Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTEK LAPANG

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

OLEH :

KELOMPOK 3

ELSA I1A120021
FITRIANI I1A120025
ILHAM LUDIN JAYA I1A120027
LEGI KAHYA IMANIAR I1A120029
MUHAMMAD RIZAL KHAN I1A120030
SABIR I1A120036

JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN


FAUKLTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2024
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i


DAFTAR ISI ...........................................................................................ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Gambaran Umum Lokasi...............................................................3
C. Jenis-Jenis Aktivitas yang Teridentifikasi.........................................3
II. IDENTIFIKASI MASALAH
A. Wisata Mangrove...........................................................................4
B. Cafe Bakau.....................................................................................5
C. Rumah Makan Bakau....................................................................5
III. PEMECAHAN MASALAH
A. Wisata Mangove............................................................................6
B. Cafe Bakau.....................................................................................6
C. Rumah Makan Bakau....................................................................7
IV. PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................8
B. Saran .............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

2
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengelolaan Sumber Daya Perairan (SDP) melibatkan perencanaan,

produksi, pendistribusian, pengendalian, dan pengelolaan penggunaan sumber

daya air secara optimal. Hal ini memainkan peran mendasar dalam

mempertahankan masyarakat dan perekonomian yang dinamis dan tangguh,

terutama ketika perubahan iklim, polusi, dan meningkatnya permintaan

meningkatkan kekurangan air. SDP mencakup kegiatan-kegiatan seperti

peningkatan pengelolaan dan tata kelola sumber daya air di daerah aliran sungai,

negara, dan wilayah lintas batas, serta mengatasi tantangan seperti kelangkaan air,

pertumbuhan populasi, peningkatan permintaan pangan, energi, dan air untuk

industri dan keperluan rumah tangga, dan perubahan. dalam penggunaan lahan

dan pencemaran air. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu adalah suatu

pendekatan yang melihat secara holistik perencanaan dan pengelolaan sistem air,

air limbah, dan air hujan, dengan fokus pada siklus air sebagai satu sistem yang

saling terhubung dan mendorong pengembangan lahan dan sumber daya terkait

yang terkoordinasi untuk memaksimalkan ekonomi dan manfaat sosial dan

meminimalkan dampak terhadap lingkungan (Karen,2023).

Bank Dunia menekankan perlunya investasi dalam teknologi inovatif,

penguatan kelembagaan, pengelolaan informasi, dan pembangunan infrastruktur

untuk meningkatkan ketahanan air dan mengatasi peningkatan permintaan,

kelangkaan air, ketidakpastian, dan kejadian cuaca ekstrem (Loucks,et al 2020).

Kawasan pesisir sebagai suatu sistem, maka pengembangannya tidak

dapat terpisahkan dengan pengembangan wilayah secara luas. Kota adalah tempat
2

pemusatan penduduk dengan berbagai kegiatan dan perilakunya yang khas.

Dominasi kegiatan non-pertanian dan perilaku yang tidak terlalu ditentukan oleh

alam, menjadi cirri kota. Pertumbuhan penduduk ini jelas yang menjadi penyebab

perubahan lingkungan kota. Perubahan lingkungan alami, penggunaan sumber

daya alam yang lebih besar, peningkatan pecemaran udara, peningkatan limbah

pada tantara lain memang disebabkan oleh adanya perumbuhan penduduk tersebut

(Renwarinet al., 2002).

Apabila masyara kat tidak peduli terhadap sampah di wilayah pesisir,

maka akan berdampak buruk. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dan

dibuang ke saluran air dapat menimbulkan berbagai masalah, termasuk

mempengaruhi kualitas air, membahayakan tumbuhan dan hewan, serta

mencemari ruang luar yang kita gunakan sebagai tempat p ariwisata dan rekreasi.

Sampah plastik sangat memprihatinkan karena kecenderungannya untuk bertahan

di lingkungan, penggunaan, dan pembuangannya. Selain itu, sampah mengurangi

nilai estetika dan rekreasi dari destinasi tepi laut karena sampah yang terdampar di

pantai dapat menyebabkan kerusakan pada kapal jika material tersebut membuat

baling-baling kusut atau menyumbat kapal (Aftandilian, 2024).Penumpukan

sampah plastik di pantai dapat berdampak negatif terhadap perekonomian suatu

negara, satwa liar, serta kesejahteraan fisik dan psikologis masyarakat(National

Research Council1994).
3

B. Gambaran Umum Lokasi

Kampung bakau merupakan lokasi pengambilan data untuk praktikum

mata kuliah manajemen sumber daya perairan. Kampung bakau merupakan salah

satu kawasan wisata kuliner yang terletak ditengah kota kendari, sehingga sering

dikunjungi pada siang hinggah malam hari.

Gambar 1. Lokasi Praktek Lapang (Kampung Bakau)


Sumber : (Google Earth 2024)

C. Jenis-Jenis Aktivitas yang Teridentifikasi

Adapun jenis aktivitas yang teridetifikasi disekitar kampung bakau yaitu :

1. Wisata Mangrove

2. Cafe Bakau

3. Rumah Makan Bakau


4

II. IDENTIFIKASI AKTIVITAS

Disekitar lokasi praktikum tepatnya di Kampung Bakau terdapat

berbagai aktivitas, berdasarkan praktikum yang dilakukan pada hari Rabu, 10

Januari 2024, didapatkan hasil kegiatan yang teridentifikasi sebagai berikut :

Tabel 1. Identifikasi Aktivitas


No Aktivitas Dampak Positif Dampak Negatif
1. Wisata Sebagai habitat organisme Kurangnya kesadaran
mangrove yang hidup diperairan teluk wisatawan dalam menjaga ke
kendari, dan sebagai salah bersihan disekitar kawasan ek
satu penahan abrasi pantai. osistem mangrove.

2. Cafe bakau Sebagai salah satu tempat Dengan adanya cafe bakau ini
kuliner yang ada di kota sebagian dapat merusak dari
kendari yaitu Cafe kampung pada ekosistem mangrove
Bakau. serta pembuangan limbah
organik dan cair ke perairan
yang akan mencemari
lingkungan.

3. Rumah Meningkatkan perekonomia Limbah industri yang


makan bakau n masyarakat disekitar kamp terdapat dikampung bakau lan
ung bakau. gsung mengalir ke perairan te
luk kendari sehingga menyeb
abkan pencemaran lingkunga
n dan rusaknya ekosistem
yang ada di perairan.

Berikut penjelasan terkait dampak positif dan negative bagi masyarakat

dari aktivitas yang teridentifikasi disekitar lokasi kampung bakau adalah sebagai

berikut:

A. Wisata Mangrove

Disekitaran lokasi praktek tepatnya di kampung bakau terdapat aktivitas

Wisata Mangrove yang menimbulkan dampak positif dan negative bagi

masyarakat yang bermukim disekitaran lokasi. Adapun dampak positif bagi


5

masyarakat dari Wisata Mangrove Sebagai habitat organisme yang hidup

diperairan teluk kendari, dan sebagai salah satu penahan abrasi pantai. Sedangkan

dampak negatif yaitu Kurangnya kesadaran Wisatawan dalam menjaga kebersihan

di sekitar kawasan ekosistem mangrove.

B. Cafe Bakau

Adanya café bakau yang teridentifikasi disekitaran kampung bakau

menimbulkan dampak positif dan negatif bagi masyarakat. Salah satu dampak

positif yang ditimbulkan yaitu sebagai salah satu tempat kuliner. Adapun dampak

negatifnya adalah berupa pembuangan limbah organik dan cair ke perairan yang

akan mencemari lingkungan serta dapat merusak ekosistem mangrove.

C. Rumah Makan Bakau

Dampak dari aktivitas yang teridentifikasi disekitaran kendari beach

adalah Rumah Makan. Dampak positif bagi masyarakat dari kegiatan tersebut

adalah meningkatkan perekonomian masyarakat disekitar kampung bakau.

Adapun dampak negatif yaitu limbah industri yang terdapat dikampung bakau

langsung mengalir ke perairan teluk kendari sehingga menyebabkan pencemaran

lingkungan dan rusaknya ekosistem yang ada di perairan.


6

III. PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan dari berbagai jenis kegiatan

masyarakat di Kampun Bakau, maka perlu dilakukan pemecahan masalah terkait

kegiatan- kegiatan tersebut.

A. Wisata Mangrove

Solusi untuk masalah banyaknya sampah plastik yang dibuang ke

perairan adalah dengan kesadaran dari tiap pengunjung yang datang ke wisata

mangrove untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat terutama di

perairan. Sampah sebaiknya dikumpulkan terlebih dahulu kemudian dibuang ke

pembuangan sampah agar tidak mencemari lingkungan perairan laut. Selain itu,

pemerintah juga harus menegaskan peraturan mengenai larangan membuang

limbah (sampah plastik) ke lingkungan perairan baik berupa poster larangan

pembuangan sampah. Sebagaimana telah diatur dalam UU nomor 32 tahun 2009

pada pasal 104 dalam Ridwansyah (2017), bahwa setiap orang yang melakukan

pembuangan limbah atau bahan ke media lingkungan hidup tanpa izin dapat

dikenakan sanksi pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling banyak

3 miliar rupiah, agar masyarakat maupun pengunjung tidak membuang sampah

secara sembarangan lagi terutama di perairan.

B. Cafe Bakau

Masalah terhadap adanya kafe bakau solusinya adalah dengan membuat

banyak tempat sampah yang diletakkan di tiap kafe bakau agar pengunjung dan

pemilik usaha tidak membuang sampah sembarangan dan lokasi tempat kafe
7

bakau perlu dilakukan pendekatan AMDAL agar mencegah dari pencemaran dan

kerusakan lingkungan. Berdasarkan Undang Undang nomor 32 tahun 2009 pasal

25 dalam Hasibuan (2016), bahwa rincian dokumen amdal meliputi pengkajian

dampak rencana usaha dan/atau kegiatan; evaluasi kegiatan di sekitar lokasi

rencana usaha dan/atau kegiatan; saran masukan serta tanggapan masyarakat

terkena dampak langsung yang relevan terhadap rencana usaha dan/atau

kegiatan.Pemerintah juga harus memberikan instruksi kepada tiap pemilik kafe

bakau untuk tidak membuangan sampahnya disembarang tempat dan setelah

berjualan agar membersihkan tempatnya.

C. Rumah Makan Bakau

Solusi yang perlu dilakukan terhadap adanya usaha rumah makan adalah

dengan memberikan pemahaman kepada pemilik rumah makan mengenai

pentingnya kebersihan. Sehingg tidak membuang limbah rumah tangga baik

berupa sisa makanan, minyak goreng maupun limbah cair sisa cuci piring ke

perairan yang pada akhirnya akan merugikan masyarakat itu sendiri, baik dengan

menyaring limbah atau dengan membuat septik tank, sesuai dengan Peraturan

Daerah nomor 1 tahun 2019 dalam Dharmawan (2017), tentang pengelolaan air

limbah.
8

IV. PENUTUP

A. Simpulan

Jenis-jenis aktivitas yang teridetifikasi sekitar Kampung Bakau yaitu

Wisata Mangrove, Cafe Bakau, Rumah Makan Bakau.

B. Saran

1. Rekomendasi Bagi Pemerintah

Aktivitas yang terjadi di sekitaran kampung bakau menimbulkan

dampak sehingga ada beberapa upaya yang perlu dilakukan, antara lain :

a. Dibutuhkannya peran pemerintah untuk mendesain peraturan tentang

pengelolaan limbah di kawasan kampung bakau.

b. Memperhatikan selalu kondisi disekitaran kampung bakau terutama dalam

pengelolaan limbah cair dan sampah plastic.

c. Menyediakan tempat sampah di setiap tempat umum terutama disekitaran

kampung bakau.

2. Rekomendasi Bagi Masyarakat

Selain rekomendasi untuk pemerintah, ada juga rekomendasi bagi

masyarakat dalam perlindungan kawasan kampung bakau yakni menumbuhkan

rasa peduli terhadap lingkungan terutama dalam permasalahan sampah dan

pencemaran air.
9

DAFTAR PUSTAKA

Aftandilian, D. (2024). 11 Blue Theology and Water Torah People of Faith Caring
for Marine Wildlife. Animals and Religion.
Dharmawan, A. A. N. 2017. Perizinan Pembuangan Limbah Cair. Universitas
Brawijaya. Malang.
Hasibuan, R. 2016. Analisis Dampak Limbah/Sampah Rumah Tangga Terhadap
Pencemaran Lingkungan Hidup. Jurnal Ilmiah Advokasi. Vol. IV(1):
42 52.
Higgins, Karen. "Water Scarcity: What History Teaches Us About Water
Resource Management." The Transdisciplinary Journal of
Management (2023).
Loucks, D. P., Stakhiv, E. Z., & Martin, L. R. (2000). Sustainable water resources
management. Journal of water resources planning and
management, 126(2), 43-47.
National Research Council. (1994). Environmental science in the coastal zone:
Issues for further research. National Academies Press.
Ridwansyah, M. 2017. Pengaturan Tindak Pidana Dalam Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Tinjauan Fiqh Al- Bi’ah). Jurnal Hukum dan Peradilan.Vol.
VI(2): 173–188.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai