Anda di halaman 1dari 5

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.

1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1

Analisis dan Evaluasi Rumah Pompa Kalisari Untuk


Mengurangi Genangan Pada Catchment Area Saluran Yang
Dilayani Rumah Pompa Kalisari Rayon Gubeng Surabaya
Hamzah dan Mas Agus Mardyanto
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: mardyanto@enviro.its.ac.id

Abstrak—Salah satu Rumah Pompa yang melayani lama genangan 60 menit. Titik kedua ada di Jalan
Sistem Drainase Kota Surabaya pada Rayon Gubeng adalah Dharmahusada dengan luas genangan 17.524 m2, tinggi
Rumah Pompa Kalisari. Rumah Pompa Kalisari ini melayani 1 genangan 5-35 cm, dan lama genangan 120 menit. Titik ketiga
Saluran Primer Kali Kepiting dengan panjang 6.500 m dan lebar ada di Jalan Dharmahusada Utara dengan luas genangan 1.962
6 – 13 m. Ketika musim penghujan, pada catchment area saluran
m2, tinggi genangan 5-35 cm, dan lama genangan 60 menit.
yang dilayani Rumah Pompa Kalisari ini masih terdapat
genangan di 4 titik yaitu Jalan Kalisari, Jalan Dharmahusada, Titik keempat ada di Jalan Mulyosari dengan luas genangan
Jalan Dharmahusada Utara dan Jalan Mulyosari dengan luas 11.481 m2, tinggi genangan 5-7 cm, dan lama genangan 30
genangan total 32.518 m2, tinggi genangan maksimum mencapai menit (Dinas Bina Marga dan Pematusan Pemerintah Kota
35 cm, dan lama genangan mencapai 120 menit. Surabaya, 2013).
Oleh karena itu diperlukan adanya analisis dan Oleh karena itu diperlukan adanya analisis dan evaluasi
evaluasi mengenai kemampuan Rumah Pompa Kalisari dalam mengenai penyebab terjadinya genangan di wilayah tersebut
melayani daerah penyalurannya dengan menghitung kapasitas dengan menghitung kapasitas Saluran Primer dan Kapasitas
Saluran Primer dan Kapasitas Saluran Sekunder yang dilayani
Rumah Pompa Kalisari, dan kapasitas rumah pompa. Saluran Sekunder yang dilayani Rumah Pompa Kalisari,
Diharapkan dengan adanya analisis ini permasalahan genangan kapasitas rumah pompa, dan sistem operasional rumah pompa.
di catchment area Rumah Pompa Kalisari dapat terselesaikan. Diharapkan dengan adanya analisis ini permasalahan
Hasil analisis menunjukan bahwa terjadi genangan pada genangan di catchment area Rumah Pompa Kalisari dapat
empat segmen saluran dengan luas total genangan 45.504,78 m2 terselesaikan.
yang dikarenakan karena kurangnya kapasitas saluran sehingga
tidak dapat menerima debit limpasan hujan yang masuk secara
keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan perlebaran atau II. URAIAN PENELITIAN
menambah kedalaman pada keempat segmen tersebut dan perlu
adanya SOP pada pengoperasian Rumah Pompa. A. Tahap Telaah
Proses studi literatur dilakukan setelah membuat rumusan
Kata Kunci— Genangan, Rumah Pompa Kalisari, Saluran masalah dan tujuan penelitian. Bentuk studi literatur yang
Primer Kalisari digunakan adalah dengan membaca buku, jurnal, tugas akhir,
ataupun artikel terkait dan metode statistika.
I. PENDAHULUAN B. Tahap Pengumpulan Data
emerintah Kota Surabaya telah menetapkan Surabaya Pengumpulan data yang diperlukan untuk mendukung
P Drainage Master Plan 2018 sebagai salah satu upaya
mengatasi banjir di Kota Surabaya. Berdasarkan Surabaya
evaluasi saat ini dibagi menjadi dua bagian yaitu data primer
dan data sekunder. Metode yang digunakan untuk memperoleh
Drainage Master Plan 2018, wilayah sistem drainase di Kota data primer dengan kuisioner dan wawancara serta observasi
Surabaya dibagi menjadi 5 rayon antara lain Rayon Gubeng, lapangan pada operator rumah pompa, masyarakat yang
Rayon Jambangan, Rayon Genteng, Rayon Wiyung, dan berada di wilayah genangan air dan kondisisi eksisting saluran
Rayon Tandes. Terdapat 54 buah rumah/ stasiun pompa yang primer dan sekunder. Data sekunder yang diperlukan pada
tersebar di 5 rayon tersebut. Pada rayon gubeng masih terdapat evaluasi kali ini diperoleh dari instansi terkait.
genangan air seluas 225.356 m2 dengan tinggi genangan Pengolahan data dilakukan dengan analisis hidrologi untuk
mencapai 35 cm dan lama genangan mencapai 120 menit memperoleh debit limpasan menuju saluran primer dan
(Dinas Bina Marga dan Pematusan, 2013). Pada rayon gubeng saluran sekunder. Selain itu dilakukan analisis hidrolika untuk
ini terdapat 17 rumah pompa. Salah satunya adalah Rumah mengetahui kapasitas saluran rencana dan eksisting. Selain itu,
Pompa Kalisari. Rumah Pompa Kalisari ini melayani 1 dilakukan perhitungan terhadap kapasitas pompa saat ini dan
Saluran Primer Kali Kepiting dengan panjang 6.500 m dan kapasitas awal.
lebar 6 – 13 m
Ketika terjadi hujan lebat, pada wilayah Rumah Pompa C. Tahap Analisa dan Pembahasan
Kalisari ini masih terdapat genangan seluas 32.518 m2 yang Analisis dan pembahasan data dilakukan dengan
terbagi di 4 titik yaitu. Titik pertama ada di Jalan Kalisari melakukan evaluasi terhadap sistem operasional rumah pompa
dengan luas genangan 1.551 m2 tinggi genangan 5-10 cm dan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2

dan kapasitas saluran primer dengan memperhatikan faktor koefisien pengaliran air hujan (run off) yang ditunjukkan
non teknis. Setelah itu dilakukan perhitungan kapasitas pompa dengan nilai koefisien C. Besarnya nilai C dapat diambil
yang sesuai dengan debit limpasan pada saluran primer sesuai dengan fungsi lahan eksisting. Penentuan arah aliran
. permukaan direncanakan sesuai dengan keadaan topografi.
D. Tahap Kesimpulan dan Saran Hasil perhitungan debit limpasan hujan dapat dilihat pada
Tabel 2.
Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan data perencanaan yang dilakukan sehingga Tabel 2.
diperoleh masalah utama yang menjadi penyebab masih Hasil Perhitungan Debit Limpasan Hujan
timbulnya genangan pada wilayah studi yang dilayani oleh
Rumah Pompa Kalisari. Selanjutnya memberikan rekomendasi A limpasan Intensitas Q
yang diperlukan untuk mengendalikan genangan yang timbul Kumulatif (mm/jam) limpasan
Koefisien
pada wilayah studi yang dilayani Rumah Pompa Kalisari.. No Saluran
Kumulatif
(Ha) PUH 25&10 (m3/s)
III. ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Perhitungan Luas Daerah Wilayah Studi 1 A-B 11.88 0.93 34.40 1.0589
Dalam menentukan luas daerah tangkapan di saluran 2 B-C 53.76 0.86 21.94 2.2162
primer Kali Kepiting dilakukan dengan overlay peta 3 C-D 130.47 0.7676445 19.17 5.3369
topografi wilayah studi, peta sistem drainase wilayah studi
4 D-E 160.79 0.7610282 18.97 6.4520
dan peta catchment area eksisting wilayah studi.
Berdasarkan elevasi permukaan tanah tersebut dilakukan 5 E-F 188.86 0.74 19.83 7.7455
pembagian blok untuk setiap segmen disaluran primer. 6 A1 - B 9.24 0.96 70.91 1.7494
Setelah dilakukan overlay dengan mempertimbangkan
7 A2 - B2 10.89 0.9 42.95 1.1700
kontur di wilayah studi maka dapat diketahui luas masing-
masing blok yang ditunjukkan pada Gambar 1 dan Tabel.1. 8 B2 - C 16.73 0.8618382 47.08 1.5472
9 A3 - B3 10.35 0.82 63.43 1.4964
10 B3 - D 23.71 0.8679017 37.10 2.1225
11 A4 - B4 9.35 0.56 72.72 1.0587
12 B4 - E 20.10 0.7404627 68.50 2.8341

C. Perhitungan kapasitas Saluran


Kapasitas saluran primer Kali Kepiting dan empat saluran
sekunder yang ada pada wilayah studi dihitung berdasarkan
kondisi yang ada dilapangan yaitu pada saat belum terdapat
sedimen(rencana) hingga kondisi saluran saat ini
(eksisting)yaitu telah terdapat sedimen. Pengukuran ketebalan
sedimen dilakukan dilapangan sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI 8066:2015). Hasil perhitungan kapasitas
Gambar 1. Peta Titik Sampling Penelitian. saluran untuk segmen lainnya dapat dilihat pada Tabel 3:
Tabel 3.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Kapasitas Saluran
Luas Darah Pelayanan Saluran Primer Luas Area kapasitas kecepatan Debit
Primer Blok Luas daerah (Ha) (m2) saluran(M3) (m3/s) (m3/s )
A-B I 11,88 ren eksi ren eksi ren eksi
B-C II 41,88 Blok renc eksi
can stin can stin can stin
C-D III 76,71 ana sting
a g a g a g
D-E IV 30,32
101
E-F V 28,07 Primer 12. 781 0.0 1.1
9.74 85.4 0.11 1.07
Total 288,86 A-B 7 1.48 9 4
0
217 160
Primer 13. 10.0 0.1 2.6
60.0 00.0 0.23 2.30
B-C 6 0 9 4
B. Perhitungan Debit Limpasan Hujan 0 0
173
Penentuan besarnya debit limpasan hujan tergantung pada Primer 15. 11.3 235 0.4 6.6
11.6 0.55 6.22
besarnya intensitas hujan yang terjadi Luas area dan fungsi C-D 4 0 93 3 5
0
tata guna lahan yang memberikan pengaruh pada nilai Primer 20. 13.0 633 401 0.5 0.54 10. 7.02
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3

D-E 50 0 5 7.00 0 20 Sek


A4 -
12 unde 1.06 3.00 2.33 1.27 memenuhi
164 126 B4
PrimerE- 51. 40.0 0.5 28. 24.0 r
20.6 80.0 0.60
F 8 0 5 46 0 Sek
0 0 B4 -
13 unde 2.83 4.64 3.66 0.83 memenuhi
Sekunder 12. 11.2 546 493 0.4 5.0 F
0.42 4.70 r
A1- B 4 0 8 9.20 1 7
Sekunder 2.0 100 890. 0.2 0.4
1.78 0.26 0.46 Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa terdapat 4 buah
A2 - B2 0 0.00 00 4 7
Sekunder 2.3 788. 0.2 0.6 segmen pada saluran sekunder yang tidak mampu menampung
2.13 863 0.27 0.58
B2 - C 32 10 6 1 debit limpasan hujan yang ada sehingga air hujan akan
Sekunder 132 999. 0.2 1.2 menggenang pada catchment area yang dilayani kedua saluran
4.4 3.33 0.25 0.83
A3 - B3 0 00 7 1 sekunder tersebut. Ada beberapa faktor yang menjadi
Sekunder 6.6 728 685 0.2 1.6 penyebab kedua segmen saluran sekunder tersebut tidak
6.24 0.26 1.62
B3 -D 3 6 7.76 5 6
mampu menampung debit limpasan air hujan antara lain,
Sekunder 6.7 270 190 0.4 3.0
4.75 0.49 2.33 kurangnya kapasitas saluran, perubahan fungsi lahan pada
A4- B4 5 0 0.00 4 0
Sekunder 508 321 0.4 4.6 daerah yang dilayani segmen tersebut sehingga mempengaruhi
9.5 6.00 0.61 3.66 infiltrasi air hujan kedalam tanah, sampah yang menyumbat
B4-E 3 0.00 9 4
saluran sekunder maupun tersier, tidak adanya saluran tersier
pada beberapa wilayah.
D. Analisis Perbandingan Kapasitas Saluran Eksisting
Penggunaan lahan pada catchment area saluran segmen
Dengan Debit Limpasan
A2-B2 dan B2-C adalah berupa pemukiman padat penduduk.
Berdasarkan hasil hasil perhitungan diketahui kapasitas Sehigga infiltrasi air hujan ke tanah sedikit yang
saluran eksisting atau saat ini dengan adanya sedimen serta mengakibatkan debit run off menjadi semakin besar.
debit limpasan menuju saluran untuk setiap segmen baik di Berdasarkan hasil kuisioner yang diberikan kepada warga
saluran primer dan sekunder maka kedua nilai tersebut diarea saluran Mulyorejo diketahui bahwa area tersebut
dibandingkan apakah kapasitas saluran yang ada saat ini dapat merupakan tempat munculnya genangan dengan lama
menampung debit limpasan. Perbandingan antara kapasitas genangan 60 sampai 120 menit dan tinggi genangan mencapai
saluran eksisting dengan debit limpasan dapat dilihat pada 35 sampai 50 cm. Menurut warga sekitar bahwa area yang
Tabel 4 terparah dan sering muncul genangan terdapat pada Jl.
Tabel 4. Dharmahusada dan JL.Dharmahusada Utara.
Hasil Perbandingan Perhitungan kapasitas saluran Saluran sekunder Suterejo pada segmen A3-B3 dan B3-D
tidak dapat menampung limpasan air hujan yang ada. Dari
Q hasil kuisioner yang diberikan kepada warga di area saluran
Jeni Q saluran Q
limpa
s Salur (m3/s) Sisa tersebut diketahui bahwa daerah yang sering terjadi genangan
san Kesimpulan
salur an (m3 setiap musim penghujandatang adalah Jalan Suterejo Selatan,
an /s) Jalan Suterejo Timur, Jalan Sutereo Tengah, Jalan Wisma
(m3/s renca eksist
Permai, Jalan Dharmahuda Mas. Diketahui juga bahwa tinggi
) na ing
genangan pada wilayah-wilayah tergenang tersebut adalah 10
Prim sampai 40 cm dan lama waktu genangan 30 sampai 60 menit.
1 A-B 1.06 1.14 1.07 0.01 memenuhi
er Menurut warga sekitar bahwa kapasitas saluran tersier yang
Prim
2 B-C 2.22 2.64 2.30 0.08 memenuhi ada diwilayah tersebut dipenuhi dengan sampah sehingga
er
Prim banyak saluran meluber. Selain itu masyarkat yang tinggal
3 C-D 5.34 6.65 6.22 0.88 memenuhi didaerah tersebut berpendapat bahwa saluran tersier yang ada
er
Prim 10.2 terlalu kecil untuk menampung limpasan air hujan
4 D-E 6.45 7.02 0.57 memenuhi Ada beberapa alternatif penyelesaian untuk mengatasi
er 0
Prim 28.4 16.2 permasalahan genangan yang ada pada kedua segmen saluran
5 E-F 7.75 24.00 memenuhi
er 6 5 sekunder tersebut antara lain dengan Memperdalam atau
Sek memperlebar saluran hingga titik tertentu untuk memperbesar
A1 -
6 unde 1.75 5.07 4.70 2.95 memenuhi kapasitas saluran, melakukan pengerukan terhadap sedimen
B
r
dan sampah yang ada saat ini dengan memprioritaskan
Sek
A2 - - tidak pengerukan pada segmen yang tidak mampu menampung
8 unde 1.17 0.47 0.46
B2 0.69 memenuhi debit limpasan yang ada, melakukan normalisasi saluran
r
Sek sekunder maupun primer, memperbanyak RTH untuk
B2 - - tidak memperkecil koefisien C, Eco drainase dengan membuat
9 unde 1.55 0.61 0.58
C 0.97 memenuhi
r sumur resapan, biopori untuk memperbesar debit hujan yang
Sek masuk ketanah.
A3 - - tidak
10 unde 1.50 1.21 0.83
B3 0.66 memenuhi
r
Sek
B3 - - tidak
11 unde 2.12 1.66 1.62
D 0.50 memenuhi
r
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4

Tabel 5.
Perhitungan Volume Genangan
Tabel 6
Hasil Perbandingan Perhitungan kapasitas saluran
Q
Q
Debit lama Tinggi Luas total
volume Q total
Jenis melim genanga genang persebaran Qpom juml ruma
genangan pom umur penurun ruma
saluran pah n an genangan pa ah h
pa pom an h
Spesif pom pom
saat pa kinerja pom
ik pa pa
m3/s menit m3 meter m2 ini pa
saat
awal
1 A2 - B2 0.60 120 5093,91 0.35 144554.03 ini
Tahu
2 B2 - C 0.97 60 3499.64 0.35 9998.97 m3/s m3/s buah % m3/s m3/s
n
3 A3 - B3 0.66 30 1195.03 0.1 11950.30 banjir 3.59
1.5 1.2 12 3 20 4.5
I 04
4 B3 - D 0.50 30 900.15 0.1 9001.47
banjir 1.79
2 1.8 2 1 10 2
Total Genangan 10688,73 45504,78 II 52
banjir
+ 0.29
0.25 0.1 12 2 40 0.5
sludg 92
e III
Debit total rumah pompa Kalisari 7 6

Dari tabel 6 diketahui bahwa kapasitas total rumah


pompa Kalisari pada awalnya yaitu tahun 2003 memilki
kapasitas total mencapai 7 m3/s namun setelah 12 tahun
kapasitas total rumah pompa menurun dengan kapasitas
mencapai 6 m3/s. Penurunan kapasitas pompa ini terjadi
karena umur pompa yang sudah cukup lama. Selain itu setelah
melakukan wawancara pada operator rumah pompa serta
observasi dilapangan diketahui bahwa dala mengoperasikan
pompa-pompa tersebut tanpa menggunakan standar
Gambar 2. Luas Persebaran Genangan Hasil Evaluasi pengoperasian yang jelas. Sehingga efektifitas dalam
Diketahui dari table 5, bahwa jumlah total volume pengoperasiannya kurang efektif.
genangan mencapai 10.688,73 m3 jika terjadi hujan dengan Dengan kapasitas total pompa di Rumah Pompa Kalisari
lama waktu mencapai 120 menit. Persebaran luas genangan saat ini diperlukan penambahan kapasitas pompa karena tidak
mencapai 45504,78 m2. Dari hasil observasi lapangan dan mampu lagi menampung limpasan air hujan yang ada di
kuisioner diketahui juga bahwa kondisi saluran drainase pada saluran primer Kali Kepiting
titik-titik genangan yang ada sudah jelek dan tak terawat. Hal
tersebut dapat menjadi salah satu penyebab timbulnya
genangan. Dalam mengatasi permasalahan genangan ini dapat IV. KESIMPULAN DAN SARAN
dilakukan dengan memperbesar atau membangun saluran Dengan melihat hasil analisis dan pembahasan di atas,
drainase baru agar dapat mengalirkan genangan yang ada, diperoleh suatu hasil yang menunjukkan korelasi yang
mengubah nilai koefisien c dengan mengubah fungsi tata guna simultan dan Dari hasil dan pembahasan mengenai Rumah
lahan dengan memperbanyak RTH. Pompa Kalisari, maka dapat disimulkan hal-hal sebagai
E. Analissi Pompa berikut:
1. Evaluasi sistem Rumah Pompa Kalisari Kota surabaya
Pada analisis pompa ini dilakukan perhitungan dengan adalah
cara membandingkan kapasitas awal pompa dengan kapasitas 1) Kapasitas pompa pada Rumah Pompa Kalisari terjadi
pompa eksisting dengan Observasi terhadap reservoir yang penurunan kinerja dari 7 m3/s menjadi 6 m3/s dalam
terdapat di Rumah Pompa. Observasi dilakukan 6 kali sesuai waktu 12 tahun
dengan jumlah pompa yang ada pada Rumah Pompa tersebut. 2) Kapasitas saluran primer Kali Kepiting dengan adanya
Hasil perhitungan kapasitas saat ini Pompa banjir di Rumah sedimen saat ini mencapai 40,61 m3/s sedangkan
Pompa Kalisari lainnya dapat dilihat pada Tabel 6 debit limpasan hujan mencapai 22,8 m3/s sehingga
masih mampu menampung debit limpasan hujan
yang masuk ke dalam Saluran Primer Kali Kepiting.
3) Kapasitas saluran sekunder pada segmen A2-B2,
segmen B2-C, segmen A3-B3 dan segmen B3-D
tidak mampu menampung debit limpasan hujan
sehingga terjadi genangan dengan total volume
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5

10.688,73 m3 dan luas persebaran banjir mencapai


45504,78 m2
2. Penyebab utama timbulnya genangan pada catchment area
yang dilayani Rumah pompa Kalisari adalah kurang
besarnya kapasitas yang ada pada keempat segmen
saluran sekunder yaitu segmen A2-B2, segmen B2-C,
segmen A3-B3 dan segmen B3-D sehingga
menghasilkan genangan di segmen saluran tersebut

DAFTAR PUSTAKA
[1] Chay, A. 2006. Hidrologi dan Pengolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta. Indonesia
[2] Dinas Bina Marga dan Pematusan Surabaya. 2014. Surabaya Drainage
Masterplan 2018 Review Dan Hasil Olahan. Surabaya, Indonesia
[3] Dinas Cipta karya dan Tata Ruang 2014. Rencana Tata Ruang dan
Wilayah Kota Surabaya 2013. Surabaya. Indonesia
[4] Dinas Pertanian 2014. Penggunaan Lahan Kota Surabaya Tahun 2013.
Surabaya. Indonesia
[5] Linsley, R.K. dan Franzini. 1979. Water Resources Engineering,
McGraw-Hill. New York. USA
[6] Standar Nasional Indonesia (SNI). Tata Cara Pengukuran Debit Aliran
Sungai dan Saluran Terbuka Menggunakan Alat Ukur Arus dan
Penampung. SNI 8066-2015.
[7] Subarkah Ir. 1980. Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air. Ide
Dharma, Bandung, Indonesia.
[8] Suripin, M.Eng. Dr. Ir,. 2004. Sistem Drainase Kota Berkelanjutan. Andi
Offset, Yogyakarta, Indonesia.
[9] Masduqi, M. 2005. Diktat Kuliah Drainase Permukiman. ITB, Bandung
[10] Pandebesie, E.S., Hartati, Salami, I.R.S., Wijaya, J.M., Sijoatmojo,S.
2002. Pengelolaan Sistem Drainase dan Penyaluran Air Limbah. Teknik
Perencanaan Penyehatan Lingkungan Permukiman. Jurusan Teknik
Lingkungan. FTSP ITS. Surabaya, Indonesia.
[11] Pemerintah Kota Surabaya. 2013. Laporan Status Lingkungan Hidup
Daerah Kota Surabaya Tahun 2013. Surabaya, Indonesia.
[12] Wesli. 2008. Drainase Perkotaan. PT.Graha Ilmu. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai