Anda di halaman 1dari 3

PERENCANAAN KAWASAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

“Pengembangan Kawasan Permukiman Nelayan Kelurahan Untia”

Disusun Oleh:

Mardatillah (D101181018)

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
Pengembangan Kawasan Permukiman Nelayan Kelurahan Untia

Permukiman nelayan yang terdapat di Kelurahan Untia menghadap laut dan mrngikuti pola
garis pantai atau terdistribusi linear sepanjang garis pantai. Hal ini disebabkan kebiasaan warga
nelayan yang menganggap laut sebagai sumber penghidupan sehingga pantang untuk
membelakanginya. Masyarakat dari permukiman nelayan tersebut sebelumnya berasal dari Pulau
Lae-Lae yang direlokasi ke Kelurahan Untia.

Dalam suatu pengembangan permukiman pesisir dan pulau-pulau kecil, perlu


memperhatikan aspek fisik dan aspek non-fisik. Aspek fisik tersebut, terdiri atas ketersediaan
sarana seperti tempat peribadatan, pendidikan, perekonomian/perdagangan, maupun kesehatan;
dan juga prasarana seperti ketersediaan jaringan jalan, drainase, persampahan, juga jaringan air
bersih. Sedangkan dari aspek non-fisik, terdiri atas kondisi ekonomi seperti latar belakang
pendidikan, ataupun pekerjaan; dan kondisi sosial seperti kesadaran lingkungan dan kearifan lokal.

Permukiman nelayan di Kelurahan Untia, dapat dikatakan memiliki sarana dan prasarana
yang cukup baik dalam menunjang kegiatan sehari-hari masyarakat sekitar. Sarana yang terdapat
di permukiman tersebut, terdiri atas fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan,
dan juga fasilitas perdagangan dengan kondisi yang baik. Dan untuk prasarananya sendiri, yaitu
terdiri atas jaringan jalan, bangunan perumahan, drainase, dan persampahan yang dalam kondisi
baik kecuali air bersih karena masyarakat di permukiman nelayan ini, masih sering mengalami
krisis air bersih yang menyebabkan masyarakat harus membeli air bersih dari luar untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.

Dan dalam aspek non-fisik dapat dilihat dari kondisi sosial dan kondisi ekonomi masyarakat.
Untuk kondisi sosial di permukiman nelayan Kelurahan Untia dapat dikatakan baik, dilihat dari
aktifnya seluruh masyarakat dalam kegiatan gotong royong yang telah dilakukan sejak kedatangan
masyarakat dari Pulau Lae-Lae yang telah direlokasi. Dan untuk kondisi ekonomi masyarakat di
permukiman nelayan ini, bermatapencaharian utama sebagai nelayan, namun banyak masyarakat
memilih bekerja sampingan menjadi buruh harian ataupun tukang ojek. Hal ini karena rendahnya
pendapatan masyarakat akibat kondisi cuaca yang mengalami perubahan memaksa nelayan
menunggu hingga perubahan cuaca di sekitar laut membaik.
Berdasarkan hal tersebut terdapat dua hal yang menjadi permasalahan utama di permukiman
nelayan Kelurahan Untia yaitu, krisis air bersih dan juga masih rendahnya penghasilan masyarakat
karena kondisi cuaca yang mengalami perubahan memaksa nelayan menunggu hingga perubahan
cuaca di sekitar laut membaik. Namun selain permasalahan tersebut, di permukiman nelayan di
Kelurahan Untia terdapat beberapa potensi, yaitu hutan mangrove yang masih dalam kondisi baik,
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan termasuk ekosistem mangrove
cukup tinggi, dan juga potensi hasil laut dan jambu mete.

Dengan itu solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan


tersebut, yaitu penerapan teknik Pemanenan Air Hujan (Rain Water Harvesting) yang merupakan
alternatif pilihan yang patut untuk diimplementasikan di permukiman nelayan Kelurahan Untia
untuk mengatasi krisis air bersih, seperti yang telah diterapkan di permukiman pesisir di Tarakan
Kalimantan Timur. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pemerintah dapat memberikan subsidi
kepada warga untuk pembuatan penampungan air hujan di beberapa titik yang dapat menjangkau
setiap blok di permukiman tersebut.

Dan juga masyarakat dapat melakukan pengadaan kegiatan pelestarian dan pemeliharaan
hutan mangrove sebagai mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, dengan begitu dampak dari
perubahan iklim dapat lebih diminimalisir termasuk perubahan cuaca yang mengharuskan nelayan
menunggu hingga perubahan cuaca di sekitar laut membaik. Selain itu sebagai altenatif lain,
pemerintah dapat menyediakan program berupa pemberdayaan industri rumah tangga sebagai
upaya peningkatan pendapatan masyarakat permukiman nelayan di Kelurahan Untia dengan
meningkatkan kemampuan dasar masyarakat dalam berwirausaha berupa: pengolahan produk hasil
perkebunan yaitu jambu mete dan hasil perikanan secara mandiri dan inovatif serta dapat
memasarkan produk olahan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai