BANJARMASIN
Mata Kuliah: Isu Strategis dan Tata Lingkungan
Disusun oleh:
Brando Timothy Rengkung (18021102033)
Dosen Pengajar:
Dr.Ir. TONDOBALA LINDA DEA
CYNTHIA ERLITA VIRGIN WUISANG ST, M.UrbHabMgt,
JURUSAN ARSITEKTUR
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................1
1.1.DESKRIPSI TOPIK......................................................................................................1
1.2. DESKRIPSI KASUS.....................................................................................................1
1.2.1. PENCEMARAN AIR.........................................................................................1
1.2.2. PENCEMARAN SUNGAI DI INDONESIA.....................................................3
1.3.PERMASALAHAN.......................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................7
2.1.KAJIAN PUSTAKA......................................................................................................7
BAB III......................................................................................................................................9
BAB IV.....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18
BAB I
Sungai merupakan aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-
menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Air dalam sungai umumnya terkumpul dari
presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah dan di beberapa negara
tertentu juga berasal dari lelehan es atau salju.
Sungai menjadi wadah aktivitas utama masyarakat zaman dahulu hingga sekarang,
utamanya dalam bidang perdagangan dan transportasi. Sungai-sungai yang membelah kota
berupa banjarmasin, diupayakan sebagai magnet ekonomi, khususnya pariwisata. Sungai
adalah salah satu sumber daya alam utama yang dijadikan oleh masyarakat indonesia terutama
Banjarmasin sebagai kebutuhan perdagangan.
Memasuki akhir abad 20 dan awal abad 21 sungai mulai tercemar. Banyak faktor yang
menyebabkan sungai tersebut tercemar, salah satu faktor utamanya adalah manusia atau
pengguna sungai itu sendiri. Meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia
ditambah para imigran yang berdatangan membuat keperluan bangunan tempat tinggal maupun
bangunan usaha banyak didirikan. Hal ini membuat aktivitas di perkotaan bertambah dan
kelalaian baik dari menjaga kebersihan lingkungan maupun mentaati peraturan pun dilakukan.
Bangunan-bangunan untuk tempat tinggal maupun perdagangan mulai berdiri di pinggiran
sungai, sehingga peraturan tentag jarak antara bangunan dengan sungai (garis sempadan
sungai) sudah tidak ditaati lagi oleh masyarakat.
2|Page
1.2.2. PENCEMARAN SUNGAI DI INDONESIA
3|Page
1.3.PERMASALAHAN
Walau dikenal dengan Kota Sungai, kondisi sungai di Banjarmasin ternyata sudah
masuk dalam kategori gawat darurat. Karena berdasarkan penelitian Dinas Lingkungan Hidup
(DLH) Banjarmasin air sungai sudah di ambang batas pencemaran berat. Kepala Bidang
Pengawasan DLH Banjarmasin, Wahyu Hardi Canyono mengatakan dengan jelas bahwa
semua yang ada di Banjarmasin bagus kecuali baku mutu air sungai. Beberapa parameter
sungai telah melampaui penghitungan kualitas air seperti BOD (Biological Oxygen Demand),
COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solid), merkuri, hingga kadar E-
Coli.
Pada 2018 lalu, DLH telah melakukan pemantauan 10 titik sungai yang umumnya
merupakan urat nadi kehidupan masyarakat Banjarmasin, seperti Sungai Pekapuran, Pemutus,
Antasari, Martapura, Barito, Kuin, Surgi Mufti dan Kelayan. Dari hasil monitoring lanjutan,
penurunan kualitas air Sungai Banjarmasin disebabkan oleh posisi sungai yang terbilang cukup
strategis. Sungai di Banjarmasin yang berada di daerah hilir, demikian membuat sungai itu
menerima bahan bahan tercemar dari dari hulu sungai.
4|Page
Gambar 5. Sungai Banjarmasin yang Tercemar Limbah Domestik
Kualitas air yang buruk juga otomatis berpengaruh pada kehidupan masyarakat Kota
Banjarmasin, sebab di antara sungai yang tercemar berat tadi umumnya merupakan urat nadi
induk dari sungai. Hal itu menyikapi masyarakat Banjarmasin sering melakukan aktivitas di
sekitar sungai, seperti mandi, cuci, kakus atau MCK. Bahkan untuk hewan biota air, jika
kelamaan berada di sungai tercemar maka juga akan berpengaruh tentang keberadaan jenisnya.
Di antara sungai-sungai tadi, DLH menyebutkan hanya sungai Alalak yang memiliki
kadar keasaman atau pH air rata rata masih normal.
Selain pencemaran yang terjadi akibat limbah domestik, ada juga kasus pencemaran air
sungai akibat pembuangan oli. Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin, Kalimantan
Selatan, menemukan adanya oli yang mencemari Sungai Martapura. Pencemaran ditemukan
dalam inspeksi mendadak yang berlangsung pada 9 Januari, 2020. Dalam pemeriksaan itu,
petugas menemukan oli tercecer di permukaan dan pinggir Sungai Martapura. "Karena pada
dasarnya B3 itu bukan untuk dibuang ke sungai tapi dikelola yang baik. Dikhawatirkan
mengganggu biota di Sungai," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin
Mukhyar yang ikut dalam inspeksi.
5|Page
Gambar 6. Penemuan Oli dalam Inspeksi di Sungai Martapura
Polisi menduga, tumpahan oli di bangunan ini telah mengalir ke drainase hingga
akhirnya mencemari Sungai Martapura. "Sebuah rumah diduga melakukan penimbunan dan
pembuangan B3 (Bahan berbahaya dan beracun) ke sungai Martapura. Sehingga atas tindakan
tersebut kemudian telah mencemari sungai," kata Kanit I Subdit IV Tipiter Ditkrimsus Polda
Kalsel, Kompol Ajie Lukman Hidayat
6|Page
BAB II
Aktivitas membuang limbah ke sungai sudah dilakukan warga sekitar bantaran sungai
selama bertahun-tahun, sehingga membuang sampah dan kotoran ke sungai bukan kisah baru.
Kebiasaan tersebut bukan hanya terjadi di wilayah Banjarmasin, tetapi hampir merata di semua
daerah di Indonesia. Oleh karena itu tidak jarang terjadi penumpukan dan penyumbatan sampah
di sejumlah titik pada sungai kota di Indonesia. Namun demikian, kondisi tersebut tetap
dibiarkan dan jarang dibersihkan, baik oleh petugas Dinas Kebersihan atau Dinas Pekerjaan
Umum, maupun masyarakat. Dengan demikian sampah tersebut kelak mengalir ke hilir
bersama banjir pada musim hujan.
Ciri- ciri fisik sendiri merupakan ciri- ciri dari air yang bisa dilihat oleh mata telanjang
kita dan dirasakan oleh panca indera secara langsung. Adapun beberapa ciri fisik dari air yang
menandai bahwa air tersebut tercemar antara lain sebagai berikut:
Ciri utama dari air yang tercemar adalah memiliki warna atau air tersebut tidak jernih.
Warna air yang sesungguhnya adalah bening sebening kristal. Nah apabila kita menemukan air
yang memiliki warna tertentu maka kemungkinan air tersebut tercemar. Namun hal ini bukan
berarti setiap air yang berwarna selalu tercemar. Tercemar disini dalam artian tidak disengaja
untuk diberikan warna. Warna yang membuat air menjadi tidak jernih ini bisa berasal dari
7|Page
aktivitas makhluk hidup maupun dari bahan- bahan kimia yang telah tumpah di dalam air
sehingga mengakibatkan air tersebut ikut berwarna dan tidak jernih.
Berbau
Ciri- ciri kedua yang dimiliki oleh air yang tercemar adalah air tersebut berbau. Berbau
dapat diartikan berbau yang tidak sedap mekipun terkadang juga berbau yang sedap bagi
manusia (misalnya wangi karena bahan kimia). Air yang berbau berarti air tersebut telah
terkontaminasi oleh bahan- bahan kimia dari sisa pengolahan suatu barang maupun berasal dari
aktivitas- aktivitas organisme yang ada di dalam air sehingga mengakibatkan air memiliki bau
yang tidak enak.
Berasa
Ciri- ciri ketiga dari air yang tercemar adalah memiliki rasa. Rasa yang dimiliki oleh air yang
tercemar tentu saja rasa yang tidak enak bagi manusia. Rasa yang dimiliki oleh air tercemar ini
berasal dari bahan- bahan yang telah mencemari air tersebut dan bercampur ke dalam air
sehingga air ini memiliki rasa yang tidak enak
Kegiatan pembuangan sampah ke sungai umumnya dilakukan oleh penduduk yang tinggal
atau beraktivitas di sekitaran sungai. Oleh karena itu, prioritas untuk mengurangi jumlah
sampah yang dibuang ke sungai ditekankan pada masyarakat yang tinggal dan/atau beraktivitas
di dekat sungai.
Terbatasnya upaya pengendalian pencemaran sungai oleh sampah dan diperparah dengan
rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan serta kurangnya penegakan hukum bagi
pelanggar pencemaran lingkungan. Diperlukan pendekatan yang komprehensif dan holistik
bagi penanggulangan pencemaran sungai oleh sampah, agar dapat dipertahankan kualitas
lingkungan perairan yang baik. Pemerintah juga hendaknya mengeluarkan kebijakan yang pada
dasarnya merangsang penduduk untuk melakukan pengelolaan sampah dengan pendekatan 3R
(Reduce, Reuse dan Recycle)
8|Page
BAB III
Dampak negatif dari pencemaran air sangat merugikan baik dari segi ekonomi,
juga terhadap nilai ekologi, dan sosial budaya sehingga memerlukan upaya pemulihan kondisi
air yang tercemar. Bila kondisi air yang tercemar dibiarkan (tanpa upaya pemulihan) akan
menyebabkan semakin tingginya komponen biaya pengolahan.
Banyaknya zat pada pencemaran air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar
oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air limbah secara alamiah
yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Panas dari industri juga akan
membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan terlebih
dahulu.
Dampak pencemaran air juga merusak tatanan rantai makanan alami yang selama ini
berlangsung dalam ekosistem air. Polutan seperti timbal yang dimakan oleh ikan kecil akan
terbawa pada tingkat trofik selanjutnya. Ikan – ikan besar, kerang, dan tingkat trofik di atasnya
juga akan terikut merasakan dampak dari polutan yang dimakan oleh ikan kecil
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi
dalam skala yang luas. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran
tersebut. Dengan tercemarnya kualitas tanah tersebut, kualitas dari tumbuh – tumbuhan yang
akan ditanam oleh masyarakat maupun bertumbuh dengan sendirinya di sekitaran sungai
tersebut nantinya juga akan terganggu dan tidak dapat bertumbuh dengan baik
Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka
perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat
disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau
lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan. Dengan terjadinya hal tersebut, telah
dikatakan tadi dapat mengurangi nilai parawisata yang berpengaruh terhadap ekonomi tempat
tersebut.
10 | P a g e
3.2.FAKTOR PENYEBAB PENCEMARAN AIR SUNGAI
Air yang tercemar disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor penyebab pencemaran air
ini bisa berasal dari manusia maupun dari alam itu sendiri.
Limbah Permukiman
Faktor pencemaran air yang pertama adalah sampah. Sampah adalah bahan- bahan yang
sudah diambil manfaatnya oleh manusia sehingga tersisa yang tidak ada manfaatnya. Sampah
dibedakan menjadi dua yaitu sampah organik dan non organik. Sampah organik adalah sampah
hijau yang mudah untuk diuraikan, sementara sampah non organik biasanya berupa sampah
plastik yang sulit untuk diuraikan. Sampah jumlahnya ada banyak sekali di dunia. Setiap hari
manusia memproduksi sampah. Sampah yang mencemari air tidak hanya sampah- sampah
yang dibuang ke saluran air saja, namun juga sampah- sampah yang dibuang ke tanah,
bertumpuk sehingga air dari sampah tersebut akan meresap ke tanah kemudian mencemari
sumber air tanah atau sumber air di daerah tersebut.
Limbah Industri
Pencemaran air tingkat besar disebabkan oleh limbah perindustrian. Perusahaan yang
mengolah atau memproduksi suatu produk biasanya juga menghasilkan limbah. limbah cair
yang diabuang ke laut atau sungai secara langsung tanpa mengolahnya terlebih dahulu akan
menyebabkan pencemaran air sungai atau laut sehingga menyebabkan seluruh sumber air
masyarakat menjadi tercemar. Akibatnya masyarakat akan menuai dampak dari pencemaran
tersebut.
Pertambangan
Pertambangan juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pencemaran air.
Bagaimanapun pengolahan berbagai barang tambang akan berdampak bagi kualitas air baik
secara langsung ke air meupun secara tidak langsung melalui udara yang kemudian akan turun
ke tanah dan juga ke perairan. Salah satu tambang yang demikian adalah pertambangan
batubara. Asap yang tercemar akan turun ke air dan menyebabkan air ikut tercemar.
Penggunaan bahan peledak atau pukat harimau untuk menangkap ikan tidak hanya akan
membuat ekosostem terumbu karang atau ekosistem laut menjadi rusak porak poranda, namun
juga akan menyumbangkan pencemaran bagi air laut. Tidak hanya ikan besar saja yang mati,
11 | P a g e
namun ikan- ikan kecil juga akan ikut mati. Akibatnya tidak akan banyak ikan yang
meneruskan perjalanan rantai makanan di laut karena banyak ikan yang sudah mati.
Limbah Peternakan
Peternakan juga turut menyumbangkan bahan pencemar bagi air. Limbah yang
dihasilkan dari peternakan seperti kotoran ternak dan sisa makanan ternak apabila langsung
dibuang ke air maka air tersebut akan tercemar khususnya air sungai. Maka dari itulah
dibutuhkan sistem pengolahan khusus untuk hal semacam ini.
Limbah pertanian
Penyebab pencemaran air selanjutnya adalah limbah dari sektor pertanian. Hal ini
berkaitan dengan penggunaan pestisida maupun pupuk kimia yang digunakan untuk
pemeliharaan tanaman serta potongan- potongan tanaman hasil pertanian. Limbah ini akan
mencemari sumber air dan bahkan bisa berbahaya bagi masyarakat saat mengonsumsinya.
Tumpahan minyak
Tumpahnya minyak di air menjadi pencemar yang sangat buruk baik di sungai maupun
laut. Seperti kasus yang telah dibahas sebelumnya dimana tumpahan oli di bangunan yang telah
mengalir ke drainase hingga akhirnya mencemari Sungai Martapura.hal ini akan menyebabkan
banyak ikan yang memiliki habitat di sungai mati.
Perusakan Hutan
Perusakan hutan dan pembuangan ranting- ranting dan dedaunan akan menyebabkan
sumber air menjadi tercemar dimana serpihan kayu – kayu kecil yang terbuang ke sungai dapat
dengan tidak disengaja termakan oleh ikan ikan yang mengakibatkan populasi biota di sungai
tersebut terancam. Ada juga dimana kasus kerusakan hutan akibat kebakaran dimana kayu yang
terbakar serta abu yang akhirnya turun ke sungai dapat mencemari kualitas sungai.
BAB IV
Berikut terdapat beberapa hambatan – hambatan serta dilema yang didapatkan dalam
pelaksanaan pengendalian pencemaran air adalah
12 | P a g e
Pertambahan Jumlah Penduduk
Pertambahan penduduk yang sebarannya tidak merata menjadi salah satu faktor
penyebab ketimpangan neraca air di berbagai pilau. Menurut sensus penduduk pada Juni 2000,
penduduk Indonesia jumlahnya sudah mencapai 206,26 juta jiwa. Sekalipun tingkat
pertumbuhan penduduk dapat ditekan dari 1,97% pada dekade 1980-1990 menjadi sebesar
1,49% pada tahun 2000, penduduk indonesia pada tahun 2020 diperkirakan menjadi 280 juta
jiwa, hal ini akan menyebabkan keperluan air minum maupun keperluan bahan produksi
meningkat pesat. Jika masyarakat tidak menjaga sumber daya air yang ada maka akan
menyebabkan krisis air yang berkepanjangan dikarenakan tercemarnya sungai.
Perbedaan masyarakat pada era akhir abad 20 dengan masyarakat pada era awal abad
21 sangatlah berbeda. Jumlah penduduk pada era akhir abad 20 masih sangatlah sedikit dan
masih belum terjadinya baby boom atau ledakan penduduk, masyarakat dahulu masih
memanfaatkan sumber daya air dengan baik dan belum menyalahgunakan sumber daya
tersebut maupun mencemari hingga tidak layak pakai. Pada era sekarang masyarakat memiliki
aktivitas yang sangat padat dan membuat banyaknya faktor-faktor yang menyebabkan
masyarakat tidak memanfaatkan sungai dengan baik. Jumlah penduduk yang besar ditambah
makanan kemasan yang memicu sampah, limbah rumah tangga, memaksa masyarakat
menjadikan sungai sebagai peristirahatan terakhir limbah tersebut.
Badan pengendalian dampak lingkungan, selanjutnya dalam keputusan presiden ini disebut
bapedal adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada presiden dan dalam pelaksanaan tugas operasionalnya dikoordinasikan oleh
menteri negara lingkungan hidup (Pasal 1).
BAB V
5.1.SOLUSI PERMASALAHAN
Pelaksanaan pendekatan R3 (reduce, reuse, recycle)
Sebenarnya pengendalian pencemaran air dapat dimulai dari diri sendiri. Dalam
keseharian, warga dapat mengurangi pencemaran air dengan cara mengurangi jumlah timbulan
sampah (reduce) setiap harinya. Selain itu, juga mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai
(reuse) sampah tersebut. Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air yang
dikibatkan oleh sampah, antara lain dengan membangun fasilitas pengolahan sampah, termasuk
air limbah (leachate) yang ramah lingkungan serta dioperasikan dan dipelihara dengan baik
14 | P a g e
Menggunakan Kompos dan Pupuk Organik
Cara menanggulangi pencemaran air yang selanjutnya bisa dengan penggunaan kompos
dan pupuk organik yang dapat mengurangi pencemaran air oleh nitrat dan fosfat. Kompos dan
pupuk organik pun dapat memulihkan kandungan mineral yang berada di dalam tanah juga
dapat memperbaiki struktur dan mencegah eutrofikasi.
Mencegah masalah pencemaran air juga bisa dilakukan dengan menerapkan beberapa
kebiasaan baik. Salah satunya dengan mengolah serta membuang limbah rumah tangga dengan
tepat. Hindari membuang sampah rumah tangga ke sungai atau danau karena hal tersebut bisa
mengganggu keberlangsungan ekosistem di lingkungan itu sendiri.
Detergen merupakan salah satu limbah domestik yang mengandung banyak zat kimia
yang sulit terurai sehingga berisiko menyebabkan pencemaran air. Oleh sebab itu, dalam
menggunakan detergen untuk mencuci pakaian, ada baiknya Anda mengelola penggunaannya
dengan baik. Selain itu, pilih pula detergen yang sisa zat kimianya bisa terurai alias ramah
lingkungan.
Pabrik atau industri merupakan salah satu sumber penyebab pencemaran air. Oleh
karena itu, mengelola limbah cair yang dialirkan ke sungai atau lainnya adalah hal yang penting
untuk diperhatikan. Anda sendiri bisa menetralkan, mengendapkan, atau menyaring limbah
tersebut sebelum dialirkan ke sungai, danau, atau bahkan laut.
Biasanya orang yang lebih mengutamakan hasil instan dalam mencari ikan akan
memanfaatkan bahan peledak untuk mendapatkan banyak hasil tangkapan. Namun, hal ini
bukanlah cara yang tepat karena bahan peledak mengandung berbagai zat kimia berbahaya
15 | P a g e
yang bisa tertinggal di air dan memicu pencemaran air. Kontribusi dalam upaya
penanggulangan polusi air dapat dicapai menggunakan cara alami dalam menangkap ikan,
yakni menggunakan jala atau pancing.
Baik rumah tangga maupun perkantoran harus memiliki bak penampungan limbah atau
septic tank yang memadai. Dengan begitu, masalah pencemaran air oleh limbah buangan setiap
harinya bisa teratasi. Selain itu, penanggulangan pencemaran air dengan septic tank atau bak
penampungan limbah ini juga perlu diterapkan untuk area khusus seperti rumah sakit dan
kawasan peternakan.
16 | P a g e
pengendalian pencemaran air dan pemulihan kualitas air secara berkesinambungan.
(PeraturanPemerintahanNomor82 2001)
Berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 pada Pasal 30 yang berbicara
mengenai Informasi mengenai pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yang
dimaksud dapat berupa data, keterangan, atau informasi lain yang berkenaan dengan
pengelolaan kualitas air dan atau pengendalian pencemaran air yang menurut sifat dan
tujuannya memang terbuka untuk diketahui masyarakat, seperti dokumen analisis mengenai
dampak lingkungan hidup, laporan dan evaluasi hasil pemantauan air, baik pemantauan
penaatan maupun pemantauan perubahan kualitas air, dan rencana tata ruang.
(PeraturanPemerintahanNomor82 2001).
Selain itu ada juga Peraturan Pemerintah 47 tahun 1997 tentang tata ruang nasional
yang menunjukkan standar garis sempadan sungai adala sebagai berikut:
Uraian tersebut menunjukan bahwa terdapat cukup banyak peraturan untuk menjaga
lingkungan hidup. Permasalahannya kembali pada pola pikir dan pengetahuan masyarakat
tentang lingkungan dan sumber daya alam yang belum memadai. Sering kali peraturan tersebut
diabaikan karena tingkat kepedulian terhadap lingkungan yang masih rendah.
17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Studi Kasus Pencemaran Air Sungai Teluk Dalam Banjarmasin Akibat Limbah Domestik
https://rri.co.id/daerah/695599/pencemaran-sungai-di-banjarmasin-masuk-dalam-kategori-
berat
https://regional.kompas.com/read/2020/01/09/19214611/sungai-martapura-di-kalimantan-
selatan-tercemar-oli?page=all.
http://nanosmartfilter.com/dampak-pencemaran-air-terhadap-
lingkungan/#:~:text=PENCEMARAN%20AIR%20DI%20LINGKUNGAN%20SEKITAR,ak
ibat%20hujan%20asam%2C%20dan%20sebagainya.
https://intanfauzi.com/dampak-pencemaran-air/
https://ilmugeografi.com/bencana-alam/faktor-penyebab-pencemaran-air
https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/5180/kp1961998.htm
https://rri.co.id/daerah/695599/pencemaran-sungai-di-banjarmasin-masuk-dalam-kategori-
berat
https://regional.kompas.com/read/2020/01/09/19214611/sungai-martapura-di-kalimantan-
selatan-tercemar-oli?page=all.
http://www.koran-jakarta.com/solusi-inovatif-atasi-pencemaran-sungai/
https://www.literasipublik.com/pencemaran-air-dan-dampak-buruknya-terhadap-lingkungan
http://www.blog.yukiwaterfilter.com/2019/04/11/dampak-pencemaran-air-bagi-kehidupan/
18 | P a g e