Anda di halaman 1dari 4

ESSAY

ISU LINGKUNGAN DARI KOTA ASAL


ISU LINGKUNGAN PENCEMARAN SUNGAI DI KOTA PATI

Oleh :
MAR ATUS SHOLIKHAH
NIM: 23050260180

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2023
Lingkungan hidup adalah Kesatuan ruang dengan semua benda daya keadaan
dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem yaitu tatanan unsur lingkungan yang
merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam
membentuk keseimbangan stabilitas dan produktivitas lingkungan hidup Masalah
lingkungan hidup di Indonesia bahaya alam banjir kemarau panjang mengalami
gempa bumi Gunung Merapi kebakaran hutan gunung lumpur tanah longsor di
mana rumah sakit penebangan pohon dan masih banyak yang lainnya.
Sungai merupakan sumber daya air yang sangat penting bagi kehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya. Namun, kegiatan manusia dalam beberapa tahun
terakhir telah menyebabkan banyak sungai tercemar. Penyebab utama tercemarnya
sungai adalah pembuangan limbah industri, limbah rumah tangga, pertanian, dan
kegiatan pertambangan. Penyebab lainnya termasuk pembuangan sampah,
aktivitas transportasi, perubahan alamiah, dan penggunaan bahan kimia.
Pembuangan limbah industri menjadi penyebab utama tercemarnya sungai.
Industri seringkali membuang limbah cairnya ke sungai tanpa pengolahan yang
memadai. Limbah cair ini dapat mengandung bahan kimia beracun, logam berat,
dan zat-zat berbahaya lainnya yang dapat merusak ekosistem sungai dan
berdampak negatif bagi kesehatan manusia.

Sungai Juwana Kabupaten Pati tercemar microplastik. Tak hanya manusia


yang terkena dampak secara tak langsung. Dampak microplastik ini merusak sel
repoduksi manusia. Bahkan sektor perikanan dan pertanian pun terimbas.
Akhir pekan ini, terselip bungkusan sampah plastic di sisi kiri dan kanan
Jembatan Ngantru Desa Mustokoharjo, Pati. Sampah-sampah itu beragam. Selain
sampah yang dibungkus plastik, juga ada yang dibungkus karung. Terkesan
sengaja dibuang di tempat tersebut.
Tak hanya di jembatan, sampah pun sempat terlihat mengalir di Sungai Juwana
yang tak jauh dari jembatan itu. Kantong plastik, ranting pohon terlihat terseret
arus sungai tersebut. Bahkan warga sempat melihat kasur dan kursi yang dibuang
di sungai.Seorang warga setempat Priyono menyatakan, biasanya sampah
memenuhi badan jembatan itu. Hal ini dikarenakan kebiasaan masyarakat yang
membuang sampah di sungai dan jembatan.”Biasanya warga ini membuang
sampah di sungai. Namun, sampah tersebut nyangkut di jembatan. Ini kebiasaan
masyarakat,” katanya.
Saat di jembatan pukul 13.30 akhir pekan ini, tak terlihat warga yang membuang
sampah di Sungai Juwana. Ia membuangnya di tumpukan sampah di pinggir
sungai. Tumpukan sampah itu seperti tempat pembuangan sampah warga desa
setempat.
Sementara itu, saat di Pelabuhan Juwana, para warga mengaku tak mengetahui
perilaku membuang sampah sembarangan itu. Tak ada yang tahu bahanya
microplastik ini. Perilaku ini pun disorot aktivis lingkungan bernama Jaringan
Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan). Tak sedikit mereka memerogoki
masyarakat yang kerap membuang sampah di sungai. Kami ekspedisi dari hulu
hingga hilir Sungai Juwana. Memang banyak masyarakat yang membuang
sampah. Kondisi di hilir dan dulu sungai pun memprihatinkan. Para aktifis
lingkungan itu mengetahui bahwa Sungai Juwana terpapar microplastik. Bahkan
sudah sejak lama dugaan itu diketahui. Sebenarnya kami sudah tahu Sungai
Juwana terpapar microplastik. Waktu itu hanya menduga-duga. Sudah beberapa
tahun lalu kami sudah tahu. Berdasarkan literasi yang pihaknya himpun,
microplastik ini sangat berbahaya. Dampaknya pun sangat luas. Salah satunya
bisa merusak sistem reproduksi pada manusia.
Dari literasi yang saya baca salah satu kandungan kimia pada plastik itu bisa
mengganggu sistem reproduksi. Bayangkan jika reproduksi manusia ini
terganggu. Anak-anak pasti mengalami penurunan kualitas. Mungkin saja bisa jadi
difabel. Lah ini bisa merusak penerus generasi bangsa. Tak hanya berdampak pada
manusia, microplastik ini juga berdampak pada pertanian hingga perikanan. Tentu
ini dampak akan kembali kepada manusia jika termakan.
Kandungan mikroplastik ini bisa merusak kesuburan tanah. Otomatis sektor
pertanian terganggu. Sedangkan di sungai yang tercemar ini berbagai macam ikan
hidup di sana. Ikan ini tercemar mikroplastik. Sedangkan plastik ini tak bisa
dicerna. Kemudian jika dimakan manusia bagaimana ikan dan hasil tani itu.
Persoalan microplastik ini tak berujung. Di bawah terbentur dengan kebiasaan
masyarkat membuang sampah sembarangan. Di sisi lain, pengolahan pabrik ini
tak jelas.
Misalnya, pengelolaan sampah ini semua dibakar di pabrik. Kemudian
pembakaran plastik ini tentu menimbulkan pencemaran. Lalu, hasil buangan
limbah bekasnya pun juga bermasalah. Jika sampah dikumpulkan menjadi satu di
pabrik pengolahan limbah itu tentu malah menimbulkan masalah yang lebih besar
lagi.
Pembuangan sampah juga menjadi penyebab pencemaran sungai.
Pembuangan sampah di sungai atau sungai yang mengalirkan sampah ke
dalamnya dapat mencemari sungai dan merusak ekosistem sungai
Untuk menangani masalah pencemaran sungai, beberapa langkah dapat diambil.
Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan mengurangi pembuangan
limbah cair dari industri dan rumah tangga ke sungai. Hal ini dapat dilakukan
dengan menerapkan teknologi pengolahan limbah yang memadai sebelum limbah
cair dibuang ke sungai.
Selain itu, penggunaan bahan kimia berbahaya juga harus dikurangi. Penggunaan
pestisida, pupuk, dan bahan kimia lainnya harus diatur dan dipantau dengan ketat
untuk mencegah limbah kimia yang berbahaya mencemari sungai.
Upaya untuk mengurangi sampah yang dibuang ke sungai juga harus dilakukan.
Langkah-langkah seperti memperkuat pengelolaan sampah dan membangun
infrastruktur pengelolaan sampah yang memadai dapat membantu mengurangi
sampah yang mencemari sungai. Penting bagi kita semua untuk berpartisipasi
dalam mengatasi masalah pencemaran sungai. Salah satu langkah penting yang
dapat kita lakukan adalah dengan memilah sampah sebelum membuangnya dan
menghindari kegiatan yang dapat merusak sungai. Semoga melalui kesadaran kita
semua, kita dapat menjaga kebersihan sungai dan lingkungan hidup untuk
generasi yang akan datang. Mari kita bergandengan tangan untuk menjaga
keberlangsungan hidup dan kehidupan di sekitar sungai.

Anda mungkin juga menyukai