Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AKHIR UAS

OIL SPILLS
“Kasus Tumpahan Minyak Balikpapan 2018”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Lingkungan Laut (KL-4171)

Dosen Pengampu:
Nanda Nurisman, S.Kel., M.T
Ayu Libiaty Ahmad, S.Kel., M.T

Disusun Oleh:
Abiyyasa Salsabilla 119300016
Yusrin Syarif 119300039
Putri Novita Sari 119300003
Stephen Romora Valerian Sianipar* 119300055
Kurnia Bayu Talasa 118300092

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teluk Balikpapan merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi
kekayaan alam yang paling banyak di Provinsi Kalimantan. Perairan ini
merupakan wilayah eksploitasi sumber daya alam bawah laut berupa minyak dan
gas bumi. Perairan Teluk Balikpapan juga menjadi alur pelayaran baik skala lokal,
nasional, atau internasional. Kegiatan yang mendominasi di Teluk Balikpapan
adalah kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi lepas pantai.
Kegiatan offshore rig merupakan salah satu sumber pencemaran di
lingkungan laut. Keberadaan pengeboran minyak lepas pantai merupakan
pengerjaan yang sangat rumit jika dibandingkan dengan pengeboran minyak di
darat. Tempat yang terbatas, fasilitas yang terbatas, dan ekstrimnya kondisi
lingkungan menjadikan kesulitan tersendiri untuk mengelola kegiatan
pertambangan agar tidak menimbulkan pencemaran di lingkungan sekitar lokasi
pertambangan.
Oil Spill Balikpapan Bay 2018, merupakan satu diantara sumber
pencemaran laut akibat kegiatan pertambangan minyak lepas pantai. Tumpahan
minyak tersebut berasal dari pipa pertamina yang bocor di laut pada kedalaman 20
m. Pipa tersebut menjalar dari Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara
menuju Balikpapan. Kejadian ini berdampak pada segala aspek kehidupan baik
lingkungan, ekonomi, sosial dan politik. Kondisi lingkungan laut akibat tumpahan
minyak ini dinilai dapat mengancam dan membahayakan keberlangsungan hidup
manusia maupun ekosistem perairan di Teluk Balikpapan. Untuk itu perlu adanya
identifikasi penyebab dan penanggulangan dari kondisi pencemaran akibat
tumpahan minyak.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada yang menjadi dasar dalam laporan ini adalah
sebagai berikut.
1. Apa penyebab terjadinya tumpahan minyak pada kasus “Oil Spill Balikpapan
Bay 2018” ?
2. Bagaimana akibat yang ditimbulkan pada kasus “Oil Spill Balikpapan Bay
2018” ?
3. Bagaimana perkembangan kasus “Oil Spill Balikpapan Bay 2018” ?
4. Bagaimana penanggulangan dan metode pengambilan sampel pada kasus “Oil
Spill Balikpapan Bay 2018” ?
5. Bagaimana solusi penanggulangan kasus “Oil Spill Balikpapan Bay 2018” ?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan pada dalam pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui penyebab terjadinya tumpahan minyak pada kasus “Oil Spill
Balikpapan Bay 2018” ?
2. Mengetahui akibat yang ditimbulkan pada kasus “Oil Spill Balikpapan Bay
2018” ?
3. Mengetahui perkembangan kasus “Oil Spill Balikpapan Bay 2018” ?
4. Mengetahui penanggulangan dan metode pengambilan sampel pada kasus “Oil
Spill Balikpapan Bay 2018” ?
5. Mengetahui solusi penanggulangan kasus “Oil Spill Balikpapan Bay 2018” ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pencemaran Lingkungan


Pencemaran dapat diartikan sebagai bahan-bahan pencemar (contaminants)
ke dalam lingkungan alami yang dapat mengakibatkan perubahan yang merusak
lingkungan. Menurut Munadjat Danusaputro, lingkungan hidup adalah semua
benda dan daya serta kondisi termasuk di dalamnya manusia dan tingkah
perbuatannya yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan
mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup
lainnya. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup
oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang
telah diterapkan. Pencemaran dapat terjadi apabila dalam lingkungan terdapat
bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang
bersifat fisik, kimiawi maupun biologis sehingga mengganggu kesehatan,
eksistensi manusia dan aktivitas manusia serta organisme lainnya. (Rosdiana,
2019)

2.2. Pencemaran Laut


Pencemaran laut merupakan salah satu bentuk pencemaran lingkungan
yang membawa dampak buruk bagi ekosistem. pencemaran lingkungan laut
adalah masalah yang sangat krusial dan bersifat global, sehingga terbitlah
beberapa peraturan yang bersifat internasional yang secara khusus mengatur
tentang pencemaran, termasuk di dalamnya pencemaran laut melalui prinsip-
prinsip hukum internasional. (Tangel, 2019)

2.3. Oil Spill


Oil spill merupakan tumpahan minyak yang mengakibatkan pencemaran
akibat dari hasil operasional kapal tanker, perbaikan atau perawatan kapal, proses
bongkar muat di tengah laut STS (Ship To Ship), dan bocornya pipa minyak
bawah laut, serta kecelakaan kapal (Widodo, 2020)
2.4. Pertanggungjawaban Hukum
Pertanggungjawaban berasal dari kata tanggung jawab, yang berarti
keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Dalam kasus hukum ada dua
istilah yang menunjuk pada pertanggungjawaban yakni liability dan
responsibility. Liability merupakan istilah hukum yang luas, di dalamnya
menunjuk pada makna yang paling komprehensif, meliputi hampir setiap karakter
resiko atau tanggung jawab, yang pasti, yang bergantung, atau yang mungkin.
Sementara itu, responsibility merupakan hal yang dapat dipertanggungjawabkan
atas suatu kewajiban, dan termasuk putusan, keterampilan, kemampuan, dan
kecakapan. responsibility juga berarti, kewajiban bertanggung jawab atas undang-
undang yang dilaksanakan, dan memperbaiki atau memberi ganti rugi atas
kerusakan apapun yang telah ditimbulkannya.
BAB III
METODOLOGI

3.1. Lokasi Studi Kasus


Lokasi studi dalam laporan ini adalah di Teluk Balikpapan, tepatnya di
pantai yang berdekatan dengan Kilang Pengolahan V (Pertamina UP V), milik PT.
Pertamina.

Gambar 1. Lokas Studi


Sumber: Google Earth

3.2. Metode Pengerjaan


Penyusunan laporan ini dilakukan dengan studi literatur yang merupakan
serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data,
membaca dan mencatat, serta mengolah bahan penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Penyebab terjadinya “Oil Spill Balikpapan Bay 2018”


Tumpahan minyak bermula pada hari Sabtu tanggal 31 Maret 2018 pukul
01.20 WITA akibat patahnya pipa penyalur dasar laut yang mengalirkan minyak
mentah dari Single Point Mooring (SPM) Terminal Lawe-lawe menuju CDU IV
Pertamina RU V Balikpapan. Berdasarkan data side sonar Pertamina RU V
Balikpapan, patahnya pipa diduga akibat benturan jangkar kapal.
Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal)
melakukan pencitraan dasar laut di lokasi patahan untuk mengetahui penyebab
dari kebocoran pipa bawah laut. Dari hasil pencitraan, satu pipa patah dan
bergeser sejauh 117,34 meter dan ditemukan parit bekas garukan yang diduga
bekas garukan jangkar dengan panjang 498,82 meter, lebar 1,6 – 2,5 meter dan
kedalaman 0,3 – 0,7 meter. Pada Kamis 26 April 2018, Kepolisian Daerah
Kalimantan Timur secara resmi merilis penetapan nakhoda MV Ever Judger
sebagai tersangka putusnya pipa bawah laut PT. Pertamina sehingga
mengakibatkan terjadinya ceceran minyak di Teluk Balikpapan dan kebakaran di
Kapal MV Ever Judger.

4.2. Akibat terjadinya “Oil Spill Balikpapan Bay 2018”


Tumpahan minyak Balikpapan 2018, mencemari setidaknya 202.700 m2
wilayah perairan Teluk Balikpapan, dengan garis pantai yang terdampak
sepanjang 60 KM dan tumpahan minyak sebanyak 1.238.619 barrel.
Gambar 2. Daerah Terdampak Oil Spill
Sumber: LAPAN

Tumpahan minyak di Teluk Balikpapan berdampak pada berbagai aspek


kehidupan. Secara ringkas dampak yang ditimbulkan dari tumpahan minyak Teluk
Balikpapan 2018, adalah sebagai berikut.

Gambar 3. Dampak Oil Spill Balikpapan Bay 2018


Sumber: Tumpahan Minyak (Oil Spill) KKP
Adapun dampak yang ditimbulkan dari Tumpahan Minyak Balikpapan
dalam suatu ruang lingkup adalah sebagai berikut.
1. Ekosistem Laut
Ekosistem laut yang sangat terdampak akibat peristiwa ini adalah tanaman
mangrove dengan perkiraan luas 34 hektar di kelurahan Karingau, satu ekor pesut
mati, populasi teripang yang banyak mati, budidaya kepiting gagal panen, empat
kawasan terumbu karang rusak, budidaya rumput laut rusak dan 5 kawasan
padang lamun terancam mati. (Fatmawaty, 2020)

2. Kehidupan Manusia
Permasalahan kesehatan dan perekonomian masyarakat juga menjadi dampak
dari adanya tumpahan minyak di perairan Teluk Balikpapan. Permasalahan
kesehatan berdampak pada masyarakat mengeluh mual dan pusing akibat bau
minyak yang sangat menyengat, masalah lain seperti ada lima orang nelayan yang
tewas akibat kapal terbakar, satu kapal kargo juga ikut terbakar, dampak dari
perekonomian yaitu sebanyak 162 nelayan terancam tidak bisa bekerja dan pergi
melaut, dan 162 alat tangkap milik nelayan rusak, sebagian besar kejadian ini
berdampak pada kehidupan nelayan yang berada pada lokasi tumpahan minyak.

4.3. Perkembangan “Oil Spill Balikpapan Bay 2018”


Sudah setidaknya 4 tahun kasus tumpahan minyak di Teluk Balikpapan
terjadi. Penanganan dari tumpahan minyak di Teluk Balikpapan sudah
dilaksanakan. Pertanggung jawaban hukum atas kejadian ini di Tahun 2021
merupakan banding atas laporan tuntutan masyarakat pada April 2018. Banding
tersebut terjadi akibat bentuk ketidakpuasan masyarakat terhadap tindak lanjut
penangan kasus tumpahan minyak yang terjadi di Teluk Balikpapan. Tuntutan
masyarakat terkait mengenai pemulihan lingkungan, audit lingkungan, penegakan
hukum, serta hal-hal lain dalam rangka pencegahan dan antisipasi terhadap
potensi bencana yang sama. Banding tahun 2021 tidak diterima.
Kuasa hukum dari Koalisi Masyarakat Peduli Tumpahan Minyak Teluk
Balikpapan (KOMPAK) mengajukan kasasi kepada Mahkama Agung. Upaya
kasasi merupakan respons terhadap Putusan Nomor 68/PDT/2021/PT SMR pada
25 Mei 2021 yang membatalkan putusan Pengadilan Negeri Balikpapan dan
menyatakan gugatan warga Kalimantan Timur tidak dapat diterima. Sampai saat
ini belum ada informasi lebih lanjut terkait kasus ini.

