Anda di halaman 1dari 8

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

MEMBANGUN RUMAH PRODUKSI WARGA KAMPUNG NELAYAN KENJERAN
SURABAYA

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT



Diusulkan oleh:
Ericko Setijobudi Limartha (22411048)
Emerentiana Gillian Sidharta (22411116)
Elvina Oktavia Siswanto (22412035)




UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SURABAYA
2014
RINGKASAN



Proposal ini bertujuan untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat khususnya
bagi warga kampung nelayan kenjeran Surabaya. Kegiatan ini berlatar belakang dari kondisi
lingkungan yang kumuh dan bau karena aktivitas produksi hasil laut oleh masyarakat yang
kurang baik. Masyarakat karena keterbatasan lahan dan terdesak oleh kebutuhan akhirnya
menggunakan jalanan di depan rumah mereka sebagai tempat untuk menjemur ikan,
memanggang, dll. sehingga kawasan bau. Program ini memberikan solusi berupa wadah
penampungan untuk produksi dan penjemuran ikan bagi warga kampung nelayan tersebut.
Kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan warga kampung
nelayan. Hasil luaran yang direncanakan berupa program membangun rumah produksi bagi
warga. Pengadaan bangunan ini ditujukan agar warga tidak lagi melakukan produksi
disembarang tempat sehingga mencemari lingkungan dan produk itu sendiri. Dengan
demikian, diharapkan terbentuk budaya dan kehidupan yang lebih tertata dalam proses
produksi hasil laut serta adanya perbaikan lingkungan dari pencemaran dan polusi sehingga
tercipta kampung nelayan kenjeran yang nyaman dan tidak kumuh.
BAB I
PENDAHULUAN

Surabaya merupakan salah satu kota metropolitan terbesar kedua setelah Jakarta
(wikipedia.com, 2014). Seperti kota metropolitan yang lain, kepadatan penduduk Surabaya
sering kali menimbulkan berbagai masalah sosial. Berbagai masalah sosial yang umumnya
muncul seperti polusi, banjir, kemacetan, sampah, permukiman kumuh, dan lain-lain. Salah
satu masalah yang patut menjadi sorotan adalah kampung nelayan kenjeran. Kampung yang
sebagaian penduduknya bekerja sebagai nelayan ini merupakan salah satu potensi kota yang
masih termasuk dalam wilayah kumuh (surabaya.go.id, 2012).

Gambar 1.1: a. tumpukan sampah di pesisir pantai; b. penjemuran ikan di pinggir jalan
(www. surabayaecoschool.tunashijau.org, www.get2iarea.blogspot.com)

Sebagai area pesisir Utara dan satu-satunya pantai di Surabaya, kenjeran sebenarnya
memiliki potensi yang besar dalam hal transportasi, perdagangan dan perikanan, maupun dari
segi wisata untuk tempat rekreasi. Sayangnya, identitas sebagai kampung nelayan ini masih
belum terwujud dengan baik. Kawasan ini masih belum tertata dan tidak memiliki wadah
untuk produksi. Banyaknya penumpukan sampah dan pengolahan ikan di pinggir jalan oleh
warga nelayan menjadikan kawasan ini menjadi area yang kumuh dan bau (Lilianny, 2012).
Dilatarbelakangi kondisi tersebut maka dibutuhkan sebuah pembenahan untuk
mengangkat produksi perikanan kampung nelayan kenjeran. Solusi yang ditawarkan berupa
program pembangunan rumah produksi untuk mengolah dan menjemur ikan. Program ini
juga disertai dengan penyuluhan bagi warga agar mau membentuk budaya baru untuk
memproduksi hasil laut di tempat yang sudah disediakan. Diharapkan warga setempat bisa
meningkatkan kualitas hasil produksi, lingkungan, serta kesejahteraan mereka.
gambar a gambar b
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

A. Deskripsi Masyarakat Sasaran
Sasaran yang diangkat dalam kegiatan ini adalah masyarakat yang bertempat
tinggal di kampung nelayan Kecamatan Kenjeran, Surabaya. Kecamatan dengan luas
14,42 km
2
ini berada di wilayah timur kota Surabaya dan merupakan daerah pesisir yang
berbatasan langsung dengan sisi pantai Kenjeran. Pada kawasan ini dikembangkan
berbagai sektor yang mendukung kegiatan laut seperti penangkapan ikan tradisional,
tambak, industri kapal, pelabuhan, dll.

Gambar 2.1: Kampung nelayan terletak di daerah kecamatan Kenjeran, Surabaya.
(www.wikimapia.com)

Kawasan ini dikenal sebagai kampung nelayan karena mayoritas penduduk yang
tinggal di kawasan tersebut bermata pencaharian sebagai nelayan. Berdasarkan data dari
surabaya.go.id setiap harinya terdapat ratusan nelayan yang mencari ikan menggunakan
perahu tradisional. Penduduk di kampung nelayan ini masih memegang teguh budaya
tradisional mereka dengan melakukan aktivitas tradisional seperti membuat jala,
memperbaiki perahu, membuat kerupuk terung dan tripang secara tradisonal.

Gambar 2.2: Nelayan Kenjeran masih menggunakan perahu tradisional
(www.lensaindonesia.com)

Gambar 2.3: Penduduk yang sedang membuat jala
(http://lh.surabaya.go.id)
Setiap harinya para nelayan akan pergi melaut ketika air mulai pasang dan akan
mengangkat jaring ketika air surut (Hernawan,2013). Para nelayan ini pergi membawa
jaring ikan tersebut ke tengah laut dengan menggunakan sampan tradisional yang terbuat
dari kayu (surabaya.go.id, 2012). Kehidupan mereka sangat bergantung dari hasil laut ini.
Hasil laut tersebut kemudian akan diolah oleh para istri nelayan dan dijual untuk
mendapatkan uang.
Hasil laut yang didapatkan akan diolah melalui berbagai macam proses. Proses
tersebut antara lain adalah pengasapan ikan, pemanggangan ikan, dan menata diatas nyiur
untuk dijual. Ikan yang dijual biasanya adalah ikan tengiri, ikan pari. Selain itu, hasil laut
berupa kerang juga bisa diolah menjadi kerajinan tangan.
Dari paparan tersebut dapat dilihat bahwa kampung nelayan ini merupakan
kawasan yang memiliki banyak potensi baik alam maupun keterampilan dan produk yang
dihasilkan. Sayangnya, kegiatan tersebut dilakukan dengan cara yang kurang baik dan
tidak higenis sehingga sering kali menimbulkan masalah (Lilianny, 2012).

B. Masalah yang Dihadapi
Kampung nelayan ini memiliki beberapa masalah sosial dan lingkungan. Menurut
surabaya.go.id kampung ini dinyatakan sebagai salah satu kawasan kumuh atau slum area
di Surabaya. Berbagai masalah yang dihadapi antara lain adalah sampah, sanitasi, limbah,
bau tidak sedap, kesehatan air pantai, dll. Penataan kampung yang tidak dirawat serta
rumah-rumah sederhana juga menambah image kumuh pada kawasan ini.
Seperti yang telah disebutkan, bahwa salah satu masalah yang harus dihadapi
kampung nelayan ini adalah bau yang tidak sedap. Masyarakat yang sebagian besar
bekerja sebagai nelayan ini memiliki kebiasaan melakukan proses pengolahan ikan yang
kurang tepat. Mereka terbiasa menjemur ikan di depan rumah atau halaman depan rumah.
Hal ini mengakibatkan bau yang sangat tidak sedap disepanjang jalan terutama di daerah
kelurahan Kenjeran dan kelurahan Sukolilo (Lilianny, 2012).
Dahulu saat pantai kenjeran masih membentang dari pesisir Romo Moro
Krembangan di utara hingga pesisir Tambak Sukolilo di selatan warga masih bisa
melakukan penjemuran ikan di pesisir pantai(Dias, 2011). Namun, keadaan ini berubah
karena pasir pantai sekarang sudah menghilang sehingga tidak ada lagi pesisir untuk
menjemur ikan. Oleh karena itu, warga memilih menjemur di area halaman rumah.
Dengan kondisi iklim di daerah pesisir yang terik dan panas maka bau ikan ini semakin
cepat menguap dan tersebar hingga ke seluruh kawasan kampung.

Gambar 2.4: Penjemuran ikan yang dilakukan di pinggir jalan
(http://jawatimuran.wordpress.com)
Bau amis akan ikan ini juga disebabkan oleh adanya proses pengolahan limbah
yang tidak diawasi. Limbah-limbah dibiarkan mengalir melalui selokan warga dan
menyumbat. Saluran kota yang ada di kampung nelayan ikut menjadi tercemar akibat dari
pembuangan rumah warga. Selain itu, proses memanggang dan menggoreng ikan yang
dilakukan di pinggir jalan juga menambah bau tidak sedap tersebut.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu solusi terutama untuk menampung kawasan
produksi sederhana para nelayan ini. Diharapkan dengan rumah produksi yang didesain
dan diawasi dengan baik, produksi tidak menghasilkan bau dan limbah yang tidak sedap
serta mampu meningkatkan kualitas hidup warga kampung nelayan.
DAFTAR PUSTAKA


Anonim (2010). "Profil Kabupaten Kota Surabaya" diunduh dari
http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/surabaya.pdf, 18 Maret 2014.
Anonim (2010). "Data Monografi Kecamatan Kenjeran" diunduh dari
http://www.surabaya.go.id/dinamis/?id=925, 18 Maret 2014.
Arifin, Lilianny. dkk.(2012) "Optimasi Desain Rumah Nelayan Sebagai Rumah Produktif
(Home Based Enterprise) Berdasarkan Effisiensi Lahan Terhadap Produktivitas dan
Kesehatan" Laporan Penelitian Hibah Unggulan Perguruan Tinggi 2012.
Darojat, M. (2010). "Dilema Warga Pesisir Kenjeran 2010" diunduh dari
http://mochdarodjat.wordpress.com/2010/12/03/dilema-warga-pesisir-kenjeran/, 18 Maret
2014.
Dias (2011)." Kekumuhan Kenjeran: Imbas Pariwisata" diunduh dari
http://jawatimuran.wordpress.com/2011/10/24/kekumuhan-kenjeran-imbas-pariwisata/, 18
Maret 2014.
Hernawan, Andiono (2013). " Cuaca Ekstrim, Nelayan Libur Panjang 2013" diunduh dari
http://www.lensaindonesia.com/2013/01/09/cuaca-ekstrim-nelayan-libur-panjang.html,
18 Maret 2014.

Anda mungkin juga menyukai