Anda di halaman 1dari 6

RESUME DISKUSI PUBLIK DAN PEMUTARAN FILM DOKUMENTER

“LARA ASPAL”

Dosen Pengampu : Dra. Lina Sudarwati, M.Si

SOSIOLOGI PEMBANGUNAN (B)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

Amayta Nur Hikmah (220901006)

Maharani Balqis Purba (220901024)

Neha Ruba Saragih (220901028)

Fatresia Sitorus (220901042)

Najwa Aqilah (220901062)

Chris Ardinata Kaban (220901066)

Pombo Poborsky Simamora (220901112)

Anggita putri Dias Purba (220801016)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARAKELOMPOK 5 PEMBANGUNAN


RESUME LARA ASPAL

ISI FILM: Tumpahan aspal berbendera gabon di nias utara pada februari 2023 membuat
perairan nias utara tercemar. Muatan kapal yang berisi aspal cair itu menimbulkan petaka
dampak yang dampak yang sangat besar. Di perkiraan awal disebutkan bahwa sekitar 1.500
Liter namun kemudian setelah dilakukan pengecekan muatan berkisar 3.500 Liter aspal cair.
Dari kejadian ini menimbulkan dampak yang sangat signifikan pada nelayan dijelaskan dari
keterangan nelayan pada video ini bahwa saat diwawancarai mereka mengatakan sangat sulit
mencari tidak seperti biasanya, terlihat dari paparan video seorang nelayan yang menujukkan
hasil tangapannya hanya ada dua ekor ikan sejenis tuna berukuran besar satu dan yang
berukuran sedang satu. Dia menjelaskan bahwa mendapatkan ikan dua ekor saja sudah sangat
lumayan karena hari sebelumnya bahkan ia pulang dengan tangan kosong, para nelayan
menebar jaring tetapi bukan ikan yang tertangkap melainkan aspal, tetapi terkadang ada
ikanyang tersangkut namun harus di cuci bersih lagi ikannya.
Hal ini dirasakan sejak tumpah aspal, bukan hanya hasil tangkapan namun nelayan
juga mengatakan bahwa aspal yang mengambang di atas air kerap kali menyangkut ke kipas
kapal dan menyebabkan baling-baling kapal mati. Tumpahal aspal yang mencemari laut
membuat nelayan resah karena laut mereka mengantungkan kehidupan mereka di laut
sepenuhnya. Selain itu pendapatan nelayan menurun drastic karena ikan di wilayah tersebut
menjauh. Sebeum terdampar nelayan mengatakan bisa medapatkan penghasilan sekitar Rp.
150.000.00 ribu termasuk minyak kapal namun setelah laut tercemar dengan tumpahan aspal
cair hanya sekitar Rp. 5000.00 ribu dikutip dari paparan video salah satu nelayan mengatakan
“jangankan untuk makan untuk rokok saja kurang”. Mayarakat sangat resah dengan
tumpahan aspal cair karena mereka susah dalam mencai nafkah.
Di dalam video diperlihatkan saat Tim walhi ingin melakukan penelusuran di dekat
bangkai kapal namun tidak dapat memdekat karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan,
jadi pengamatan hanya bisa dilihat dari jarak 200 Meter. Dari pengamatan yang dilakukan
terlihat Banyak minyak yang mencemari laut mencemari terutama di sekitar bangkai kapal.
Warga mengatakan bahwa desa tak mendapat penanganan apapun melainkan hanya
menenangkan dengan perwakilan dari pusat dan satu orang perwakilan dari india. Pada saat
kejadian ini Masyarakat pulau nias telah menyelamatkan 19 abk dan 1. Dalam kapal tangker
ini bukan hanya mengandung aspal namun juga minyam yang mematikan tanaman mangrove.
Sebenarnya ada upaya yang dilakukan pemerintah pusat diluar pengadilan dengan ganti rugi
namun sampai sekarang belum ada bukti nyata yang diberikan pemerintah dan perusahan
dalam pemindahan kapal.
Masyarakat mengatakan bahwa tidak perlu ganti rugi terlebih dahulu karena jika ganti
rugi jika dihitung dari terdampanya kapal itu sudah sangat banyak melainkan dengan salahh
satu bukti nyata terlebih dahul dengan memindahkan bangkai kapal dimana meliputi evakuasi
muatan kapal, pemerintah daerah sebenarnya ingon turun tangan terkait dengan pemindahan
kapal dan muatan namun mereka tiadak memiliki kewenangan dan juga anggaran yang
cukup. Didalam cuplikan video diperlihatkan tentang bagaimana tanggapan pemerintah
terkait dengan kasus kapal mt asih ini, pemerintah mengatakan dalam wawancara bahwa
langkah strategi pemerintah yaitu meminta bupati menyampaikan apa yang mereka rasakan,
dimana pemerintah sudah mengirim surat terkait dengan hal ini dan kordinasi dengan
lembga-lembaga terkait.

PEMATERI

1. Rianda purba (Walhi Sumut): Berbagai media sudah menyampaikan kepada


piblik bahwa ada masalah di nias utara belum ada penangan serius masalah serius disini yaitu
evakuasi kapal. Sampe sekarang belum dilakukan pembersihan masyarakat melakukan
pembersihan sendeiri, namun yang respon hanya dan pemerintah malah memberikan surat
antar instansi. Bagi walhi kapal di nias ini merupakan masalah serius terkait dengan
pencemaran lingkungan dan juga kesejahteraan. Dampak yang ditimbukkan mulai dari
terumbu karang terkena aspal, ekosistem mangrove teremar. Tempat kapal ini terdampar
sangat dekat dengan zona konsevasi laut saulahewa merupakan tempat di mana kapal mt asih
tumpah dan dampaknya bahkan sudah sampai ke daerah konservasi tersebut dari sisi ekonomi
membuat jarak tangkap ikan yang semangkin jauh sekitar 8 m sejak bulan pertama, Karena
aspal berisi karbon dan belerang membuat ikan menjauh akibatnya mebuat minyak kapal
menjadi lebih boros. Kalau hal ini dibiarkan berlarut-larut maka kemungkinan buruknya laut
nias akan hancur.
2. Prof. R. Hamdani (Dosen Fisip Usu): Kasus yang terjadi ini sangat serius
terkait dengan pencemaran lingkungan para pihak pemeintah memberikan solusi melalui
surat menyurat antar Lembaga instantsi seharusnya ada labgkah pasti terkait dengan
pengangkatan atau evakuasi kapal. Karena jika dilihat mayoritas Masyarakat niassebagian
merupakan seorang nelayan tradisinal dan menjual ikan sebagai mata pencharian. Maka dari
itu perlu adanya Upaya penanganan segera terkait kasusu ini tentang bagaimaan pemerintah
saling tidak saling lepas tangan dan memberikan beban karena ada laut dan Masyarakat yang
harus dijaga.
3. Dr. Eko Novi Setiawan (LHK): Sudah ada evaluasi pada tanggal 15 maret
bersama teman-teman masyarakat terkait demgan pencemaran dengan mengambil sampel dan
terbukti ada pencemaran. maka akan dikalkulasi kerugian, satu kerugian langsung, kedua
mitigasi pemindahan bangkai kapal, ketiga kegiatan clean up. Pemerintah akan
mengkalkulasi kerugian Masyarakat dan juga kalkulasi kerugian negara dengan kasusu ini
dan melaukan perunding dengaqn kapal pihak asing terkait dengan pencemaran yang
dilakukan namun apabila pihak Perusahaan menolak Upaya tersebut maka oihak pemerintah
akan melayangkan gugatan.
4. Fakukats kelautan Haekal A Haridhi (Pakar Oseanografi Fisika Unsyiah): ia
nepaparkan bahwa aceh juga pernsh mengalami hal serupa, namun sekarang sudah dalam
proses pemulihan, dalam kasusu ini perlu dilakukan pembersihan atau evakuasi sesegera
mungkin karena dalam membersihkan limbah pencemaran ini membutuhkan waktu yang
yang tidak singkat dan harus dilakukan secara berkala, maka dar itu perlu adanya penanganan
serius dari pihak pemerintah dalam menangapi kasus ini.
5. Parid Ridwanul (walhi nasional): seharusnya ada Tindakan tegas dari
pemerintah terkait dari Dampak aspal dimana ini sulit sekali hilang meski sepuluh tahun dan
di khawatirkan dimesinya sangat panjang dan luas. Penting nya untuk menjaga tata ruang dan
juga berbagai biota yang ada di laut sejalan dengan UUD No 7 tentang peberdayaan ikan.
Walhi melihat selain dari uud yang mengatur tentang laut meliputi batas, penggunaan alat
tangkap dan lain-lain perlu adanya UUD terkait dengan nelayan sebagai paying hukum yang
melindungi mereka jika kasus seperti ini terjadi.
6. Yanuarman Gulo (Masyarakat Nias Utara): Biota laut seperti penyu dan ikan
semangkin ulit terlihat terbuktidari hasil tangkapan nelayan yang menurun. Selain itu
magrove yang telah di budidayakan terkena dampak dari pencemaran aspas cair dari kapal Mt
asih ini. Menurut pengamatan mangrove dipinggir Pantai rusak da memiliki gejala batang
menghitam, daun layu dan jika terkena panas langsung gosong kemudian mati. Hal ini tentu
membuat hati Masyarakat terluka karena sudah melakukan pembibitan dan juga penanam.
Selain dari aspal cair di dalam kapal juga ditemukan delapan drum cairan pendingin mesin
dimana jika ini tumpah dampaknya lebih dasyat lagi. Persolan lingkungan adalah persoalan
kemanusiaan, masyarakat nias utara perlu di berikan alterntif terkait dengan masalah ini
karena masyarakat nelayan bahkan ingin berganti profesi karena hasil tangkapan yang
menurun dimana tidak memungkinkan sepenuhnya dapat mengantingkan hidup kepada hasil
melaut. Masalah pencemaran ini bukan hanya masalah pencemaran lingkungan teetapi
masalah ini juga menyangkut hajat hidup orang banyak dan juga rasa kemanan serta
kenyamanan di dalam Masyarakat yang bernegara.
7. Kadis perikanan nias utara : Nias memiliki potensi paling besar di bidang
perikanan dan juga. Pencemaran 11 februari 2023. Dari verivikasi kapal gabom tidak dapat
terlacak karena data sulit untuk ditemukan. Bendera gabon yang ada di kapal tersebut tidak di
temukan dari investigasi indonesion osean. Dengan berat muatan 1,900 ton 3.500 matriks ton
dan kebocoran pada kantong nomor dua dan kemudia mendekati pulau daratan nias utara saat
kapal hendak mengalami karam. Saat terjadi semua aspal menyebar nelayan tidak bisa melaut
bahkan telur penyu di pinggir laut terkena aspal yang mengambang dan hanyut ke pesisir.
Bnayak biota laut terancam dikarenakan aspal cair yang tumpah ini.
8. Prayugo Utomo (sutradara) , Mirza Baihakie (Producer): film ini dibuat untuk
mengangkat keresahan tentang kasus yang Tengah ada di Masyarakat nias utara ddalam
pencemaran limbah aspal cair oleh kapalmt asih berbendera gabon dimana kasus pencemaran
yang terjadi memberikan dampak yang signifikan bagi lingkungan dan juga manusia yang
dituangkan dalam film dokumnter LARA ASPAL.

