GALUH CIAMIS
Sekretariat : Jalan RE. Martadinata No. 100 A Maleber Ciamis 46214
Mobile : +6285352144578 Email : fkpsgc@gmail.com
Sungai Cileueur merupakan salah satu anak sungai yang berada di DAS Citanduy. Hulu
sungai Cileueur berada di pegunungan Sawal, tengah sungai melewati jantung kota
Kabupaten Ciamis dan bermuara di sungai Cimuntur (beberapa ratus meter dari muara sungai
Cimuntur ke sungai Citanduy). Sungai Cimuntur itu sendiri merupakan salah satu sub-DAS
Citanduy di bagian hulu.
Seperti kebanyakan sungai lainyya yang ada di DAS Citanduy, sungai Cileueur juga memiliki
permasalahan yang relatif sama dengan anak sungai Citanduy lainnya di bagian hulu, yaitu :
a. Pengelolaan Lahan
Yang dimaksud dengan pengelolaan lahan adalah penggarapan lahan, baik yang
dilakukan oleh masyarakat individu maupun perusahaan, di mana yang seharusnya
lahan di sekitar bantaran sungai ditutupi oleh hutan, menjadi area pertanian dan
bangunan. Kurangnya ketegasan pemerintah dalam menegakkan aturan mengenai
fungsi lahan.
b. Penebangan Hutan
Penebangan hutan masih sangat tinggi, baik di area hutan rakyat, hutan produksi
bahkan hutan lindung. Banyak hal yang mempengaruhi tingginya penebangan hutan,
selain budaya tanam masyarakat yang beralih ke tanaman kayu berusia pendek agar
cepat produksi, kepedulian masyarakat akan perlindungan kawasan hutan lindung,
kurangnya pengawasan aparat, serta penebangan hutan produksi oleh perusahaan di
sekitar kawasan hulu.
c. Pupuk An-Organik
Kebiasaan petani menggunaan pupuk an-organik pada area pertanian meninggalkan
residu yang mengandung bahan kimia yang dapat mencemari air dan masuk ke
sungai, di beberapa lokasi bahkan sudah berbahaya mengancam kesehatan manusia.
e. Limbah Industri
Walaupun tidak terlalu banyak tetapi masih banyak ditemukan beberapa pabrik atau
industri lainnya yang membuang langsung limbah produksinya ke sungai tanpa
adanya pengolahan terlebih dahulu, adapun yang sudah memiliki pengolahan
mungkin kapasitasnya sudah tidak sesuai dengan jumlah limbah karena
perkembangan produksinya.
g. Sampah
Salah satu kebiasaan masyarakat yang dekat sungai atau selokan adalah membuang
sampah ke sungai, khususnya sampah an-organik yang tidak bisa dibakar seperti
plastik dan kaleng di mana sampah tersebut memerlukan proses penguraian yang
sangat lama. Anggapan masyarakat bahwa sungai merupakan tempat untuk
membuang sampah, serta kurangnya sarana dan prasarana pemerintah untuk
pengambilan serta pengelolaan sampah menjadi salah satu penyebabnya.
i. Faktor Geologis
Struktur tanah dan bebatuan yang ada kebanyakan berupa aluvial, yaitu tanah dan
bebatuan yang mudah tergerus oleh air, faktor ini yang menyebabkan tingginya
sedimentasi dan erosi yang terjadi di sepanjang aliran sungai di area hulu.
4. Bencana Longsor
Bencana longsor di sepanjang bantaran sungai Cileueur banyak terjadi, khususnya
pada saat musim hujan, bahkan ada beberapa bencana longsor yang mengancam
keselamatan, baik jiwa maupun materi.
Seringnya longsor di sepanjang bantaran sungai Cileueur selain disebabkan oleh faktor
geologis sepanjang sempadan sungai, juga disebabkan oleh perbuatan masyarakat yang
kurang memperhatikan lingkungan di sepanjang aliran sungai, seperti area pertanian
dan perumahan yang dilakukan di sempadan sungai, yang mana seharusnya sempadan
sungai ditutupi pohon penguat tanah dan jalan inspeksi sungai.
Banyak dijumpai tebing-tebing curam yang di atasnya terdapat bangunan rumah
maupun area pertanian dan perkebunan, faktor ini menyebabkan tingginya longsor
yang sangat berbahaya karena dapat mengancam keselamatan jiwa dan harta.
1. Penegakkan Hukum
Masih banyak terjadi pelanggaran hukum di sekitar sungai dan sekitarnya, seperti
penebangan liar (ilegal loging), alih fungsi lahan tidak sesuai dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) yang dikeluarkan oleh pemerintah, pemberian izin-izin
baik bangunan pribadi maupun perusahaan, pengelolaan dan pembuangan limbah
yang mencemari lingkungan hidup, dan lain-lain.
Penegakkan terhadap hukum dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan sungai
dan catchment areanya, hutan dan lingkungan hidup harus segera ditegakkan.
Penegakkan hukum diikuti dengan pemberian sangsi yang tegas kepada para
pelanggar hukum.
5. Pemberdayaan Masyarakat
Rendahnya kemampuan sumber daya manusia dapat menyebabkan kerusakan
sungai dan lingkungan di sekitarnya, hal ini bisa ditanggulangi dengan upaya-upaya
untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
Contohnya yang terjadi dengan hutan sebagai pelindung tanah dari sedimentasi dan
erosi serta menyimpan air. Masih banyak masyarakat yang menjual hasil hutan baik
kayu maupun non kayu dalam bentuk dasarnya yaitu kayu, bambu, dsb. tanpa
pengolahan sebelumnya, tentu saja harganya pun rendah, akan berbeda nilainya jika
kayu dan bambu sudah diolah sehingga mempunyai nilai dan harga jual yang lebih
tinggi, sehingga penebangan pohon bisa diminimalisasi.
Pertanian yang masih menerapkan sistem monokultur sebaiknya dilakukan secara
multikultur, dengan demikian dapat menciptakan tsnsmsn dengan tajuk atas, tengah
dan bawah, sehingga dapat menurunkan bahkan menghindari sedimentasi tanah.
Pemberdayaan masyarakat sangat mengambil peran penting untuk menjaga
kelestarian sungai, sumber mata air dan lingkungan hidup lainnya, oleh karena itu
harus segera ditingkatkan.
DOKUMENTASI
14. x