Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS TINGKAT PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

EKOSISTEM TERUMBU KARANG AKIBAT KAPAL KARAM ( TONGKANG )


DAN TUMPAHAN ORE NICKEL 5000 TON PT. MBS DI PERAIRAN PESISIR
PANTAI BAHOMANTE KECAMATAN BUNGKU TENGAH
KABUPATEN MOROWALI

ALAUDDIN

JURUSAN TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2019
A. Latar Belakang

Beberapa bulan terakhir tepatnya di Wilayah Perairan Kabupaten Morowali terjadi

Kecelakaan Kapal Tongkang yang Berisi Muatan 5000 Ton Ore yang mengarah menuju

Perusahaan PT.IMIP, Menurut Pemilik Tongkang yang sempat kami wawancarai,

Mengatakan Kapal tongkang yang berisi Muatan Ore Nikel tersebut berasal dari Kabupaten

Morowali Utara, yang hendak berlayar menuju PT.IMIP. namun saat hendak melintas di

Depan tanjung Tabela Desa Bahomante Kabupaten Morowali kapal diterjang Cuaca Buruk

yang mengakibatkan Kapal tagboot dan Tongkang yang ditarik Hilang Kendali, hingga

akhirnya Karam Menghantam Pesisir Pantai Tanjung Desa bahomante, yang merupakan

Lokasi Wisata Bahari Terumbu Karang yang masih sangat Alami.

- Berdasarkan UUD RI Nomor 17 tahun 2018, Tentang Pelayaran Yang termuat

dalam keputusan Presiden Pasal 1. No 57 tentang perlindungan Lingkungan

Maritim yaitu Setiap upaya untuk mencegah dan menanggulangi dampak

kerusakan dan pencemaran lingkungan Perairan yang bersumber dari Kegiatan

Pelayaran, untuk Turut Berkontribusi jika terjadi Pencemaran

- UUD no 5 Tahun 1990 tentang Konservasi, Sumberdaya alam dan Ekosistemnya.

- UUD No 32 Tahun 2012 Tentang perlindungan dan pengelolaan Lingkungan

Hidup.

- PP No 19 tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut.

- UUD No 27 tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau

kecil.
1.1. Tujuan Umum dan Kegunaan

Adapun tujuan dari Program Identifikasi & Rehabilitasi ini adalah :

1. Menuntut Pihak Perusahaan Pemilik Tongkang, Agar Bertanggung Jawab

Menguranggi Dampak Kerusakan Lingkungan yang Terjadi

2. Melakukan Monitoring Tingkat Kerusakan Terumbu karang Akibat Kapal

Karam Dengan Metode Reef Check ( LIT )

3. Merehabilitasi Kembali Kerusakan Terumbu Karang Dengan Metode

Transplantasi terumbu Karang ( Penanaman Kembali )

4. Meminimalisir Intensitas Pencemaran dan Ancaman Kerusakan ekosistem

terus menerus Akibat Tumpahan Ore Nikel Sebanyak 5000 Ton di Laut.

5. Sebagai laporan Pendukung Perusahaan dan Dinas Terkait Kabupaten

Morowali

Adapun kegunaannya yaitu Meminimalisir Tingkat Kerusakan dan Pencemaran

yang menjadi keresahan Warga Khususnya Masyarakat Nelayan Sekitar yang terkena

dampak kekeruhan air Laut Terus menerus Akibat Tumpahan Ore Nickel 5000 Ton.
B. TINJAUAN PUSTAKA

a. Daerah Perlindungan Laut ( DPL ) SDC Morowali

Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat (DPL-BM) merupakan Kawasan

sepanjang pesisisir dan laut Morowali yang terdapat meliputi terumbu karang, hutan

mangrove, lamun dan habitat lainnya secara sendiri atau bersama-sama yang dipilih dan

ditetapkan untuk Mengelolah serta menutup secara permanen dari kegiatan penangkapan

yang tidak ramah Lingkungan dan pengambilan biota laut secara Ilegal, serta

pengelolaannya yang dilakukan secara berkelanjutan bersama antara Pihak Pertama

Lembaga SDC, Pemerintah Daerah dan masyarakat guna menjadikan lokasi sebagai

Tempat Wisata Bahari dan Kearifan Lokal dalam merencanakan, memantau dan

mengevaluasi pengelolaannya ( Praktisi Lingkungan Sdc Morowali 2017 ).

Tujuan

Tujuan pembentukan DPL-BM antara lain:

 Meningkatkan dan menjaga Kelestarian ekosistem Mangrove dan Terumbu Karang


serta menciptakan Lingkungan hidup yang bersih dan bebas Sampah
 Mengurangi tingkat pencemaran dan Kerusakan dalam hal ini Aktifitas Pertambagan,
penambangan Batu karang, Pemboman dan Bius
 Dapat dikembangkan menjadi tempat tujuan Wisata Konservasi Nasional
 Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakatpengguna melalui Program
Ekowisata
 Memperkuat masyarakat dalam Merehabilitasi terumbu karang yang menjadi salah
satu tempat berkembang biaknya biota dan spesies ikan.
 Mendidik masyarakat dalam konservasi dan pemanfaatan sumberdaya berkelanjutan.
 Menjadikan lokasi penelitian dan pendidikan tentang keanekaragaman hayati laut.
b. Ekosistem Terumbu Karang

Terumbu karang adalah suatu ekosistem di dasar laut tropis yang terutama dibangun
oleh biota laut penghasil kapur khususnya jenis-jenis karang batu dan alga berkapur,
bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti Mollusca, Crustacea,
Echinodermata, Polychaeta, Porifera, Tunicata dan biota lainnya yang hidup bebas di
perairan sekitarnya termasuk jenis-jenis plankton dan ikan (Sukarno, 2001).

Manfaat dan fungsi alami terumbu karang adalah :


a. Sebagai lingkungan hidup karena merupakan tempat tinggal dan tempat
berlindung, tempat mencari makan dan berkembang biak bagi biota yang hidup di
terumbu karang.
b. Sebagai pelindung fisik terhadap pantai dari pengaruh arus dan gelombang karena
terumbu karang sebagai pemecah ombak dan penahan arus.
c. Sebagai sumberdaya hayati karena menghasilkan beberapa produk ynag memiliki
nilai ekonomis penting seperti berbagai jenis ikan karang, alga, teripang, dan
mutiara.
d. Sebagai sumber keindahan karena menampilkan pemandangan yang sangat indah
dan jarang dapat ditandingi oleh ekosistem lain.

C. PERENCANAAN KEGIATAN

Dalam Perencanann Analisis tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan


ekosistem terumbu karang akibat kapal karam ( tongkang ) dan tumpahan ore nickel 5000
ton PT.MBS di perairan pesisir pantai Desa Bahomante Kecamatan Bungku Tengah
Kabupaten Morowali, Lembaga SDC Bersama Dinas Lingkungan Hidup Morowali yang
telah disponsori oleh Pemilik Kapal Tongkang tersebut, akan mencoba Merehabilitasi
Kembali Dampak Kerusakan Lingkungan yang terjadi yaitu dengan Melakukan Monitoring
( Reef Chack) Menggunakan Metode Line Intercep Transek ( LIT ) untuk memperoleh data
luas kerusakan Terumbu Karang dan setalah itu dilakukan Rehabilitasi dengan Metode
Transplantasi Terumbu Karang ( Penanaman Kembali ) Untuk Menggantikan Ekosistem
yang telah Rusak akibat Kapal Karam Tongkang tersebut.
a. Kegiatan Khusus

Kegiatan khusus yang telah dilakukan Oleh Dinas Lingkungan Hidup dan
Lembaga SDC yakni melakukan Negosiasi Kepada Pihak Perusahaan Pemilik Tagboat
Tongkang, Untuk Bersama-sama Meminimalisir Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan
yang Terjadi.

b. Kegiatan Teknis

Setelah melakukan tahap Perencanaan dan negosiasi maka Persiapan yang harus dilakukan
untuk Melancarkan aktifitas Monitoring dan rehabilitasi yaitu :
- Obserfasi Kapal Karam dan Lokasi persiapan Diving
- Pengambilan Sampel Air Laut yang Telah Tercemar Akibat Tumpahan Ore
Nickel
- Pemantauan Radius Pencemaran Akibat Kekeruhan yang terjadi
- Mempersiapkan Alat dan bahan
- Melaksanakan Program sesuai Schedule dan Progres Kegiatan
- Pelaporan Akhir Dan Dokumetasi

Anda mungkin juga menyukai