Anda di halaman 1dari 2

Gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja (sedentary) dan kurang gerak ditambah dengan adanya faktor risiko,

berupa merokok, pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, pembuluh darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi dan kecemasan. Studi WHO pada faktor-faktor risiko menyatakan bahwa gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja adalah 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di dunia. Lebih dari dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak/aktifitas fisik. Pada kebanyakan negara diseluruh dunia antara 60% hingga 85% orang dewasa tidak cukup beraktifitas fisik untuk memelihara fisik mereka. Hasil penelitian Dede Kusmana tahun 2002 memperlihatkan bahwa orang yang mempunyai gaya hidup : tidak merokok, berolahraga secara teratur, dan melakukan kerja fisik, ternyata berpeluang lima kali lebih tinggi terhidar dari penyakit jantung dan stroke dari pada yang bergaya hidup sebaliknya. Selanjutnya menurut Manoefris Kasim, tahun 2002, menambahkan bahwa faktor kegemukan, kurang gerak, riwayat keluarga terkena penyakit kardiovaskular, serta penyakit diabetes mempunya risiko terkena penyakit jantung koroner empat kali lebih tinggi dibanding yang tidak menderita diabetes. Pola hidup tidak aktif (sedentary) diketahui banyak menimbulkan berbagai keluhan. Aktif berolahraga merupakan bagian pola hidup sehat yang sebaiknya dilakukan sejak usia muda sampai lansia. Blaydes menganjurkan aktivitas fisik sekurangnya 30 menit per hari. Blaydes mengemukakan bahwa saat seseorang melakukan latihan fisik selama sekurangnya 30 menit,terjadi perubahan positif di otak dan tubuh. Faizati Karim. Panduan Kesehatan Olahraga bagi Petugas Kesehatan.

Jakarta:2002. DepKes RI 10. Tidak Merokok di dalam rumah Merokok berarti membakar tembakau dan daun tar, dan menghisap asap yang dihasilkan. Asap ini membawa bahaya dari sejumlah kandungan tembakau dan juga bahaya dari pembakaran yang dihasilkan. Dengan menganalisa asap yang dihasilkan, ditemukan bahwa 60% adalah gas dan uap yang terdiri dari 20 jenis gas diantaranya karbon monoksida, hidro sianida, nitric acid, nitrogen sianida fluorocarbon, asetone dan amonia. Para peneliti mengungkapkan bahwa paling sedikit 9 dari keseluruhan gas yang ada dalam asap rokok merupakan gas yang sangat berbahaya

bagi kesehatan paru-paru (Aiman Husaini, 2006: 21). Oleh karena itu pengetahuan tentang bahaya merokok sangat penting dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat. Husaini, Aiman. (2006). Tobat Merokok, Depok: Pustaka Iman Berdasarkan Riskesdas tahun 2007, presentase penduduk di Indonesia yang merokok dengan usia diatas 10 tahun adalah 23,7%. Di Jawa Timur terdapat 24,3% perokok yang berusia diatas 10 tahun (DEPKES RI, 2008). Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) rokok adalah pembunuh yang akrab di tengah-tengah masyarakat. Setiap detik, satu orang meninggal akibat merokok. Rokok, juga membunuh separuh dari masa hidup perokok, dan separuh perokok mati pada usia 35 sampai dengan 69 tahun. Rokok/tembakau dapat menyebabkan berbagai penyakit tidak menular seperti jantung dan gangguan pembuluh darah, stroke, kanker paru, dan kanker mulut. Di samping itu, rokok juga menyebabkan penurunan kesuburan, peningkatan insidens hamil diluar kandungan, pertumbuhan janin (fisik dan IQ) yang melambat, kejang pada kehamilan, gangguan imunitas bayi dan peningkatan kematian perinatal. Rokok mengandung lebih dari empat ribu bahan kimia, termasuk 43 bahan penyebab kanker yang telah diketahui, sehingga lingkungan yang terpapar dengan asap tembakau juga dapat menyebabkan bahaya kesehatan yang serius, ujar Menkes dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH, dalam sambutan yang dibacakan Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Dirjen P2PL Depkes ketika membuka Temu Karya Peringatan Kesehatan akan Bahaya Rokok di Jakarta tanggal 12 Desember 2009 (Depkes RI, 2009). Departemen Kesehatan. (2009). Rokok Membunuh Lima Juta Orang Setiap Tahun, http://www.depkes.go.id/

Anda mungkin juga menyukai