Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mega Untari Dualitaduri

NIM : 118220158
Kelas : RA
Aspek Sosial dan Pengembangan Komunitas

Tugas
Pada sejumlah nelayan di Sukaraja Teluk Lampung mengeluh akan limbah
rumah tangga maupun limbah pabrik yang dibuang ke perairan Teluk Lampung.
Sehingga berdampak pada hasil tangkapan ikan nelayan payang yang selalu
berkurang setiap harinya dikarenakan laut sudah tercemar akan akan sampah
limbah pabrik maupun limbah perumahan. Tentu hal ini mengancam keberadaan
nelayan payang yang bergabung dalam komunitas nelayan Sukaraja dikarenakan
pembuangan limbah pabrik ke laut yang masih berlangsung serta bertambahnya
jumlah sampah plastik setiap harinya. Adanya tumpukan sampah dapat
mengganggu ekosistem disana, dan bahkan sekarang ini ketinggian sampah sudah
mencapai 1meter diatas permukaan laut.
1. Lakukan investigasi atau identifikasi untuk memastikan kasus ini dengan cara
menelusuri berita dari media sosial atau sumber lain.
2. Advokasi dan pemberdayaan seperti apa yang harus dilakukan agar
masyarakat tidak dirugikan.

Limbah Pabrik Dibuang ke Teluk Lampung

Dalam identifikasi yang dilakuakan dengan menelusuri berita dan media sosial
bahwa sejumlah nelayan Sukaraja Teluk Lampung mengeluhkan dengan adanya
limbah-limbah pabrik yang dibuang ke perairan teluk. Nelayan di
Sukaraja, Kecamatan Bumi Waras, Bandar Lampung tak mampu lagi menangkap
ikan yang banyak seperti dulu. Terdapat dua hal yang mengancam keberadaan
nelayan yang tergabung dalam Komunita Nelayan Sukaraja. Pertama, pembuatan
limbah pabrik ke laut yang masih berlangsung sampai sekarang. Kedua, banyaknya
sampah-sampah plastik setiap harinya. Nelayan payang lainnya
mengatakan, limbah-limbah pabrik tersebut pernah mematikan banyak ikan di
perairan Teluk Lampung. Pabrik-pabrik yang berada di kawasan Jalan Yos Sudarso
merupakan pabrik bahan kebutuhan pokok rumah tangga. Belum bisa dikonfirmasi
terkait pembuangan limbah tersebut, karena sangat ketat di penjagaan keamanan
depan pintu gerbang. Nelayan payang di Sukaraja mengatakan, limbah pabrik
tersebut dibuang saat saluran air (sungai) penuh air dan mengalir ke laut.
Berdasarkan pemantauan Republika, sepanjang pesisir Teluk Lampung terdapat
sejumlah perusahaan atau pabrik pengolahan bahan kebutuhan rumah tangga
seperti terigu, sabun, minyak goreng, dan makanan lainnya. Meski ada pengolahan
limbah, namun diduga pabrik-pabrik tersebut mengambil jalan pintas membuang
limbahnya di sungai secara tersembunyi. Nelayan payang (nelayan yang
menggunakan jaring ikan yang ditebar di laut lalu ditarik ke darat) mengeluhakan
dua hal. Pertama, masih banyaknya sampah plastik yang menebar di laut dan
pantai. Kedua, masih adanya limbah pabrik yang dibuang ke laut melalui sungai
mengalir.
Ketua Komunitas Nelayan Sukaraja (KNS) Maryudi juga mengatakan, ancaman
bagi nelayan payang di pesisir Teluk Lampung yakni sampah dan limbah.
Dikarenakan dua hal tersebut membuat hasil tangkapan ikan nelayan payang
merosot drastis. Menurut dia, limbah rumah tangga berupa sampah-sampah plastik
hasil pembuangan warga di berada di kota Bandar Lampung masuk dalam sungai
(kali), dan mengalir hingga bermuara ke laut (Teluk Lampung). Selain itu, sampah
plastik juga berasal dari tengah laut dari kapal dan terbawa ombak hingga menepi
di pantai. Nelayan dan warga di Sukaraja sudah tidak dapat berbuat banyak dalam
mengatasi sampah yang menumpuk dan menebar di kawasan laut dan pantai.
Beberapa kali warga bergotong royong membersihakan sampah, besoknya sampah
plastik baru datang dan menumpuk. umlah sampah yang masuk di perairan Teluk
Lampung semakin meningkat volumenya setelah musim kemarau lalu. Sampah-
sampah yang dibuang di sungai saat hujan turun mengalir hingga muaranya ke laut.
Sampah-sampah yang selama ini ada dan betebaran di laut dan pantai saja belum
hilang, sudah bertambah sampah-sampah plastik yang baru saat musim penghujan.
Sampah-sampah plastik yang menumpuk tidak pernah dibersihkan lagi, karena
semakin hari semakin bertambah.

Advokasi dan pemberdayaan yang harus dilakukan agar masyarakat tidak dirugikan
dengan adanya limbah.

Pemberdayaan masyarakat yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan


pendidikan lapangan terkait pengolahan sampah. Perilaku masyarakat dalam
membuang sampah sembarangan merupakan hal yang dapat merusak keindahan
dan keasrian laut serta kesehatan masyarakat itu sendiri. Merubah kebiasaan
buruk masyarakat merupakan hal sangat sulit dilakukan jika tidak dibarengi
dengan kesadaran yang dimiliki oleh masyarakat. Maka dari itu, perlu adanya
peningkatan pengetahuan kepada masyarakat agar mereka mengetahui dan
tersadar bahwa sampah yang selama ini mereka buang ke dalam laut sangat bisa
dimanfaatkan untuk dijadikan olahan, seperti kerajinan tangan. Kegiatan
pendidikan pengolahan sampah ini diharapkan mampu membuat masyarakat
mengetahui dan tersadar bahwa sampah yang mereka buang dapat dijadikan
barang yang bermanfaat, serta tersadar bahwa tindakan membuang sampah
sembarangan ini merupakan perilaku yang dapat merusak lingkungan.
Advokasi yang dapat dilakukan yaitu advokasi kepada pihak perusahaan agar
melakukan proses treatment limbah dan advokasi kepada pihak pemerintahan.
Advokasi kepada pihak perusahaan agar melakukan proses treatment limbah
berupa pemberian surat peringatan kepada pihak perusahaan. Surat advokasi
kepada pihak perusahaan ini diharapkan mampu membuat efek jera kepada pihak
perusahaan agar tidak melakukan pembuangan limbah sembarangan ke laut.
Perusahaan seharusnya memperhatikan AMDAL pada saat melakukan
pembangunan pabrik. Selain itu pihak perusahaan seharusnya membuat kanal
pembuangan limbah yang aman, membuat penyaringan dan daur ulang limbah
(proses treatment limbah), serta melokalisir semua limbah industri sehingga jauh
dari aktiitas masyarakat. Jika ke empat kegiatan tersebut benar-benar dilakukan
oleh perusahaan, maka tidak akan ada lagi pencemaran laut yang diakibatkan oleh
pembuangan limbah sembarangan. Setelah dilakukan pemberdaya masyarakat dan
advokasi terhadap pihak parbik maka selanjutnya adalah melakukan advokasi
kepada pemerintahan. Kegiatan ini diperuntukkan agar pemerintahan
mengeluarkan kebijakan yang nantinya dapat ditakuti bagi siapapun yang
melakukan pelanggaran merusak kondisi laut dan sekitarnya. Jika kedua kegiatan
diatas telah terlaksana tanpa adanya kebijakan yang mendukung, maka semua
kegiatan tersebut akan bernilai sia-sia.
Sumber :
https://nasional.republika.co.id/berita/q07qa0463/limbah-pabrik-masih-
dibuang-ke-teluk-lampung

https://nasional.republika.co.id/berita/pzdigy368/nelayan-teluk-lampung-
keluhkan-limbah-pabrik

Anda mungkin juga menyukai