Anda di halaman 1dari 5

Nama: Arnim Kusumawati

Nim : 21329032

Prodi: Pendidikan Keagamaan Islam

Matkul: Bahasa Indonesia (Tugas Pertemuan 2)

Nomor Urut: 32

Dosen Pengampu: Dr.Irfani Basri M.Pd

Salah satu karakteristik bahasa adalah sistematis. Sistematis maksudnya bahasa itu memiliki
aturan atau pola. Karena bahasa itu memiliki aturan, selayaknya bahasa itu tidak beragam.
Namun, kenyataannya bahasa itu beragam.

1. Menurut Anda apa faktor penyebabnya. Jelaskan!


Jawaban:
Menurut pendapat saya ada beberapa factor yaitu:
 Factor budaya
Merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbo-simbol
vocal yang bersifat arbitrer,yang dapat diperkuat dengan gerak gerik badaniah
yang nyata.
 Factor status sosial
Yaitu mengacu pada golongan masyarakat yang mempunyai kesamaan
tertentu dalam bidang kemasyarakatan seperti
ekonomi,pekerjaan,Pendidikan ,kedudukan,kasta.
 Factor waktu
Ragam Bahasa terjadi karena factor situasi Bahasa.Bahasa dapat berubah
karena situasi tertentu.

2. Jelaskan jenis ragam bahasa tersebut!


Jawaban:
a. Berdasarkan Daerah Asal Penutur Ragam Bahasa yang pertama dibedakan
berdasarkan daerah asal penutur. Hal ini disebabkan karena daerah asal penutur
secara tidak langsung mempengaruhi bahasa yang dihasilkan oleh penutur, hal ini
disebut dengan logat. Logat merupakan cara mengucapkan kata (aksen) atau lekuk
lidah yang (khas, yang dimiliki oleh masing-masing orang sesuai dengan asal daerah
ataupun suku bangsa.
b. Berdasarkan Pendidikan Penutur Pendidikan mampu memberikan kosakata-
kosakata yang baru, serta lebih rinci dan jelas untuk menjelaskan maksud dan tujuan
dari penutur. Oleh karena itu, berdasarkan variasinya, Bahasa dibedakan menjadi
ragam Bahasa orang berpendidikan dan ragam Bahasa orang tidak berpendidikan.
c. Berdasarkan Sikap Penutur Berdasarkan sikap, variasi bahasa dibedakan
berdasarkan ragam bahasa santai, akrab, dan resmi. Ragam bahasa santai digunakan
dalam percakapan sehari-hari diantara keluarga atau kenalan, sedangkan ragam
bahasa resmi digunakan dalam situasi formal atau resmi yang berhubungan dengan
kegiatan formal atau resmi. Ragam bahasa akrab digunakan dalam percakapan
dengan rekan sejawat. Perbedaan ketiga ragam ini digunakan tergantung situasi dan
kondisi penutur serta lawan bicara penutur dalam tuturan yang diucapkan.
d. Berdasarkan Pokok Persoalan atau Profesi Ragam Bahasa berdasarkan pokok
persoalan atau profesi akan menghasilkan variasi Bahasa bagi penutur. Hal ini terjadi
karena kosakata yang dihasilkan akan memiliki makna yang berbeda tergantung
pemakaian dan kegunannya. Pemilihan kosakata disesuaikan dengan bidang penutur.
Dengan kata lain, ini menghasilkan sebuah variasi bahasa yang berbeda maknanya
walaupun kosakata yang digunakan sama.
e. Berdasarkan Sarana Mengacu kepada sarana berbahasa, maka variasi bahasa
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ragam bahasa tulis dan bahasa lisan. Ragam
bahasa tulis memiliki ragam bahasa yang berbeda dengan bahasa lisan. Hal ini karena
dalam bahasa tulisan aturan penulisan berbahasa mengacu kepada pedoman umum
ejaan bahasa Indonesia, sedangkan pada Bahasa lisan tidak mengacu kepada
pedoman umum ejaan bahasa Indonesia. Pada bahasa lisan, acuan dalam berbahasa
mengacu kepada acuan komunikasi yang bergantung kepada intonasi dan nada serta
memperhatikan diksi yang digunakan.
f. Gangguan Berbahasa Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari telah mengalami percampuran dengan bahasa lain yang juga
berkembang di Indonesia. Hal ini bisa terjadi pada penutur tingkat atas yang
mencampur bahasa dalam komunikasi dengan tujuan pemenuhan maksud dan tujuan
komunikasi. Oleh karena itu, bahasa Indonesia dibedakan berdasarkan ragam bahasa
Indonesia yang mengalami percampuran dan ragam bahasa Indonesia yang tidak
mengalami percampuran. Ragam bahasa berdasarkan percampuran bahasa dinamakan
dengan campur kode. Campur kode mengacu kepada penggunaan kosakata asing
dalam bahasa Indonesia dengan tidak memperhatikan kesesuaian dalam kalimat,
sehingga mempengaruhi bentuk dan makna kalimat.
3. Jelaskan sejarah perkembangan bahasa Indonesia sejak dinobatkannya bahasa
Melayu sebagai cikal bakal bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 sampai
saat ini! Jawaban:
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu termasuk ke dalam rumpun bahasa
Austronesia yang telah digunakan sebagai lingua franca di Nusantara. Menurut Arifin
(2008) bukti bahasa melayu digunakan dengan ditemukanya prasasti di nusantara,
yang memperkuat keyakinan tentang penggunaan bahasa melayu di masa lampau
seperti prasati Kedukan bukit (683), prasati Talang tuo (684), prasati Kota kapur
(686), prasasti Karang barahi (686), prasati Ganda lusi(832), prasasti Bogor (942),
dan prasasti Pagaruyuang (1356). Pada zamannya bahasa melayu yang menjadi cikal
bakal bahasa Indonesia sudah memiliki peranan dan kedudukan yang cukup penting,
baik dalam pemerintahan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Banyaknya
masyarakat asing yang singgah di nusantara dengan berbagai bentuk bahasa, maka
digunakanlah bahasa melayu sebagai bahasa perhubungan.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab bahasa Melayu diangkat menjadi
bahasa Indonesia yaitu :
(1) Bahasa Melayu merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa
perhubungan, dan bahasa perdagangan;
(2) Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari, karena bahasa Melayu
dikenal tingkatan bahasa, seperti dalam bahasa Jawa (ada ngoko, kromo) atau
perbedaan bahasa kasar dan halus, seperti dalam bahasa Sunda (ada kasar, lemes);
(3) Suku-suku di Indonesia sangat menerima dengan sukarela bahasa Melayu
dijadikan sebagai bahasa Indonesia (sebagai bahasa nasional);
(4) Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang lebih luas. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa
melayu yang menjadi cikal bakal bahasa Indonesia sudah memiliki fungsi dan
kedudukan tertentu di masyarakat. Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya
sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-
Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara
ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36). Pada tahun 1928 bahasa Indonesia
dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional pada ikrar Sumpah Pemuda
tanggal 28 oktober 1928.
Ada empat faktor pendukung keberterimaan bahasa Melayu menjadi bahasa
Indonesia (Emidar dan Ermanto, 2018) adalah:
1. Faktor Luasnya Pemakaian Bahasa Melayu Faktor pendukung pertama
keberterimaan bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia adalah faktor luasnya
pemakaian bahasa Melayu terutama di wilayah perdagangan Nusantara. Dilihat dari
faktor penggunaan bahasa Melayu sebelum berterima sebagai bahasa Indonesia,
ternyata selama berabad-abad sebelum abad kedua puluh telah dipakai sebagai bahasa
perantara (lingua france) yang tidak hanya di kepulauan Nusantara, tetapi juga
digunakan di sebagian besar daerah Asia tenggara.
2. Faktor Berterimanya Penggunaan Bahasa Melayu dalam Sastra Faktor
pendukung kedua kebeterimaan bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia adalah telah
banyaknya penggunaan bahasa Melayu, baik bahasa Melayu tinggi maupun bahasa
Melayu rendah, dalam karya sastra. Rosidi (1968:5) mengungkapkan bahwa sejak
abad ke-19 telah banyak karya sastra menggunakan bahasa melayu yang ditulis oleh
orang-orang yang berasal dari luar kepulauan Riau dan Sumatera. Karya sastra
Melayu yang ditulis dalam bahasa Melayu tinggi sangat banyak di Nusantara, di
antara karya tersebut ada yang usianya sudah berabadabad.
3. Faktor Penggunaan Bahasa Melayu dalam Persuratkabaran Keberterimaan
bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia adalah faktor telah digunakannya bahasa
Melayu dalam persuratkabaran di Nusantara. Keberadaan bahasa Melayu itu diakui,
baik dalam dunia perdagangan, dunia kesusastraan, maupun dalam dunia
persuratkabaran. Perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia seperti
sekarang diperkaya oleh berbagai bahasa daerah dan bahasa asing. Maka sejak 28
Oktober 1928 secara resmi telah diakui adanya bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional yang
berfungsi sebagai sebagai lambang kebanggaan nasional, sebagai lambang identitas
nasional,sebagai lambang identitas nasional,sebagai alat pemersatu berbagai suku
bangsa,sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa
dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam
kesatuan kebangsaan Indonesia,serta sebagai alat perhubungan antardaerah dan
antarbudaya. Serta juga memiliki kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
Negara yang berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, sebagai bahasa pengantar di
dalam dunia Pendidikan, sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan
pemerintahan serta sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan,dan
teknologi.

Anda mungkin juga menyukai