Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

TERUMBU KARANG
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Potensi Penyelamatan Terumbu Karang Dengan Metode
Transplantasi
Dibuat untuk memenuhi persyaratan
Mengikuti kegiatan Kapal Pemuda Nusantara (KPN)
Tahun 2014

Oleh:
Eliya Damayanti
(Kalimantan Selatan)

DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN


PARIWISATA
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BANJARBARU
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua di dalam
keidupan kita sehari-hari. Shalawat serta salam dilimpahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang seperti zaman sekarang ini yakni dengan
adanya pancaran agama Islam.
Terimakasih juga kepada Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Pariwisata
Provinsi Kalsel yang sudah menyelenggarakan lomba ini untuk para pemuda yang
tertarik pada kelautan Indonesia sehingga memiliki kesempatan agar lebih mengenal
lebih dekat dan menggali lebih dalam tentang kelautan kita yang sangat kaya.
Semoga sedikit informasi yang dibuat ini bermanfaat untuk kelautan
Indonesia terutama Kalimantan Selatan dan menjadi acuan untuk perkembangan
kelautan serta sebagai tambahan ilmu kelak di tengah-tengah masyarakat dan dan
juga semoga menjadi motivasi bagi penulis untuk menyusun proposal lain yang lebih
baik. Kami mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
pembuatan proposal ini, kritik maupun saran dari pembaca sangat berguna untuk
kemajuan dan penyempurnaan proposal ini nantinya.

Banjarbaru, 06 Mei 2014

Penulis

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan dimana dua per tiga wilayahnya
merupakan lautan. Terumbu karang merupakan salah satu potensi sumberdaya
perairan yang melimpah di Indonesia, karena secara ekologi terumbu karang hanya
dapat tumbuh di wilayah beriklim tropis. Indonesia menempati peringkat teratas
untuk luas dan kekayaan jenis terumbu karang. Lebih dari 75.000 km2 atau sebesar
14% dari luas total terumbu karang dunia. Kalimantan Selatan adalah salah
satu provinsi di Indonesia yang

terletak

di

pulau Kalimantan.

Ibu

kotanya

adalah Banjarmasin. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km dan


memiliki luas laut yang memiliki banyak potensi laut termasuk dalam hal terumbu
karang.
Terumbu karang (coral reefs) merupakan habitat sistem kehidupan biota laut
yang hangat, jernih, tidak dalam, yang kaya dengan keanekaragaman hayati. Struktur
terumbu karang yang ada dimulai dari terbentuknya algae hijau-biru, kemudian
sponge dan coral. Terumbu karang merupakan salah satu sumberdaya hayati laut
yang dilindungi, namun data mengenai keberadaan terumbu karang tersebut masih
sangat terbatas, artinya masih banyak gugusan terumbu karang yang masih belum di
survey, dimonitoring dan diidentifikasi kondisinya. Terumbu karang harus
dilestarikan dikarenakan masa pertumbuhannya yang sangat lambat dan diperkirakan
terumbu karang yang kita lihat saat ini berusia 10.000 tahun. Untuk itu, diperlukan
suatu upaya yang lebih serius dalam menanganinya.
Komunitas terumbu karang di Indonesia tercatat seluas lebih dari 20.000 km2
yang meliputi karang hidup, karang mati, lamun dan pasir. Pada kondisi yang sangat
maksimal, terumbu karang menyediakan ikan-ikan dan molusca hingga mencapai
jumlah sekitar 10 30 ton/km2 per tahunnya. Namun praktik eksploitasi terumbu
karang serta degradasi lingkungan daratan dan lautan telah memperburuk ekosistem
terumbu karang. Terumbu karang banyak digunakan secara destruktif misalnya,
sebagai bahan pondasi bangunan. Kerusakan terumbu karang juga terjadi karena
aktivitas pelayaran dan penangkapan ikan dengan bahan peledak kalium sianida
(KCN).

Salah satu kebijakan Departemen Kelautan dan Perikanan tentang perlunya


zonasi peruntukan pantai dan pesisir yang mencakup preservasi, dengan aspek-aspek
perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman plasma
nutfah dan pemanfaatan yang lestari. Salah satu yang tercakup disini adalah zonasi
dan penataan ruang terumbu karang pada kawasan sekitar pulau-pulau kecil.

