NURSERY
(Laporan Mata Kuliah Pupuk dan Pemupukan)
Oleh :
Nama: Puji Rahayu
NPM : 157215032
Kelas : Budidaya Tanaman Perkebunan (A)
2
tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil (produktivitas) yang
maksimal (Saputra, 2011)
Biaya pemupukan tanaman kelapa sawit berkisar antara 40-60 % dari
biaya pemeliharaan tanaman secara keseluruhan atau 15-20 % dari biaya
produksi dan merupakan eksploitasi yang besar bagi perusahaan. Agar
sasaran pemupukan dapat tercapai dan efisiensi pemupukan dapat
ditingkatkan maka manajemen pemupukan kelapa sawit perlu dibina dan
dimantapkan serta terus-menerus disempurnakan sehingga biaya pemupukan
yang sudah begitu besar tidak menjadi sia-sia (Wawan, 2011). Oleh karena
itu, pengelolaan manajemen pemupukan di perkebunan kelapa sawit sangat
diperlukan mengingat biaya pemupukan yang begitu besar dan menjadi dasar
bagi penulis untuk lebih mengetahui tentang pemupukan pada kelapa sawit
yang efektif dan efisien.
I.2 Tujuan
1. Mengetahui teknik pemupukan di pembibitan main nursery pada tanaman
kelapa sawit yang tepat.
2. Mengetahui kebutuhan/dosis pupuk anorganik yang akan diaplikasikan ke
bibit tanaman kelapa sawit.
3. Mengetahui pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
pembibitan kelapa sawit setelah dilakukan pemupukan.
4.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheopita
Kelas : Angiospermeae
Ordo : Arecales
Famili : Palmae
Genus : Elaeis
Nigrescens, buahnya berwarna violet sampai hitam pada waktu muda dan
berubah menjadi orange setelah buah matang.
Virescens, buah berwarna hijau waktu muda dan setelah matang berwarna
orange.
Albescens, waktu muda buah berwarna kuning pucat dan tembus cahaya
karena mengandung sedikit karoten, waktu matang berwarna merah.
4
II.2 Morfologi Tanaman Kelapa Sawit
5
percabangan, membentuk anyaman rapat dan tebal. Sebagian akar serabut
tumbuh urus ke bawah dan sebagian tumbuh mendatar ke arah samping. Jika
aerasi dan drainase cukup baik akar tanaman kelapa sawit dapat menembus
hingga kedalaman 8 meter didalam tanah, sedangkan yang tumbuh ke
samping biasanya mencapai radius 16 m. Kedalaman ini tergantung umur
tanaman, genetik, sistem pemeliharaan, dan aerasi tanah.
d. Bunga
Pada tampilan bunga jantan berbentuk mengerucut, lancip dan panjang,
sementara pada bunga betinaakan terlihat lebih mekar dan lebih besar. Bunga
jantan dan betina tumbuh pada bagian di ketiak daun,namun keduanya
tumbuh pada satu pohon yang sama cuma terpisah. Namun bunga jantan dan
betina pada kelapa sawit letaknya terpisah dan memiliki waktu pematangan
yang berbeda maka ini menjadi salah satu penyebab kenapa proses
penyerbukan sendiri jarang terjadi. Perbedaanya pada tandan bunga jantan
terdiri dari bebrapa spliket yang berukuran panjang 12 cm s/d 20 cm yang
tumbuh di tangkai bunga. Setiap spliket terdapat 600 s/d 1200 bunga yang
sangat kecil, beraroma khas dan berwarna kekuningan . Sedangkan tandan
bunga betina akan terbungkus di seludang yang panjangnya 24 s/d 25 cm
memiliki ratusan hingga ribuan bunga yang tersusun model spiral pada sumbu
tengahnya.
e. Buah
Pada buah kelapa sawit mempunyai warna yang beraneka macam ada yang
hitam, ada yang ungu dan ada juga berwarna merah, sesuai jenis bibit yang
ditanam, biasanya pada buah akan berkumpul bergerombol dalam tandan
yang muncul dari setiap pelepah.
6
memegang peranan penting di dalam menentukan keberhasilan penanaman
kelapa sawit. Kesehatan tanaman pada masa pembibitan akan mempengaruhi
pertumbuhan dan tingginya produksi. Oleh karena itu, teknis pelaksanaan
pembibitan perlu mendapat perhatian besar.
Sistem yang banyak digunakan dalam pembibitan kelapa sawit saat ini
adalah sistem pembibitan dua tahap (double stage). Sistem pembibitan dua
tahap terdiri dari pembibitan awal (pre-nursery) dan pembibitan utama (main-
nursery). Pembibitan awal (pre-nursery) pada tahap ini bertujuan untuk
memperoleh pertumbuhan bibit yang merata sebelum dipindahkan ke
pembibitan utama. Pembibitan dua tahap (double stage) lebih banyak
digunakan dan memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan
pembibitan satu tahap. Jika menggunakan pembibitan dua tahap, luasan
pembibitan menjadi lebih kecil dan memungkinkan untuk dibuat naungan.
Keuntungan lainnya, penyiraman menjadi mudah, jadwal pemupukan menjadi
mudah, dan bibit terhindar dari penyinaran matahari secara langsung sehingga
risiko kematian tanaman menjadi kecil. Jika menggunakan pembibitan satu
tahap (langsung menggunakan polibag besar), luas areal yang dibutuhkan
cukup besar dan penggunaan naungan tidak efektif. Selain itu, proses
penyiraman dan pengawasan menjadi lebih sulit karena tidak semua tanaman
dapat dipantau (Dalimunthe, 2009 cit Sukarman, 2012).
Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila
ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara
7
serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan
tanah (Kurnianti, 2012).
8
III. METODE PRAKTIKUM
Alat Bahan
- Timbangan digital - Pupuk Urea
- Kertas - Pupuk SP-36
- Tugal - Pupuk KCL
9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1Hasil
Penyiraman bibit kelapa sawit Bibit kelapa sawit yang telah diberi
pupuk
IV.2Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan mengenai pemupukan kelapa sawit
yaitu pupuk untuk bibit kelapa sawit di pembibitan main nursery
menggunakan pupuk anorganik yang berupa pupuk tunggal seperti pupuk
urea, SP-36, dan KCL. Pupuk tunggal tersebut dicampur menjadi satu dengan
dosisnya yaitu pupuk urea sebanyak 5 gram, SP-36 4 gram, dan KCL 3 gram.
Dosis tersebut digunakan untuk satu bibit tanaman kelapa sawit. Campuran
pupuk tunggal tersebut kemudian diaplikasikan pada bibit tanaman kelapa
sawit dengan cara dibuat lubang sekitar bibit sebanyak tiga lubang, setelah itu
pupuk dimasukkan kedalam lubang dan ditutup kembali menggunakan tanah,
hal ini dilakukan agar pupuk tidak mengalami pencucian.
12
Menurut Wikipedia (2012) kelebihan dan kekurangan pemberian pupuk
anorganik adalah sebagai berikut:
Kelebihan
Pemberiannya dapat terukur dengan tepat.
Kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan perbandingan
yang tepat.
Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah cukup.
Pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlah nya relatif sedikit
dibandingkan dengan pupuk organik.
Kekurangan
Meninggalkan residu ke dalam tanah.
Dalam jangka panjang akan merusak sifat fisik, kimia dan biologi
tanah.
Degradasi unsur hara.
Kandungan unsur hara yang terdapat pada pupuk tunggal urea, SP-36,
dan KCL yaitu sebagai berikut:
1. Urea (CO(NH2)2)
Pupuk urea mengandung 46% nitrogen (N). Karena kandungan N yang
tinggi menyebabkan pupuk ini sangat higroskopis. Urea sangat mudah
larut dalam air dan bereaksi cepat, juga menguap dalam bentuk amonia.
2. SP-36
Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5. Pupuk ini terbuat dari fosfat
alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak
sulit larut dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan
sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis
dan bersifat membakar.
3. Kalium Chlorida (KCl)
Mengandung 45% K2O dan khlor, bereaksi agak asam, dan bersifat
higroskopis. Khlor berpengaruh negatif terhadap tanaman yang
membutuhkannya, misalnya kentang, wortel dan tembakau.
13
Cara pemupukan dengan menggunakan pupuk anorganik adalah sebagai
berikut:
a. Ditabur atau disebar
Cara pemupukan ditabur atau ditebar diterapkan untuk pupuk berupa
butiran (granule) atau srbuk. Pemupukan cara ini dilakukan pada tanaman
yang jarak tanamnya rapat atau tidak teratur dan pada tanaman yang sistem
perakarannya dangkal.
b. Larikan
Pemupukan cara ini dilakukan pada tanaman yang jarak tanamnya lebar
dan teratur. Cara pemupukannya dengan membuat larikan untuk memupuk
dengan cara memasukkan pupuk ke dalam larikan kemudian tutup lagi
dengan tanah agar pupuk yang diberikan tidak mudah menguap.
c. Dimasukkan ke lubang tanam
Cara pemupukan ini dengan cara pupuk dimasukkan ke dalam lubang
tanam yang telah dibuat, kemudian ditutup lagi dengan tanah. Cara ini
digunakan untuk tanaman tahunan.
d. Pengocoran
Diterapkan untuk pupuk padat yang pemberiannya dilarutkan dulu dalam
air. Keuntungan memupuk cara ini adalah pupuk langsung diserap oleh
akar tanaman yang kemudian diolah oleh daun.
14
V. KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Pahan, I.2010. Panduan lengkap Kelapa sawit. Managemen Agribisnis dari hulu
hingga hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.
16