Anda di halaman 1dari 5

Perilaku Masyarakat yang Mengakibatkan Kerusakan Sumberdaya Pesisir

Oleh :

GORGA SITANGGANG
17051101006

Wilayah pesisir merupakan wilayah peraluhan darat dan laut. Kondisi tersebut menybabkan
wilayah pesisir dipengaruhi oleh aktivitas serta fenomena yang terjadi di daratan maupun di
lautan seperti abrasi, banjir dan aktivitas manusia diantaranya pembangunan permukiman,
pembangunan tambak dan sebagainya yang berdampak kepada ekosistem pantai. Adapun
fenomena laut yang mempengaruhi seperti pasang surut air laut, gelombang, dan sebagainya.
Faktor alam yang dapat dapat menyebabkan kerusakan lingkungan diantaranya adalah gempa
dan elombang tsunami yang disebabkan oleh rusaknya ekosistem sumberdya pesisir sehingga
tidak ada yang berfungsi sebagai peredam gelombang.

Aktivitas masyarakat pesisir umumnya berupa aktivitas ekonomi seperti kegitan perikanan
dan kegiatan rekreasi yang memanfaatkan lahan di darat dan dilaut, kegiatan industri, kegiatan
transportasi dan kegiatan lainnya yang menunjang ekonomi masyarakat di pesisir. Aktvitas
ekonomi sendiri dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dari masyarat dengan bergantung
kepada sumber daya yang ada, pemerintah, lembaga sosial dan lainnya. Aktivitas dan dari
masyarakat tanpa disadari berpengaruh terhadap lingkungan dan sumberdaya. Kurangnya
kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang kebijakan terkait pesisir, rendahnya tingkat
pendidikan, watak atau kebiasaan masyarakat serta tekanan biaya hidup merupakan penyebab
rusaknya lingkungan pesisir akibat masyarakat. Hal ini juga diperkuat bahwa faktor yang lebih
mempengaruhi kerusakan pesisir adalah faktor alam dan manusia.

Pesisir merupakan salah satu sumber daya yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai
pariwisata. Akan tetapi, pemanfaatan pesisir sebagai pariwisata memiliki peluang dampak
kerusakan lingkungan yang besar dikarenakan kegiatan serta destinasi wisata yang dapat
mengubah karakteristik kepesisiran. Dampak tersebut dapat dilihat dari bagaimana pengelolaan
suatu pariwisata. Keterkaitan aktivitas pariwisata dengan lingkungan adalah dari segi dampaknya
yang berdampak kepada lingkungan, ekonomi, fisik, dan sosial.

Karakteristik dari masyarakat pesisir sendiri dapat dilihat dari segi mata pencaharian,
kondisi sosial ekonomi, serta perilaku masyarakat dan dampak kerusakan lingkungan yang
terjadi di daerah pesisir. Berdasarkan mata pencaharian, sebagian besar masyarakat pesisit
merupakan Nelayan. Akan tetapi, saat ini masyarakat mulai berpidah dari melaut menjadi usaha
tambak udang. Hal tersebut dikarenakan usaha tambak udang dinilai lebih menguntungkan
dibanding hasil melaut yang dipengaruhi oleh gelombang laut dan cuaca. Tingginya pembukaan
usaha tambak udang menimbulkan permasalahan, dimana dalam pembuatan kolam tambak,
masyarakat memanfaatkan hutan yang ada disekitar pantai yang berdampak kepada
meningkatnya ancaman abrasi akibat air laut dan kerusakan lingkungan akibat pakan udang
tersebut.

LIHAT KE HALAMAN ASLI


Zumrotul Islamiah
IIS

In-Actve

FOLLOW
Essay Critical Review

15 Oktober 2019 20:45 |Diperbarui: 15 Oktober 2019 20:47


ESSAY REVIEW JURNAL

"Kajian Perilaku Masyarakat Pesisir yang Mengakibatkan Kerusakan Lingkungan (Studi Kasus
di Pantau Kuwaru, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY)"
Wilayah pesisir merupakan wilayah peraluhan darat dan laut. Kondisi tersebut
menybabkan wilayah pesisir dipengaruhi oleh aktivitas serta fenomena yang terjadi di daratan
maupun di lautan seperti abrasi, banjir dan aktivitas manusia diantaranya pembangunan
permukiman, pembangunan tambak dan sebagainya yang berdampak kepada ekosistem pantai.
Adapun fenomena laut yang mempengaruhi seperti pasang surut air laut, gelombang, dan
sebagainya. Faktor alam yang dapat dapat menyebabkan kerusakan lingkungan diantaranya
adalah gempa dan elombang tsunami yang disebabkan oleh rusaknya ekosistem pesisir sehingga
tidak ada yang berfungsi sebagai peredam gelombang.

Aktivitas masyarakat pesisir umumnya berupa aktivitas ekonomi seperti kegitan


perikanan dan kegiatan rekreasi yang memanfaatkan lahan di darat dan dilaut, kegiatan industri,
kegiatan transportasi dan kegiatan lainnya yang menunjang ekonomi masyarakat di pesisir.
Aktvitas ekonomi sendiri dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dari masyarat dengan
bergantung kepada sumber daya yang ada, pemerinta, lembaga sosial dan lainnya. Aktivitas dan
dari masyarakat tanpa disadari berpengaruh terhadap lingkungan. Kurangnya kesadaran dan
pemahaman masyarakat tentang kebijakan terkait pesisir, rendahnya tingkat pendidikan, watak
atau kebiasaan masyarakat serta tekanan biaya hidup merupakan penyebab rusaknya lingkungan
pesisir akibat masyarakat. Hal ini juga diperkuat bahwa faktor yang lebih mempengaruhi
kerusakan pesisir adalah faktor alam dan manusia.

Pesisir merupakan salah satu sumber daya yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai
pariwisata. Akan tetapi, pemanfaatan pesisir sebagai pariwisata memiliki peluang dampak
kerusakan lingkungan yang besar dikarenakan kegiatan serta destinasi wisata yang dapat
mengubah karakteristik kepesisiran. Dampak tersebut dapat dilihat dari bagaimana pengelolaan
suatu pariwisata. Keterkaitan aktivitas pariwisata dengan lingkungan adalah dari segi dampaknya
yang berdampak kepada lingkungan, ekonomi, fisik, dan sosial.

Pantai kuwaru yang terletak di Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Provinsi Daerah
Intimewa Yogyakarta merupakan salah satu gambaran wilayah pesisir yang diumanfaatkan
sebagai pariwisata. Pantai Kuwaru, selain keindahan alamnya juga memiliki potensi lain seperti
pohon cemara udang yang hanya terdapat pada Pantai Kuwaru. Pohon cemara udang dapat
menahan gelombang dan ombak. Masyarakat sekitar yang bermata pencaharian sebagai nelayan
banyak yang beralih membuka usaha tambak udang dan memanfaatkan pohon tersebut sebagai
bahan pembuatan tambak. Apabila hal tersebut tidak terkontrol maka akan menyababkan
pencemaran lingkungan. Pemanfaatan pohon cemara udang secara berlebihan tidak hanya
berdampak kepada lingkungan akan tetapi kepada sosial dan ekonomi masyarakat.

Pantai Kuwaru merupakan salah satu objek wisata yang terletak di selatan yogyakarta.
Secara administratif, pantai kuwaru terletak di Desa Poncosari, tepatnya di Dusun Kuwaru.
Dusun Kuwaru sendiri memiliki luasan sebesar 95.000 km2 dan terbagi menjadi 6 RT. Pantai
kuwaru merupakan pantai yang cukup rawan terhadap bencana seperti gempa, abrasi dan
tsunami karena terletak di bagian selatan Yogyakarta dan merupakan wilayah rawan bencana.
Selain potensinya yang luar biasa, terdapat permasalahan yang diantaranya disebabkan oleh
perilaku dari masyarakat sekitar yang dapat dilihat dari karakteristik serta kondisinya.

Karakteristik dari masyarakat pesisir sendiri dapat dilihat dari segi mata pencaharian,
kondisi sosial ekonomi, serta perilaku masyarakat dan dampak kerusakan lingkungan yang
terjadi di Pantai Kuwaru. Berdasarkan mata pencaharian, sebagian besar masyarakat dusun
Kuwaru merupakan petani. Akan tetapi, kegiatan pertanian pada Dusun Kuwaru sendiri cukup
terganggu akibat udara yang mengandung garam. Sehingga, tanaman pertanian seperti padi dan
palawija sulit tumbuh karena uap air yang mengandung garam. Selain sebagai petani, masyarakat
di sekitar Pantai Kuwaru bermata pencaharian sebagai nelayan. Akan tetapi, saat ini masyarakat
mulai berpidah dari melaut menjadi usaha tambak udang. Hal tersebut dikarenakan usaha tambak
udang dinilai lebih menguntungkan dibanding hasil melaut yang dipengaruhi oleh gelombang
laut dan cuaca. Tingginya pembukaan usaha tambak udang menimbulkan permasalahan, dimana
dalam pembuatan kolam tambak, masyarakat memanfaatkan pohon cemara yang ada disekitar
pantai yang berdampak kepada meningkatnya ancaman abrasi akibat air laut, kerusakan
lingkungan akibat pakan udang yang berlebihan.

Kerusakan lingkungan yang terjadi banyak disebabkan oleh perilaku masyarakat pesisir di
sekitar pantai. Pada awalnya, pesisir rusak karena telah dikembangkannya objek wisata, dan
seiring berjalannya waktu, muncul permasalahan dimana masyarakat disekitar mulai membagi
lahan pesisir menjadi petak petak yang difungsikan sebagai tambak udang. Ditambah lagi dengan
pembangunan tambak udang yang menggunakan pohon cemara udang, pohon akasia dan pohon
leresidi yang berada pada Pantai. Secara tidak langsung kegiatan masyarakat berupa penebangan
pohon dan pembukaan tambak udang menurunkan pendapatan pariwisata yang ada. Hal tersebut
disebabkan panasnya Pantai akibat penebagangan pohon yang menurunkan minat wisatawan
untuk berkunjung ke pantai tersebut. Rendahnya jumlah wisatawan memaksa beberapa
pengusaha kuliner dan souvenir di Pantai Kuwaru gulung tikar serta adanya penebangan hutan
menjadikan bangunan usaha dan jasa yang ada rentan terkena abrasi.

Permasalahan yang ditimbulkan oleh masyarakat yang menjadikan pantai gersang dan panas
berdampak kepada turunnya jumlah wisatawan serta hilangnya mata pencaharian masyarakat
berupa jasa dan usaha pendukung pariwisata pantai. Dapat dilihat bahwa permasalahan yang
awalnya berdampak dari segi lingkungan saja akan merambah ke aspek sosial dan ekonomi
masyarakat yang berujung pada rendahnya pengetahuan masyarakat untuk menjaga lingkungan
sehingga mengakibatkan banyanyak kegiatan- kegitan yang dapat merusak daerah pesisir
( membuang sampah sembarangan).

Anda mungkin juga menyukai