B. Terumbu Karang di Kalimantan Selatan

Berikut data sebaran terumbu karang di Kalimantan Selatan diambil dari data
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2008.

Berdasarkan data di atas diketahui hanya di ada dua kabupaten yang memiliki
potensi terumbu karang yaitu Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu.
Kabupaten Kotabaru memiliki sektor kelautan dan perikanan merupakan potensi yang
cukup besar untuk dikembangkan sebagai produk unggulan. Pengembangan produk
unggulan sektor kelautan dan perikanan ini belum diarahkan pada pengembangan
produk yang mempunyai nilai tambah yang tinggi. Komoditas ini hanya sebagai
komoditas primer sehingga nilai tambah yang dimiliki belum dapat dimanfaatkan
untuk kesejahteraan masyarakat. Potensi lestari ikan di Kabupaten Kotabaru
mencapai 98 ton/tahun. Selain itu potensi ikan kerapu mencapai 10,2 ton/tahun,
udang 15 ton/tahun, kepiting dan rajungan 220 ton/tahun, ikan bawal 93 ton/tahun,

ikan asin 220,5 ton/tahun, lobster 96 ton/tahun, dan rumput laut 447 ton/tahun serta
terdapat juga potensi karang laut.
Kabupaten Tanah Bumbu merupakan kabupaten yang mempunyai beraneka
ragam potensi kelautan dan perikanan, yang terbentang dari kecamatan Satui sampai
kecamatan Simpang Empat. Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan Kabupaten
Tanah Bumbu cukup besar dengan bentangan garis pantai dari desa Sei Cuka (di
ujung barat) sampai ke desa Sei Dua (di ujung timur/utara) sepanjang 158,7 km
ditambah 5 buah pulau-pulau kecil yang berada di Kecamatan Simpang Empat (Pulau
Tampakan, Pulau Burung dan Pulau Anak Burung) dan Kecamatan Batulicin (Pulau
Swangi dan Pulau Anak Swangi) dengan luas perairan laut 634,80 Km2. Kondisi
terumbu karang di Kabupaten Tanah Bumbu sangat bervariasi dari kritis (rusak berat)
rusak ringan, baik bahkan sampai baik sekali. Umumnya terumbu karang yang
muncul ke atas permukaan laut, tergolong kondisi kritis, hal ini diduga karena pada
saat air berada pada surut terendah (musim tertentu), permukaan gugusan karang
terkena sinar matahari langsung selama beberapa jam, dan ini rutin terjadi. Polyp
karang yang masih melekat pada tubuh kerangka kapur mengalami stress hingga lama
kelamaan mati.

C. Kerusakan Terumbu Karang

Dari data Dinas Kelautan dan Peikanan Kalimantan Selatan tahun 1999
terumbu karang yang rusak di Kotabaru 29,99 ha dan 64 ha mengalami kerusakan di
Tanah Bumbu. Dinas Perikanan dan Kelautan Kalsel pada tahun 2012 menyebutkan,
terumbu karang yang rusak parah di kabupaten Kota Baru mencapai 200 hektar, dan
64 ha lainnya di Tanah Bumbu. Adapun yang mengalami kerusakan sedang seluas
1.200 ha di Kota Baru dan 50 ha di Tanah Bumbu. Sementara yang kondisinya baik
seluas 11.000 ha di Kota Baru dan 179 ha terdapat di Tanah Bumbu. Kemudian pada
tahun 2014, kerusakan terumbu karang di Kotabaru dan Tanah Bumbu mengalami
kerusakan 100 ha akibat pengambilan terumbu karang untuk dijual dan bom ikan.

Keberadaan pelabuhan khusus batubara di kawasan konservasi Terumbu


karang Pantai Bunati Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, mengkibatkan
kerusakan yang lebih parah pada terumbu karang di daerah tersebut.
Informasi dari masyarakat sekitar, berkaitan dengan keadaan Terumbu karang
di daerah itu sudah mengalami degradasi. Kondisi rusaknya terumbu karang disinyalir
terjadi akibat aktivitas bongkar muat batubara dan lalu lintas tongkang. Pecahan
batubara berukuran kecil-kecil yang tercecer dalam kegiatan bongkar muat yang
mengendap di laut merupakan salah satu penyebab rusaknya terumbu karang. Selain
itu penyebab kerusakan ekosistem terumbu karang di Indonesia antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Pembangunan di wilayah pesisir yang menyebabkan sedimentasi dan pencemaran
laut, seperti pengerukan, reklamasi, penambangan pasir, pembuangan limbah
padat dan cair;
2. Pencemaran laut akibat aktivitas di laut, seperti pencemaran dari pelabuhan,
tumpahan minyak, pembuangan sampah dari atas kapal, dan akibat langsung dari
pelemparan jangkar kapal;
3. Sedimentasi dan pencemaran dari daratan, seperti penebangan hutan, perubahan
tataguna lahan dan praktek pertanian yang tidak konservatif;
4. Penangkapan ikan secara berlebihan;
5. Penangkapan ikan dengan cara merusak, seperti penangkapan ikan dengan
menggunakan bom, racun dan alat tangkap lainnya; dan
6. Pemutihan karang akibat perubahan iklim global.

D. Penyelamatan Terumbu Karang


Terumbu karang sangat banyak memiliki manfaat terutama untuk menjaga
keseimbangan ekosistem. Bukan hanya sebagai pemecah ombak dan menahan abrasi,
namun menjadi tempat yang paling nyaman untuk biota laut berkembang biak
mencari makan sehingga perlu kita jaga bersama dengan memerlukan dukungan dari
semua pihak. Beberapa hal yang dapat kita lakukan:

1. Membentuk organisasi-organisasi yang memperhatikan terumbu karang, misalnya


Kelompok Nelayan, POKMASWAS dan Pemuda Sahabat Laut Angsana yang
banyak melakukan kegiatan seperti menyebarkan bibit-bibit terumbu karang, dan
kegiatan lainnya.
2. Jangan Membuang Sampah Sembarangan ke Laut karena itu dapat mencemari
habitat di dalamnya.
3. Jangan Menangkap Ikan Menggunakan Bom karena otomatis dapat merusak
terumbu karang.
4. Jangan Menyentuh Terumbu Karang, menurut beberapa sumber, jika kita
menyentuh saja sedikit terumbu karang, mereka akan langsung mati.
5. Mencegah Penebangan Liar Hutan/Hutan Bakau yang dapat menyebabkan
erosi/abrasi.
6. Mengembangbiakkan terumbu karang.

E. Transplantasi Terumbu Karang


Salah satu metode untuk mengembangkan terumbu karang yang dirasa tepat
untuk diaplikasikan adalah metode transplantasi terumbu karang. Transplantasi
karang (coral transplantation) adalah pencangkokan atau pemotongan karang hidup
untuk dicangkok di tempat lain atau di tempat yang karangnya telah mengalami
kerusakan, bertujuan untuk pemulihan atau pembentukan terumbu karang alami.
Transplantasi karang berperan dalam mempercepat regenerasi terumbu karang yang
telah rusak, dan dapat pula dipakai untuk membangun daerah terumbu karang baru
yang sebelumnya tidak ada.
Kegiatan transplantasi di Indonesia telah dilakukan di Pulau Pari Kepulauan
Seribu dengan menggunakan substrat keramik, beton dan gerabah. Tujuannya adalah
untuk program percontohan dalam merehabilitasi pulau-pulau yang kondisi terumbu
karangnya sudah rusak serta dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata laut, program
pendidikan, penelitian dan uji coba dibidang perdagangan
Dimasa mendatang transplantasi karang akan memiliki banyak kegunaan
antara lain: untuk melapisi bangunan-bangunan bawah laut sehingga lebih kokoh dan

kuat untuk memadatkan spesies karang yang jarang atau terancam punah dan untuk
kebutuhan pengambilan karang hidup bagi hiasan akuarium
Beberapa teknik untuk meletakan karang yang di transplantasikan adalah
semen, lem plastik, penjepit baja, dan kabel listrik plastik. Dari beberapa percobaan
yang telah dilakukan, ada beberapa kententuan untuk transplantasi karang, yaitu:
1. Untuk transplantasi karang diperlukan suatu wadah beton sebagai substrat dimana
karang ditanam.
2. Jenis karang bercabang lebih cepat pertumbuhannya, dan mampu menyesuaikan
dibandingkan karang masif.
3. Semua lokasi perairan pada dasarnya dapat dilakukan transplantasi dengan syarat
kondisi hidrologik masih dalam batas toleransi pertumbuhan karang.
4. Hasil percobaan pada habitat yang berpasir tetapi dengan kesuburan yang tinggi
pertumbuhan karang lebih cepat dibandingkan pada daerah yang karannya rusak.
5. Wadah karang yang ditransplantasi sebaiknya tidak menghalangi aerasi oleh arus.
Menurut Anonim (2010), karang untuk transplantasi harus diambil dari tempat
yang sama dengan tempat pelaksanaan transplantasi terutama dalam hal
pergerakan air, kedalaman dan turbiditas. Transplantasi karang dalam koloni
besar dapat dilakukan walaupun tanpa memerlukan

perlekatan. Tingkat

ketahanan hidup karang yang ditransplantasi dapat tinggi walaupun tidak


dilekatkan pada substrat asal saja pelaksanaannya dilakukan di daerah terlindung
terutama dari aksi gelombang. Untuk mengurangi stres, karang yang akan
ditransplantasi dilepaskan secara hati-hati dan ditempatkan dalam wadah plastic
berlubang serta proses pengangkutan dilakukan di dalam air.

Tabel Keunggulan dan Kelemahan Beberapa Metode Transplantasi Karang


Metode
Transplantasi
a. Metode Patok

Bahan dan Cara Kerja

Keunggulan

Patok kayu tahan air atau Biaya yang dibutuhkan


besi yang dicat anti karat sangat
sedikit,
ditancapkan di perairan
pemasangan
relative
mudah.
Gangguan
sampah hampir tidak
ada. Cocok untuk
karang
lunak,
waktu/lama pekerjaan
relative singkat

b. Metode Jaring

Jaring atau waring bekas


dan tali ris dengan ukuran
disesuaikan
dengan
kebutuhan

Bahan
muda
didapatkan,
dapat
menggunakan bahan
bekas, biaya lebih
murah, baik untuk tiap
karang massif (bukan
bercabang)

c. Metode Jaring
dan substrat

Jaring yang dilengkapi


dengan substrat yang
terbuat
dari
semen,
keramik atau gerabah
dengan ukuran 10 x 10
cm

Pengukuran
relative
lebih murah, lebih
rapid dan teratur, baik
untuk karang yang
bercabang.

d. Metode jaring
dan rangka

Rangka besi yang dicat


anti karat dan diatasnya
ditutupi dengan jaring
yang diikat secara kuat
dan rapih. Rangka yang
ideal berukuran 100 x 80
cm
berbentuk
bujur
sangkar dan pada bagian
ujung-ujung
bujur
sangkar, terdapat kakikaki tegak lurus masingmasing sepanjang 10 cm,

Konstruksinya
lebih
kokoh daripada metode
1,2 dan 3 dapat ditata
sesuai
dengan
keinginan, monitoring
dan evaluasi lebih
mudah,
baik bagi
karang
massif
bercabang, memiliki
nilai estetika.

Kelemahan
Tata letak metode
patok
didasar
perairan
tidak
teratur,
karena
sangat tergantung
dari kondisi dasar
perairan. Karang
besi
dapat
menyebkan
pencemaran
Sulit
untuk
dibersikan, sukar
dalam
pengukurang
terutama
untuk
mengukur tinggi,
pertumbuhan
karang tidak rata,
kedudukan media
didasar perairan
kurang stabil
Biaya
lebih
mahal,
proses
pemasangan lebih
rumit,
membutuhkan
tenaga yang lebih
banyak,
membutuhkan
waktu yang lebih
lama
Berbagai karang
yang berbentuk
bercabang tidak
dapat
tumbuh
dengan
tegak,
biaya
sedikit
lebih
mahal.
Rangka
besi
dapat
menyebabkan
pencemaran

e. Metode
Rangka dan
Substrat

di
bagian
bujur
sangkarnya
ditutupi
dengan jaring tempat
mengikat
bibit
bibit
transplantasi
Metode ini merupakan
perpaduan antara metode
3 dan 4. Ukuran diameter
substrat + 10 cm dengan
tebal 2 cm, panjang patok
5-10cm, bahan patok
terbuat dari peralatan
kecil yang diisi semen
dan diberi cat agar tidak
mengakibatkan
pencemaran,
rangka
sebaiknya berbentuk siku
berukuran 100 x 80 cm
dan diberi cat agar tidak
mengakibatkan
pencemaran

Lebih koko dan kuat,


cocok untuk obyek
penelitian, cocok untuk
karang
lunak
dan
karang
bercabang,
memiliki nilai estetika,
bernilai ekonomis

Biaya
yang
dibutuhkan
relative
mahal,
rangka besi dapat
menyebabkan
pencemaran

Bibit Untuk Transplantasi Terumbu Karang


Pengambilan bibit dari alam perlu diperhatikan, antara lain :
1. Mengurangi dan atau menghentikan penyebab rusaknya terumbu karang di lokasi
tersebut.
2. Tidak merusak koloni induk.
3. Sistem perwakilan plot kurang lebih 10% per plot.
4. Sesuai dengan MSY (potensi) di alam/lokasi.
5. Pengangkutan bibit dilakukan di dalam air dan dilaksanakan dengan hati-hati.
6. Pada pengikatan bibit pada substrat, perlu diperhatikan :
7. Pengangkutan bibit dilakukan di dalam air dan dilaksanakan dengan hati-hati.
8. Pengikatan bibit sebaiknya dilakukan di dalam air, namun apabila dilakukan
dipermukaan air jangan terlalu lama (maksimal 20 menit).
9. Pada pengikatan, bibit diikat dengan seerat mungkin dengan menggunakan tali
pancing atau klem plastik.

F. Kesimpulan
Terumbu karang merupakan ekosistem di laut yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup biota laut lainnya sehingga kita harus menjaga dan
melestarikannya. Apabila rusak maka biota laut tidak dapat berkembang biak dan hal
tersebut nantinya juga akan mengancam manusia serta pendapatan ekonomi daerah
yang juga banyak didapat melalui terumbu karang. Terumbu karang harus
dilestarikan dikarenakan masa pertumbuhannya yang sangat lambat dan diperkirakan
terumbu karang yang kita lihat saat ini berusia 10.000 tahun. Selain itu terumbu
karang juga memiliki banyak manfaat lain seperti menjaga pantai dari hempasan
ombak, tempat pemijahan telur bagi ikan-ikan, bahan pembuat obat dan banyak lagi.
Maka dari itulah kita hrus terlebih dahulu mencintai terumbu karang agar kita dapat
menjaga dan melestarikannya.
Untuk menyelamatkan terumbu karang metode yang dirasa paling tepat adalah
dengan metode transplantasi terumbu karang karena dimasa mendatang transplantasi
karang akan memiliki banyak kegunaan antara lain: untuk melapisi bangunanbangunan bawah laut sehingga lebih kokoh dan kuat untuk memadatkan spesies
karang yang jarang atau terancam punah dan untuk kebutuhan pengambilan karang
hidup bagi hiasan akuarium.

DAFTAR PUSTAKA

Coremap dan Yayasan Lara Link Makassar, 2006, Modul Trasplantasi Karang Secara
Sederhana, Pelatihan Ekologi Teumbu Karang, Benteng, Selayar 22-24
Agustus 2006.
Dahuri, R. J. Rais, S.P Ginting dan M.J sitepu, 2004. Pengelolaan Sumberdaya
Pesisir dan Laut Secara Terpadu. Pranya Paramita Jakarta
Wibisono, M.S. 2011. Pengantar Ilmu Kelautan (Edisi 2). UI Press Jakarta.
Anonim. http://www.coremap.or.id/print/article.php?id=185 diakses pada tanggal 05
Mei 2014.
Anonim.http://dislutkan.tanahbumbukab.go.id/index.php?option=com_content&view
=article&id=141:transplantasi-terumbu-karang&catid=45:artikel&Itemid=107 diakses
pada tanggal 05 Mei 2014.
Arini, D I D. Potensi Terumbu Karang Indonesia Tantangan Ddan Upaya
Konservasinya (The Challengeand Conservation Efforts of Indonesian Coral Reefs).
Jurnal INFO BPK Manado, 2013; Vol.3 (2) : 147-172.

Anda mungkin juga menyukai