Disusun oleh :
Padlan (434070 2131122)
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang saat ini kita gunakan sebagai bahasa nasional yang
berasal dari bahasa Melayu. Sejak zaman dahulu bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa
penghubung (lingua franca) bukan hanya di Nusantara melainkan hampir di seluruh kawasan
Asia Tenggara. Dasar bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu Riau. Namun, bahasa tersebut
telah mengalami perkembangan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja dan proses
pembakuan pada awal abad ke-20. Sampai saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang
hidup dan terus berkembang dengan pengayaan kosakata baru, baik melalui penciptaan maupun
penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Perkembangan bahasa Melayu semakin jelas terlihat dari peninggalan kerajaan Islam abad
ke-13 sampai abad ke-19, bahasa Melayu dengan huruf Arab (Tulisan Jawi) dalam batu tulis di
Minye Tuoh, Aceh 1380 M dan hasil sastra abad 16-17, seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat
Raja-Raja Pasai, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong
tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan
yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia yang
tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi
bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu, bahasa Melayu diresmikan sebagai bahasa Indonesia.
Dan, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa
Indonesia.
1. Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan, dan
bahasa perdagangan
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari, karena bahasa Melayu dikenal
tingkatan bahasa, seperti dalam bahasa Jawa (ada ngoko, kromo) atau perbedaan bahasa
kasar dan halus, seperti dalam bahasa Sunda (kasar, lemes)
3. Suku-suku di Indonesia sangat menerima dengan sukarela bahasa Melayu dijadikan
sebagai bahasa negara Indonesia (sebagai bahasa nasional)
4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan
dalam arti yang lebih luas. (Abdullah, 2013)
F. Kesimpulan
Beberapa catatan penting yang menentukan sejarah perkembangan bahasa Melayu atau
Indonesia, diantaranya
Penutur Bahasa Austria menempati daratan di tengah-tengan benua Asia(Taiwan)
Berpencar menuju selatan menjadi kelompok-kelompok kecil.
Dalam perkembangannya, terpecah menjadi dua kelompok,
- Bahasa rumpun Austro-Asia (bahasa Munda, Santali, Monkhemer di India, bahasa
Semang, dan Sakai di Malaka.)
- Rumpun bahasa Austronesia (batas wilayah barat yaitu Pulau Madagaskar, timur
yaitu Pulau Paas, utara yaitu Pulau Formosa selatan yaitu Pulau Selandia baru.)
Asal bahasa Melayu merupakan serapan dari bahasa Sansekerta. Cina, Arab, Tamil, dan
Portugis.
Abad ke-7: Melayu dengan huruf Pallawa, dalam prasasti tertua masa kerajaan Sriwijaya
(Kedukan bukit 683 M, Talang Tuwo 684 M, Kota Kapur 686 M, dan Karang Brahi 688
M) dan prasasti di Jawa (Jawa Tengah 832 M, dan Bogor 942 M).
Abad ke-13 sampai Abad ke-19: Melayu dengan huruf Arab (Tulisan Jawi) dalam batu
nisan di Minye Toh, Aceh 1380 M dan hasil sastra Abad 16-17 (Syair Hamzah Fansuri,
Hikayat Raja-Raja Pasai, Tajussalatin, dan Bustanussalatin).
Ejaan Latin untuk Bahasa melayu mulai ditulis oleh Pigafetta, selanjutnya oleh de
Houtman, Casper Wiltens, Sebastianus Dancaert, dan Joannes Roman.
1901: Ditetapkannya Ejaan Van Ophuijsen dan dimuat dalam Kitab Logat Melayu
boekoe, ma’lum, ‘adil, mulai, masalah, tida’, pende’.
28 oktober 1928: kongres pemuda, sumpah pemuda: Bahasa Indonesia.
1936 STA menyusun TBBI.
1938: Kongres Bahasa Indonesia pertama di Solo (mengganti Ejaan Van Ophuijsen,
mendirikan Institut Bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar BPM
Pendudukan Jepang.
1942: masa Jepang, Pelanggaran Bahasa Belanda, dampak positif Bahasa Indonesia.
18 Agustus 1945: Penetapan UUD’45: “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia” pasal
36.
1947: Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik
Soewandi: buku, maklum, adil, mulai, masalah, tidak, pendek
Faktor bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia
- Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubunagan,
dan bahasa perdagangan.
- Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa ini tidak
mengenal tingkatan bahasa, seperti bahasa Jawa dan Sunda.
- Suku Jawa, Sunda, dan suku-suku lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu
menjadi bahasa Indonesia Sebagai bhasa Nasional.
- Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan
dalam arti yang luas.
1954: Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Mendikbud (Mr. Muh. Yamin)
menghasilkan ejaan pembaharuan yang tidak dapat dilaksanakan.
1956: Kongres Bahasa Indonesia di Singapura (1956) yang menghasilkan suatu resolusi
untuk menyatukan ejaan bahasa Melayu di Semenanjung Melayu dengan Ejaan Bahasa
Indonesia di Indonesia dihasilkan ejaan Melindo (Ejaan melayu-Indonesia.)
1962: Mengalami kegaalan peresmian Melindo karena adanya konfrontasi antara
Indonesia dan Malaysia.
1966: Lembaga Bahasa dan kesusastraan (LBK) membentuk panitia, diketahui oleh
Anton M. Moeliono dan mengusulkan konsep baru sebagai ganti konsep Melindo.
1972: setelah melalui beberapa kali seminar, akhirnya konsep LBK menjadi konsep
bersama Indonesia-Malaysia yang seterusnya menjadi Sistem Ejaan Baru yang disebut
EYD. Mashuri (MENDIKBUD)
1975: Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
2015: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Ejaan yang sudah diresmikan pemakaiannya
- Ejaan Van Ophuijsen (1901)
- Ejaan Soewandi (1947)
- Ejaan Yang Disempurnakan (1972)
- Pedoman Umum EYD (1975)
- EBI (2015)
Ejaan yang belum atau tidak sempat diresmikan oleh pemerintah
- Ejaan Pembaharuan (1956)
- Ejaan Melindo (1961)
- Ejaan LBK (1967)
Daftar Pustaka
Gamal Thabroni. (2020). Sejarah Bahasa Indonesia: Kelahiran & Perkembangan (Lengkap). Diakses pada
22 september 2021, dari https://serupa.id/sejarah-bahasa-indonesia/
1. Surat Edaran
EDARAN
Nomor: 123/II.2.AU/D/2020
Penetapan Libur Cuti Bersama Akhir Tahun 2020, Pengganti Libur Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri 1441 H Dan Cuti
Bersama tahun baru 2021
Kepada Yth.
Pimpinan, Dosen, Karyawan dan Mahasiswa
Sekolah Tinggi Teknologi Mandala
Rektor,
ttd
2. Surat Undangan
Nomor : 099/II.3.AU/E/2020 Bandung, 08 R. Akhir
1442.H Lamp : - 23
November 2020.M
Perihal : UNDANGAN
Kepada Yth.
- Orangtua / Wali Mahasiswa/i
- Mahasiswa/i
di Tempat
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Ba’da salam kami sampaikan semoga segala aktivitas kita selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Aamiiin.
3. Surat Kuasa
SURAT KUASA
Yang bertandatangan di bawah ini: