Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kliping

“Pencemaran Lingkungan”

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Hj. Zulfiati Syahrial, M.Pd

Dibuat Oleh :
Bagas Dwi Prasetyo (1526422004)
“Pencemaran tumpahan minyak di Teluk Balikpapan: 'Sudah tiga hari
kami mencium bau solar’”
Tumpahan minyak ini disebabkan oleh kebocoran pipa milik Pertamina yang mengakibatkan
sekitar 40.000 barel minyak bocor ke laut dan mengotori pantai di sekitarnya. Pencemaran ini
mempengaruhi lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat setempat, termasuk kematian ribuan
ikan dan satwa laut. Selain itu, juga terdapat laporan tentang peningkatan jumlah penyakit kulit
dan pernapasan yang diderita oleh masyarakat di daerah tersebut.

Setelah insiden ini, pemerintah dan lembaga terkait melakukan berbagai upaya untuk
membersihkan dan memulihkan lingkungan yang terdampak. Namun, kerusakan lingkungan dan
dampak kesehatan yang terjadi akibat tumpahan minyak ini dapat memakan waktu yang lama
untuk benar-benar pulih. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan dan mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan di masa depan.

• Pencemaran Air

Sebagian warga di pesisir kota Balikpapan, Kalimantan Timur, mengaku terdampak akibat
terbakarnya tumpahan minyak yang dilaporkan telah menyebar lebih dari lima kilometer di
perairan Teluk Balikpapan. Mereka mengeluhkan bau menyengat dan mengaku khawatir atas
tumpahan minyak yang terjadi pada Sabtu (31/03) itu menyebar hingga di sekeliling rumahnya di
pinggir laut.

Arifsyah Nasution, Juru Kampanye Laut Greenpeace mengatakan, penanganan tumpahan minyak
di Balikpapan, tak hanya berjalan lambat, tetapi tidak efektif dan tak profesional.
Kasus tumpahan minyak di Indonesia tak cukup terekam dengan baik. Banyak kasus di daerah
yang terindikasi kebocoran seringkali terjadi namun tidak tertangani dengan baik serta proses
berlarut-larut.

Kemudian air berubah menjadi berwarna hitam yang mengakibatkan semua makhluk hidup disana
banyak yang mati. Karena itu pipa minyak wajib dicek setiap saat agar tidak terjadinya kebocoran
yang dapat mencemarkan air. Contohnya ketiika salah satu pipa mengalami kebocoran langsung
di las di dalam air sebagaimana yang diajarkan di teknik mesin.

Untuk mengurangi dampak pencemaran air limbah minyak yang tumpah, diperlukan upaya
pengelolaan lingkungan yang baik, termasuk penggunaan teknologi yang lebih ramah lingkungan
dan pemantauan rutin terhadap limbah yang dihasilkan oleh industri-industri dan kapal-kapal di
sekitar Teluk Balikpapan.

• Pencemaran Udara

Insiden kebakaran di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (31/3/2018),


meninggalkan seribu duka. Dua nelayan tewas. Sementara, 20 warga negara asing (WNA) asal
China, dievakuasi dari kapal kargo MV Ever Judger yang sedang memuat batubara di Balikpapan
Coal Terminal (BCT). Teluk Balikpapan pun menghitam dengan menebar bau bahan bakar
menyengat. Kondisinya mirip lautan minyak.

Warga yang bermukim di sekitar Teluk Balikpapan panik. Mereka takut kebakaran itu membesar
dan meluas, mengenai objek vital nasional yaitu kilang minyak Pertamina. Tepat pukul 12.00 Wita,
api berhasil dipadamkan namun masih meninggalkan asap hitam pekat dan bau tidak sedap.
“Untuk saat ini, kami fokus penanggulangan dampak. Menanggapi isu di media sosial bahwa
kebakaran merupakan upaya Pertamina menghilangkan ceceran minyak adalah tidak benar. Hal
ini sudah diklarifikasi langsung oleh salah satu pemilik akun yang pertama kali menduga asal
minyak dari Pertamina,” jelasnya.

Hasil uji laboratorium yang dilakukan Pertamina terhadap sampel ceceran minyak dari dua lokasi
berbeda, menunjukkan fuel oil atau bahan bakar kapal. Jenis ini tidak diproduksi di Kilang
Balikpapan. “Kami sudah uji sampel dan itu tidak diproduksi Pertamina. Meski demikian, untuk
menjamin keamanan masyarakat, Pertamina tetap mensiagakan tim tanggap darurat,” katanya.

• Pencemaran Tanah

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Kalimantan Timur, Fathur Roziqin Fen, menilai dampak
jangka panjang dari tumpahnya minyak tersebut adalah krisis di Teluk Balikpapan. Mulai dari
matinya biota laut, mangrove, budi daya kepiting, hingga nelayan yang dirugikan puluhan miliar.
“Ini mengakibatkan merosotnya pendapatan nelayan,” kata dia. Dinamisator Jaringan Advokasi
Tambang Kalimantan Timur, Pradarma Rupang, mengatakan ada sedikitnya 18 temuan kerugian
akibat tumpahnya minyak mentah di Teluk Balikpapan. Peristiwa tersebut telah mengakibatkan
tewasnya lima nelayan.

Kerugian lain adalah rusaknya ekosistem di pesisir Balikpapan hingga radius 80 kilometer,
berpindahnya spesies mamalia seperti pesut akibat terkena ceceran minyak, hingga hilangnya mata
pencarian ratusan nelayan. Pradarma mengingatkan, kejadian ini bukan yang pertama. Peristiwa
yang sama juga pernah terjadi pada 2004 dan 2017. Karena itu, dia mendesak supaya keamanan
pipa minyak Pertamina diaudit.
Hal tersebut juga merusak pandangan dari teluk Balikpapan yang tadinya bersih dan rapih sekarang
menjadi tempat yang kotor dan bau. Apabila telah terjadi pencemaran tanah, perlu dilakukan
remediasi untuk membersihkan tanah dari kontaminan dan mengembalikan kualitas tanah menjadi
normal. Teknik remediasi yang dapat dilakukan meliputi bio-remediasi, fisika-remediasi, dan
kimia-remediasi.

Anda mungkin juga menyukai