(Pterophyllum scalare)
1. PENDAHULUAN
Ikan manfish (Angle Fish) berasal dari Amerika Selatan, tetapi telah banyak dibudidayakan
di Indonesia. Ikan manfish disebut Angle Fish (Ikan Bidadari), karena bentuk dan warnanya
menarik serta gerakkannya yang tenang. Secara umum budidaya ikan manfish tidak
membutuhkan lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan dalam aquarium atau paso dari
tanah, sehingga tidak membutuhkan investasi besar untuk budidayanya.
2. PEMIJAHAN
Dilihat dari atas perut pipih atau Perut terlihat besar dan menonjol
ramping
Kepala lebih kecil
Bentuk kepala agak besar
Antara mulut ke sirip punggung
Antara mulut dan sirip punggung membentuk garis lurus, kadang-
berbentuk cembung. kadang menonjol sedikit.
2) Pemilihan Induk
a) Induk yang baik untuk dipijahkan adalah yang telah berumur lebih dari 6 bulan,
dengan panjang induk jantan + 7,5 cm dan induk betina + 5 cm
b) Untuk penentuan pasangan secara cermat, yaitu dengan cara menyiapkan induk-
induk yang telah matang telur dalam satu bak (2 x 2) meter persegi dengan
ketinggian air + 30 cm. Umumnya ikan manfish akan memilih pasangannya
masing-masing. Hal ini dapat terlihat pada malam hari, ikan yang telah
berpasangan akan memisahkan diri dari kelompoknya. Ikan yang telah
berpasangan ini segera diangkat untuk dipijahkan.
3) Cara Pemijahan
a) Tempat pemijahan dapat berupa aquarium, bak atau paso dari tanah, diisi air yang
telah diendapkan setinggi 30 - 60 cm
b) Siapkan substrat dapat berupa daun pisang, seng plastik, kaca, keramik atau
genteng dengan lebar + 10 cm dan panjang + 20 cm
e) Setelah terjadi pemijahan, telur akan menempel pada substrat. Untuk satu kali
pemijahan telur dapt berjumlah 2.000 - 3.000 butir
f) Selama pemijahan induk akan diberi makan kutu air dan cuk.
3. PEMELIHARAAN BENIH
a) Substrat yang telah ditempeli telur diangkat, untuk dipindahkan kedalam aquarium
penetasan. Pada waktu mengangkat substrat diusahakan agar telur senantiasa
terendam air, untuk itu dapat digunakan baskom atau wadah lain yang dimasukkan
ke tempat pemijahan.
b) Cara kedua yaitu telur ditetaskan dalam tempat pemijahan. Setelah menetas (2 - 3
hari) benih yang masih menempel pada substrat dapat dipindahkan ke aquarium.
Pemindahan benih dilakukan dengan cara yang sama (a)
b) Telur dan benih yang masih menempel pada substrat tidak perlu diberi makan
c) Setelah lepas dari substrat (3 - 4 hari) dapat diberikan makanan berupa rotifera atau
kutu air yang disaring, selama 5 - 7 hari.
e) Setelah seminggu diberi kutu air, benih muali dicoba diberi cacing rambut.
4. PEMBESARAN
1. Setelah benih memakan cacing rambut, perlu dilakukan penjarangan di aquarium yang
lebih besar
2. Pada 1,5 bulan dapat ditebar sebanyak - 1.000 ekor benih pada bak tembok berukuran
(1,5 x 2) meter persegi dengan tinggi air 15 s.d. 20 cm
3. Selanjutnya penjarangan dilakukan 2 minggu sekali dengan membagi dua, sehingga tiap
kolam diisi 100 ekor
4. Pada keadaan terbatas kepadatan lebih dari 100 ekor, asal ketinggian air ditambah serta
diberi pompa udara
5. Pembersihan kotoran dilakukan setiap hari dengan menyiphon dan air sebagaimana
semula.
5. PENUTUP
1. Karena bentuk dan warnanya yang menarik, serta gerakan yang tenang, sehingga minat
masyarakat terhadap ikan manfish (Angle Fish) cukup besar.
2. Harga ikan Manfish pun cukup tinggi, sehingga pembudidayaannya dapat dijadikan
sebagai usaha sambilan yang dapat menambah penghasilan keluarga.
6. SUMBER
bang ganteng
BAB I. PENDAHULUAN
Nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan endemik (asli) Indonesia yang hidup di sungai-
sungai dan rawa-rawa. Namun, sejalan dengan perkembangan, ikan tersebut kemudian
dibudidayakan di kolam-kolam untuk tujuan komersial. Secara nasional keberadaannya kurang
begitu populer kecuali di Jawa Barat. Hampir 80 % produksi nasional ikan nilem berasal dari Jawa
Barat.
Ciri-ciri ikan nilem hampir serupa dengan ikan mas. Ciri-cirinya yaitu, pada sudut-sudut
mulutnya terdapat dua pasang sungut-sungut peraba Sirip punggung disokong oleh 3 jari-jari keras
dan 12 - 18 jari-jari lunak. Sirip ekor bercagak dua, bentuknya simetris. Sirip dubur disokong oleh 3
jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak. Sirip perut disokong oleh 1 jari-jari keras dan jari-jari lunak. Sirip
dada disokong oleh 1 jari-jari dan 13 15 jari-jari lunak. Jumlah sisik-sisik gurat sisi ada 33 36
keping Ikan nilem dapat mencapai panjang tubuh 32 cm. Bedanya, kepala ikan nilem relatif lebih
kecil. Bentuk tubuh ikan nilem agak memanjang dan pipih, ujung mulut runcing dengan moncong
(rostral) terlipat, serta bintik hitam besar pada ekornya merupakan ciri utama ikan nilem. Ikan ini
termasuk kelompok omnivora, makanannya berupa ganggang penempel yang disebut epifiton dan
perifiton (Djuhanda, 1985).
Ikan nilem selain sebagai lauk untuk makan, juga dikenal bermanfaat sebagai sumber tenaga
khususnya bagi kaum pria. Ikan nilem juga sangat diminati dan digemari dalam bentuk cemilan
seperti yang terjadi di Priangan, Jawa Barat. Ikan nilem mampu hidup dan berkembang biak secara
baik pada perairan jernih dan berpasir serta berada pada kawasan berelevasi tinggi. Dengan melihat
keunggulannya tersebut ikan ini memiliki prospek yang bagus untuk dibudidayakan, sehingga akan
sangat menunjang bagi perikanan di Indonesia meskipun informasi tentang pengandaan benih dari
pemeliharaannya yang masih sangat terbatas (Husein, 2002).
Salah satu faktor utama yang diperlukan untuk meningkatkan produksi benih Ikan nilem
(Osteochilus hasselti) adalah penyediaan benih yang cukup sepanjang tahun. Selama ini belum ada
yang memproduksi induk ikan nilem yang unggul, seperti ikan mas, akibatnya usaha pembudidaya
ikan nilem belum dapat berkembang dengan baik. Pemijahan biasanya dilakukan secara alami, ikan
nilem cenderung lambat dan telur yang dihasilkan terbatas. Penurunan mutu ikan lebih disebabkan
telah terjadi depresi in breeding pada pembudidayaan ikan nilem. Secara umum yang dimaksud
dengan in breeding adalah perkawinan ikan dengan saudara dekat, dan yang paling ekstrem adalah
perkawinan dengan saudara sekandung. Depresi in breeding merupakan akibat yang menimpa
keturunan dari cara perkawinan in breeding. Induk ikan nilem mempunyai usia produksi hanya 1 2
tahun.
Di lain pihak, untuk mendapatkan benih secara langsung dari tangkapan di alam semakin
sulit atau bahkan tidak mungkin. Ikan nilem hanya cocok dipelihara di daerah sejuk yang tingginya
150 1000 meter diatas permukaan laut. Tapi yang paling baik di daerah setinggi 800 m, dengan
suhu air optimum antara 18o - 28oC.
1.3.Tujuan
Praktek kerja lapangan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui teknik pemijahan
ikan nilem secara alami dari mulai tahap pemberokan (memuasakan ikan), persiapan media
pemijahan, pemilihan induk, fekunditas (penghitungan jumlah telur), sampai penetasan telur untuk
mengetahui parameter kualitas air selama proses penetasan.
1.4. Manfaat
Dalam praktek kerja lapangan ini diharapkan mampu memberikan masukan yang
bermanfaat bagi dunia perikanan, dalam hal ini kaitannya dengan teknik pemijahan ikan nilem dapat
bermanfaat untuk:
2. Untuk meningkatkan kuantitas produksi ikan nilem yang selama ini kurang dikenal dan diminati
oleh masyarakat (konsumen).
Praktek Kerja Lapangan (PKL) akan ini dilaksanakan pada 8 21 Agustus 2007 di Balai
Perikanan Ikan Air Tawar (PBIAT) Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub-phylum : Craniata
Class : Pisces
Sub-class : Actinopterygi
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Cyprinoidea
Famili : Cyprinidea
Genus : Osteochilus
Sirip punggung disokong oleh 3 jari-jari keras dan 12 - 18 jari-jari lunak. Sirip ekor bercagak
dua, bentuknya simetris. Sirip dubur disokong oleh 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak. Sirip perut
disokong oleh 1 jari-jari keras dan jari-jari lunak. Sirip dada disokong oleh 1 jari-jari dan 13 15 jari-
jari lunak. Jumlah sisik-sisik gurat sisi ada 33 36 keping (Djuhanda, 1985).
Ikan nilem dapat mencapai panjang tubuh 32 cm, warna tubuhnya hijau abu-abu. Di Jawa
Barat, ikan nilem memiliki popularitas sedikit dibawah ikan mas. Diberbagai daerah lain, ikan ini
dikenal dengan ikan Lehat, Regis, Penopa (Susanto, 2006).
2.2. Habitat
Ikan nilem (Osteochilus hasselti) hidup di perairan yang jernih. Oleh karena itu, ikan ini dapat
ditemukan di sungai-sungai. Populasi ini hanya cocok dipelihara di daerah sejuk, yang tingginya
diatas permukaan air laut mulai dari 150m 1000m, tetapi yang paling baik adalah di daerah setinggi
800m, dengan suhu air optimum 180C 280C (Soeseno, 1985).
Ikan nilem adalah ikan organik yang artinya tidak membutuhkan pakan tambahan atau
pellet. Ikan nilem termasuk ikan pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivora).
Larva yang baru menetas biasanya memakan jenis zooplankton (hewan yang berukuran kecil
atau mikro yang hidup diperairan dan bergerak akibat arus perairan) yaitu rotifer. Sedangkan benih
dan ikan dewasa memakan tumbuh-tumbuhan air seperti chlorophyceae, characeae,
ceratophyllaceae, polygonaceae (Susanto, 2006)
Keberhasilan dalam pembenihan ikan berkaitan dengan pemilihan calon induk ikan yang
dipijahkan. Adapun tingkat kematangan gonad adalah sebagai berikut (Cassie dan Effendie, 1979):
Tingkat I : Gonad seperti benang, panjang sampai depan rongga tubuh. Warna jernih,
permukaan licin
Tingkat II : Ukuran gonad lebih besar, warna lebih gelap kekuning kuningan. Telur belum
terlihat jelas dengan mata.
Tingkat III : Gonad berwarna putih. Secara morfologitelur mulai kelihatan butirnya dengan
mata.
Tingkat IV : Gonad makin besar, telur berwarna kuning mudah dipisahkan. Butir minyak tidak
tampak, mengisi setengah atau dua pertiga rongga perut, usus terdesak
Berat rata-rata induk betina 200,7 gr. Panjang total rata-rata induk betina 28,7 cm.
Tingkat I : Gonad seperti benang, lebih pendek dan terlihat ujungnya dirongga tubuh. Warna
jernih.
Tingkat II : Ukuran gonad lebih besar. Warna putih seperti susu. Bentuk lebih jelas daripada
tingkat I.
Tingkat III : permukaan gonad seperti bergerigi, warna putih, gonad makin besar.
Tingkat IV : Seperti pada tingkat III, tampak lebih jelas, gonad semakin pejal.
Tingkat V : Testis bagian belakang kempis dan bagian dekat pelepasan masih berisi.
Berat rata-rata induk jantan 187,3 gr. Panjang total rata-rata induk pejantan 28,2 cm.
Dalam suatu usaha budidaya ikan, kualitas air perlu diperhatikan karena kualitas air media
hidup merupakan faktor luar yang paling mempengaruhi kelangsungan hidup larva, disini terjadi
interaksi secara langsung antara biota, air, pakan dan unsur-unsur lainnya dimana antara faktor yang
satu dengan yang lain saling mempengaruhi.
Menurut Susanto (2001), untuk menentukan kualitas air parameter yang diperhatikan
adalah : temperature, derajat keasaman (pH), oksigen terlarut, karbon dioksida bebas, dan
ammonia.
Kebutuhan oksigen oleh ikan tentunya diambil dari air melalui proses pernafasan atau pertukaran
gas yang terjadi melalui insang. Oksigen masuk kedalam air melalui proses persinggungan atau difusi
dengan udara. Sedangkan oksigen di alam didapatkan dari tanaman hijau, baik tanaman tingkat
tinggi maupun tingkat rendah seperti lumut dan algae. Dengan bantuan sinar matahari dan adanya
bahan karbohidrat, tanaman hijau memproduksi oksigen melalaui proses fotosintesis, kemudian
oksigen dikeluarkan oleh tanaman hijau kelingkungan, baik di air maupun di udara (Lesmana, 2001).
Oksigen sebanyak 5 - 6 ppm yang terlarut didalam air dianggap paling ideal untuk tumbuh dan
berkembangbiak ikan. Tentunya air dengan kandungan oksigen yang rendah ini perlu dilakukan
penanganan khusus, misalnya dibuat aerasi yang masuk ke dalam bak atau akuarium sehingga
terjadi difusi oksigen dari udara bebas ke dalam air (Susanto, 2006).
Gas kedua yang perlu diperhatikan yaitu kandungan karbondioksida dalam perairan yang sering
dikenal dengan sebutan zat asam arang. Meskipun karbondioksida ini tidak secara langsung
dibutuhkan oleh ikan, tetapi diperlukan pada proses fotosintasis media hidup kolam. Karbondioksida
ini digunakan sebagai bahan bakar untuk membuat zat pati dalam butir hijau daun tumbuhan air.
Kandungan karbondioksida dalam air untuk pemeliharaan air tenang dibutuhkan sangat banyak,
lebih banyak daripada oksigen. Kandungan karbondioksida maksimum dalam air yang masih
dianggap tidak membahayakan bagi ikan yaitu 25 ppm ( Susanto, 2006 ).
Keasaman air atau yang popular dengan istilah pH air sangat berperan dalam kehidupan
ikan. Umumnya, pH yang sangat cocok untuk semua jenis ikan antara 6,7 8,6. Namun, ada jenis
ikan yang dapat bertahan hidup pada kisaran pH yang buruk (rendah maupun tinggi), sekitar 4 9
karena linkungan hidup aslinya dirawa-rawa, misalnya Ikan sepat siam (Susanto, 2006).
BAB III
3.1. Materi
Materi yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebagai berikut :
1. Hewan uji
Hewan uji yang digunakan adalah induk ikan nilem yang berumur 1,5 3 tahun. Berat rata-rata
induk pejantan 163 gr dan berat rata-rata induk betina 201 gr. Panjang total rata-rata induk
pejantan 24,2 cm sedangkan panjang total rata-rata induk betina 26,6 cm. Jumlah induk pejantan
5 ekor dan jumlah induk betina 5 ekor.
Kolam yang digunakan berukuran 3 x 2 meter dengan kedalaman air 0,5 m sebanyak 1 bak yang
memiliki dua saluran, yaitu saluran pemasukan dan pembuangan. Berfungsi sebagai tempat
memuasakan induk sebelum diseleksi.
3. Hapa
Hapa berfungsi sebagai tempat pemijahan. Hapa yang digunakan berukuran 100 x 50 x 100 cm
sebanyak 5 buah bak.
4. Akuarium penetasan larva
5. Air media
Air media yang digunakan untuk media pemijahan berasal dari air irigasi, sedangkan yang
digunakan untuk media penetasan adalah air PDAM.
3.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan ini dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat Pemijahan yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL)
3.2. Metode
Metode yang digunakan pada Praktek Kerja Lapangan ini adalah metode observasi lapangan.
Metode observasi lapangan yaitu melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap suatu objek penelitian, juga dapat dengan pengumpulan data yang diperoleh dari lapangan
maupun referensi yang membantu.
Pengumpulan data terdiri dari pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer
dilakukan dengan mengambil data yang ada di lapangan. Sedangkan pengumpulan data sekunder
dilakukan dalam usaha melengkapi data yang ada, yaitu wawancara dan studi pustaka guna
menunjang data-data yang didapatkan dari lapangan.
2. Jumlah total telur yang dihasilkan, telur yang menetas dan HR.
BAB IV
Pemberokan adalah memuasakan induk dalam jangka waktu tertentu. Pada ikan nilem dengan
memisahkan induk jantan dan induk betina selama 2 hari supaya tidak terjadi pemijahan dini.
Pemberokan dilakukan di dalam kolam beton yang berukuran 2 x 3 m, dengan tinggi air 0,5 m. Pada
kolam ini terdiri dari saluran pemasukan dan saluran pembuangan, kolam pemberokan terbuat dari
beton. Induk yang telah diberokkan selama waktu 1 2 hari siap untuk dipijahkan.
Proses pemijahan dilakukan di dalam kolam. Media yang dipakai adalah hapa. Pada kolam tersebut
sudah dipasangi hapa berukuran 100 x 50 x 100 cm. Pada kolam ini terdiri dari saluran pemasukan di
bagian atas dan saluran pembuangan di bagian bawah. Kolam ini terbuat dari beton yang dipasangi
keramik.
Sebelum proses pemijahan berlangsung, terlebih dahulu dilakukan penyeleksian induk. Induk yang
dipilih harus sudah matang gonad. Kematangan gonad induk betina dapat diketahui dengan cara
melihat alat kelaminnya. Alat kelamin betina yang telah matang gonad akan terlihat berwarna merah
dan dibagian perut akan membesar. Sedangkan pada ikan jantan bila diurut mengeluarkan sperma.
Induk yang siap dipijahkan umurnya berkisar 1,5 - 2 tahun.
Indukinduk yang sudah dipilih kemudian ditimbang dan di ukur berat serta panjang tubuhnya.
Perbandingan induk jantan dan induk betina adalah 1 : 1. Proses pemijahan ikan nilem
berlangsung pada malam hari. Induk nilem bertelur 8 jam, kemudian telur tersebut dihitung
jumlahnya. Telurtelur tersebut dimasukkan pada akuarium penetasan, dan menetas keesokan
harinya.
Hasil pengukuran kualitas air selama proses penetasan dapat diihat pada Tabel 2.
I II III IV V VI VII
o
Suhu ( C) 28o 29o 29o 29o 30o 29o 29o 29o 18 280C
(Soeseno, 1985)
pH (ppm) 7 7 7 7 7 7 7 7 6,7 8,6
(Susanto, 2006)
Amonia - - - - - - 0.726 0.726 0,5 ppm
(ppm)
(PBIAT Muntilan,
2007)
Pengukuran parameter kualitas air pada tabel dilakukan selama tujuh kali saja, hal ini disebabkan
keterbatasan alat yang kurang serta jarak yang cukup jauh. Ketidaklayakan suhu air dalam
pengukuran ini disebabkan waktu pemijahan yang sebaiknya dilakukan pada musim penghujan,
justru kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini berlangsung pada musim kemarau., sehingga kondisi
perairan bagi ikan nilem kurang sesuai dengan kebutuhannya.
4.2. Pembahasan
Kegiatan yang dilakukan sebelum persiapan media pemijahan adalah pemberokan induk
ikan. Pemberokan adalah memuasakan Induk untuk jangka waktu tertentu. Pemuasaan induk dapat
dilakukan dengan tidak diberi makan selama 1 2 hari untuk membersihkan kotoran dan
menurunkan kandungan lemak yang menutup lubang kelamin. Pemberokan juga berfungsi untuk
memisahkan induk jantan dan induk betina supaya tidak terjadi pemijahan dini. Pemberokan
dilakukan di dalam kolam beton yang berukuran 2 x 3 m, dengan tinggi air 0,5 m. Pada kolam ini
terdiri dari saluran pemasukan dan saluran pembuangan, kolam pemberokan terbuat dari beton.
Kegiatan yang dilakukan sebelum proses pemijahan adalah persiapan mtempat dan media
pemijahan. Proses pemijahan dilakukan di dalam kolam pemijahan. Media yang dipakai adalah hapa,
pada kolam tersebut sudah dipasangi hapa berukuran 100 x 50 x 100 cm. Pada kolam pemijahan ini
terdiri dari saluran pemasukan di bagian atas dan saluran pembuangan di bagian bawah. Kolam ini
terbuat dari beton yang dipasangi keramik. Hapa berukuran 100 x 50 x 100 cm yang dipasang di
kolam menggunakan kayu yang diletakkan di atas kolam pemijahan. Hapa ini diusahakan dekat
dengan inlet (saluran pemasukan) agar selalu mendapatkan oksigen pada saat pemijahan.
Pemilihan induk yang berkualitas baik merupakan tahap awal yang sangat menentukan keberhasilan
suatu usaha pembenihan. Pemilihan induk yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap
kualitas dan kuantitas produksi telur yang dihasilkan.
Seleksi calon induk dilakukan secara langsung, kriteria induk yang akan dipijahkan di Satker PBIAT
Muntilan Magelang yaitu :
Perutnya mengembang dan terasa empuk ketika diraba, bila di pijat perut kearah genitalnya
induk jantan akan mengeluarka cairan seperti susu.
Bagian perut membesar dan lubang genital berwarna merah, bila diurut pelanpelan ke arah
lubang genitalnya induk betina akan mengeluarka cairan berwarna kekuningkuningan.
Induk jantan berumur 1 tahun, sedangkan induk betina berumur sekitar 2 tahun. Induk
betina terlalu tua untuk memijah. Induk ikan yang baik adalah yang berumur 1 1,5 tahun bagi
induk betina, dan 1 tahun untuk induk jantan. Induk betina yang berumur 2 tahun akan
menyebabkan penurunan kualitas telur yang dihasilkan (Susanto, 2006).
Ikan yang dipilih adalah ikan yang berkualitas baik dan bebas dari penyakit yaitu organ tubuh
yang lengkap termasuk sirip, pergerakan renang normal, tidak terdapat bintik putih dan tidak
terdapat jamur.
Pemijahan adalah salah satu fase dari reproduksi, merupakan mata rantai siklus hidup yang
menentukan kelangsungan hidup spesies. Pada proses pemijahan, perbandingan induk jantan dan
induk betina adalah 1 : 1. Perbandingan ini dirasa cukup optimal karena ukuran induk jantan dan
induk betina mempunyai ukuran tubuh hampir sama (Effendie, 1979).
Ikan nilem memijah menjelang subuh, ikan ini memijah di bagian dangkal dekat pipa
pembuangan air. Pada proses pemijahan kali ini, ikan nilem memijah lebih cepat. Induk betina
bertelur 8 jam setelah proses penyuntikan. Telurtelur yang dikeluarkan, lalu dibuahi. Setelah itu,
telur - telur tersebut dihitung jumlahnya, kemudian telurtelur tersebut dimasukkan pada akuarium
penetasan (Susanto, 2006).
Selama proses penetasan, kebutuhan oksigen dapat dibantu dengan menggunakan aerator.
Telur akan menetas 12 18 jam sejak keluar dari induk, pada suhu 28 290C ( PBIAT Muntilan,
2007).
Data yang didapat pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah fekunditas dan HR. Nilai fekunditas
mencapai 148.000, sedangkan nilai HR 32.43%. Hasil ini masih perlu dilakukan pengulangan lagi
supaya dapat dibandingkan dan dicari yang terbaik, walaupun pada proses pemijahan sudah
dilakukan tahaptahap yang sesuai dengan ketentuan. Nilai fekunditas yang mencapai 148.000 butir
telur ini sudah cukup baik, untuk sepasang induk nilem didapatkan 29.600 butir telur.
Telur yang dihasilkan oleh sepasang induk nilem yang baik adalah sebanyak 15.000 30.000 butir
telur (Susanto,2006).
Nilai HR yang mencapai nilai 32.43 % ini kurang baik karena biasanya derajat penetasan telur
ikan nilem ratarata berkisar 75 80 %, Hal ini dikarenakan dalam proses pemindahan telur kedalam
akuarium penetasan tidak dibersihkan terlebih dahulu, sehingga menyebabkan kondisi airnya tidak
baik untuk wadah penetasan. Suhu air pada akuarium penetasan adalah 290C, nilai yang cukup
tinggi, selain itu aerasinya terlalu besar (Soeseno, 1985 ).
Suhu optimum untuk ikan nilem adalah 180C sampai 280C. Suhu air yang terlalu besar ini
disebabkan karena air pada malam hari cenderung lambat melepaskan kalor daripada udara. Selain
itu penetasan telur ikan nilem yang kurang baik ini disebabkan oleh induk betina yang sudah tua,
induk yang sudah tua menyebabkan nilai fekunditas menurun. Dapat disimpulkan bahwa induk ikan
nilem tersebut tidak layak dijadikan induk untuk memperoleh benih yang baik.
Pengontrolan kualitas air yang dilakukan oleh Satker PBIAT Muntilan selama proses penetasan
berlangsung antara lain adalah suhu, pH, dan ammonia.
4.2.6.1. Suhu
Pengukuran suhu perairan di akuarium penetasan telur didapat suhu 290 C, nilai suhu tersebut
merupakan keadaan yang tidak layak untuk penetasan telur. Suhu optimum untuk ikan nilem adalah
180C sampai 280C (Soeseno,1985 ). Hal ini disebabkan air pada malam hari cenderung susah
melepaskan panas. Selain itu, kegiatan praktek kerja lapangan dilakukan pada musim kemarau.
Pemijahan ikan nilem sebaiknya dilakukan pada musim penghujan.
4.2.6.2. pH
Derajat keasaman ( pH ) di akuarium penetasan telur nilem termasuk optimum dan stabil yaitu 7,00
ppm. Stabilnya nilai pH di media penetasan telur sangat baik dalam proses penetasan telur.
4.2.6.3. Ammonia
Gas yang dianggap racun bagi ikan diantaranya amoniak dalam bentuk senyawaan NH3 (Susanto,
2006). Gas Ammoniak biasanya terbentuk sebagai hasil dari pembongkaran protein, misalnya
sampah organic (dedaunan). Nilai kandungan ammoniak pada air di akuarium penetasan termasuk
tidak layak yaitu 0,726 ppm. Untuk penetasan kandungan ammoniak sebesar 0,726 merupakan
angka yang besar yang dapat menghambat penetasan telur. Pada ikan ikan jenis tertentu seperti
ikan nilem (Osteochillus hasselti) angka penetasan yang baik adalah 0,5 (PBIAT Muntilan, 2007).
5.1. Kesimpulan
1. Proses pemijahan ikan nilem secara buatan meliputi, pemberokan ikan, Persiapan media
pemijahan, Seleksi induk nilem, pemijahan induk nilem, fekunditas induk nilem, penetasan
telur nilem.
2. Nilai Fekunditas yang didapat adalah 148.000 butir, sedangkan nilai HR yang didapat
adalah 32.43 %.
3. Hasil pengukuran kualitas air. Suhu rata-rata yang didapat adalah 29C, pH rata-rata yang didapat
adalah 7,00, ammonia yang didapat adalah 0,726 ppm.
5.2. Saran
1. Induk yang akan dipijahkan jangan terlalu tua. Kisaran umur induk yang baik adalah antara 1 2
tahun.
2. Sebelum telur dimasukkan kedalam Akuarium penetasan, sebaiknya dilakukan treatmen terlebih
dahulu.
3. Air yang digunakan dalam proses penetasan harus bersih, ditereatmen terlebih dahulu. Dapat
menggunakan biofilter.
DAFTAR PUSTAKA
Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Jakarta.
Jakarta.
Mengenai Saya
Nama: nartha
saya anak ke2 dr 4 bersaudara.Aries boy.lahir di pematang raya sumut. sekarang sbg
Mahasiswa perikanan 2004 Undip. masih Jomblo
Link
Google News
Edit-Me
Edit-Me
Posting Sebelumnya
BUDIDAYA IKAN HIAS MANFISH
bang ganteng
Pemijahan Ikan Nilem (Osteocholus haselti)
my Profile
Arsip
Desember 2007
Januari 2008
Berlangganan
Entri [Atom]
Manfish atau yang dikenal juga dengan istilah 'Angel fish' berasal dari perairan
Amazon, Amerika Selatan. Manfish (Pterophyllum scalare) tergolong ke dalam famili
Cichlidae, mempunyai ciri-ciri morfologis dan kebiasaan sebagai berikut:
- Sirip perut dan sirip punggungnya membentang lebar ke arah ekor, sehingga
tampak sebagai busur yang berwarna gelap transparan
- Pada bagian dadanya terdapat dua buah sirip yang panjangnya menjuntai sampai
ke bagian ekor.
- Bersifat omnivorus
- Tergolong mudah menerima berbagai jenis makanan dalam berbagai bentuk dan
sumber
Beberapa jenis ikan Manfish yang dikenal dan telah berkembang di Indonesia antara
lain adalah: Diamond (Berlian), Imperial, Marble dan Black-White.
Diamond (Berlian) berwarna perak mengkilat sampai hijau keabuan. Pada bagian
kepala atas terdapat warna kuning hingga coklat kehitaman yang menyusur sampai bagian
punggung. Manfish Imperial mempunyai warna dasar perak, tetapi tubuhnya dihiasi empat
buah garis vertikal berwarna hitam/coklat kehitaman. Manfish Marble memiliki warna
campuran hitam dan putih yang membentuk garis vertikal. Sedangkan manfish Black-White
mempunyai warna hitam menghiasi separuh tubuhnya bagian belakang, dan warna putih
menghiasi separuh bagian depan termasuk bagian kepala.
Pengelolaan Induk
Ikan manfish dapat dijadikan induk setelah umurnya mencapai 7 bulan dengan ukuran
panjang 7,5 cm. Untuk mencapai hasil yang optimal, induk harus dikelola dengan baik
antara lain dengan pemberian pakan yang baik seperti jentik nyamuk, cacing Tubifex, atau
Chironomous. Selain itu karena induk ikan manfish sangat peka terhadap serangan penyakit,
maka perlu diberikan perlakukan obat secara periodik Obat yang biasa digunakan antara lain
Oxytetracycline dan garam.
Sebelum dipijahkan, induk manfish dipelihara secara massal ( jantan dan betina
) terlebih dahulu dalam 1 akuarium besar (ukuran 100x60x60 cm3). Setelah matang telur,
induk manfish akan berpasangan dan memisahkan dari ikan lainnya. Induk yang
berpasangan tersebut sudah dapat diambil dan dipijahkan pada tempat pemijahan.
Selain itu dapat dilakukan, yaitu dengan memasangkan induk manfish secara
langsung setelah mengetahui induk jantan dan betina. Induk jantan dicirikan dengan ukuran
tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan induk betina. Kepala induk jantan terlihat agak
besar dengan bagian antara mulut ke sirip punggung berbentuk cembung, serta bentuk badan
lebih ramping dibandingkan dengan ikan betina. Sementara induk betina dicirikan oleh
ukuran tubuh yang lebih kecil dan bentuk kepalanya yang lebih kecil dengan bagian perut
yang lebih besar/gemuk serta terlihat agak menonjol.
Teknik Pemijahan
Pemijahan dilakukan di akuarium berukuran 60x50x40 cm3 dengan tinggi air 30 cm.
Ke dalam akuarium tersebut diberikan aerasi untuk menyuplai oksigen.
Ikan manfish akan menempelkan telurnya pada substrat yang halus, misalnya
potongan pipa PVC yang telah disiapkan/ditempatkan dalam akuarium pemijahan. Karena
ikan manfish cenderung menyukai suasana yang gelap dan tenang, maka pada dinding
akuarium dapat ditempelkan kertas atau plastik yang berwarna gelap.
Induk manfish akan memijah pada malam hari. Induk betina menempelkan
telurnya pada substrat dan diikuti ikan jantan yang menyemprotkan spermanya pada semua
telur, sehingga telur-telur tersebut terbuahi. Jumlah telur yang dihasilkan setiap induk
berkisar antara 500-1000 butir. Selama masa pemijahan tersebut, induk tetap diberi pakan
berupa cacing Tubifex, Chironomous atau Daphnia.
Telur manfish akan menetas setelah 2-3 hari, dengan derajat penetasan telur
berkisar 70-90%. Selanjutnya paralon tempat penempelan telur diangkat dan dilakukan
perawatan larva hingga berumur 2 minggu.
Pakan yang diberikan selama pemeliharaan larva tersebut berupa pakan alami
yang sesuai dengan bukaan mulut larva dan memiliki kandungan protein yang tinggi, antara
lain nauplii Artemia sp. Pakan tersebut diberikan 2 kali sehari ( pagi dan sore ) hingga larva
berumur 10 hari dan dilanjutkan dengan pemberian cacing Tubifex.
Ikan manfish dikenal cukup peka terhadap serangan penyakit, untuk itu diperlukan
pengelolaan secara baik dengan menjaga kualitas air dan jumlah pakan yang diberikan.
Beberapa jenis parasit yang biasa menyerang benih/induk Manfish antara lain adalah :
Trichodina sp., Chillodonella sp. dan Epystilys sp. Sedangkan bakteri yang menginfeksi
adalah Aeromonas hydrophilla.
udidaya Ikan Manfish Segmen pecinta ikan hias di Indonesia tidak pernah surut. Sehingga
potensi usaha ikan hias masih sangatlah besar. Salah satu jenis ikan hias yang sedang naik
daun adalah ikan manfish (Angel Fish). Ikan yang berasal dari perairan Amazon ini
digemari karena bentuk dan warnanya yang unik.
Harga ikan manfish dipasaran relative stabil dibanding dengan jenis ikan hias lainya. Dari
indicator ini melakukan budidaya ikan hias jenis manfish tentunya akan menguntungkan.
Untuk melakukan budidaya jenis ikan hias juga tidak memerlukan lahan yang luas, Budidaya
Ikan Manfish bisa menggunakan aquarium.
Budidaya Ikan Manfish
Untuk sukses membudidaya ikan manfish tentunya kita harus bisa mengelola indukan agar
hasil optimal. Ikan manfish untuk indukan yang sudah berumur 7 bulan dengan panjang
kurang lebih 7,5 cm. Agar dapat berkembangbiak maksimal ikan diberi pakan jentik
nyamuk, cacing Tubifex, atau Chironomous. Dan kolam indukan diberi obat Oxytetracycline
dan garam secara teratur agar tahan terhadap penyakit.
Proses awal semua indukan manfish baik jantan maupun betina dimasukan pada 1 kolam.
Nanti induk manfish akan berpasangan dan memisahkan dari ikan lainnya. Indukan yang
sudah berpasangan bisa dipindah ke kolam pemijahan.
Bisa juga dijodohkan langsung, tetapi anda harus bisa membedakan mana jantan dan mana
betina. Ciri-ciri manfish jantan antara lain, ukuran besar, kepala jantan lebih besar dengan
bagian antara mulut ke sirip punggung berbentuk cembung, serta bentuk badan lebih
ramping.
Hal yang perlu diperhatikan dalam kolam pemijahan antara lain diberi substrat yang halus,
misalnya potongan pipa PVC yang berguna untuk menempelkan telur, dinding aquarium
diberi kertas atau plastic agar kolam menjadi gelam, hal ini karena dalam memijah ikan ini
lebih suka ditempat gelap dan Induk manfish akan memijah pada malam hari. Setiap indukan
mampu menghasilkan telur antara 500-1000 butir.
Jika sudah bertelur langkah selanjutnya pindah telur yang menempel pada substrat ke kolam
penetasan. Khusus kola mini diberi obat anti jamur dan diberi pemanas air (water heater)
yang dipasang pada suhu 27-28oC.
Telur manfish akan menetas setelah 2-3 hari, dengan derajat penetasan telur berkisar 70-
90%. Selanjutnya paralon tempat penempelan telur diangkat dan dilakukan perawatan larva
hingga berumur 2 minggu. Untuk pakan menggunakan nauplii Artemia sp 2x sehari hingga
berumur 10 hari selanjutnya bisa diberi cacing Tubifex.
Untuk menghindari penyakit dalam hal budidaya ikan hias yang perlu diperhatikan adalah
kualitas air dan jumlah pakan yang diberikan.
Cara Budidaya Ikan Hias Manfish ; Nampaknya penghobi ikan hias di indonesia tidak
pernah surut. Sehingga memiliki potensi bisnis ikan hias masih sangat terbuka lebar. Salah
satu jenis ikan hias air tawar yang rumayan sedang ngetren pada saat ini adalah ikan manfish
atau yang biasa di sebut Angel Fish. Ikan manfis merupakan ikan asli dari perairan Amazon
sama halnya dengan ikan discus ikan ini juga sedang sangat populer karena memiliki bentuk
serta perpduan warnanya yang unik.
Untuk harga ikan manfish sendiri dipasaran pada saat ini masih relative stabil jika dibanding
dengan jenis ikan hias air tawar lainya. Dari data pasar tersebut membuktikan bahwa
melakukan bisnis di sektor budidaya ikan hias jenis manfish pastina akan sangat
menguntungkan apalagi kalau kita sudah memiliki pasar. Untuk memulai kegiatan budidaya
jenis ikan hias manfish ini juga tidak memerlukan lahan yang terlalu luas, Budidaya Ikan
Manfish bahkan dapat menggunakan aquarium.
Agar sukses dalam memulai budidaya ikan manfish ini tentunya kita harus dapat merawat
indukan ikan manfis agar mendapatkan hasil optimal. Ikan manfish untuk indukan yang telah
berumur tujuh bulan dengan panjang kisaran 7,5 cm. Agar bisa berkembangbiak secara
maksimal ikan harus diberi asupan pakan yang mengandung protein tinggi serti jentik
nyamuk, cacing sutra, atau Chironomous. Dan untuk kolam indukan ada sebaiknya dikasih
obat Oxytetracycline terlebih daulu dengan penambahan garam secara teratur supaya ikan
dapat tahan terhadap serangan penyakit.
Dalam proses awal semua indukan ikan manfish baik yang jantan maupun yang betina agar
segera dimasukan pada 1 kolam yang sama. Supaya induk manfish dapat mencari pasanganya
masing-masing dan memisah dari klompok itu tandanya ikan manfis sudah siap untuk
dipijahkan.
Dapat juga dijodohkan secara langsung, Namun anda harus tau dulu mana ikan yang
berkelamin jantan dan mana ikan yang berkelamin betina. Untuk perbedaan manfish jantan
dan betina dapat di bedakan melalui ukuran ikan dengan melihat ciri ciri sebagai berikut.
Hal yang sangat perlu diperhatikan dalam pemijahan di dalam kolam antara lain
menempatkan substrat yang menjadi media tempat bertelur ikan manfish, misalnya potongan
pipa PVC, dinding aquarium sebaiknya diberi kertas penghalang atau juga bisa menggunakan
plastic agar kolam menjadi terlihat gelap, hal ini karena dalam memijah ikan ini lebih suka
ditempat gelap dan Induk manfish akan memijah pada saat malam hari. Setiap indukan ikan
manfish mampu menghasilkan telur antara 500-1000 butir.
Jika sudah bertelur langkah selanjutnya pindah telur yang menempel pada substrat ke kolam
penetasan. Khusus kola mini diberi obat anti jamur dan diberi pemanas air (water heater)
yang dipasang pada suhu 27-28oC.
Telur manfish akan menetas setelah 2-3 hari, dengan derajat penetasan telur berkisar 70-
90%. Selanjutnya paralon tempat penempelan telur diangkat dan dilakukan perawatan larva
hingga berumur 2 minggu. Untuk pakan menggunakan nauplii Artemia sp 2x sehari hingga
berumur 10 hari selanjutnya bisa diberi cacing Tubifex.
Untuk menghindari penyakit dalam hal budidaya ikan hias yang perlu diperhatikan adalah
kualitas air dan jumlah pakan yang diberikan.
kan Hias Manfish Dan Cara Budidaya - Ikan Hias Manfish atau banyak dikenal dengan sebutan
istilah 'Angel fish' berasal dari perairan Amazon, Amerika Selatan. Manfish (Pterophyllum scalare)
tergolong ke dalam famili Cichlidae, memiliki ciri-ciri morfologis dan juga mempunyai warna dan
jenis serta tipe yang bervariasi dan memiliki bentuk tubuh pipih dengan postur tubuh seperti anak
panah memiliki Sirip perut dan sirip punggungnya membentang lebar ke arah ekor maka akan
kelihatan seperti busur yang berwarna gelap transparan dan pada bagian dadanya terdapat dua
buah sirip yangmempunyai panjang menjuntai hingga ke bagian tubuh daerah ekor. dapat juga
Menjaga serta melindungi keturunannya serta memiliki sifat omnivorus yang Tergolong mudah
untuk menerima beraneka ragam jenis - jenis makanan dalam beraneka ragam bentuk dan sumber
dan Sehingga bagi anda yang sejauh ini sebagai seorang hobiis Ikan Hias Manfish anda juga dapat
mencoba untuk melakukan Cara Budidaya Ikan Hias Manfish atau ternak ikan manfish ini. Factor
ini dapat menjadikan anda sebagai ladang bisnis yang cukup lumayan menjanjikan bagi anda yang
benar - benar serius untuk menggeluti aspek budidaya ikan dan tentunya untuk Budidaya Ikan Hias
Manfish ini serta bisa untuk Cara mengembangbiakannya ataupun membudidayakan ikan hias
manfish ini. dan berikut Ikan Hias Manfish Dan Cara Budidaya
Type ikan Manfish yang dikenal dan juga populer sudah berkembang di Indonesia antara lain yaitu
:
- Diamond (Berlian) memiliki warna tubuh perak mengkilat hingga hijau keabuan. pada daerah
bagian kepala atas terdapat warna kuning sampai coklat kehitaman yang menyusur hingga sektor
punggung.
- Manfish Imperial memiliki warna basic perak akan tetapi bagian tubuhnya dihiasi empat buah garis
vertikal berwarna hitam/coklat kehitaman.
- Manfish Marble mempunyai warna campuran hitam dan putih yang menempa garis vertikal.
- Manfish Black-White memiliki warna hitam menghiasi separuh tubuhnya sektor belakang, & warna
putih menghiasi separuh sektor depan termasuk juga bidang kepala.
Ikan Manfish dapat kita pilih yang sudah cukup umur untuk dijadikan induk sesudah umurnya
mencapai 7 bulan dengan ukuran panjang 7,5 cm. Untuk mencapai hasil yang optimal, induk mesti
dikelola bersama dengan baik antara lain dengan pemberian pakan yang baik seperti jentik nyamuk,
cacing Tubifex, atau Chironomous. Tidak Cuma itu sebab induk ikan manfish amat sangat peka pada
serangan penyakit, sehingga butuh diberikan obat dengan cara periodik Obat yang bisa di
pergunakan antara lain Oxytetracycline dan juga garam.
Sebelum anda pijahkan, induk manfish dipelihara dengan cara massal ( jantan dan betina ) pertama -
tama dalam 1 akuarium yang besar (ukuran 100x60x60 cm3). Sesudah matang telur, induk manfish
dapat berpasangan hingga dapat memisahkan dari ikan yang lain. Induk yang berpasangan tersebut
telah bisa untuk anda ambil dan juga di pijahkan pada sebuah tempat pemijahan.
Dan di luar dari pada itu dapat anda lakukan antara lain dengan memasangkan induk Ikan Manfish
dengan cara cepat sesudah mengetahui induk jantan dan juga betina. Induk jantan di cirikan dengan
ukuran badan yang lebih besar dari betinanya . bagian Kepala induk jantan kelihatan agak lebih besar
dari indukan betina dan juga bagian tubuh antara mulut ke sirip punggung berbentuk cembung serta
bentuk tubuh lebih ramping di bandingkan dengan ikan betina.
Teknik Pemijahan
Cara Pemijahan dilakukan di akuarium berukuran 60x50x40 cm3 dengan keadaan tinggi air
30 cm. dan juga di dalam akuarium tersebut diberikan aerasi untuk menyuplai oksigen dan
Ikan manfish dapat menempelkan telurnya pada substrat yang halus, contohnya potongan
pipa PVC yang sudah anda siapkan untuk anda tempatkan dalam akuarium pemijahan.
Dikarenakan ikan manfish cenderung sangat suka tempat yang gelap dan keadaanya santai,
sehingga padap dinding akuarium dapat anda tempelkan kertas atau plastik yang berwarna
gelap.
Pakan yang diberikan pada saat pemeliharaan larva Ikan Hias Manfish tersebut berupa pakan
alami yang cocok dengan bukaan mulut larva dan mempunyai kandungan protein yang cukup
tinggi, antara lain nauplii Artemia sp. Pakan tersebut diberikan 2 kali sehari ( pagi dan juga
sore ) sampai larva berumur 10 hri & dilanjutkan dengan pemberian cacing Tubifex.
Demikianlah untuk Ikan Hias Manfish Dan Cara Budidaya semoga dapat membantu anda
dalam hal Budidaya Ikan Hias Manfish dan dapat memberikan sedikit cara ataupun
inpormasi untuk anda supaya bisa membudidayakan ikan Hias Manfish tersebut cukup sekian
dan terimakasih.
Tata niaga
Biaya Pemasaran
1. Pengertian Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran adalah semua biaya yang sejak saat produk selesai diproduksi dan disimpan dalam
gudang sampai dengan produk tersebut berubah kembali dalam bentuk uang tunai (Mulyadi, 1991 :
529). Menurut Kusnadi, dkk dalam bukunya Akuntansi Manajemen Komprehensif, Tradisional dan
Kontemporer, biaya pemasaran adalah biaya yang dibebankan (segala pengeluaran) didalam
penjualan suatu barang atau jasa dari keluarnya barang sampai ke tangan pembeli.
Biaya pemasaran juga dapat diartikan semua biaya yang telah terjadi dalam rangka memasarkan
produk atau barang dagangan, dimana biaya tersebut timbul dari saat produk atau barang dagangan
siap dijual sampai dengan di terimanya hasil penjualan menjadi kas (Supriyono, 1992: 201-202).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan
untuk menjual produk atau barang dagangan sampai ke tangan konsumen.
Secara garis besar biaya pemasaran dapat dibagi menjadi dua golongan:
a. Biaya untuk mendapatkan pesanan (order getting cost), yaitu biaya yang dikeluarkan dalam
usaha untuk memperoleh pesanan. Contoh biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah biaya
gaji wiraniaga (sales person), komisi penjulan, advertensi dan promosi.
b. Biaya untuk memenuhi pesanan (order filling costs), yaitu semua biaya yang dikeluarkan untuk
mengusahakan agar supaya produk sampai ke tangan pembeli dan biaya-biaya untuk
mengumpulkan piutang dari pembeli. Contoh biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah biaya
pergudangan, biaya pembungkusan dan pengiriman, biaya angkutan, dan biaya penagihan ( Mulyadi,
1991: 530 ).
c. Penggolongan biaya pemasaran dihubungkan dengan dapat terkendalikan atau tidaknya suatu
biaya. Dalam hal ini biaya dikelompokkan:
1. Biaya pemasaran terkendalikan
Biaya pemasaran yang secara langsung dapat dikendalikan atau dapat dipengaruhi oleh
seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu, berdasar wewenang yang dia miliki.
2. Biaya pemasaran tidak terkendalikan
Biaya pemasaran yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu berdasar
wewenang yang dia miliki, atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan dalam jangka waktu
tertentu (Supriyono, 1993: 205-207). Menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Biaya (1999: 530),
biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran digolongkan sebagai berikut:
1. Fungsi penjualan terdiri dari kegiatan untuk memenuhi pesanan yang diterima dari
pelangggan. Biaya fungsi penjualan terdiri dari: gaji karyawan fungsi penjualan, biaya depresiasi
kantor, biaya sewa kantor, dll.
2. Fungsi advertensi fungsi advertensi terdiri dari kegiatan perancangan dan pelaksanaan
kegiatan untuk mendapatkan pesanan melalui kegiatan advertensi dan promosi. Biaya fungsi
advertensi terdiri: gaji karyawan fungsi advertensi, biaya iklan, biaya pameran, biaya promosi, biaya
contoh (sampel).
3. Fungsi pergudangan fungsi pergudangan terdiri dari kegiatan penyimpanan produk jadi yang
siap untuk dijual. Biaya fungsi pergudangan terdiri: gaji karyawan gudang, biaya depresiasi gudang,
dan biaya sewa gudang.
4. Fungsi pembungkusan dan pengiriman fungsi pembungkusan dan pengiriman terdiri dari
kegiatan pembungkusan produk dan pengiriman produk kepada pembeli. Fungsi pembungkusan dan
pengiriman terdiri: gaji karyawan pembungkusan dan pengiriman, biaya bahan pembungkus, biaya
pengiriman, biaya depresiasi kendaraan, biaya operasi kendaraan.
5. Fungsi kredit dan penagihan fungsi kredit terdiri dari kegiatan pemantauan kemampuan
keuangan pelanggan dan penagihan piutang dari pelanggan. Biaya fungsi kredit dan penagihan
terdiri: gaji karyawan bagian penagihan, kerugian penghapusan piutang, potongan tunai.
6. Fungsi akuntansi pemasaran fungsi akuntansi pemasaran terdiri dari kegiatan pembuatan
faktur dan penyelenggaraan catatan akuntansi penjualan. Biaya fungsi pemasaran terdiri dari: gaji
karyawan fungsi akuntansi pemasaran dan biaya kantor.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya pemasaran dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Biaya untuk mendapatkan pesanan
Biaya yang dikeluarkan dalam rangka mendapatkan pesanan.
2. Biaya utnuk memenuhi pesanan
Biaya yang dikeluarkan dalam rangka memenuhi pesanan.
3. Biaya pemasaran langsung
Biaya yang berhubungan langsung dengan fungsi/kegiatan
pemasaran tertentu.
4. Biaya pemasaran tidak langsung
Biaya yang tidak memiliki hubungan yang jelas dengan fungsi atau
kegiatan pemasaran tertenu.
5. Biaya pemasaran tetap
Biaya yang tidak berubah dengan adanya perubahan kegiatan
pemasaran tertentu.
6. Biaya pemasaran variabel
Biaya yang berubah-ubah dengan adanya perubahan kegiatan
pemasaran tertentu.
19 November 3013
BIAYA PEMASARAN
Biaya pemasaran adalah semua biaya yang sejak saat produk selesai diproduksi dan disimpan dalam
gudang sampai dengan produk tersebut berubah kembali dalam bentuk uang tunai (Mulyadi, 1991 :
529). Menurut Kusnadi, dkk dalam bukunya Akuntansi Manajemen Komprehensif, Tradisional dan
Kontemporer, biaya pemasaran adalah biaya yang dibebankan (segala pengeluaran) didalam
penjualan suatu barang atau jasa dari keluarnya barang sampai ke tangan pembeli.
Biaya pemasaran juga dapat diartikan semua biaya yang telah terjadi dalam rangka memasarkan
produk atau barang dagangan, dimana biaya tersebut timbul dari saat produk atau barang dagangan
siap dijual sampai dengan di terimanya hasil penjualan menjadi kas (Supriyono, 1992: 201-202).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan
untuk menjual produk atau barang dagangan sampai ke tangan konsumen.
