangga dalam bahasa Indonesia bermakna buah mangga.
Mangga dalam bahasa Sunda bermakna silakan.
e. Maen dalam bahasa Indonesia bermakna bermain.
Maen dalam bahasa Batak bermakna gadis.
f. Gedang dalam bahasa Sunda bermakna pepaya.
Gedang dalam bahasa Jawa bermakna pisang.
g. Cungur dalam bahasa Sunda bermakna sejenis kikil.
Cungur dalam bahasa Jawa bermakna hidung.
h. Jagong dalam bahasa Sunda bermakna jagung.
Jagong dalam bahasa Jawa bermakna duduk.
i. Nini dalam bahasa Sunda bermakna nenek.
Nini dalam bahasa Batak bermakna anak dari cucu laki-laki.
j. Tulang dalam bahasa Indonesia bermakna tulang.
Tulang dalam bahasa Batak bermakna abang atau adik dari ibu.
k. Iba dalam bahasa Indonesia bermakna merasa kasihan.
Iba dalam bahasa Batak bermakna saya.
l. Bere dalam bahasa Sunda bermakna memberi.
Bere dalam bahasa Batak bermakna anak dari kakak atau adik perempuan kita.
Komentar dari segi Gambar :

Menurut saya,artikel tersebut kurang menarik karena,kurangnya aspek yang menarik


seperti Gambar dan lain sebagainya yang bisa mendukung artikel ini.Sehingga si
pembaca tambah tertarik untuk membaca artikel tersebut.

Dengan adanya bahasa bahasa asing tersebut masyarakat Indonesia diharapkan dapat
berkomunikasi dengan cukup baik dengan masyarakat asing jikalau diperlukan.

Sumber : https://dwiajisapto.blogspot.com/2011/02/pengaruh-bahasa-daerah-dan-bahasa-
asing.html

Anda mungkin juga menyukai