UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2023 Lingkungan hidup adalah Kesatuan ruang dengan semua benda daya keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem yaitu tatanan unsur lingkungan yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan stabilitas dan produktivitas lingkungan hidup Masalah lingkungan hidup di Indonesia bahaya alam banjir kemarau panjang mengalami gempa bumi Gunung Merapi kebakaran hutan gunung lumpur tanah longsor di mana rumah sakit penebangan pohon dan masih banyak yang lainnya. Sungai merupakan sumber daya air yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Namun, kegiatan manusia dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan banyak sungai tercemar. Penyebab utama tercemarnya sungai adalah pembuangan limbah industri, limbah rumah tangga, pertanian, dan kegiatan pertambangan. Penyebab lainnya termasuk pembuangan sampah, aktivitas transportasi, perubahan alamiah, dan penggunaan bahan kimia. Pembuangan limbah industri menjadi penyebab utama tercemarnya sungai. Industri seringkali membuang limbah cairnya ke sungai tanpa pengolahan yang memadai. Limbah cair ini dapat mengandung bahan kimia beracun, logam berat, dan zat-zat berbahaya lainnya yang dapat merusak ekosistem sungai dan berdampak negatif bagi kesehatan manusia.
Sungai Juwana Kabupaten Pati tercemar microplastik. Tak hanya manusia
yang terkena dampak secara tak langsung. Dampak microplastik ini merusak sel repoduksi manusia. Bahkan sektor perikanan dan pertanian pun terimbas. Akhir pekan ini, terselip bungkusan sampah plastic di sisi kiri dan kanan Jembatan Ngantru Desa Mustokoharjo, Pati. Sampah-sampah itu beragam. Selain sampah yang dibungkus plastik, juga ada yang dibungkus karung. Terkesan sengaja dibuang di tempat tersebut. Tak hanya di jembatan, sampah pun sempat terlihat mengalir di Sungai Juwana yang tak jauh dari jembatan itu. Kantong plastik, ranting pohon terlihat terseret arus sungai tersebut. Bahkan warga sempat melihat kasur dan kursi yang dibuang di sungai.Seorang warga setempat Priyono menyatakan, biasanya sampah memenuhi badan jembatan itu. Hal ini dikarenakan kebiasaan masyarakat yang membuang sampah di sungai dan jembatan.”Biasanya warga ini membuang sampah di sungai. Namun, sampah tersebut nyangkut di jembatan. Ini kebiasaan masyarakat,” katanya. Saat di jembatan pukul 13.30 akhir pekan ini, tak terlihat warga yang membuang sampah di Sungai Juwana. Ia membuangnya di tumpukan sampah di pinggir sungai. Tumpukan sampah itu seperti tempat pembuangan sampah warga desa setempat. Sementara itu, saat di Pelabuhan Juwana, para warga mengaku tak mengetahui perilaku membuang sampah sembarangan itu. Tak ada yang tahu bahanya microplastik ini. Perilaku ini pun disorot aktivis lingkungan bernama Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan). Tak sedikit mereka memerogoki masyarakat yang kerap membuang sampah di sungai. Kami ekspedisi dari hulu hingga hilir Sungai Juwana. Memang banyak masyarakat yang membuang sampah. Kondisi di hilir dan dulu sungai pun memprihatinkan. Para aktifis lingkungan itu mengetahui bahwa Sungai Juwana terpapar microplastik. Bahkan sudah sejak lama dugaan itu diketahui. Sebenarnya kami sudah tahu Sungai Juwana terpapar microplastik. Waktu itu hanya menduga-duga. Sudah beberapa tahun lalu kami sudah tahu. Berdasarkan literasi yang pihaknya himpun, microplastik ini sangat berbahaya. Dampaknya pun sangat luas. Salah satunya bisa merusak sistem reproduksi pada manusia. Dari literasi yang saya baca salah satu kandungan kimia pada plastik itu bisa mengganggu sistem reproduksi. Bayangkan jika reproduksi manusia ini terganggu. Anak-anak pasti mengalami penurunan kualitas. Mungkin saja bisa jadi difabel. Lah ini bisa merusak penerus generasi bangsa. Tak hanya berdampak pada manusia, microplastik ini juga berdampak pada pertanian hingga perikanan. Tentu ini dampak akan kembali kepada manusia jika termakan. Kandungan mikroplastik ini bisa merusak kesuburan tanah. Otomatis sektor pertanian terganggu. Sedangkan di sungai yang tercemar ini berbagai macam ikan hidup di sana. Ikan ini tercemar mikroplastik. Sedangkan plastik ini tak bisa dicerna. Kemudian jika dimakan manusia bagaimana ikan dan hasil tani itu. Persoalan microplastik ini tak berujung. Di bawah terbentur dengan kebiasaan masyarkat membuang sampah sembarangan. Di sisi lain, pengolahan pabrik ini tak jelas. Misalnya, pengelolaan sampah ini semua dibakar di pabrik. Kemudian pembakaran plastik ini tentu menimbulkan pencemaran. Lalu, hasil buangan limbah bekasnya pun juga bermasalah. Jika sampah dikumpulkan menjadi satu di pabrik pengolahan limbah itu tentu malah menimbulkan masalah yang lebih besar lagi. Pembuangan sampah juga menjadi penyebab pencemaran sungai. Pembuangan sampah di sungai atau sungai yang mengalirkan sampah ke dalamnya dapat mencemari sungai dan merusak ekosistem sungai Untuk menangani masalah pencemaran sungai, beberapa langkah dapat diambil. Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan mengurangi pembuangan limbah cair dari industri dan rumah tangga ke sungai. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan teknologi pengolahan limbah yang memadai sebelum limbah cair dibuang ke sungai. Selain itu, penggunaan bahan kimia berbahaya juga harus dikurangi. Penggunaan pestisida, pupuk, dan bahan kimia lainnya harus diatur dan dipantau dengan ketat untuk mencegah limbah kimia yang berbahaya mencemari sungai. Upaya untuk mengurangi sampah yang dibuang ke sungai juga harus dilakukan. Langkah-langkah seperti memperkuat pengelolaan sampah dan membangun infrastruktur pengelolaan sampah yang memadai dapat membantu mengurangi sampah yang mencemari sungai. Penting bagi kita semua untuk berpartisipasi dalam mengatasi masalah pencemaran sungai. Salah satu langkah penting yang dapat kita lakukan adalah dengan memilah sampah sebelum membuangnya dan menghindari kegiatan yang dapat merusak sungai. Semoga melalui kesadaran kita semua, kita dapat menjaga kebersihan sungai dan lingkungan hidup untuk generasi yang akan datang. Mari kita bergandengan tangan untuk menjaga keberlangsungan hidup dan kehidupan di sekitar sungai.