Secara garis besar biaya pemasaran dapat dibagi menjadi dua golongan:
a. Biaya untuk mendapatkan pesanan (order getting cost), yaitu biaya yang dikeluarkan dalam
usaha untuk memperoleh pesanan. Contoh biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah biaya
gaji wiraniaga (sales person), komisi penjulan, advertensi dan promosi.
b. Biaya untuk memenuhi pesanan (order filling costs), yaitu semua biaya yang dikeluarkan untuk
mengusahakan agar supaya produk sampai ke tangan pembeli dan biaya-biaya untuk
mengumpulkan piutang dari pembeli. Contoh biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah biaya
pergudangan, biaya pembungkusan dan pengiriman, biaya angkutan, dan biaya penagihan ( Mulyadi,
1991: 530 ).
Adalah biaya pemasaran yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan
kepada obyek atau pusat biaya tertentu.
Misalnya kepada fungsi pemasaran atau pusat-pusat laba tertentu didalam usaha pemasaran.
b. Hubungannya dengan variabilitas biaya terhadap volume atau kegiatan, dalam penggolongan ini
biaya dikelompokkan:
Biaya pemasaran yang jumlah totalnya tidak berubah (konstan) dengan adanya perubahan
kegiatan atau volume pemasaran sampai dengan tingkatan kapasitas tertentu. Elemen biaya tetap
misalnya: gaji manajer dan staf, biaya penyusutan, dan sebagainya.
Biaya pemasaran yang jumlah totalnya berubah secara proporsional dengan perubahan
kegiatan atau volume pemasaran. Semakin besar volume atau kegiatan pemasaran semakin bersar
jumlah biaya pemasaran variabel, demikian pula sebaliknya apabila volumenya rendah.
c. Penggolongan biaya pemasaran dihubungkan dengan dapat terkendalikan atau tidaknya suatu
biaya.
Biaya pemasaran yang secara langsung dapat dikendalikan atau dapat dipengaruhi oleh
seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu, berdasar wewenang yang dia miliki.
2. Biaya pemasaran tidak terkendalikan
Biaya pemasaran yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu berdasar
wewenang yang dia miliki, atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan dalam jangka waktu
tertentu (Supriyono, 1993: 205-207). Menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi Biaya (1999: 530),
biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran digolongkan sebagai berikut:
1. Fungsi penjualan terdiri dari kegiatan untuk memenuhi pesanan yang diterima dari
pelangggan. Biaya fungsi penjualan terdiri dari: gaji karyawan fungsi penjualan, biaya depresiasi
kantor, biaya sewa kantor, dll.
2. Fungsi advertensi fungsi advertensi terdiri dari kegiatan perancangan dan pelaksanaan
kegiatan untuk mendapatkan pesanan melalui kegiatan advertensi dan promosi. Biaya fungsi
advertensi terdiri: gaji karyawan fungsi advertensi, biaya iklan, biaya pameran, biaya promosi, biaya
contoh (sampel).
3. Fungsi pergudangan fungsi pergudangan terdiri dari kegiatan penyimpanan produk jadi yang
siap untuk dijual. Biaya fungsi pergudangan terdiri: gaji karyawan gudang, biaya depresiasi gudang,
dan biaya sewa gudang.
4. Fungsi pembungkusan dan pengiriman fungsi pembungkusan dan pengiriman terdiri dari
kegiatan pembungkusan produk dan pengiriman produk kepada pembeli. Fungsi pembungkusan dan
pengiriman terdiri: gaji karyawan pembungkusan dan pengiriman, biaya bahan pembungkus, biaya
pengiriman, biaya depresiasi kendaraan, biaya operasi kendaraan.
5. Fungsi kredit dan penagihan fungsi kredit terdiri dari kegiatan pemantauan kemampuan
keuangan pelanggan dan penagihan piutang dari pelanggan. Biaya fungsi kredit dan penagihan
terdiri: gaji karyawan bagian penagihan, kerugian penghapusan piutang, potongan tunai.
6. Fungsi akuntansi pemasaran fungsi akuntansi pemasaran terdiri dari kegiatan pembuatan
faktur dan penyelenggaraan catatan akuntansi penjualan. Biaya fungsi pemasaran terdiri dari: gaji
karyawan fungsi akuntansi pemasaran dan biaya kantor.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya pemasaran dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Biaya untuk mendapatkan pesanan
Biaya yang tidak memiliki hubungan yang jelas dengan fungsi atau kegiatan pemasaran tertenu.
Biaya yang tidak berubah dengan adanya perubahan kegiatan pemasaran tertentu.
Biaya pemasaran memiliki karakteristik yang berbeda dengan biaya produksi. Karakteristik biaya
pemasaran adalah sebagai berikut :
a. Banyak ragam kegiatan pemasaran ditempuh oleh perusahaan dalam memasarkan produknya,
sehingga perusahaan yang sejenis produknya, belum tentu menempuh cara pemasaran yang sama.
Hal ini sangat berlainan dengan kegiatan produksi. Dalam memproduksi produk, pada umumnya
digunakan bahan baku, mesin, dan cara produksi yang sama dari waktu ke waktu.
b. Kegiatan pemasaran seringkali mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan perubahan kondisi
pasar. Disamping terdapat berbagai macam metode pemasaran, seringkali terjadi perubahan
metode pemasaran
untuk menyesuaikan dengan perubahan kondisi pasar. Karena perubahan kebutuhan konsumen
yang menghendaki pelayanan cepat, maka suatu perusahaan mungkin akan mengganti saluran
distribusinya
yang selama ini digunakan. Begitu juga kegiatan perusahaan pesaing akan mempunyai pengaruh
terhadap metode pemasaran yang digunakan oleh suatu perusahaan, sehingga metode pemasaran
produk sangat fleksibel. Hal ini menimbulkan masalah penggolongan dan interpretasi biaya
pemasaran.
c. Kegiatan pemasaran berhadapan dengan konsumen yang merupakan variabel yang tidak dapat
dikendalikan oleh perusahaan. Manajemen dapat mengendalikan biaya tenaga kerja, biaya bahan
baku, jam kerja dan jumlah mesin yang digunakan, tetapi tidak seorangpun dapat mengatakan apa
yang dilakukan oleh konsumen. Dalam kegiatan produksi, efisiensi diukur dengan melihat jumlah
biaya yang dapat dihemat untuk setiap satuan produk yang diproduksi. Sebaliknya dalam kegiatan
pemasaran, kenaikan volume penjualan merupakan ukuran efisiensi meskipun tidak setiap kenaikan
volume penjualan diikuti dengan kenaikan laba.
d. Dalam biaya pemasaran terdapat biaya tidak langsung dan biaya bersama (joint cost) yang lebih
sulit pemecahannya bila dibandingkan dengan yang terdapat dalam biaya produksi. Jika suatu
perusahaan menjual berbagai macam produk dengan cara pemasaran yang berbeda-beda diberbagai
daerah pemasaran, maka akan menimbulkan masalah biaya bersama yang kompleks ( Mulyadi, 1991
: 531 532 ).
MARGIN PEMASARAN
Margin tataniaga adalah selisih antara harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga
yang diterima oleh petani. Margin ini akan diterima oleh lembaga tataniaga yang terlibat dalam
proses pemasaran tersebut. Makin panjang tataniaga (semakin banyak lembaga yang terlibat) maka
semakin besar margin tataniaga (Daniel, M., 2002).
Margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan
harga yang diterima petani. Komponen margin pemasaran ini terdiri dari biaya-biaya yang
diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran yang disebut
biaya pemasaran (Sudioyono, 2002).
Ramadhan (2009) mengatakan bahwa, margin pemasaran dapat didefinisikan dengan dua
cara yaitu: 1) margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen
dengan harga yang diterima petani, 2) margin pemasaran merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran
yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa-jasa penawaran.
Kamaluddin (2009) berpendapat bahwa, margin pemasaran dapat didefenisikan dengan dua
cara, yaitu: (1) margin pemasaran merupakan selisih antara harga yang dibayar konsumen akhir
dengan harga yang diterima petani. (2) margin pemasaran merupakan biaya dari balas jasa
pemasaran.
MARJIN PEMASARAN
Adalah selisih antara harga yang di terima produsen dengan harga yang di bayarkan oleh
konsumen.
Sifat produk
Selera dan preferensi konsumen
Memperhatikan jasa-jasa pemasaran (kualitas yang tinggi, pembungkusan dsb)
Masalah penjualan yang berkaitan dengan pemasaran
Besarnya marjin pemasaran dapat bertambah karena :
Prasarana pemasaran
Adanya perbedaan kegiatan pada setiap lembaga pemasaran akan menyebabkan perbedaan
harga jual antara lembaga yang satu dengan yang lainnya. Semakin banyak lembaga pemasaran yang
terlibat dalam penyaluran suatu komoditas akan mengakibatkan biaya pemasaran yang semakin
tinggi, perbedaan harga di tingkat konsumen dengan harga di tingkat produsen semakin besar.
Asumsi dasar teori harga dalam tata niaga produk pertanian adalah bahwa produsen bertemu
langsung dengan konsumen akhir sehingga harga pasar merupakan perpotongan antara kurva
penawaran dan permintaan
Realitasnya : aliran produk pertanian dari produsen ke konsumen harus menempuh jarak dan rantai
pemasaran yang panjang
Margin pemasaran adalah selisih harga yang dibayar konsumen akhir dan harga yang diterima
oleh petani produsen. secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
M = Pr - Pf
Keterangan :
M : Margin Pemasaran
Margin pemasaran terdiri atas biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran. Secara sistematis
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Mp = Bp + Kp
Keterangan :
Mp : Margin pemasaran
Kp : Keuntungan pemasaran
Bp : Biaya pemasaran
Besarnya margin pemasaran bukan hanya disebabkan biaya pemasaran, tetapi disebabkan pula oleh
keuntungan yang diambil oleh pedagang. Pedagang menetapkan harga penjualan yang dapat
memberikan sejumlah keuntungan tertentu atau harga penjualan.
Jumlah pengeluaran pedagang dalam arti biaya pemasaran merupakan komponen yang sangat
menentukan besar kecilnya margin pemasaran.
1. functional cost;
Persamaan matematis :
m n
M = Cij + j
i=1 j=1
Cij adalah biaya pemasaran untuk melakukan fungsi pemasaran ke i oleh lembaga ke j
BIAYA PEMASARAN
Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pemasaran.
Dalam menyampaikan barang dari produsen ke konsumen akan dibutuhkan biaya pemasaran. Biaya
pemasaran mencakup sejumlah pengeluaran yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan
kegiatan yang berhubungan dengan penjualan hasil produksi dan jumlah pengeluaran oleh lembaga
pemasaran serta keuntungan (profit) yang diterima lembaga pemasaran.
Biaya pemasaran suatu komoditas terdiri dari jumlah pengeluaran produsen dan jumlah pengeluaran
pedagang perantara sebagai lembaga pemasaran.
Keterangan:
Bp : Biaya pemasaran
Macam Komoditi
Sifat dari komoditi pertanian memerlukan penanganan pasca panen yang tepat sehingga biaya
yang dikeluarkan untuk melaksanakan fungsi pemasaran lebih besar.
Lokasi Pengusahaan
Lokasi pengusahaan komoditi pertanian yang terpencil akan mengundang tambahan biaya
pengangkutan. Hal ini akan berakibat pada bertambah besarnya biaya pemasaran.
Lembaga pemasaran yang terlalu banyak terlibat dalam mekanisme pemasaran akan menambah
biaya pemasaran.
Efektivitas Pemasaran
Efektivitas pemasaran menyangkut efisiensi pemasaran. Biaya pemasaran yang besar akan
mengakibatkan tidak efisiennya sistem pemasaran.
KEUNTUNGAN PEMASARAN
Selisih harga yang dibayarkan produsen dan harga yang diberikan oleh konsumen disebut
keuntungan pemasaran. Masing-masing lembaga pemasaran ingin memperoleh keuntungan, maka
harga yang dibayarkan oleh lembaga pemasaran itu juga berbeda. Harga di tingkat petani akan lebih
rendah daripada harga di tingkat pedagang perantara dan harga di tingkat pedagang perantara juga
akan lebih rendah daripada harga di tingkat pengecer.
Secara sistematis keuntungan pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :
Kp : Keuntungan pemasaran
Modifikasi kurva penawaran dan kurva permintaan Permintaan konsumen atas produk pertanian di
tingkat pengecer disebut permintaan primer
Permintaan produk pertanian oleh pedagang pengepul, tengkulak atau lembaga pemasaran lain di
tingkat petani disebut permintaan turunan
Penawaran produk pertanian oleh petani pada tengkulak adalah penawaran primer
Penawaran produk pertanian oleh lembaga pemasaran kepada konsumen adalah penawaran
turunan
Harga tersebut merupakan perpotongan antara kurva permintaan primer dengan kurva penawaran
turunan
Harga di tingkat petani merupakan perpotongan kurva permintaan turunan dengan kurva
penawaran primer
Kurva permintaan dan penawaran
Kurva permintaan primer berpotongan dengan kurva penawaran turunan membentuk harga di
tingkat pengecer (Pr)
Kurva permintaan turunan berpotongan kurva penawaran primer membentuk harga di tingkat
petani produsen (Pf)
M=Pr-Pf, dengan asumsi jumlah produk pertanian yang ditransaksikan sama besar
VM= (Pr-Pf)Q*
Pada gambar tersebut nilai margin pemasaran = luas segi empat PrPfBA
Jasa pemasaran adalah fungsi dari penambahan utility (form, place, time, possesion utilities)
Produk yang berbeda memiliki VM nya berbeda sebab biaya jasa pemasarannya juga berbeda
Margin pemasaran tinggi tidak selalu mengindikasikan keuntungan yang tinggi, tergantung dari biaya
pemasaran
Keterangan :
SBij = bagian biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke i oleh lembaga pemasaran ke j
Perubahan margin pemasaran Jumlah yang dikonsumsi Qc dipengaruhi oleh variabel harga eceran
dan pendapatan konsumen
Jumlah yang ditransaksikan lembaga pemasaran dipengaruhi oleh harga di tingkat petani, harga
eceran dan variabel yang mempengaruhi perilaku tata niaga secara berkelompok
Jumlah yang ditawarkan produsen dipengaruhi oleh harga di tingkat petani dan variabel eksogenous
yang mempengaruhi produksi pertanian
5.1 Kesimpulan
Hasil pertanian dari desa buntuna, berasal dari bidang perkebunan cengkeh, kelapa,
jagung, ricah, tomat, palawija dan sayur-sayuraan. Dari hasil praktikum hasil pertanian petani
sebagian besar dari perkebanuan jagung dan sayur-sayuran. Dimana hasil usaha tani ini juga
menjadi konstribusi desa dari bidang pertanian.
Dilihat dari fungsinya, tataniaga hasil pertanian dapat memperlancar pemasaran hasil
pertanian dari proses produksi, distribusi hingga ke konsumen.
Dari hasil praktikum, saluran pemasaran yang umum di gunakan dalam tataniaga hasil
pertanian produk pertanian, yaitu dari produsen ke konsumen dan dari produsen ke pedagang
pengecer kemudian di jual ke konsumen.
5.2 Saran
Dengan melihat tabel identitas dan kegiatan usaha tani responden, hasil yang di
dapatkan petani, produksi yang begitu besar di sektor pertanian dalam bidang perkebunan
jagung dan sayuran, sehingga di butuhkan peran tataniaga untuk hasil pertanian yang baik
untuk memaksimalkan hasilnya dengan marjin pemasarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Annindita, 2004. Struktur pasar, tingkah laku dan penampilan pasar. Modul praktikum tataniaga
hasil pertanian.
Annonymous. 2010. Definisi dan Usaha Pertanian. http://pustaka.ut.ac.id. Diakses pada 24
Februari 2010.
Arvareza D, 2010. Konsep Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Dan Pertanian Agropolitan.
Fakultas pertanian, Bogor.
AT Mosher, 1965, pertanian dan pembangunan pertanian, www.google.com
Anonima. 2012. Penawaran hasil pertanian. http://agrimaniax.blogspot.com/2010/05/penawaran-
hasil-hasil pertanian.html.
C Glend Waters dalam bayu swasta, 1982. Lembaga, saluran dan fungsi-fungsi tataniaga pertanian,
pemasarannya. tingkah laku dan penampilan pasar. Modul praktikum tataniaga hasil
pertanian
Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara
Farid Wajedi S.P dan Musniar S.P MSi, modul praktikum mata kuliah manajemen tataniaga hasil
pertanian, 2013.
Hernanto, F.1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Limbbong dan soitourus (1987), definisi tataniaga pertanian. Di akses tanggal 18 januari 2013,
www.google.com
Mubyarto (1995), sector pertanian Indonesia. Di akses tanggal 18 januari 2013, www.google.com
Soekartawi, 1994. Distribusi dan pemasaran hasil pertanian. Jakarta : UI Press.
Tohir, Kaslan A. 1982. Seuntai Pengetahuan Tentang Usahatani di Indonesia. Jakarta
Zalukhu, Juniasti. 2009. Analisis Usahatani dan Tataniaga Padi Varietas Unggul Nasional (Kasus
Varietas Bondoyudo pada Gapoktan Tani Bersatu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten
Bogor) [Skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
www.google.com, materi tataniaga pertanian dan makalah hasil tataniaga pertanian, 2013.