ANALISIS
Kebocoran Aspal di Nias merupakan salah satu contoh pencemaran laut yang
disebabkan oleh aktivitas manusia. Kebocoran aspal ini berdampak buruk terhadap
lingkungan, khususnya ekosistem laut di sekitar perairan Nias. Aspal yang lengket dapat
menutupi daerah permukaan laut dan menyebar ke pesisir selain itu aspal juga dapat merusak
terumbu karang, sehingga mengganggu habitat ikan dan biota laut lainnya. Secara tidak
langsung, kebocoran aspal juga dapat menghambat pembangunan berkelanjutan di Nias
karena Kebocoran aspal ini menyebabkan kerusakan ekosistem laut, yang merupakan salah
satu sumber daya alam penting di Nias. Ekosistem laut di Nias berperan penting dalam
perekonomian masyarakat Nias, khususnya sektor perikanan dan pariwisata seperti yang telah
dipaparkan oleh bang rianda Purba . Kebocoran aspal ini dapat menyebabkan berkurangnya
hasil tangkapan ikan, sehingga pendapatan nelayan menurun. Selain itu, pencemaran laut juga
dapat menghambat pengembangan pariwisata di Nias yang berdampak pada kemajuan
Pembangunan objek pariwisata guna menaikkan pendapatan kawasan karena menyebabkan
keindahan pulau menjadi berkurang dikarenakan Sebagian aspal yang mengapung
dipermukaan laut.
Kebocoran aspal ini dapat menghambat pembangunan berkelanjutan di Nias dimana
sektror perikanan dan juga pariwisata yang dibangun guna mensejahterakan Masyarakat nias
menjadi tergangu. Oleh karena itu, diperlukan upaya nyata pemerintah dalam kasus
pencemaran aspal di laut nias dengan penegakan hukum lingkungan hidup yang lebih tegas
yang memberikan efek jera bagi pelaku pencemaran laut baik yang melintas ataupun
penduduk. Dengan adanya upaya-upaya tersebut, diharapkan pembangunan di Nias dapat
berjalan secara berkelanjutan.

Analisis terkait dengan eco development dan krisis ekologis wilayah maritim dalam konteks
sosiologi maritim dapat dilakukan dengan mengaitkan beberapa aspek :
1. Dampak ekologis:
- Film tersebut menggambarkan dampak tumpahan aspal terhadap lingkungan laut,
mencemari air dan mengancam hutan bakau. Hal ini mencerminkan konsep pembangunan
ramah lingkungan, yang menekankan perlunya pembangunan ramah lingkungan dan
berkelanjutan untuk melindungi ekosistem.
2. Dampak sosial terhadap nelayan:
- Dampak pencemaran aspal sudah dirasakan langsung oleh para nelayan yang mata
pencahariannya bergantung pada laut. Penurunan tajam hasil tangkapan ikan dan pendapatan
nelayan mencerminkan dampak sosial negatif dari peristiwa tersebut.
3. Dampak terhadap pendapatan dan kesejahteraan masyarakat:
- Menurunnya pendapatan dan mata pencaharian nelayan mencerminkan dampak ekonomi
dan sosial terhadap masyarakat lokal. Hal ini dapat dikaitkan dengan konsep keberlanjutan
yang menekankan pada perluasan kesejahteraan sosial serta perlindungan lingkungan.
4. Tanggapan negara:
-Tindakan atau kelambanan pemerintah dalam menangani tumpahan aspal menunjukkan
bagaimana kebijakan pembangunan dapat mempengaruhi lingkungan dan masyarakat.
Pemerintah tampaknya tidak memiliki bukti nyata untuk mengatasi masalah kesenjangan dan
ketidakamanan ini.
5. Koordinasi antara pemerintah daerah dan pusat:
- Kurangnya kewenangan dan anggaran pemerintah daerah untuk mengelola situasi
mencerminkan tantangan dalam koordinasi dan tanggung jawab pemerintah pusat dan
daerah, yang merupakan aspek sosial dan struktural dari sudut pandang sosiologi
pembangunan.
6. Partisipasi Masyarakat:
- Respons masyarakat terhadap tumpahan aspal dan perlunya bukti nyata untuk
memindahkan kapal mencerminkan pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan yang berdampak pada lingkungan dan kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai