SUNGAI DI INDONESIA
Mata Kuliah: Isu Strategis dan Tata Lingkungan
Disusun oleh:
Brando Timothy Rengkung (18021102033)
Dosen Pengajar:
Dr.Ir. TONDOBALA LINDA DEA
CYNTHIA ERLITA VIRGIN WUISANG ST, M.UrbHabMgt,
JURUSAN ARSITEKTUR
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
BAB I
1.1. SUNGAI
Sungai merupakan aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-
menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Air dalam sungai umumnya terkumpul dari
presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah dan di beberapa negara
tertentu juga berasal dari lelehan es atau salju.
Sungai menjadi wadah aktivitas utama masyarakat zaman dahulu hingga sekarang,
utamanya dalam bidang perdagangan dan transportasi. Sungai-sungai yang membelah kota
berupa banjarmasin, diupayakan sebagai magnet ekonomi, khususnya pariwisata. Sungai
adalah salah satu sumber daya alam utama yang dijadikan oleh masyarakat indonesia terutama
Banjarmasin sebagai kebutuhan perdagangan.
Pencemaran air di Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh aktifitas manusia yang
meninggalkan limbah pemukiman, limbah pertanian, dan limbah industri termasuk
pertambangan. Limbah pemukiman mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang
dihasilkan oleh daerah pemukiman atau rumah tangga. Limbah pemukiman ini bisa berupa
sampah organik berupa kayu, daun dan sebagainya, serta sampah nonorganik berupa plastik,
logam, dan deterjen. Limbah pertanian dapat berupa segala bahan pencemar yang dihasilkan
aktifitas pertanian seperti penggunaan pestisida dan pupuk. Sedangkan limbah industri dapat
berupa segala bahan pencemar yang dihasilkan aktifitas industri yang sering menghasilkan
bahan berbahaya dan beracun.
Asian Development Bank (2008) pernah menyebutkan pencemaran air di Indonesia
menimbulkan kerugian Rp 45 triliun per tahun. Biaya yang akibat pencemaran air ini mencakup
biaya kesehatan, biaya penyediaan air bersih, hilangnya waktu produktif, citra buruk
pariwisata, dan tingginya angka kematian bayi. Dampak lainnya yang tidak kalah merugikan
dari pencemaran air adalah terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman
hayati. Air yang tercemar dapat mematikan berbagai organisme yang hidup di air.
Memasuki akhir abad 20 dan awal abad 21 sungai mulai tercemar. Banyak faktor yang
menyebabkan sungai tersebut tercemar, salah satu faktor utamanya adalah manusia atau
pengguna sungai itu sendiri. Meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia
ditambah para imigran yang berdatangan membuat keperluan bangunan tempat tinggal maupun
bangunan usaha banyak didirikan. Hal ini membuat aktivitas di perkotaan bertambah dan
kelalaian baik dari menjaga kebersihan lingkungan maupun mentaati peraturan pun dilakukan.
TIRTO.ID(APRIL, 2017) Dalam artikel yang berjudul “Suramnya Mutu Air Sungai
Indonesia ” mengatakan terdapat 52 sungai di Indonesia berstatus cemar berat. Menyusul
kemudian 20 aliran sungai berstatus cemar sedang hingga cemar berat. Selain itu ada 7 sungai
yang mengalami pencemaran ringan hingga cemar berat. Sisanya ada 21 sungai di Indonesia
yang berstatus memenuhi baku mutu hingga tercemar ringan.
Dampak negatif dari pencemaran air sangat merugikan baik dari segi nilai
(biaya) ekonomi, juga terhadap nilai ekologi, dan sosial budaya sehingga memerlukan upaya
pemulihan kondisi air yang tercemar. Bila kondisi air yang tercemar dibiarkan (tanpa upaya
pemulihan) akan menyebabkan semakin tingginya komponen biaya pengolahan.
Banyaknya zat pada pencemaran air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar
oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air limbah secara alamiah
yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Panas dari industri juga akan
membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan terlebih
dahulu.
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi
dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak
penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka
perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat
disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau
lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan.
Dampak pencemaran air juga merusak tatanan rantai makanan alami yang selama ini
berlangsung dalam ekosistem air. Polutan seperti timbal yang dimakan oleh ikan kecil akan
terbawa pada tingkat trofik selanjutnya. Ikan – ikan besar, kerang, dan tingkat trofik di atasnya
juga akan terikut merasakan dampak dari polutan yang dimakan oleh ikan kecil
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_air
https://www.voaindonesia.com/a/pencemaran-sungai-yang-kian-terabaikan/5056275.html
https://tirto.id/suramnya-mutu-air-sungai-indonesia-cmnr
https://lokadata.id/artikel/seperempat-desa-di-indonesia-terdampak-pencemaran-sungai
https://nationalgeographic.grid.id/read/13305060/air-sungai-di-indonesia-tercemar-berat
https://www.literasipublik.com/pencemaran-air-dan-dampak-buruknya-terhadap-lingkungan
http://nanosmartfilter.com/dampak-pencemaran-air-terhadap-
lingkungan/#:~:text=PENCEMARAN%20AIR%20DI%20LINGKUNGAN%20SEKITAR,ak
ibat%20hujan%20asam%2C%20dan%20sebagainya.
http://www.blog.yukiwaterfilter.com/2019/04/11/dampak-pencemaran-air-bagi-kehidupan/
https://intanfauzi.com/dampak-pencemaran-air/