Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun 2006 tentang


Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan / atau Kegiatan Pertambangan Bijih Nikel
menyatakan bahwa usaha dan / atau kegiatan pertambangan bijih nikel adalah
serangkaian kegiatan penambangan dan kegiatan pengolahan bijih nikel menjadi
produk setengah jadi atau logam nikel dan meliputi juga kegiatan penutupan
tambang. Pada kegiatan penambangan dan pengolahan bijih nikel akan menimbulkan
produk air limbah yang dibuang ke sumber air atau badan air.
Selanjutnya berdasarkan pasal 63 Undang-undang No.7 tahun 2004,
tentang Sumber Daya Air bahwa pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana
sumber daya air harus berdasarkan norma, standar, pedoman dan manual (NSPM).
Kabupaten Morowali adalah salah satu dari empat kabupaten yang memiliki
cadangan nikel yang besar di Pulau Sulawesi. Pada tahun 2011, Pemerintah telah
menetapkan Master Plan Percepatan Pembangunan Indonesia (MP3I) 2011-2025.
Salah satu dari 22 Kegiatan Ekonomi Utama yang ditetapkan adalah pertambangan
nikel.
Kabupaten Morowali yang dibentuk pada tahun 1999 adalah salah satu lokasi

penting dalam pertambangan nikel. Kabupaten Morowali memiliki 15.490,12 Km2


atau sekitar 22,77% dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tengah. Terdapat 9
Kecamatan di Kabupaten Morowali, Kecamatan Bahodopi merupakan salah satu
Kecamatan dari 9 Kecamatan di Kabupaten Morowali (Badan Pusat Statistik. 2014.
Kabupaten Morowali dalam Angka).
Kecamatan Bahodopi merupakan Kecamatan yang presentase luas
wilayahnya paling tinggi dengan presentase 19,76 % atau sama dengan 1.080,98

Km2 sedangkan luas wilayah yang presentasenya lebih kecil yaitu Kecamatan Menui
Kepulauan yaitu sebesar 4,07%. (BPS Kabupaten Morowali Dalam Angka 2015).
Kecamatan Bahodopi terdiri dari 12 Desa dengan luas wilayah 1.080,98
km2. Diantara 12 Desa di kecamatan bahodopi Desa Labota memiliki luas
1
wilayah terluas yaitu 162,17 km2, terluas kedua adalah Desa Bahodopi dengan
luas 118,71 km2, sedangkan yang paling kecil luas wilayahnya adalah Desa Makarti
Jaya yaitu 29,24 km2. (BPS Kabupaten Bahodopi Dalam Angka 2015)
Seiring penetapan Kabupaten Morowali sebagai daerah administrasi baru,
eksploitasi sumber daya alam semakin intensif. Ada ±183 Izin Usaha Pertambangan
(IUP) Nikel telah dikeluarkan. Dokumen MP3I mencatat saat ini sebanyak 37,7
trilyun di investasikan untuk keseluruhan penambangan nikel di Morowali. (Dinas
Pertambangan dan Energi,2014.Laporan Tahunan Dinas Pertambangan dan
Energi Kabupaten Morowali).
Banyaknya izin pertambangan di Kabupaten Morowali berpotensi
menciptakan kawasan degradasi hidrologi di kawasan Teluk Tomori-Teluk Tolo dan
pemukiman penduduk disekitarnya. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini
mencoba untuk mengkaji kualitas air akibat buangan air limbah produksi bijih nikel
disekitar area pertambangan nikel.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penilitian ini adalah untuk melakuakan uji hidrokimia di area
pertambangan nikel dan mengetahui kualitas air di sekitar area pertambangan.
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1 Untuk mengetahui kadar kimia air di sekitar area pertambangan.
2 Untuk mengetahui kelayakan kualitas air disekitar area pertambangan yang
menjadi konsumsi masyarakat,khususnya masyarakat kecamatan bahodopi.

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini memfokuskan pada nilai Kadar Kimia Dan Kualitas Air
disekitar area pertambangan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti khususnya tentang


kadar kimia dan kualitas air.

2
2. Merupakan salah satu masukan pada pihak perusahaan dan instansi terkait yg
ada di kabupaten morowali
3. Memberikan masukan pada daerah penelitian, utamanya warga yang
memanfaatkan air tersebut.

1.5 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu:


1. Alat tulis menulis
2. Termos
3. Laptop
4. GPS (Global Positioning System)

1.6 Waktu, Lokasi, dan Kesampaian Daerah

Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali,


Provinsi Sulawesi Tengah, dapat ditempuh melalui jalur darat menggunakan mobil
atau kendaraan roda dua dari kota Makassar dengan waktu tempuh ±24 jam.

Anda mungkin juga menyukai