Anda di halaman 1dari 20

PENCEMARAN AIR DI SUNGAI

BANJARMASIN
Mata Kuliah: Isu Strategis dan Tata Lingkungan

Disusun oleh:
Brando Timothy Rengkung (18021102033)

Dosen Pengajar:
Dr.Ir. TONDOBALA LINDA DEA
CYNTHIA ERLITA VIRGIN WUISANG ST, M.UrbHabMgt,

JURUSAN ARSITEKTUR
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................1

1.1.DESKRIPSI TOPIK......................................................................................................1
1.2. DESKRIPSI KASUS.....................................................................................................1
1.2.1. PENCEMARAN AIR.........................................................................................1
1.2.2. PENCEMARAN SUNGAI DI INDONESIA.....................................................3
1.3.PERMASALAHAN.......................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................7

2.1.KAJIAN PUSTAKA......................................................................................................7

BAB III......................................................................................................................................9

3.1.DAMPAK PENCEMARAN SUNGAI........................................................................9


3.1.1. Dampak pencemaran air terhadap kehidupan biota air........................................9
3.1.2. Dampak negatif pencemaran air terhadap kualitas air tanah...............................9
3.1.3. Dampak pencemaran air terhadap kesehatan......................................................9
3.1.4. Akibat pencemaran air terhadap estetika lingkungan........................................10
3.1.5. Kerusakan Rantai Makanan..............................................................................10
3.2.FAKTOR PENYEBAB PENCEMARAN AIR SUNGAI........................................11

BAB IV.....................................................................................................................................12

4.1.DILEMA DAN HAMBATAN PEMULIHAN KUALITAS AIR............................12


4.2.PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN.................................................................14
BAB V......................................................................................................................................14
5.1.SOLUSI PERMASALAHAN....................................................................................14
5.2.KEBIJAKAN PENUNJANG SOLUSI.....................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18
BAB I

1.1. DESKRIPSI TOPIK

Sungai merupakan aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-
menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Air dalam sungai umumnya terkumpul dari
presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah dan di beberapa negara
tertentu juga berasal dari lelehan es atau salju.

Gambar 1. Ilustrasi Sungai

Sungai menjadi wadah aktivitas utama masyarakat zaman dahulu hingga sekarang,
utamanya dalam bidang perdagangan dan transportasi. Sungai-sungai yang membelah kota
berupa banjarmasin, diupayakan sebagai magnet ekonomi, khususnya pariwisata. Sungai
adalah salah satu sumber daya alam utama yang dijadikan oleh masyarakat indonesia terutama
Banjarmasin sebagai kebutuhan perdagangan.

1.2. DESKRIPSI KASUS


1.2.1. PENCEMARAN AIR

Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat atau komponen lain ke


dalam perairan. Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi
dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga
sumber air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa polusi air adalah penyebab terkemuka
di dunia untuk kematian dan penyakit.
1|Page
Gambar 2. Sungai yang Tercemar Limbah Domestik

Limbah pemukiman mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang dihasilkan


oleh daerah pemukiman atau rumah tangga. Limbah pemukiman ini bisa berupa sampah
organik berupa kayu, daun dan sebagainya, serta sampah nonorganik berupa plastik, logam,
dan deterjen. Limbah pertanian dapat berupa segala bahan pencemar yang dihasilkan aktifitas
pertanian seperti penggunaan pestisida dan pupuk. Sedangkan limbah industri dapat berupa
segala bahan pencemar yang dihasilkan aktifitas industri yang sering menghasilkan bahan
berbahaya dan beracun.

Memasuki akhir abad 20 dan awal abad 21 sungai mulai tercemar. Banyak faktor yang
menyebabkan sungai tersebut tercemar, salah satu faktor utamanya adalah manusia atau
pengguna sungai itu sendiri. Meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia
ditambah para imigran yang berdatangan membuat keperluan bangunan tempat tinggal maupun
bangunan usaha banyak didirikan. Hal ini membuat aktivitas di perkotaan bertambah dan
kelalaian baik dari menjaga kebersihan lingkungan maupun mentaati peraturan pun dilakukan.
Bangunan-bangunan untuk tempat tinggal maupun perdagangan mulai berdiri di pinggiran
sungai, sehingga peraturan tentag jarak antara bangunan dengan sungai (garis sempadan
sungai) sudah tidak ditaati lagi oleh masyarakat.

2|Page
1.2.2. PENCEMARAN SUNGAI DI INDONESIA

Pencemaran sungai semakin hari semakin menjadi permasalahan yang memprihatinkan


di Indonesia sebagaimana pencemaran udara dan pencemaran tanah. Mendapatkan air bersih
yang tidak tercemar bukan hal yang mudah lagi. Bahkan pada sungai-sungai di lereng
pegunungan sekalipun. Pencemaran air dapat diartikan sebagai suatu perubahan keadaan di
suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Perubahan ini mengakibatkan menurunnya kualitas air hingga ke tingkat yang
membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya. Pencemaran air di
Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh aktifitas manusia yang meninggalkan limbah
pemukiman, limbah pertanian, dan limbah industri termasuk pertambangan.

Gambar 3. Sungai Tercemar Limbah Permukiman

Asian Development Bank (2008) pernah menyebutkan pencemaran air di Indonesia


menimbulkan kerugian Rp 45 triliun per tahun. Biaya yang akibat pencemaran air ini mencakup
biaya kesehatan, biaya penyediaan air bersih, hilangnya waktu produktif, citra buruk
pariwisata, dan tingginya angka kematian bayi. Dampak lainnya yang tidak kalah merugikan
dari pencemaran air adalah terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman
hayati. Air yang tercemar dapat mematikan berbagai organisme yang hidup di air.

3|Page
1.3.PERMASALAHAN

Walau dikenal dengan Kota Sungai, kondisi sungai di Banjarmasin ternyata sudah
masuk dalam kategori gawat darurat. Karena berdasarkan penelitian Dinas Lingkungan Hidup
(DLH) Banjarmasin air sungai sudah di ambang batas pencemaran berat. Kepala Bidang
Pengawasan DLH Banjarmasin, Wahyu Hardi Canyono mengatakan dengan jelas bahwa
semua yang ada di Banjarmasin bagus kecuali baku mutu air sungai. Beberapa parameter
sungai telah melampaui penghitungan kualitas air seperti BOD (Biological Oxygen Demand),
COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solid), merkuri, hingga kadar E-
Coli.

Gambar 4. “Kota Seribu Sungai” Banjarmasin

Pada 2018 lalu, DLH telah melakukan pemantauan 10 titik sungai yang umumnya
merupakan urat nadi kehidupan masyarakat Banjarmasin, seperti Sungai Pekapuran, Pemutus,
Antasari, Martapura, Barito, Kuin, Surgi Mufti dan Kelayan. Dari hasil monitoring lanjutan,
penurunan kualitas air Sungai Banjarmasin disebabkan oleh posisi sungai yang terbilang cukup
strategis. Sungai di Banjarmasin yang berada di daerah hilir, demikian membuat sungai itu
menerima bahan bahan tercemar dari dari hulu sungai.

4|Page
Gambar 5. Sungai Banjarmasin yang Tercemar Limbah Domestik

Kualitas air yang buruk juga otomatis berpengaruh pada kehidupan masyarakat Kota
Banjarmasin, sebab di antara sungai yang tercemar berat tadi umumnya merupakan urat nadi
induk dari sungai. Hal itu menyikapi masyarakat Banjarmasin sering melakukan aktivitas di
sekitar sungai, seperti mandi, cuci, kakus atau MCK. Bahkan untuk hewan biota air, jika
kelamaan berada di sungai tercemar maka juga akan berpengaruh tentang keberadaan jenisnya.

Di antara sungai-sungai tadi, DLH menyebutkan hanya sungai Alalak yang memiliki
kadar keasaman atau pH air rata rata masih normal.

Selain pencemaran yang terjadi akibat limbah domestik, ada juga kasus pencemaran air
sungai akibat pembuangan oli. Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin, Kalimantan
Selatan, menemukan adanya oli yang mencemari Sungai Martapura. Pencemaran ditemukan
dalam inspeksi mendadak yang berlangsung pada 9 Januari, 2020. Dalam pemeriksaan itu,
petugas menemukan oli tercecer di permukaan dan pinggir Sungai Martapura. "Karena pada
dasarnya B3 itu bukan untuk dibuang ke sungai tapi dikelola yang baik. Dikhawatirkan
mengganggu biota di Sungai," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin
Mukhyar yang ikut dalam inspeksi.

5|Page
Gambar 6. Penemuan Oli dalam Inspeksi di Sungai Martapura

Mukhyar mengatakan, inspeksi ke Sungai Martapura dilakukan setelah ada informasi


dari masyarakat. "Ada keluhan dari warga mengenai keberadaan oli. Bahkan oli yang tadi
sampai menyisakan di lanting Siring Tendean karena terbawa pasang air sungai, juga nyaris
membuat mereka tergelincir," kata Mukhyar. Pada Sabtu malamnya kami tinjau ke lokasi.
Sedangkan hasilnya ternyata memang benar ada indikasi bahwa pembuangan limbah B3 ke
sungai, " sambungnya. Tidak lama dari inspeksi yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup
Banjarmasin, Direktorat Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan mendatangi
sebuah bangunan dekat aliran Sungai Martapura. Dalam bangunan yang tertelak di Jalan
Piere Tendean Banjarmasin itu, ditemukan beberapa drum oli. Terlihat ceceran oli di halaman
belakang bangunan tersebut.

Polisi menduga, tumpahan oli di bangunan ini telah mengalir ke drainase hingga
akhirnya mencemari Sungai Martapura. "Sebuah rumah diduga melakukan penimbunan dan
pembuangan B3 (Bahan berbahaya dan beracun) ke sungai Martapura. Sehingga atas tindakan
tersebut kemudian telah mencemari sungai," kata Kanit I Subdit IV Tipiter Ditkrimsus Polda
Kalsel, Kompol Ajie Lukman Hidayat

6|Page
BAB II

2.1. KAJIAN PUSTAKA

Aktivitas membuang limbah ke sungai sudah dilakukan warga sekitar bantaran sungai
selama bertahun-tahun, sehingga membuang sampah dan kotoran ke sungai bukan kisah baru.
Kebiasaan tersebut bukan hanya terjadi di wilayah Banjarmasin, tetapi hampir merata di semua
daerah di Indonesia. Oleh karena itu tidak jarang terjadi penumpukan dan penyumbatan sampah
di sejumlah titik pada sungai kota di Indonesia. Namun demikian, kondisi tersebut tetap
dibiarkan dan jarang dibersihkan, baik oleh petugas Dinas Kebersihan atau Dinas Pekerjaan
Umum, maupun masyarakat. Dengan demikian sampah tersebut kelak mengalir ke hilir
bersama banjir pada musim hujan.

Adanya kebiasan warga membuang sampah ke sungai, salah satunya disebabkan


adanya kehidupan masyarakat Indonesia yang cenderung membelakangi sungai. Hal ini terlihat
dari permukiman penduduk yang ada di sisi kiri dan kanan Sungai, nyaris tidak ada yang
menghadap ke sungai, tetapi membelakangi sungai. Kondisi tersebut secara tidak langsung
memposisikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah. Sungai kemudian dipandang
sebagai kawasan yang tidak bernilai ekonomis, sehingga tidak perlu ditata dan dibersihkan.
Bahkan, pembangunan rumah yang terletak di alur sungai pun tetap dibiarkan tumbuh dan
berkembang. Hasil penelitian Kementerian Negara Lingkungan Hidup bekerjasama dengan
JICA (2007) pada beberapa kota di Indonesia memperlihatkan bahwa 30 persen penduduk yang
tinggal dalam jarak 10 meter dengan sungai melakukan pembuangan sampah ke sungai.
Sementara itu tidak ada penduduk yang tinggal dengan jarak lebih dari 50 meter dari sungai
melakukan pembuangan sampah ke sungai.

Ciri- ciri fisik sendiri merupakan ciri- ciri dari air yang bisa dilihat oleh mata telanjang
kita dan dirasakan oleh panca indera secara langsung. Adapun beberapa ciri fisik dari air yang
menandai bahwa air tersebut tercemar antara lain sebagai berikut:

 Berwarna atau tidak jernih

Ciri utama dari air yang tercemar adalah memiliki warna atau air tersebut tidak jernih.
Warna air yang sesungguhnya adalah bening sebening kristal. Nah apabila kita menemukan air
yang memiliki warna tertentu maka kemungkinan air tersebut tercemar. Namun hal ini bukan
berarti setiap air yang berwarna selalu tercemar. Tercemar disini dalam artian tidak disengaja
untuk diberikan warna. Warna yang membuat air menjadi tidak jernih ini bisa berasal dari

7|Page
aktivitas makhluk hidup maupun dari bahan- bahan kimia yang telah tumpah di dalam air
sehingga mengakibatkan air tersebut ikut berwarna dan tidak jernih.

 Berbau

Ciri- ciri kedua yang dimiliki oleh air yang tercemar adalah air tersebut berbau. Berbau
dapat diartikan berbau yang tidak sedap mekipun terkadang juga berbau yang sedap bagi
manusia (misalnya wangi karena bahan kimia). Air yang berbau berarti air tersebut telah
terkontaminasi oleh bahan- bahan kimia dari sisa pengolahan suatu barang maupun berasal dari
aktivitas- aktivitas organisme yang ada di dalam air sehingga mengakibatkan air memiliki bau
yang tidak enak.

 Berasa

Ciri- ciri ketiga dari air yang tercemar adalah memiliki rasa. Rasa yang dimiliki oleh air yang
tercemar tentu saja rasa yang tidak enak bagi manusia. Rasa yang dimiliki oleh air tercemar ini
berasal dari bahan- bahan yang telah mencemari air tersebut dan bercampur ke dalam air
sehingga air ini memiliki rasa yang tidak enak

Kegiatan pembuangan sampah ke sungai umumnya dilakukan oleh penduduk yang tinggal
atau beraktivitas di sekitaran sungai. Oleh karena itu, prioritas untuk mengurangi jumlah
sampah yang dibuang ke sungai ditekankan pada masyarakat yang tinggal dan/atau beraktivitas
di dekat sungai.

Terbatasnya upaya pengendalian pencemaran sungai oleh sampah dan diperparah dengan
rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan serta kurangnya penegakan hukum bagi
pelanggar pencemaran lingkungan. Diperlukan pendekatan yang komprehensif dan holistik
bagi penanggulangan pencemaran sungai oleh sampah, agar dapat dipertahankan kualitas
lingkungan perairan yang baik. Pemerintah juga hendaknya mengeluarkan kebijakan yang pada
dasarnya merangsang penduduk untuk melakukan pengelolaan sampah dengan pendekatan 3R
(Reduce, Reuse dan Recycle)

8|Page
BAB III

3.1.DAMPAK PENCEMARAN SUNGAI

Dampak negatif dari pencemaran air sangat merugikan baik dari segi ekonomi,
juga terhadap nilai ekologi, dan sosial budaya sehingga memerlukan upaya pemulihan kondisi
air yang tercemar. Bila kondisi air yang tercemar dibiarkan (tanpa upaya pemulihan) akan
menyebabkan semakin tingginya komponen biaya pengolahan.

3.1.1. Dampak pencemaran air terhadap kehidupan biota air

Banyaknya zat pada pencemaran air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar
oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.

Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air limbah secara alamiah
yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Panas dari industri juga akan
membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan terlebih
dahulu.

3.1.2. Kerusakan Rantai Makanan

Dampak pencemaran air juga merusak tatanan rantai makanan alami yang selama ini
berlangsung dalam ekosistem air. Polutan seperti timbal yang dimakan oleh ikan kecil akan
terbawa pada tingkat trofik selanjutnya. Ikan – ikan besar, kerang, dan tingkat trofik di atasnya
juga akan terikut merasakan dampak dari polutan yang dimakan oleh ikan kecil

3.1.3. Dampak negatif pencemaran air terhadap kualitas air tanah

Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi
dalam skala yang luas. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran
tersebut. Dengan tercemarnya kualitas tanah tersebut, kualitas dari tumbuh – tumbuhan yang
akan ditanam oleh masyarakat maupun bertumbuh dengan sendirinya di sekitaran sungai
tersebut nantinya juga akan terganggu dan tidak dapat bertumbuh dengan baik

Dengan pertumbuhan tumbuh – tumbuhan dan tanaman yang terganggu di sekitar


sungai yang tercemar tersebut, penghasilan sumber daya alami dapat terganggu. tanaman yang
seharusnya dapat berbuah dengan baik jika berada di tanah yang berkualitas baik nantinya akan
9|Page
gagal berbuah serta pohon yang tumbuh di tanah yang tercemar nantinya bisa memiliki kualitas
kayu yang buruk dimana hal – hal ini dapat berdampak buruk pada ekonomi masyarakat yang
memperdayakan tumbuhan sebagai sumber penghasilan

Selain mempengaruhi ekonomi masyarakat lewat menurunnya kualitas tumbuhan, hal


ini juga dapat menurunkan daya tarik serta nilai sebagai tujuan parawisata lokasi tersebut
dimana kualitas tanah dan keragaman tumbuhan dan tanaman unik yang dapat bertumbuh di
tempat itu tersebut akan hilang

3.1.4. Dampak pencemaran air terhadap kesehatan


 Merembesnya air septic tank yang mengandung bibit penyakit dalam bentuk bakteri
dan virus dari kotoran manusia dan hewan ke sumur-sumur dangkal yang digunakan
manusia sebagai sumber air minum.
 Pembuangan air limbah dari rumah tangga hingga industri yang menyumbangkan
patogen berbahaya bagi saluran air termasuk bakteri aman termasuk kolera, giardia,
dan tifus serta virus-virus berbahaya lainya seperti hepatitis dan polio.
 Unsur logam berat, pestisida dan air raksa yang mencemari air kemudian di masuk
kedalam tubuh hewan serta diserap tumbuhan sehingga menjadikan sumber makanan
manusia ini telah tercemar.
 Pengolahan sumber air baku yang sudah tidak maksimal sehingga airnya masih
mengandung polutan dan akan menyebabkan penyakit kulit bila digunakan untuk
membersihkan badan hingga keracunan saat diminum.

3.1.5. Akibat pencemaran air terhadap estetika lingkungan

Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka
perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat
disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau
lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan. Dengan terjadinya hal tersebut, telah
dikatakan tadi dapat mengurangi nilai parawisata yang berpengaruh terhadap ekonomi tempat
tersebut.

10 | P a g e
3.2.FAKTOR PENYEBAB PENCEMARAN AIR SUNGAI

Air yang tercemar disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor penyebab pencemaran air
ini bisa berasal dari manusia maupun dari alam itu sendiri.

 Limbah Permukiman

Faktor pencemaran air yang pertama adalah sampah. Sampah adalah bahan- bahan yang
sudah diambil manfaatnya oleh manusia sehingga tersisa yang tidak ada manfaatnya. Sampah
dibedakan menjadi dua yaitu sampah organik dan non organik. Sampah organik adalah sampah
hijau yang mudah untuk diuraikan, sementara sampah non organik biasanya berupa sampah
plastik yang sulit untuk diuraikan. Sampah jumlahnya ada banyak sekali di dunia. Setiap hari
manusia memproduksi sampah. Sampah yang mencemari air tidak hanya sampah- sampah
yang dibuang ke saluran air saja, namun juga sampah- sampah yang dibuang ke tanah,
bertumpuk sehingga air dari sampah tersebut akan meresap ke tanah kemudian mencemari
sumber air tanah atau sumber air di daerah tersebut.

 Limbah Industri

Pencemaran air tingkat besar disebabkan oleh limbah perindustrian. Perusahaan yang
mengolah atau memproduksi suatu produk biasanya juga menghasilkan limbah. limbah cair
yang diabuang ke laut atau sungai secara langsung tanpa mengolahnya terlebih dahulu akan
menyebabkan pencemaran air sungai atau laut sehingga menyebabkan seluruh sumber air
masyarakat menjadi tercemar. Akibatnya masyarakat akan menuai dampak dari pencemaran
tersebut.

 Pertambangan

Pertambangan juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pencemaran air.
Bagaimanapun pengolahan berbagai barang tambang akan berdampak bagi kualitas air baik
secara langsung ke air meupun secara tidak langsung melalui udara yang kemudian akan turun
ke tanah dan juga ke perairan. Salah satu tambang yang demikian adalah pertambangan
batubara. Asap yang tercemar akan turun ke air dan menyebabkan air ikut tercemar.

 Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan

Penggunaan bahan peledak atau pukat harimau untuk menangkap ikan tidak hanya akan
membuat ekosostem terumbu karang atau ekosistem laut menjadi rusak porak poranda, namun
juga akan menyumbangkan pencemaran bagi air laut. Tidak hanya ikan besar saja yang mati,

11 | P a g e
namun ikan- ikan kecil juga akan ikut mati. Akibatnya tidak akan banyak ikan yang
meneruskan perjalanan rantai makanan di laut karena banyak ikan yang sudah mati.

 Limbah Peternakan

Peternakan juga turut menyumbangkan bahan pencemar bagi air. Limbah yang
dihasilkan dari peternakan seperti kotoran ternak dan sisa makanan ternak apabila langsung
dibuang ke air maka air tersebut akan tercemar khususnya air sungai. Maka dari itulah
dibutuhkan sistem pengolahan khusus untuk hal semacam ini.

 Limbah pertanian

Penyebab pencemaran air selanjutnya adalah limbah dari sektor pertanian. Hal ini
berkaitan dengan penggunaan pestisida maupun pupuk kimia yang digunakan untuk
pemeliharaan tanaman serta potongan- potongan tanaman hasil pertanian. Limbah ini akan
mencemari sumber air dan bahkan bisa berbahaya bagi masyarakat saat mengonsumsinya.

 Tumpahan minyak

Tumpahnya minyak di air menjadi pencemar yang sangat buruk baik di sungai maupun
laut. Seperti kasus yang telah dibahas sebelumnya dimana tumpahan oli di bangunan yang telah
mengalir ke drainase hingga akhirnya mencemari Sungai Martapura.hal ini akan menyebabkan
banyak ikan yang memiliki habitat di sungai mati.

 Perusakan Hutan

Perusakan hutan dan pembuangan ranting- ranting dan dedaunan akan menyebabkan
sumber air menjadi tercemar dimana serpihan kayu – kayu kecil yang terbuang ke sungai dapat
dengan tidak disengaja termakan oleh ikan ikan yang mengakibatkan populasi biota di sungai
tersebut terancam. Ada juga dimana kasus kerusakan hutan akibat kebakaran dimana kayu yang
terbakar serta abu yang akhirnya turun ke sungai dapat mencemari kualitas sungai.

BAB IV

4.1.DILEMA DAN HAMBATAN PEMULIHAN KUALITAS AIR

Berikut terdapat beberapa hambatan – hambatan serta dilema yang didapatkan dalam
pelaksanaan pengendalian pencemaran air adalah

12 | P a g e
 Pertambahan Jumlah Penduduk

Pertambahan penduduk yang sebarannya tidak merata menjadi salah satu faktor
penyebab ketimpangan neraca air di berbagai pilau. Menurut sensus penduduk pada Juni 2000,
penduduk Indonesia jumlahnya sudah mencapai 206,26 juta jiwa. Sekalipun tingkat
pertumbuhan penduduk dapat ditekan dari 1,97% pada dekade 1980-1990 menjadi sebesar
1,49% pada tahun 2000, penduduk indonesia pada tahun 2020 diperkirakan menjadi 280 juta
jiwa, hal ini akan menyebabkan keperluan air minum maupun keperluan bahan produksi
meningkat pesat. Jika masyarakat tidak menjaga sumber daya air yang ada maka akan
menyebabkan krisis air yang berkepanjangan dikarenakan tercemarnya sungai.

 Perilaku Masyarakat Pengguna Sumber Daya Air

Perbedaan masyarakat pada era akhir abad 20 dengan masyarakat pada era awal abad
21 sangatlah berbeda. Jumlah penduduk pada era akhir abad 20 masih sangatlah sedikit dan
masih belum terjadinya baby boom atau ledakan penduduk, masyarakat dahulu masih
memanfaatkan sumber daya air dengan baik dan belum menyalahgunakan sumber daya
tersebut maupun mencemari hingga tidak layak pakai. Pada era sekarang masyarakat memiliki
aktivitas yang sangat padat dan membuat banyaknya faktor-faktor yang menyebabkan
masyarakat tidak memanfaatkan sungai dengan baik. Jumlah penduduk yang besar ditambah
makanan kemasan yang memicu sampah, limbah rumah tangga, memaksa masyarakat
menjadikan sungai sebagai peristirahatan terakhir limbah tersebut.

 Mengurangnya lahan untuk permukiman

Pengan bertambahnya dengan cepat pertumbuhan penduduk ditambah dengan


mengurangnya lahan yang dapat dijadikan sebagai permukiman untuk penduduk, msyarakat
yang tadinya tidak terbagi lahan untuk mendirikan hunian terpaksa mencari tempat yang
kosong serta memiliki sumber air yang dekat serta yaitu pinggiran sungai dimana hal ini
didukung dengan kemiskinan penduduk tidak berkemampuan yang tidak menjamin mereka
mampu membayar sewa rumah atau lahan untuk jangka panjang. Mengingat masyarakat
miskin banyak yang tidak memiliki jaminan. Dengan terjadinya peristiwa tersebut, pelanggaran
akan peraturan sempadan sungai pun terjadi dimana hambatan yang ditemui pemerintah
selanjutnya berhubungan dengan sikap penduduk.

 Pengabaian Edukasi Tentang pencemaran air

Hambatan yang ditemui pemerintah dalam menanggulangi pencemaran sungai ada


dalam pelaksanaan upaya edukatif atau yang sering disebut penyuluhan kepada masyarakat
13 | P a g e
(edukasi) adalah masyarakat setempat terkadang lebih berat memanfaatkan waktu untuk
bekerja daripada mendengarkan penyuluhan sehingga tiap upaya dan protokol yang seharusnya
dapat memulihkan keadaan dan kualitas air akhirnya terabaikan

4.2.PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PENGELOLAAN DAN


PERLINDUNGAN
Perlu adanya pengarahan dari lembaga-lembaga pemerintah yang menaungi masyarakat
agar dapat mencintai lingkungan dan menjaga agar tidak terjadinya krisis air yang layak pakai
baik sebagai air minum maupun sebagai bahan produk. Berhubungan dengan pencemaran
alam, presiden sebenarnya sudah membuat suatu lembaga yang bertujuan mengawasi serta
mengatasi masalah pencemaran alam yang terdapat dalam Keputusan Presiden Republik
Indonesia nomor 196 tahun 1998 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.

Badan pengendalian dampak lingkungan, selanjutnya dalam keputusan presiden ini disebut
bapedal adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada presiden dan dalam pelaksanaan tugas operasionalnya dikoordinasikan oleh
menteri negara lingkungan hidup (Pasal 1).

Bapedal mempunyai tugas menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan


pembangunan di bidang pengendalian dampak lingkungan hidup yang meliputi pencegahan
dan penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan serta pemulihan kualitas
lingkungan hidup dalam penyusunan kebijaksanaan teknis dan program pengendalian dampak
lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (pasal 2).

BAB V

5.1.SOLUSI PERMASALAHAN
 Pelaksanaan pendekatan R3 (reduce, reuse, recycle)

Sebenarnya pengendalian pencemaran air dapat dimulai dari diri sendiri. Dalam
keseharian, warga dapat mengurangi pencemaran air dengan cara mengurangi jumlah timbulan
sampah (reduce) setiap harinya. Selain itu, juga mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai
(reuse) sampah tersebut. Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air yang
dikibatkan oleh sampah, antara lain dengan membangun fasilitas pengolahan sampah, termasuk
air limbah (leachate) yang ramah lingkungan serta dioperasikan dan dipelihara dengan baik

14 | P a g e
 Menggunakan Kompos dan Pupuk Organik

Cara menanggulangi pencemaran air yang selanjutnya bisa dengan penggunaan kompos
dan pupuk organik yang dapat mengurangi pencemaran air oleh nitrat dan fosfat. Kompos dan
pupuk organik pun dapat memulihkan kandungan mineral yang berada di dalam tanah juga
dapat memperbaiki struktur dan mencegah eutrofikasi.

 Mengolah dan membuang limbah rumah tangga dengan tepat

Mencegah masalah pencemaran air juga bisa dilakukan dengan menerapkan beberapa
kebiasaan baik. Salah satunya dengan mengolah serta membuang limbah rumah tangga dengan
tepat. Hindari membuang sampah rumah tangga ke sungai atau danau karena hal tersebut bisa
mengganggu keberlangsungan ekosistem di lingkungan itu sendiri.

Detergen merupakan salah satu limbah domestik yang mengandung banyak zat kimia
yang sulit terurai sehingga berisiko menyebabkan pencemaran air. Oleh sebab itu, dalam
menggunakan detergen untuk mencuci pakaian, ada baiknya Anda mengelola penggunaannya
dengan baik. Selain itu, pilih pula detergen yang sisa zat kimianya bisa terurai alias ramah
lingkungan.

 Menciptakan jalur hijau untuk mempertahankan area resapan air

Penanggulangan pencemaran air dapat dilaksanakan dengan melakukan upaya untuk


mempertahankan area resapan air tanah. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu hal yang
bisa dilakukan adalah dengan melakukan penghijauan atau reboisasi. Dengan solusi tersebut,
akan tercipta jalur hijau yang bermanfaat menjaga pola resapan air. Akhirnya, risiko bencana
seperti banjir bisa dihindari.

 Mengolah limbah cair dari industri atau pabrik

Pabrik atau industri merupakan salah satu sumber penyebab pencemaran air. Oleh
karena itu, mengelola limbah cair yang dialirkan ke sungai atau lainnya adalah hal yang penting
untuk diperhatikan. Anda sendiri bisa menetralkan, mengendapkan, atau menyaring limbah
tersebut sebelum dialirkan ke sungai, danau, atau bahkan laut.

 Menangkap ikan dengan cara alami

Biasanya orang yang lebih mengutamakan hasil instan dalam mencari ikan akan
memanfaatkan bahan peledak untuk mendapatkan banyak hasil tangkapan. Namun, hal ini
bukanlah cara yang tepat karena bahan peledak mengandung berbagai zat kimia berbahaya

15 | P a g e
yang bisa tertinggal di air dan memicu pencemaran air. Kontribusi dalam upaya
penanggulangan polusi air dapat dicapai menggunakan cara alami dalam menangkap ikan,
yakni menggunakan jala atau pancing.

 Membuat perencanaan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)

Penerapkan perencanaan AMDAL dengan baik wajib dipertimbangkan ketika


melakukan pembangunan berskala besar seperti pembangunan kawasan industri. Dengan
mendapatkan analisis dampak lingkungan dari pembangunan industri tersebut, pihak yang
membangun industri terkait bisa menerapkan upaya penanggulangan yang tepat agar tidak
terjadi pencemaran air.

 Membuat penampungan limbah (septic tank)

Baik rumah tangga maupun perkantoran harus memiliki bak penampungan limbah atau
septic tank yang memadai. Dengan begitu, masalah pencemaran air oleh limbah buangan setiap
harinya bisa teratasi. Selain itu, penanggulangan pencemaran air dengan septic tank atau bak
penampungan limbah ini juga perlu diterapkan untuk area khusus seperti rumah sakit dan
kawasan peternakan.

5.2.KEBIJAKAN PENUNJANG SOLUSI

Pengendalian dan penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui


Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian
Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-
instansi. Salah satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian
pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH). Program ini merupakan
upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala
menengah dan besar, serta dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban pencemaran
dari sumber-sumber lainnya. Program ini juga berusaha untuk menata permukiman di bantaran
sungai dengan melibatkan masyarakat setempat (KLH, 2004).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang perairan di Indonesia ,


Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, Pasal 15 Ayat 1 berbicara tentang
Penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air yang dilakukan oleh Pemerintah
yang di dalamnya terdapat pemerintah propinsi dan kabupaten kota meliputi pula program kerja

16 | P a g e
pengendalian pencemaran air dan pemulihan kualitas air secara berkesinambungan.
(PeraturanPemerintahanNomor82 2001)

Berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 pada Pasal 30 yang berbicara
mengenai Informasi mengenai pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yang
dimaksud dapat berupa data, keterangan, atau informasi lain yang berkenaan dengan
pengelolaan kualitas air dan atau pengendalian pencemaran air yang menurut sifat dan
tujuannya memang terbuka untuk diketahui masyarakat, seperti dokumen analisis mengenai
dampak lingkungan hidup, laporan dan evaluasi hasil pemantauan air, baik pemantauan
penaatan maupun pemantauan perubahan kualitas air, dan rencana tata ruang.
(PeraturanPemerintahanNomor82 2001).

Selain itu ada juga Peraturan Pemerintah 47 tahun 1997 tentang tata ruang nasional
yang menunjukkan standar garis sempadan sungai adala sebagai berikut:

 10 – 15 meter untuk kawasan permukiman


 50-100 meter untuk diluar kawasan permukiman

Uraian tersebut menunjukan bahwa terdapat cukup banyak peraturan untuk menjaga
lingkungan hidup. Permasalahannya kembali pada pola pikir dan pengetahuan masyarakat
tentang lingkungan dan sumber daya alam yang belum memadai. Sering kali peraturan tersebut
diabaikan karena tingkat kepedulian terhadap lingkungan yang masih rendah.

17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Studi Kasus Pencemaran Air Sungai Teluk Dalam Banjarmasin Akibat Limbah Domestik

Upaya Pengendalian Pencemaran Sungai yang Diakibatkan oleh Sampah, D.Indrawati

https://rri.co.id/daerah/695599/pencemaran-sungai-di-banjarmasin-masuk-dalam-kategori-
berat

https://regional.kompas.com/read/2020/01/09/19214611/sungai-martapura-di-kalimantan-
selatan-tercemar-oli?page=all.

http://nanosmartfilter.com/dampak-pencemaran-air-terhadap-
lingkungan/#:~:text=PENCEMARAN%20AIR%20DI%20LINGKUNGAN%20SEKITAR,ak
ibat%20hujan%20asam%2C%20dan%20sebagainya.

https://intanfauzi.com/dampak-pencemaran-air/

https://ilmugeografi.com/bencana-alam/faktor-penyebab-pencemaran-air

https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/5180/kp1961998.htm

https://rri.co.id/daerah/695599/pencemaran-sungai-di-banjarmasin-masuk-dalam-kategori-
berat

https://regional.kompas.com/read/2020/01/09/19214611/sungai-martapura-di-kalimantan-
selatan-tercemar-oli?page=all.

http://www.koran-jakarta.com/solusi-inovatif-atasi-pencemaran-sungai/

https://www.literasipublik.com/pencemaran-air-dan-dampak-buruknya-terhadap-lingkungan

http://www.blog.yukiwaterfilter.com/2019/04/11/dampak-pencemaran-air-bagi-kehidupan/

18 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai