INDONESIA
MKDU
MKDU 2 SKS = 100 menit
Pengertian Bahasa
Alat komunikasi /alat untuk berinteraksi berarti alat untuk menyampaikan
pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
Hakikat bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang
dihasilkan alat ucap manusia.
Fungsi Bahasa
Sebuah sistem
Berwujud lambang
Berupa bunyi
Bersifat arbitrer
Bermakna
Bersifat konvensional
Bersifat unik
Bersifat universal
Bersifat produktif
Bervariasi
Bersifat dinamis
Manusiawi
Bahasa Indonesia
90% warga Indonesia sebagai penutur dan paham akan Bahasa Indonesia,
walaupun bukan sebagai bahasa ibu. Bahasa ibunya ialah Bahasa daerah asal
penutur tersebut.Terdapat 748 Bahasa ibu/daerah dari asal penutur, contoh
suku/orang Sunda dengan Bahasa ibunya; Bahasa Sunda,dst.
Penutur Bahasa Indonesia sering menggunakan Bahasa Indonesia dengan ragam
Bahasa tidak baku.Untuk ragam baku digunakan di perguruan tinggi atau di media
massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik
lainnya.
SEJARAH BAHASA INDONESIA
3 fase sejarah perkembangan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu sejak abad ke-7 di kawasan Asia Tenggara. Buktinya pada prasasti di
Palembang di 683 M, yang penulisannya masih menggunakan Bahasa Melayu. Sejak itu, bahasa Melayu dijadikan
bahasa sehari-hari oleh penduduk di sekitar Selat Malaka. Selanjutnya bahasa Melayu berubah fungsi sebagai
lingua franca (bahasa perhubungan antargolongan, pedagang, dan kerajaan Nusantara) hingga abad ke-17 saat
Belanda menguasai Indonesia. Inilah fase perkembangan pertama dari bahasa Indonesia.
Fase kedua adalah masa kolonial Belanda. Abad 16 Orang Barat tiba di Nusantara untuk menguasai palawija yang
miliki penduduk nusantara mengetahu bahwa bahasa Melayu sebagai sebagai bahasa resmi pergaulan,
perhubungan dan perdagangan.
Fase ketiga : masa pergerakan dimulai pada tahun 1901 pemerintah VOC membuat ejaan Ophuysen dengan
bantuan 2 ahli bahasa Melayu. Lalu pemerintah kolonial mendirikan taman bacaan tahun 1908 untuk rakyat
pribumi dan tahun 1917 taman bacaan diubah namanya menjadi balai pustaka.
Apakah yang dapat Anda pelajari dari 3 fase ini?
Marilah kita diskusikan pada pertemuan pertama ini!
Sejarah Bahasa Indonesia
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang
dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang) dari abad ke-19.
Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan
administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20.
Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk
menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.Proses ini menyebabkan
berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung
Malaya.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui
penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Bukti sejarah
Adalah cara, aturan untuk menulis kata-kata dengan huruf menurut ilmu bahasa
yang ditetapkan.
Ejaan bahasa Indonesia mengalami 5 kali perubahan.
Ejaan van ophuijsen 1902-1947, ejaan Suwandi/Republik 1947-1972, ejaan
Melindo 1959, Ejaan Yang Disempurnakan tahun 1972- sekarang ( cetakan
2016), EYD V
EJAAN OPHUJSEN
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van
Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan
Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang
kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah
kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
1.Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus
disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan
untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
2.Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
3.Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
4.Tanda diakritik seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata
ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.
EJAAN WILKINSON
Ejaan Latin resmi yang pertama untuk bahasa Melayu di Semenanjung Malaya yang
disusun oleh R.J. Wilkinson (1904); ~ yang Disempurnakan sistem ejaan bahasa
Indonesia yang sebagian besar sama dengan sistem ejaan Malaysia, yang termuat
dalam Surat Keputusan Presiden No. 57 tanggal 16 Agustus 1972 dan yang sekarang
menjadi ejaan resmi bahasa Indonesia, perbedaannya dengan Ejaan Suwandi, antara
lain, adalah huruf j menjadi y, dj menjadi j, nj menjadi ny, ch menjadi kh, tj menjadi
c, dan sj menjadi sy
EJAAN REPUBLIK
Ejaan Pembaharuan dirancang oleh sebuah panitia yang diketuai oleh Prijono dan
E. Katoppo pada tahun 1957 sebagai hasil keputusan Kongres Bahasa Indonesia II
di Medan, namun sistem ejaan ini tidak pernah dilaksanakan.
EYD
KAIDAH :
Huruf kapital, cetak miring,
Tanda baca titik, koma,
Unsur serapan
PERUBAHAN EBI
1. Gabungan monoftong vokal (eu) menjadi { } contoh seudati
2. Pengkhususan nama Tuhan seperti Tuhan Yang Maha Kuasa/ Maha Esa/ Maha
Pengasih
3. Perubahan redaksi pada kata:
Pemakaian = penggunaan
Dipakai = digunakan
4. Pemindahan kaidah yang mengatur tentang penulisan unsur serapan dipindahkan
ke PUPI (Pedoman Umum Pembentukan Istilah)
EYD V
5.Penghapusan Kaidah dalam tata cara teknis penulisan rujukan dan kutipan disusun teknis
tersendiri.
6. Perubahan contoh (Penambahan, Pengurangan, Penggantian) contoh unsur serapan gabungan
huruf ch /s/ atau /sy/ menjadi s, misalnya atase (atache), brosur (brochure), eselon (echelon).
7. Perubahan tata penyajian isi
Pada Bab IV dilakukan pemerincian bahasan menjadi 2 yaitu penulisan unsur serapan umum
dan khusus.
Pemberian nomor pada setiap kaidah dalam Bab IV memudahkan perubahan.
A.Penulisan unsur serapan umum
1. Harakat fatah atau bunyi /a/ yang dilafalkan pendek atau panjang menjadi a. Misalnya
umrah, yatim, riba, halal.
EYD V
KATA
DIKSI
KALIMAT
PARAGRAF