Anda di halaman 1dari 19

BENTUKLAHAN ASAL PROSES

ORGANIK & BENTUKLAHAN


ANTROPOGENIK

Winanda Nathania
2110115220001
Pengertian Bentuklahan Asal Organik

Bentuklahan asal organik adalah bentuklahan atau landform yang secara alamiah
terbentuk dari proses kegiatan makhluk hidup, contohnya adalah bentuklahan
terumbu karang (coral reefs). Terumbu karang adalah masa endapan kapur
(limestone/CaCO3) dimana endapan kapur ini terbentuk dari hasil sekresi biota
laut pensekresi kapur (coral/karang). (Sorensen, 2019)
Bentuk lahan asal organik merupakan bentuk lahan yang secara alamiah terbentuk
dari proses kegiatan makhluk hidup. Terumbu karang adalah material endapan
kapur yang terbentuk dari hasil sekresi biota laut pensekresi kapur. Satuan bentuk
lahan asal proses organi terdiri dari bentuk lahan atol dan cincin terumbu, terumbu
koral, rataan terumbu, tudung Terumbu, perisai dan akumulasi pasir koral
(Purwanto). Bentuk lahan asal organik merupakan kelompok besar satuan bentuk
lahan yang terjadi akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (Lobeck, 1989).
Pengertian Bentuklahan Asal Antropogenik
Antropogenik merupakan proses atau akibat yang berkaitan dengan dengan
aktivitas Manusia (Retno Sriwayanti, 2009). Sehingga bentuk lahan
antropogenik dapat disebut sebagai Bentuk lahan yang terjadi akibat aktivitas
manusia bentuk lahan antropogenik merupakan salah satu bentuk lahan
mikro.Aktivitas tersebut dapat berupa aktivitas yang telah disengaja dan
Direncanakan untuk membuat bentuk lahan yang baru dari bentuk lahan yang
telah ada maupun aktivitas oleh manusia yang secara tidak sengaja telah
merubah bentuk lahan yang telah ada. Bentuk lahan antropogenik dapat
dibentuk dari bentuk-bentuk lahan yang telah ada.
Proses Terjadinya Bentuklahan Bentuklahan
Organik & Bentuklahan Antropogenik
• Bentuk lahan asal organik ini, diproses melalui bentuk lahan yang dihasilkan
oleh aktvitias organisme contohnya adalah terumbu karang dan pantai
bakau.

• Bentuk lahan antropogenik dapat dibentuk dari bentuk-bentuk lahan yang


telah ada. Misalnya bentuk lahan marin yang dapat berubah menjadi
pelabuhan dan pantai reklamasi seperti yang terdapat pada pantai Marina
Semarang.
Proses Terjadinya Bentuklahan Bentuklahan
Organik & Bentuklahan Antropogenik
• Fisiografis Pantai Marina
Secara geologi pantai marina merupakan pantai yang tersusun oleh sedimentasi laut dan sungai serta
terdapat endapan aluvium delta yang berumur kuarter. Material aluvium delta yang berupa batulempung
merupakan litologi yang belum terkompaksi secara utuh apalagi ditambah adanya intrusi air laut yang
diakibatkan penggunaan air tanah secara berlebihan sehingga akuifer dangkal yang ada menjadi rusak
dan terintrusi oleh air laut. Hal ini karena dipesisir pantai marina digunakan sebagai kawasan pariwisata
dan perkantoran serta kawasan huni mewah yang sangat banyak membutuhkan air bersih sehingga
banyak yang melakukan pengeburan sumur artesis yang mencari lapisan akuifer dalam sehingga terjadi
proses kerusakan akuifer dan berdampak pada proses land subsidence didaerah pesisir utara dan secara
morfogenesa kawasan pantai marina merupakan daerah pantai genetic yang endapannya tersusun oleh
endapan material laut dan sedimentasi sungai. Namun penyalahgunaan fungsi sungai sebagai bahan
pembuangan limbah menjadikan daerah kawasan pantai marina menjadi daerah yang kotor
Proses Terjadinya Bentuklahan Bentuklahan
Organik & Bentuklahan Antropogenik
• Reklamasi
Secara bahasa, reklamasi berasal dari kosa kata dalam Bahasa Inggris,to reclaim yang artinya
memperbaiki sesuatu yang rusak. Secaraspesifik dalam Kamus Bahasa Inggris-Indonesia
disebutkan arti reclaim sebagai menjadikan tanah ( from the sea). Menurut UU no 27 tahun 2007
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh Orang dalam rangka meningkatkan manfaat
sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan,
pengeringan lahan atau drainase. Reklamasi kawasan perairan merupakan upaya pembentukan
suatu kawasandaratan baru baik di wilayah pesisir pantai ataupun di tengah lautan. Tujuan utama
reklamasi ini adalah untuk menjadikan kawasan berair yang rusak atau belum
termanfaatkan menjadi suatu kawasan baru yang lebih baik dan bermanfaat untuk ekonomi
maupun tujuan strategis lain.
Kawasan daratan baru tersebut dapat dimanfaatkan untuk kawasan permukiman, perindustrian, bis
nis dan pertokoan, pelabuhan udara, perkotaan, pertanian, jalur transportasi alternatif, reservoir air
tawar di pinggir pantai, kawasan pengelolaan limbah dan lingkunganterpadu, dan sebagai
tanggul perlindungan daratan lama dari ancaman abrasi serta untuk menjadi suatu kawasan wisata
Proses Terjadinya Bentuklahan Bentuklahan
Organik & Bentuklahan Antropogenik
• Pantai Marina oleh aktivitas reklamasi
Pantai Marina Semarang merupakan pantai yang terbentuk karena aktivitas reklamasi. Kawasan yang
direklamasi tersebut memanjang sesuai dengan bibir atau garis pantai. Dengan pola reklamasi yang demikian, maka
ini akan melewati daerah tambak yang dimiliki oleh petambak pada daerah tepi pantai. Lebih lanjut reklamasi ini
mengarah ke laut. Hal ini melihat daerah yang direklamasi cukup luas yaitu sekitar 200 hektar. Padahal daerah yang
sebagian merupakan area tambak kurang produktif yaitu hanya 80 hektar.