4.4. Penanggulangan dan Metode Pengambilan Sampel


Pada kasus tumpahan minyak di Teluk Balikpapan, penanggulangan
tumpahan minyak dilakukan menggunakan oil boom sepanjang 1000 meter untuk
melokalisir tumpahan agar mencegah penyebaran minyak lebih luas, serta
memudahkan dalam operasi penghisapan atau operasi pengangkatan minyak.
Setelah minyak dilokalisir, maka dilakukan penghisapan atau pengangkatan
minyak yang berada di permukaan dengan menggunakan oil skimmer dan
absorbent dan selanjutnya memasukkan minyak yang terkumpul ke dalam
tongkang atau tangki yang tersedia.
Oil skimmer dioperasikan secara langsung pada titik atau spot yang terdapat
tumpahan minyak di suatu perairan. Air akan terhisap menggunakan pompa
penghisap dan masuk ke dalam tangki penampung sementara pada kapal melalui
pipa pada skimmer. Setelah tangki terisi penuh, maka secara otomatis air akan
masuk ke dalam tangki penyaring secara bertahap hingga minyak benar-benar
terpisah dengan air dan tertinggal pada tangki. Air yang sudah terpisah dengan
minyak akan dibuang langsung ke perairan melalui pipa pada bagian belakang
kapal.
Minyak yang keluar dari oil boom dapat dibersihkan dengan menggunakan
bahan penyerap. Jika masih ada minyak yang tersisa, maka penggunaan
dispersant dianjurkan. Pembersihan minyak dengan cara penyemprotan dispersant
memberi dampak lingkungan yang lebih kecil dibanding jika minyak yang tumpah
dibiarkan mengalami dispersi alamiah dan evaporasi dengan dilakukannya
penilaian dampak lingkungan.
Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (PUSHIDROSAL)
mencitrakan dasar laut di lokasi patahan untuk menentukan penyebab dari
Tumpahan minyak yang terjadi di Teluk Balikpapan. PUSHIDROSAL
menggunakan alat side scan sonar, multi-beam echo sounder, dan peralatan
magnetometer 3 untuk survei, dari tampilan permukaan dasar, didapatkan adanya
patahan pipa bawah laut yang disebabkan oleh MV Ever Judger.

4.5. Solusi Penanggulangan “Oil Spill Balikpapan Bay 2018”


Penanggulangan pencemaran akibat tumpahan minyak yang terjadi di Teluk
Balikpapan sudah diatasi berupa kegiatan penanggulangan fisik berupa
penggunaan metode yang sudah dilakukan berdasarkan Keputusan Mentri
Perhubunga Republik Indonesia Nomor KM 263 Tahun 2020 tentang Prosedur
Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak (Tier 3) di Laut.
Untuk mencegah adanya kasus yang sama terjadi pada Teluk Balikpapan
perlu perlu didorong pembentukan zonasi di lautan berupa Rencana Zonasi
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) atau serupa dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) di daratan dalam rangka penyelesaian
pertanggungjawabannya (Walhi, n.d.).
Urgensi adanya RZWP3K pada wilayah kasus ini adalah untuk mewujudkan
sinergi pemanfaatan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil antar pemerintah
daerah dan antar sektor terkait. Pengaturan RZWP3K membantu mengidentifikasi
dan menerapkan prioritas bagi pengembangan WP3K, misalnya untuk konservasi,
industri terpadu, pariwisata bahari, transportasi laut maupun pertahanan keamanan
dan untuk mencegah atau meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem
WP3K. Teluk Balikpapan terletak di tiga wilayah pemerintahan, yaitu Pemerintah
Kota Balikpapan, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kabupaten
Penajam. Sampai dengan saat ini Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sampai
dengan saat ini belum menetapkan Peraturan Daerah tentang RZWP3K.
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, S. (2022). Tumpahan Minyak di Teluk Balikpapan Menimbulkan


Permasalahan Lingkungan. Seri Publikasi Pembelajaran, 1-12.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/07/224854278/sudah-3-tahun-tragedi-
tumpahan-minyak-di-teluk-balikpapan-tunggu-putusan?page=all

Kementerian Perhubungan. (2020). Keputusan Menteri Perhubungan Republik


Indonesia Nomor KM 263 Tahun 2020 Tentang Prosedur
Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak (Tier 3) di Laut.
Jakarta: Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Siagian, Y. S., Rifai, A., & Ismanto, A. (2016). Pemodelan Sebaran Tumpahan
Minyak di Perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur. Jurnal
Oseanografi, 270-276.

Walhi. (n.d.). Tumpahan Minyak di Balikpapan akan Berdampak Panjang.


Tempo.Co, pp. 4–7.

Widiawan, D. A. (2021). Temporarily Distribution and Characteristic Analysis of


Oil Spill in Balikpapan Bay. The 3rd International Conference on
Maritime Sciences and Advanced Technology, 1-9.

www.pertamina.com. (n.d.). Sedang Dalam Pemulihan Menata Kembali Teluk


Balikpapan. Energia.

Anda mungkin juga menyukai