Pelaksanaan pembangunan reklamasi ini tidak dilakukan dalam satu tahap, namun kegiatan tersebut akan dilakukan
dalam beberapa tahap. Pada tahap awal kegiatan yang dilakukan adalah melakukan penimbunan atau pengurukan
dengan material sebanyak 5 juta m3. Material tersebut diambil dari kawasan industri candi, sedangkan sisanya
diambil dari daerah sekitar lokasi. Total material pengurukan adalah 15 juta m3. Material yang digunakan berupa
batuan vulkanik dan breksi. Pada bagian bawah diisi dengan breksi. Kemudian diatasnya diisi dengan batuan vulkanik.
Dengan kondisi tersebut, material timbunan mengalami penurunan atau penyusutan. Kemudian pada tahap
selanjutnya dilakukan penimbunan kembali sesuai dengan target
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Bentuklahan Organik
& Bentuklahan Antropogenik

• Temperatur • Manusia dan aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari baik secara sadar maupun tidak sadar dapat
menyebabkan perubahan pada bentuk lahan yang telah ada menjadi bentuk lahan antropogenik.
• Salinitas Aktivitas tersebut antara lain:

• Kedalaman laut • Aktivitas reklamasi misalnya pada pantai.


• Sirkulasi air laut
Aktivitas pembangunan pemanfaatan lahan yang menyebabkan perubahan yang mencolok pada
bentuk lahan.

• Persediaan • Aktivitas penambangan atau pengambilan material yang dapat menyebabkan perubahan pada

nutrisi bentuk lahan.



Aktivitas antropogenik di Indonesia banyak jumlahnya, namun tidak semuanyamenghasilkan
Turbulensi bentuk lahan yang potensial. Misalnya aktivitas reklamasi pada pantai dapat menyebabkan erosi dan

• Turbiditas abrasi pada pantai tersebut. Aktivitas pembangunan waduk yang kurang tepat juga menyebabkan
kerusakan pada daerah tangkapan hujan sekitar waduk sehingga dapat menyebabkan kerusakan
pada lapisan tanah berupa rekahan dan retakan tanah. Oleh karena itu, aktivitas antropogenik dalam
merubah lahan hendaknya memperhatikan dampak terhadap lahan disekitarnya.
Klasifikasi Bentuklahan Organik & Bentuklahan Antropogenik Berdasarkan Kelompoknya
 Bentuklahan Organik

1. Freenging Reefs ( Terumbu karang tepi)

Terumbu karang tepi berkembang di pesisir pantai –


pantai pulau besar. perkembangannya bisamencapapai
kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan karah luar
menuju laut lepas. Contoh : Pantai pasir putih, Pantai
Bama
Klasifikasi Bentuklahan Organik & Bentuklahan Antropogenik Berdasarkan Kelompoknya
 Bentuklahan Organik

2. Barrier Reefs (Terumbu karang penghalang)

Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari
pulau, sekitar 0,52 kearah laut lepas. Terbentuk pada kedalaman
1000 kaki atau 300 meter. Contoh : Batuan Tengah (Bintan,
Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan)
 
Klasifikasi Bentuklahan Organik & Bentuklahan Antropogenik Berdasarkan Kelompoknya
 Bentuklahan Organik

3. Atol (Terumbu Karang Cincin)

Terumbu karang yang terbentuk dari cincin yang


mengelilingi batas dari pulau – pulau vukanik yang
tenggelam sehinggatidak terdapat perbatasan dengan
daratan. Contohnya : Take Bone Rate ( Sulawesi), Maratua
( Kalimantan Selatan ).

 
Klasifikasi Bentuklahan Organik & Bentuklahan Antropogenik Berdasarkan Kelompoknya
 Bentuklahan Organik

4. Patch Reefs

Merupakan terumbu karang yang selalu tenggelam


(shoal, taket) atau hanya muncul ketika surut
terendah (gosong, taket).Contohnya: Taket Kayu di
Perairan Situbondo.
Klasifikasi Bentuklahan Organik & Bentuklahan Antropogenik Berdasarkan Kelompoknya
 Bentuklahan Organik

5. Terumbu Karang Koral

Koral merupakan komponen yang terpenting dari ekosistem


laut untuk media perkembangbiakan semua biota laut.
Contohnya : Terumbu Karang yang terdapat diTaman Nasional
Bunaken.

 
Klasifikasi Bentuklahan Organik & Bentuklahan Antropogenik Berdasarkan Kelompoknya
 Bentuklahan Antropogenik

1.  Reklamasi           
Reklamasi merupakan upaya meningkatkan sumber daya alam lahan dari aspek
ekonomi, sosial, dan lingkungan dengan cara pengurangan atau dengan pengeringan
lahan. Misalnya Pantai Marina Semarang, pantai ini merupakan pantai yang terbentuk
karena aktivitas reklamasi. Kawasan yang direklamasi tersebut memanjang sesuai
dengan bibir atau garis pantai. Daerah yang direklamasi cukup luas yaitu sekitar 200
hektar. Material yang digunakan berupa batuan vulkanik dan breksi. Pada bagian
bawah diisi dengan breksi. Kemudian diatasnya diisi dengan batuan vulkanik.
Perubahan garis pantai mengakibatkan perubahan arus mengarah ke pantai. Arus
yang sedianya dapat tertahan di Pantai Marina kemudian berubah arah masing-
masing ke arah barat dan timur. Arus yang ke arah timur memiliki arus yang relatif
besar dengan tidak membawa sedimen laut. Pada arus ini akan mengakibatkan abrasi
terhadap pantai. Akibat abrasi pantai sekitar lima hektare lahan yang telah diuruk
hilang.
Klasifikasi Bentuklahan Organik & Bentuklahan Antropogenik Berdasarkan Kelompoknya
 Bentuklahan Antropogenik

2. Waduk
Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk
berbagai kebutuhan. Waduk dibangun dengan cara membuat bendungan
yang lalu dialiri air sampai waduk tersebut penuh. Waduk dapat
terbentuk dari bentuk lahan lain yang telah ada. Misalnya berasal dari
Bendungan Inguri di Rusia
bentuk lahan struktural dan fluvial. Waduk merupakan bentuk lahan
antropogenik karena terbentuk oleh aktivitas manusia yang merubah
lahan menjadi berbentuk cekungan. Dalam pembuatan waduk selain
harus memperhatikan teknik-teknik dalam pembuatan waduk juga
harus memperhatikan lingkungan sekitar agar tidak sampai merusak
daerah tangkapan hujan yang dapat menyebabkan rusaknya lahan

biasanya ditandai dengan rekahan dan retakan pada tanah .

Waduk Pluit, Jakarta


Klasifikasi Bentuklahan Organik & Bentuklahan Antropogenik Berdasarkan Kelompoknya
 Bentuklahan Antropogenik
 

Menurut peraturan pemerintah RI no. 69 tahun 2001 tentang kepelabuhanan, yang 


3. Pelabuhan
dimaksud pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya
dengan batas batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau
bongkar muat barang yang di lengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Pelabuhan termasuk lahan antropogenik karena bentuknya telah merubah bentuk lahan
pesisir sebelumnya. Pembangunan pelabuhan hendaknya memperhatikan aspek lokasi agar
pelabuhan dapat berfungsi secara efektif dan tidak mengancam lahan sekitar. Misalnya
pembangunan pelabuhan Indonesia cabang Pontianak yang dibangun di tepi sungai yang
dapat menyebabkan pendangkalan yang disebabkan oleh erosi daerah hulu
dan juga pelabuhan Tanjung Api-api yang ada di Provinsi Sumatera Selatan mengakibatkan
rusaknya hutan bakau (mangrove) dan hutan nipah, ancaman kepunahan sejumlah satwa
langka, serta merusak perkebunan kelapa milik penduduk. 
Klasifikasi Bentuklahan Organik & Bentuklahan Antropogenik Berdasarkan Kelompoknya
 Bentuklahan Antropogenik

4. Penambangan Pasir
Penambangan pasir termasuk ke dalam lahan antropogenik karena
aktivitas tersebut merubah bentuk lahan yang berbukit. Selain itu
penambangan pasir juga dapat mengakibatkan erosi dan sedimentasi
serta menurunkan keanekaragaman flora dan fauna. Misalnya Bukit
Ngoro yang terletak di sekitar daerah perbukitan dan patahan
Watukosek Mojokerto. Bukit ini merupakan bukit dari bentuk lahan
asal struktural yang kemudian telah mengalami degradasi akibat
aktivitas masyarakat sekitar yaitu adanya penambangan pasir dan
pengambilan material yang dimanfaatkan sebagai tanggul lumpur
lapindo Sidoarjo.
Klasifikasi Bentuklahan Organik & Bentuklahan Antropogenik Berdasarkan Kelompoknya
 Bentuklahan Antropogenik
6. Kanal
5. Kota

7. Sawah
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai